Anda di halaman 1dari 91

STRATEGI MENGHADAPI

SP2DK DAN PEMERIKSAAN


PAJAK

Oleh :
Sabar L Tobing SE., MM., Ak., CA., CTL., CTAP., BKP.
Founder CEO Hive Five
Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau
keterangan (SP2DK)
SP2DK singkatan dari Surat Permintaan
Penjelasan atas Data dan/atau keterangan
(SP2DK). Dalam hal ini, SP2DK pajak
adalah surat yang diberikan oleh DJP kepada
Wajib Pajak (WP) karena adanya kewajiban
yang belum dipenuhi atau belum sesuai
dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
Fungsi SP2DK
Mengapa SP2DK tersebut diberikan?
Pada dasarnya, fungsi SP2DK adalah untuk
memberi kesempatan bagi Wajib Pajak
dalam melakukan self-assesment, dalam
bentuk review maupun klarifikasi terhadap
kewajiban perpajakannya.
Dasar Hukum SP2DK

Dasar Hukum SP2DK adalah Surat Edaran


Dirjen Pajak SE-39/PJ/2015 Tentang
Pengawasan Wajib Pajak dalam Bentuk
Permintaan Penjelasan atas Data Dan/Atau
Keterangan, dan Kunjungan Kepada Wajib
Pajak.
Undang-Undang yang melatarbelakangi
Surat Edaran tersebut adalah:
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Mengenai
“Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan”
2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Mengenai
“Administrasi Pemerintahan”
3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 Mengenai
“Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban
Perpajakan”
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014
Mengenai “Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Pajak”
Contoh SP2DK
Apa yang Harus Dilakukan Apabila
Menerima SP2DK ?
1. Jangan panik
Tetap tenang karena SP2DK bukanlah surat pemeriksaan
pajak, melainkan hanya surat untuk meminta informasi
atau penyesuaian data WP.

2. Baca dengan teliti


Ketika menerima SP2DK, baca baik-baik data atau
informasi yang disampaikan dan ingin dikonfirmasi.
Kemudian, teliti dan pahami dengan baik apakah data-
data yang disampaikan dalam SP2DK tersebut telah
sesuai atau tidak. Jika memang memerlukan informasi
lebih lanjut, WP bisa menghubungi Account
Representative yang tertera dalam SP2DK tersebut.
Apa yang Harus Dilakukan Apabila
Menerima SP2DK ?
3. Siapkan bukti atau keterangan pendukung
Setelah memahami keseluruhan isi SP2DK tersebut, langkah
selanjutnya adalah menyiapkan bukti-bukti atau keterangan pendukung
untuk menjelaskan kondisi WP yang sebenarnya. Sebagai contoh,
misalnya WP membeli sebuah properti, namun melalui pinjaman KPR.
Maka perlu disiapkan dokumen-dokumen yang menunjukkan bahwa
pembelian properti tersebut melalui KPR, bukan dari penghasilan
pribadi.

4. Berikan tanggapan
Ketika sudah memiliki bukti dan dokumen pendukung yang cukup
untuk mengonfirmasi informasi dalam SP2DK tersebut, maka langkah
yang terakhir adalah memberikan tanggapan. Apabila terdapat
ketidaksesuaian data atau keterangan, WP dapat melakukan klarifikasi
dengan menyertakan bukti yang ada. Ada beberapa cara dalam
menyampaikan tanggapan.
Prosedure pemberian tanggapan SP2DK
1.WP dapat menyampaikan tanggapan secara langsung dengan
mendatangi KPP terkait. Jangan lupa membawa bukti atau dokumen
pendukung yang diperlukan untuk proses klarifikasi.

2.WP dapat memberikan tanggapn secara tertulis dengan cara


menyampaikan SPT pembetulan seperti yang tertulis dalam SP2DK
atau sebuah pernyataan tertulis yang berisikan pengakuan atau
penyangkalan dari apa yang termuat dari SP2DK.

3.WP juga bisa menyampaikan tanggapan secara online melalui video


conference. Namun ada beberapa ketentuan yang harus
diperhatikan, diantaranya WP bersedia untuk memberikan
tanggapan melalui video conference dan menandatangani dokumen
yang diperlukan. Kemudian, jika WP tidak memenuhi undangan
video conference, maka tim pajak akan menindaklanjuti data atau
keterangan yang sudah ada lalu membuat kesimpulan serta
memberikan rekomendasi tindak lanjut.
PERATURAN MENTERI
KEUANGAN TENTANG TATA
CARA PEMERIKSAAN PAJAK
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 17/PMK.03/2013 (berlaku
sejak tanggal 1 Februari 2013)

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 184/PMK.03/2015
(berlaku sejak tanggal 30 September 2015)

Melalui PMK 18/2021, pemerintah juga


mengubah beberapa ketentuan mengenai tata
cara pemeriksaan.
Oleh :
SABAR L TOBING
SE.,MM.,Ak.,CA.,CTL.,CTAP.,BKP.
FOUNDER, CEO HIVE FIVE
Sistematika PMK Tata Cara Pemeriksaan

BAB I BAB II BAB III BAB IV

Tujuan Pemeriksaan Pemeriksaan


Umum Untuk Menguji Untuk Tujuan
Pemeriksaan
Kepatuhan Lain

BAB V BAB VI BAB VII BAB VIII

Penyampaian
Kuesioner
Ketentuan Ketentuan Ketentuan
Pemeriksaan Lain-Lain Peralihan Penutup
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan:
Menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti
Yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
Berdasarkan suatu standar pemeriksaan
Untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau
untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.

Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban


01
perpajakan
dan /
atau

Tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan


02
peraturan perundang-undangan perpajakan.
PEMERIKSAAN
MENGUJI KEPATUHAN
PEMENUHAN KEWAJIBAN
PERPAJAKAN
OUTLINE

PEMERIKSAAN MENGUJI KEPATUHAN

Ruang Lingkup, Kriteria, Jenis Pemeriksaan Penyegelan

Standar Pemeriksaan Penolakan Pemeriksaan

Kewajiban dan Kewenangan Pemeriksa Pajak Penjelasan WP dan Pihak Ketiga

Hak dan Kewajiban Wajib Pajak Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan dan


Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
Jangka Waktu Pemeriksaan Pelaporan Hasil Pemeriksaan &
Pengembalian Dokumen
Penyelesaian Pemeriksaan
Pembatalan Hasil Pemeriksaan
Surat Perintah Pemeriksaan (SP2)
Pengungkapan Ketidakbenaran Pengisian SPT Selama
Pemberitahuan/Panggilan Pemeriksaan & Pemeriksaan
Pertemuan dengan Wajib Pajak
Usulan Pemeriksaan Bukper dan
Peminjaman Dokumen Penagguhan Pemeriksaan

Pemeriksaan Ulang
RUANG LINGKUP

Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan


pemenuhan kewajiban perpajakan

Jenis Pajak :
Satu, beberapa, atau seluruh jenis
pajak
Masa/Tahun Pajak :
Satu atau beberapa Masa Pajak,
Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak
dalam tahun-tahun lalu maupun tahun
berjalan
KRITERIA PEMERIKSAAN
Harus WP mengajukan permohonan pengembalian kelebihan
dilakukan pembayaran pajak (Pasal 17B UU KUP)

a SPT LB selain Pasal 17B UU KUP

b WP telah diberikan pengembalian pendahuluan


kelebihan pajak
c SPT Rugi;
Penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi,
Pemeriksaan d pembubaran, atau akan meninggalkan Indonesia untuk
Menguji selama-lamanya;
kepatuhan
Wajib Pajak melakukan perubahan tahun buku atau
e metode pembukuan atau karena dilakukannya
Dapat penilaian kembali aktiva tetap
dilakukan
Tidak menyampaikan atau menyampaikan SPT
f melampaui jangka waktu dalam Surat Teguran yang
terpilih untuk dilakukan pemeriksaan berdasarkan
analisis risiko

g Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan yang


terpilih untuk dilakukan pemeriksaan berdasarkan
analisis risiko
Jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan
Lapangan
Pemeriksaan Pemeriksaan
Restitusi Pasal 17B UU
Rutin
KUP Pemeriksaan
Lapangan

Pemeriksaan
Kantor PENENTUAN JENIS
PEMERIKSAANNYA
Pemeriksaan DIATUR OLEH
Rutin Pemeriksaan DIREKTUR JENDERAL
Pemeriksaan Lapangan
PAJAK
Selain Pasal 17B
UU KUP
Pemeriksaan Pemeriksaan
Khusus Lapangan
Pemeriksaan Restitusi Pasal 17B UU KUP

Dilakukan dengan pemeriksaan kantor dalam hal:

Laporan Keuangan Wajib Pajak untuk Tahun Pajak


01
yang diperiksa diaudit oleh akuntan publik atau
laporan keuangan salah satu Tahun Pajak dari 2 (dua)
Tahun Pajak sebelum Tahun Pajak yang diperiksa
telah diaudit oleh akuntan publik, dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian

02 Wajib Pajak tidak sedang dilakukan Pemeriksaan


Bukti Permulaan, penyidikan atau penuntutan tindak
pidana perpajakan, dan/atau Wajib Pajak dalam 5
(lima) tahun terakhir tidak pernah dipidana karena
melakukan tindak pidana di bidang perpajakan
Standar Pemeriksaan

• Standar Pemeriksaan digunakan sebagai ukuran mutu


Pemeriksaan yang diatur oleh Direktur Jenderal Pajak yang
merupakan capaian minimum yang harus dicapai Pemeriksa
dalam melaksanakan Pemeriksaan
Standar Pemeriksaan

Standar a. Telah mendapat pendidikan dan pelatihan


Umum teknis yang cukup serta memiliki keterampilan
sebagai Pemeriksa Pajak,
b. Menggunakan keterampilannya secara
cermat dan seksama;
Standar c. Jujur dan bersih dari tindakan-tindakan
Pelaksanaan tercela, mengutamakan kepentingan negara;
d. Taat terhadap berbagai ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan

Standar
Pelaporan
Standar Pemeriksaan

Standar
Umum a) Persiapan yang baik, sesuai dg tujuan pemeriksaan
b) Pemeriksaan dilaksanakan dengan melakukan pengujian berdasarkan
metode dan teknik pemeriksaan sesuai dengan program pemeriksaan
(audit program) yang telah disusun
c) Temuan pemeriksaan harus didasarkan pada bukti kompeten yang
cukup dan berdasarkan ketentuan peruu perpajakan;
Standar d) Dilakukan oleh suatu tim pemeriksa pajak yang terdiri dari seorang
supervisor, seorang ketua tim, dan seorang atau lebih anggota tim,
Pelaksanaan dan dalam keadaan tertentu ketua tim dapat merangkap sebagai
anggota tim.
e) Dapat dibantu oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
tertentu, baik yang berasal dari direktorat jenderal pajak, maupun
yang berasal dari instansi di luar direktorat jenderal pajak yang telah
ditunjuk oleh direktur jenderal pajak, sebagai tenaga ahli
Standar f) Dapat dilakukan secara bersama-sama dengan tim pemeriksa dari
Pelaporan instansi lain
g) Dapat dilaksanakan di kantor direktorat jenderal pajak, tempat tinggal
atau tempat kedudukan wajib pajak, tempat kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas wajib pajak, dan/atau atau tempat lain yang
dianggap perlu oleh pemeriksa pajak
h) Dilaksanakan pada jam kerja dan apabila diperlukan dapat dilanjutkan
di luar jam kerja
i) Pelaksanaan pemeriksaan didokumentasikan dalam bentuk kertas
kerja pemeriksaan;
Standar Pemeriksaan

Standar
Umum

a) LHP disusun secara ringkas dan jelas, memuat ruang lingkup atau pos-pos
Standar yang diperiksa sesuai dengan tujuan Pemeriksaan, memuat simpulan
Pemeriksa Pajak yang didukung temuan yang kuat tentang ada atau tidak
Pelaksanaan adanya penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan
perpajakan, dan memuat pula pengungkapan informasi lain yang terkait
dengan Pemeriksaan.
b) Laporan Hasil Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan antara lain mengenai :
1. Penugasan Pemeriksaan;
Standar 2. Identitas Wajib Pajak;
Pelaporan 3. Pembukuan atau pencatatan Wajib Pajak;
4. Pemenuhan kewajiban perpajakan;
5. Data/informasi yang tersedia;
6. Buku dan dokumen yang dipinjam;
7. Materi yang diperiksa;
8. Uraian hasil Pemeriksaan;
9. Ikhtisar hasil Pemeriksaan;
10. Penghitungan pajak terutang;
11. Simpulan dan usul Pemeriksa Pajak.
Kewajiban Pemeriksa

Kewajiban Pemeriksa

1. Menyampaikan surat pemberitahuan pemeriksaan (pemeriksaan lapangan) atau surat panggilan


(pemeriksaan kantor) kepada wajib pajak.
2. Memperlihatkan tanda pengenal pemeriksa pajak dan surat perintah pemeriksaan
3. Memperlihatkan surat yang berisi perubahan tim pemeriksa pajak kepada WP apabila susunan tim
pemeriksa pajak mengalami perubahan;
4. Melakukan pertemuan dengan wajib pajak dalam rangka memberikan penjelasan mengenai:
• Alasan dan tujuan pemeriksaan
• Hak dan kewajiban wajib pajak selama dan setelah pelaksanaan pemeriksaan;
• Hak wajib pajak untuk mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan dengan tim quality
assurance pemeriksaan dalam hal terdapat hasil pemeriksaan yang belum disepakati antara
pemeriksa pajak dengan wajib pajak pada saat pembahasan akhir hasil pemeriksaan;
• Kewajiban dari WP untuk memenuhi permintaan buku, catatan, dan/atau dokumen yang menjadi
dasar pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lainnya, yang akan dipinjam dari WP
Hak Wajib Pajak

1. Meminta kepada pemeriksa pajak untuk memperlihatkan tanda pengenal pemeriksa pajak dan
surat perintah pemeriksaan;
2. Meminta kepada pemeriksa pajak untuk memberikan surat pemberitahuan pemeriksaan
sehubungan dengan pelaksanaan pemeriksaan lapangan;
3. Meminta kepada pemeriksa pajak untuk memperlihatkan surat yang berisi perubahan tim
pemeriksa pajak apabila susunan tim pemeriksa mengalami perubahan;
4. Meminta kepada pemeriksa pajak untuk memberikan penjelasan tentang alasan dan tujuan
pemeriksaan;
5. Menerima surat pemberitahuan hasil pemeriksaan;
6. Menghadiri pembahasan akhir hasil pemeriksaan pada waktu yang telah ditentukan;
7. Mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan dengan tim quality assurance
pemeriksaan, dalam hal masih terdapat hasil pemeriksaan yang belum disepakati antara
pemeriksa pajak dengan wajib pajak pada saat pembahasan akhir hasil pemeriksaan;
8. Memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan pemeriksaan oleh pemeriksa pajak
melalui pengisian kuesioner pemeriksaan.
Wewenang Pemeriksa

Pemeriksaan lapangan
1. Melihat/ meminjam buku atau catatan, dokumen
2. Mengakses dan/atau mengunduh data yang dikelola secara elektronik;
3. Memasuki dan memeriksa tempat atau ruang, yang diduga digunakan untuk menyimpan
buku/catatan /dokumen/uang/barang
4. Meminta kepada wajib pajak untuk memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan
5. Melakukan penyegelan tempat atau ruang tertentu serta barang bergerak dan/atau tidak bergerak;
6. Meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari wajib pajak;
7. Meminta keterangan dan/atau bukti yang diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan
dengan WP melalui kepala UP2

Pemeriksaan Kantor
1. Memanggil WP untuk datang ke kantor DJP
2. Melihat/ meminjam buku atau catatan, dokumen
3. Meminta kepada wajib pajak untuk memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan
4. Meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari wajib pajak
5. Meminjam kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh akuntan publik melalui wajib pajak
6. Meminta keterangan dan/atau bukti yang diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan
dengan WP melalui kepala UP2
Kewajiban Wajib Pajak

Pemeriksaan Lapangan
1. Memperlihatkan/meminjamkan buku, catatan, dokumen.
2. Memberi kesempatan pemeriksa untuk mengakses/mengunduh data elektronik
3. Memberi kesempatan pemeriksa untuk memasuki tempat/ruang yang patut
diduga digunakan sebagai tempat menyimpan buku/catatan/dokumen/uang
/barang.
4. Memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan
5. Menyampaikan tanggapan secara tertulis atas SPHP
6. Memberikan keterangan lisan/tertulis yang diperlukan

Pemeriksaan Kantor

1. Memenuhi panggilan untuk datang menghadiri pemeriksaan


2. Memperlihatkan/meminjamkan catatan/dokumen
3. Memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan
4. Menyampaikan tanggapan secara tertulis atas SPHP
5. Meminjamkan kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh Akuntan Publik
6. Memberikan lisan/tertulis yang diperlukan
Jangka Waktu Pemeriksaan

JANGKA WAKTU PENGUJIAN SPHP


7 Hari
Jangka waktu sejak Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Tanggapan Tertulis
disampaikan/Sejak WP datang memenuhi panggilan
Perpanjangan
s.d. tanggal SPHP disampaikan KANTOR LAPANGAN Penyampaian 3 Hari
4 Bulan + 6 Bulan +
2 Bulan 2 Bulan
Tanggapan Tertulis

3 Hari
JANGKA WAKTU PEMBAHASAN AKHIR DAN PELAPORAN Undangan Pembahasan
Jangka waktu sejak tanggal SPHP disampaikan sampai Akhir
dengan tanggal LHP 2 Bulan
Pembahasan Akhir
Risalah
2 Bulan
Pembahasan
JANGKA WAKTU PEMERIKSAAN 3 hari
Permohonan
Pembahasan
dengan Tim QA
WP K3S MIGAS WP GRUP Pembahasan Tim
QA

INDIKASI TRANSFER PRICING/


TRANSAKSI KHUSUS LAIN (2 BULAN) Panggilan
Penandatanganan BA
KANTOR LAPANGAN 3 Hari
4 Bulan + 6 Bulan + Penandatanganan BA
3x6 Bulan 3x6 Bulan
LHP
Jangka Waktu Pemeriksaan

PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PEMERIKSAAN LAPANGAN

Alasan: a. Pemeriksaan lapangan diperluas ke masa


pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak
lainnya
b. Terdapat konfirmasi atau permintaan data (2 BULAN)
dan/atau keterangan kepada pihak ketiga
c. Ruang lingkup pemeriksaan meliputi seluruh
jenis pajak
d. Berdasarkan pertimbangan kepala UP2

Apabila terkait dengan:

WP K3S MIGAS WP GRUP


3x 6 BULAN
INDIKASI TRANSFER PRICING/ TRANSAKSI
KHUSUS LAIN
Jangka Waktu Pemeriksaan

PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PEMERIKSAAN KANTOR

Alasan: a. Pemeriksaan kantor diperluas ke masa pajak,


bagian tahun pajak, atau tahun pajak lainnya
b. Terdapat konfirmasi atau permintaan data
dan/atau keterangan kepada pihak ketiga (2 BULAN)
c. Ruang lingkup pemeriksaan meliputi seluruh
jenis pajak
d. Berdasarkan pertimbangan kepala UP2

Apabila dalam Pemeriksaan Kantor ditemukan indikasi transaksi


yang terkait dengan transfer pricing dan/atau transaksi khusus
lain yang berindikasi adanya rekayasa transaksi keuangan,
pelaksanaan Pemeriksaan Kantor diubah menjadi Pemeriksaan
Lapangan

Dalam hal dilakukan perpanjangan jangka waktu pengujian


Pemeriksaan Lapangan atau Pemeriksaan Kantor, Kepala UP2
harus menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada
Wajib Pajak
Penyelesaian Pemeriksaan

PENYELESAIAN
PEMERIKSAAN

Menghentikan Membuat LHP


Pemeriksaan Sebagai dasar penerbitan surat
Dengan membuat LHP SUMIR ketetapan pajak dan atau STP
Penyelesaian Pemeriksaan Dengan
Membuat LHP Sumir
A WP Tidak ditemukan/ tidak memenuhi panggilan
WP tidak ditemukan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat
Pemeriksaan Lapangan
Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan diterbitkan

WP tidak memenuhi panggilan Pemeriksaan dalam jangka waktu 4 (empat) bulan sejak
Pemeriksaan Kantor
tanggal Surat Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan diterbitkan

B Pemeriksaan ditangguhkan, karena ditindaklanjuti dengan pemeriksaan


bukper terbuka dan pemeriksaan bukper tersebut:
Tidak dilanjutkan penyidikan karena WP mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya
(Pasal 8 ayat 3 UU KUP)

Tidak dilanjutkan penyidikan tetapi diselesaikan dengan menerbitkan SKPKB


(Pasal 13A UU KUP)

Dilanjutkan penyidikan namun penyidikannya dihentikan karena tidak dilakukan penuntutan


(Pasal 44B UU KUP)

C Pemeriksaan ditangguhkan karena ditindaklanjuti dengan penyidikan sebagai tindak lanjut Pemeriksaan Bu tertutup dan
penyidikan tersebut dihentikan karena memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44B UU KUP

D Pemeriksaan Ulang tidak mengakibatkan adanya tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan dalam surat ketetapan
pajak sebelumnya

E Terdapat keadaan tertentu berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal Pajak


Penyelesaian Pemeriksaan Dengan Membuat LHP

A WP Tidak ditemukan/ tidak memenuhi panggilan (Pemeriksaan Restitusi Pasal 17B)

WP tidak ditemukan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat
Pemeriksaan Lapangan
Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan diterbitkan

WP tidak memenuhi panggilan Pemeriksaan dalam jangka waktu 4 (empat) bulan sejak
Pemeriksaan Kantor
tanggal Surat Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan diterbitkan

B WP ditemukan dan pemeriksaan dapat diselesaikan dalam jangka waktu pemeriksaan

C WP ditemukan dan pemeriksaan belum dapat diselesaikan s.d. berakhirnya jangka waktu atau
perpanjangan jangka waktu pengujian

Pemeriksaan ditangguhkan, karena ditindaklanjuti dengan pemeriksaan bukper terbuka dan


D
pemeriksaan bukper tersebut:

Dihentikan karena WP meninggal dunia


Dihentikan karena tidak ditemukan bukti permulaan tindak pidana perpajakan

Dilanjutkan penyidikan namun penyidikannya dihentikan karena memenuhi ketentuan Pasal 44A UU KUP
Dilanjutkan penyidikan dan penuntutan serta telah terdapat Putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap

E Pemeriksaan ditangguhkan, ditindaklanjuti dengan penyidikan sbd tindak lanjut bukper tertutup, dan penyidikannya....

Dihentikan karena memenuhi ketentuan Pasal 44A UU KUP


Dilanjutkan penuntutan serta telah terdapat Putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap
Penyelesaian Pemeriksaan

Pengujian yang belum dapat diselesaikan


harus diselesaikan dengan menyampaikan
SPHP dalam jangka waktu paling lama 7
(tujuh) hari kerja sejak berakhirnya
perpanjangan jangka waktu pengujian dan
melanjutkan tahapan Pemeriksaan sampai
dengan pembuatan LHP
Penyelesaian Pemeriksaan

Penyelesaian dengan LHP SUMIR


Pemeriksaan dapat dilakukan kembali apabila
dikemudian hari Wajib Pajak ditemukan

Wajib Pajak Yang Tidak Ditemukan (Restitusi


Pasal 17B) Pajak terutang terhadap Wajib Pajak
ditetapkan secara jabatan
Surat Perintah Pemeriksaan (SP2)

01
SP2 diterbitkan untuk:
• Satu atau beberapa masa pajak dalam suatu
bagian tahun pajak atau tahun pajak yang
sama
• Satu bagian tahun pajak
• Tahun pajak
Jika terjadi perubahan tim pemeriksa:
02
Kepala UP2 harus menerbitkan surat yang berisi
perubahan tim Pemeriksa Pajak

Bantuan dari tenaga ahli


03
Tenaga ahli tersebut bertugas berdasarkan surat
tugas yang diterbitkan oleh direktur jenderal
pajak
KASUS
Jika terjadi perubahan anggota tim
pemeriksa pajak yang sedang
ditugaskan untuk melakukan
pemeriksaan pajak atas seorang WP,
maka apakah dapat diajukan
perpanjangan waktu pemeriksaan
pajak? Jelaskan!
Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan

SURAT PEMBERITAHUAN
PEMERIKSAAN LAPANGAN
• Wajib diberitahukan kepada WP
• Dapat disampaikan secara langsung
kepada wajib pajak pada saat dimulainya
pemeriksaan lapangan atau disampaikan
melalui faksimili, pos dengan bukti
pengiriman surat, atau jasa pengiriman
lainnya dengan bukti pengiriman
• Dapat disampaikan kepada wakil atau
kuasa WP; atau pihak yang mewakili
(pegawai WP/ anggota keluarga yang
telah dewasa dari WP/pihak lain yang
dapat mewakili) dalam hal WP tidak
berada ditempat
Pemanggilan Wajib Pajak
(Pemeriksaan Kantor)

SURAT PANGGILAN DALAM


RANGKA PEMERIKSAAN
• Disampaikan melalui faksimili, pos
dengan bukti pengiriman surat,
atau jasa pengiriman lainnya
dengan bukti pengiriman
Pertemuan Dengan Wajib Pajak

Pemeriksa wajib melakukan pertemuan dengan wajib pajak/ wakil atau kuasa WP
untuk menjelaskan:
• Alasan dan tujuan pemeriksaan;
• Hak dan kewajiban wajib pajak selama dan setelah pelaksanaan pemeriksaan;
• Hak wajib pajak mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan dengan tim quality
assurance pemeriksaan dalam hal terdapat hasil pemeriksaan yang belum disepakati antara
tim pemeriksa pajak dengan wajib pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan.
• Buku, catatan, dan/atau dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan, dan
dokumen lainnya, yang akan dipinjam dari wajib pajak

WP Menolak ttd Membuat catatan mengenai


Berita Acara Pertemuan Dengan
Wajib Pajak penolakan pada BA
Ditandatangani oleh tim pemeriksa Pertemuan dianggap telah
Dan wajib pajak dilaksanakan
Peminjaman Dokumen

PEMERIKSAAN LAPANGAN:
Dokumen yang diperlukan dan
ditemukan pada saat pelaksanaan
pemeriksaan dipinjam saat itu juga. Bukti Peminjaman dan
Pengembalian Buku, Catatan dan
PEMERIKSAAN KANTOR: Dokumen
Dokumen yang dibawa saat wajib
pajak datang memenuhi panggilan Dokumen Belum
dipinjamkan
Surat Permintaan Peminjaman Buku,
Catatan, & Dokumen Harus dipenuhi WP dlm jangka
(Dilampiri daftar dokumen yg wajib waktu 1 bulan
dipinjamkan)

Data WP dikelola secara elektronik Atas Biaya WP


Minta Bantuan WP
Minta Bantuan Tenaga Ahli
Surat Permintaan
Bantuan Tenaga Ahli

Dokumen WP berupa Surat Pernyataan bahwa


Fotokopi/Elektronik Fotokopi/Elektronik sesuai
aslinya
Peminjaman Dokumen
WP wajib menyerahkan buku, catatan & dokumen
Jangka Waktu
yang dipinjam pemeriksa maks 1 bulan sejak Surat
Pemenuhan Pinjaman
Permintaan Peminjaman disampaikan

1 Bulan
3 Minggu
2 Minggu

Tidak atau hanya Diserahkan


sebagian saja yg
seluruhnya
diserahkan

Surat Permintaan Surat Peringatan 1 Surat Peringatan 2


Peminjaman Buku, Cat,
Dokumen disampaikan
ke WP Dilampiri dengan Daftar buku, cat, &
dokumen yg belum dipinjamkan BA Tidak Dipenuhinya Berita Acara Pemenuhan
Permintaan Peminjaman Seluruh Peminjaman
Buku, Cat, Dokumen Buku, Catatan dan
Dokumen
Pemeriksa harus menentukan dapat tidaknya
melakukan pengujian dalam rangka menghitung Dilampiri dengan Daftar
besarnya penghasilan kena pajak berdasar bukti yang
buku, cat, & dokumen yg
kompeten yg cukup dan standar pemeriksaan
belum dipinjamkan
Peminjaman Dokumen

WP tidak atau hanya menyerahkan sebagian dari buku,


catatan, dan dokumen yang wajib dipinjamkan

Pemeriksa harus menentukan dapat tidaknya melakukan


pengujian untuk menghitung penghasilan kena pajak

Tidak dapat dihitung Dapat dihitung


berdasarkan bukti berdasarkan bukti
kompeten yang cukup kompeten yang cukup

WP OP yg melakukan
kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas
WP Badan
Pemeriksa Pajak dapat meminjam
Penghasilan Kena Pajak Tindak Penghasilan Kena Pajak tambahan buku, catatan, dan/atau
dihitung secara jabatan Lanjut dihitung secara jabatan dokumen serta keterangan lain
selain yang sudah dipinjam
Dokumen Yang Dipinjam Pada Saat Pemeriksaan

Dalam hal buku, catatan, dan/atau dokumen, termasuk data yang


dikelola secara elektronik serta keterangan lain yang diminta oleh
Pemeriksa Pajak tidak dimiliki atau dikuasai oleh Wajib Pajak, Wajib
Pajak harus membuat surat pernyataan yang menyatakan bahwa
buku, catatan, dan/atau dokumen, termasuk data yang dikelola
secara elektronik serta keterangan lain yang diminta oleh Pemeriksa
Pajak tidak dimiliki atau dikuasai oleh Wajib Pajak

Dalam hal buku, catatan, dokumen, termasuk data yang dikelola


secara elektronik serta keterangan lain perlu dilindungi
kerahasiaannya, Wajib Pajak dapat mengajukan permintaan agar
pelaksanaan Pemeriksaan dapat dilakukan di tempat Wajib Pajak
dengan menyediakan ruangan khusus
Penyegelan

01 Pemeriksa Pajak berwenang melakukan penyegelan untuk memperoleh atau


mengamankan buku, catatan, dan/atau dokumen, termasuk data yang
dikelola secara elektronik, dan benda-benda lain yang dapat memberi
petunjuk tentang kegiatan usaha atau pekerjaan bebas Wajib Pajak yang
diperiksa agar tidak dipindahkan, dihilangkan, dimusnahkan, diubah, dirusak,
ditukar, atau dipalsukan
Kondisi Dilakukan Penyegelan
WP/Wakil/Kuasa tidak WP/Wakil/Kuasa WP/Wakil/Kuasa tidak WP/Wakil/Kuasa tidak
memberi kesempatan menolak memberi berada di tempat dan tidak berada di tempat dan
memasuki tempat atau ruang bantuan guna ada pihak yang mempunyai pihak yang mempunyai
serta barang bergerak kelancaran kewenangan untuk kewenangan untuk
dan/atau tidak bergerak, yang Pemeriksaan bertindak selaku yang bertindak selaku yang
diduga atau patut diduga mewakili Wajib Pajak, mewakili Wajib Pajak
digunakan untuk menyimpan sehingga diperlukan upaya menolak memberi
buku, catatan, dan/atau pengamanan Pemeriksaan bantuan guna
dokumen sebelum Pemeriksaan kelancaran
ditunda pemeriksaan
Penyegelan

Penyegelan dilakukan dengan


menggunakan tanda segel

dilakukan oleh Pemeriksa Pajak dengan


disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 orang
dewasa selain anggota tim Pemeriksa Dalam melakukan penyegelan, Pemeriksa
Pajak dapat meminta bantuan Kepolisian
Negara Republik Indonesia dan/atau
Berita acara penyegelan pemerintah daerah setempat

Ditandatangani oleh pemeriksa pajak Dalam hal saksi menolak menandatangani berita acara
Dan 2 orang saksi dewasa penyegelan, Pemeriksa Pajak membuat catatan tentang
penolakan tersebut dalam berita acara penyegelan

Dibuat 2 (dua) rangkap dan rangkap kedua


diserahkan kepada wajib pajak, wakil, kuasa,
pegawai, atau anggota keluarga yang telah dewasa
dari wajib pajak yang diperiksa
Pembukaan Segel

Wajib Pajak telah memberi izin Wajib Pajak telah memberi izin
kepada Pemeriksa Pajak untuk Berdasarkan pertimbangan kepada Pemeriksa Pajak untuk
membuka atau memasuki tempat pemeriksa, penyegelan tidak membuka atau memasuki tempat
atau ruangan, barang bergerak atau atau ruangan, barang bergerak atau
diperlukan lagi
tidak bergerak yang disegel, dan/atau tidak bergerak yang disegel, dan/atau
telah memberi bantuan guna telah memberi bantuan guna
kelancaran Pemeriksaan kelancaran Pemeriksaan

Pembukaan segel harus dilakukan oleh Dalam hal tanda segel yang digunakan
Pemeriksa Pajak dengan disaksikan oleh untuk melakukan penyegelan rusak atau
2 orang saksi dewasa hilang

berita acara pembukaan segel yang


ditandatangani oleh Pemeriksa Pajak Dalam hal tanda segel yang digunakan
dan saksi untuk melakukan penyegelan rusak atau
hilang

Dalam hal saksi menolak menandatangani


berita acara pembukaan segel, Pemeriksa
Pajak membuat catatan tentang penolakan Melaporkan kepada Kepolisian Negara
tersebut dalam berita acara pembukaan segel Repulik Indonesia

Dibuat 2 (dua) rangkap dan rangkap


kedua diserahkan kepada wajib pajak,
wakil, kuasa, pegawai, atau anggota
keluarga yang telah dewasa dari wajib
pajak yang diperiksa
Tindak Lanjut Penyegelan

Apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal penyegelan atau
jangka waktu lain dengan mempertimbangkan tujuan penyegelan

Wajib Pajak, wakil, atau kuasanya tetap tidak memberi izin untuk membuka
atau memasuki tempat atau ruangan, barang bergerak atau tidak bergerak
yang disegel, dan/atau tidak memberikan bantuan guna kelancaran
Pemeriksaan

Wajib Pajak dianggap menolak


dilakukan Pemeriksaan

Menandatangani surat pernyataan


Dapat dijadikan dasar penolakan Pemeriksaan
untuk penetapan
pajak secara jabatan
atau diusulkan Menolak menandatangani
pemeriksaan bukti
permulaan
Berita Acara Penolakan Pemeriksaan
Penolakan Pemeriksaan

WP menolak untuk dilakukan


pemeriksaan dalam hal:

Pemeriksaan lapangan Pemeriksaan kantor

WP menyatakan menolak WP memenuhi panggilan


untuk dilakukan namun menolak
Pemeriksaan termasuk dilakukan pemeriksaan
menolak menerima Surat
Pemberitahuan
Pemeriksaan Lapangan

WP harus menandatangani Surat


Pernyataan Penolakan Pemeriksaan
Dapat dijadikan dasar
untuk penetapan pajak
secara jabatan atau WP tidak mau?
diusulkan pemeriksaan
bukti permulaan
Pemeriksa membuat BA
Penolakan Pemeriksaan
Penolakan Pemeriksaan Lapangan

WP TIDAK ADA
DITEMPAT

ADA Ada pihak yang TIDAK ADA


dapat mewakili?
Harus Pemeriksaan Pemeriksaan Surat Pernyataan
dilakukan ditunda Penolakan Membantu
ditunda Kelancaran Pemeriksaan

Sebatas Penyegelan
kewenangan dari Menolak lagi ?
pihak yg mewakili
Pemeriksaan
dilanjutkan BA Penolakan membantu
Kelancaran Pemeriksaan

Wajib Pajak
Wakil/Kuasa
Dapat dijadikan dasar untuk
Tetap Tidak ada
penetapan pajak secara
jabatan atau usul
pemeriksaan bukti
Pemeriksa meminta Pegawai/ Anggota permulaan
keluarga yg telah dewasa untuk
membantu kelancaran Pemeriksaan
Penolakan Pemeriksaan Kantor

1 Bulan sejak Surat Panggilan BA Tidak Dipenuhinya Panggilan Dapat dijadikan dasar untuk
Dalam Rangka Pemeriksaan Oleh WP penetapan pajak secara jabatan
diterima, WP sama sekali atau usul pemeriksaan bukti
tidak memenuhi panggilan permulaan
dan surat tidak kempos
Tata Cara Pemeriksaan Pajak

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


17/PMK.03/2013 (berlaku sejak tanggal 1 Februari 2013)

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


184/PMK.03/2015 (berlaku sejak tanggal 30 September 2015)
Dasar hukum

Berdasarkan Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang


Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2009 Pasal 31 tentang Tata Cara Pemeriksaan

• Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.03/2013


Tentang Tata Cara Pemeriksaan

• Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 184/PMK.03/2015


Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
17/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Pemeriksaan
Pemeriksaan

PMK Nomor 17/PMK.03/2013 Pasal 1 Ayat 2

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan


mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan
secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

PMK Nomor 17/PMK.03/2013 Pasal 2

Tujuan pemeriksaan adalah untuk menguji kepatuhan pemenuhan


kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan
Metode Pemeriksaan Pajak
PMK Nomor 184/PMK.03/2015 Pasal 5 ayat 1

Pasal 1 ayat 4
Pemeriksaan Kantor Adalah Pemeriksaan yang dilakukan
di kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP)

Pasal 1 ayat 3

Pemeriksaan Lapangan Adalah pemeriksaan yang dilakukan di tempat


tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak, (WP) tempat kegiatan usaha
atau pekerjaan bebas WP, dan/atau tempat lain yang diangap perlu oleh
Pemeriksa Pajak
Pelaksanaan Pemeriksaan

PMK Nomor 17/PMK.03/2013 PMK Nomor 184/PMK.03/2015

PMK Nomor 17/PMK.03/2013 PMK Nomor 184/PMK.03/2015


Diatur 8 kriteria Wajib Pajak Diatur 9 kriteria Wajib Pajak
dilakukan pemeriksaan pada dilakukan pemeriksaan
ayat 1 dan ayat 2
Adanya penambahan 1 poin pada
ayat 1 huruf b
a. Terdapat keterangan lain berupa
data konkret

• Mengakibatkan perubahan pada pasal 5 ayat 2 – ayat 6


Metode Pemeriksaan Pajak
PMK Nomor 184/PMK.03/2015 Pasal 5

WP yang mengajukan permohonan Pemeriksaan Kantor


pengembalian kelebihan pembayaran
pajak
Pemeriksaan Kantor
Keterangan lain pajak yang terutang
tidak atau kurang dibayar Pemeriksaan Lapangan

WP menyampaikan Surat Pemberitahuan


yang menyatakan lebih bayar, selain yang Penentuan jenis pemeriksaannya
mengajukan permohonan pengembalian diatur oleh DJP
kelebihan pembayaran pajak

WP menyampaikan Surat
Pemberitahuan yang menyatakan
Penentuan jenis pemeriksaannya
lebih bayar, selain yang mengajukan
permohonan pengembalian kelebihan diatur oleh DJP
pembayaran pajak
Tujuan dan Metode Pemeriksaan Pajak

WP yang telah diberikan Penentuan jenis pemeriksaannya


pengembalian pendahuluan
diatur oleh DJP
kelebihan pembayaran pajak

WP menyampaikan Surat
Penentuan jenis pemeriksaannya
Pemberitahuan yang menyatakan
rugi
diatur oleh DJP

WP melakukan penggabungan,
peleburan, pemekaran, likuidasi, Penentuan jenis pemeriksaannya
pembubaran, atau akan
diatur oleh DJP
meninggalkan Indonesia untuk
selama-lamanya

WP melakukan perubahan tahun


buku atau metode pembukuan atau Penentuan jenis pemeriksaannya
karena dilakukannya penilaian diatur oleh DJP
kembali aktiva tetap
Tujuan dan Metode Pemeriksaan Pajak

WP tidak menyampaikan atau


menyampaikan Surat Pemberitahuan
tetapi melampaui jangka waktu yang
telah ditetapkan dalam surat teguran Pemeriksaan Lapangan
yang terpilih untuk dilakukan
Pemeriksaan berdasarkan Analisis
Risiko

WP menyampaikan Surat
Pemberitahuan yang terpilih untuk
dilakukan Pemeriksaan Analisis
Pemeriksaan Lapangan
Risiko

Pelaksanaan Pemeriksaan Kantor diubah menjadi Pemeriksaan


Lapangan dalam hal ditemukan indikasi transfer pricing dan/atau
transaksi yang berindikasi adanya rekayasa
Tujuan dan Metode Pemeriksaan Pajak
PMK Nomor 17/PMK.03/2013 Pasal 6

Sebagai ukuran mutu Pemeriksaan


yang harus dicapai
Standar Pemeriksaan

Meliputi:
Standar umum Pemeriksaan
Standar pelaksanaan Pemeriksaan
Standar pelaporan hasil Pemeriksaan
Standar Pemeriksaan Pajak
PMK Nomor 17/PMK.03/2013

PASAL 7 PASAL 8 PASAL 9

Standar umum Standar pelaksanaan Standar pelaporan


Pemeriksaan Pemeriksaan hasil Pemeriksaan
Berkaitan dengan Menyusun rencana Didokumentasikan dalam
persyaratan Pemeriksa
Pemeriksaan (audit plan) bentuk Kertas Kerja
Pajak
Melakukan pengujian Pemeriksaan
berdasarkan metode dan
teknik (audit program)
PASAL 10

Untuk menguji kepatuhan, Pemeriksaan dilaporkan dalam bentuk


Laporan Hasil Pemeriksaan

Jangka waktu pengujian Jangka waktu Pembahasan Akhir


Hasil Pemeriksaan dan Pelaporan
Alur Pemeriksaan
PMK Nomor 17/PMK.03/2013

PASAL 25 PASAL 28
Pemeriksaan lapangan
Standar umum
Pemeriksaan Peminjaman Dokumen

Surat Panggilan Dalam


Pemeriksaan Kantor
Rangka Pemeriksaan
Kantor Apabila menolak Pemeriksaan
menandatangani berita
PASAL 11
Pertemuan dianggap acara hasil pertemuan,
Penerbitan SP2 telah dilaksanakan Pemeriksa Pajak
membuat catatan
Pengujian
PASAL 8
Pemeriksa Pajak PASAL 27
Perencanaan Pemeriksaan Menyampaikan membuat berita acara
Menyusun Program
Surat hasil pertemuan yang Pemeriksa Pajak wajib
Pemberitahuan
Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
ditandatangani oleh melakukan pertemuan
Pemeriksa Pajak dan
(SPHP) kepada WP
Wajib Pajak, wakil, atau
dengan Wajib Pajak
kuasa dari Wajib Pajak
Peminjaman Dokumen
PMK Nomor 17/PMK.03/2013 Pasal 28 - 31

Dokumen yang diperlukan dan


Pemeriksaan ditemukan pada saat pelaksaan
Lapangan pemeriksaan Membuat bukti peminjaman dan pengembalian

Pemeriksaan Dokumen yang diperlukan


Keterangan lain yang belum ditemukan: Pemeriksa
dibawa saat WP datang
Kantor memenuhi panggilan Pajak membuat surat permintaan peminjaman

Tidak atau hanya sebagian yang


diserahkan

Pemeriksa Pajak harus membuat berita acara tidak


dipenuhinya permintaan peminjaman
1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 1 Bulan
Pemeriksa Pajak harus menetukan dapat atau
tidaknya melakukan pengujian dalam rangka
Surat Surat Peringatan 1 Surat Peringatan 2
permintaan menghitung besarnya PKP berdasarkan bukti
peminjaman Dilampiri dengan daftar yang belum
dipinjamkan kompeten yang cukup sesuai standar pelaksanaan
Pemeriksaan

Diserahkan seluruhnya

Pemeriksa Pajak harus membuat berita acara


pemenuhan seluruh peminjaman
Penyegelan Dokumen
PMK Nomor 17/PMK.03/2013 Pasal 32-35

Tujuan

Pemeriksa Pajak berwenang melakukan Penyegelan terhadap benda-benda yang dapat memberi petunjuk
tentang kegiatan usaha atau pekerjaan bebas WP yang diperiksa agar tidak dipindahkan, dihilangkan,
dimusnahkan, diubah, dirusak, ditukar, atau dipalsukan

WP yang diperiksa tidak memberi kesempatan


kepada Pemeriksa Pajak untuk memasuki tempat
atau ruang serta memeriksa barang
WP, wakil, atau kuasa dari
7 hari WP tetap tidak memberi izin
WP yang diperiksa menolak memberi bantuan guna Penyegelan kepada Pemeriksa Pajak
kelancaran Pemeriksaan

WP, wakil, atau kuasa dari WP yang diperiksa tidak


berada di tempat dan tidak ada pegawai atau
keluarga yang mempunyai kewenangan

Pemeriksa Pajak membuat WP wajib menandatangai surat


WP, wakil, atau kuasa dari WP yang diperiksa tidak pernyataan penolakan
berita acara penolakan
berada di tempat dan pegawai atau keluarga yang Pemeriksaan
membantu kelancaran
mempunyai kewenangan menolak memberi
Pemeriksaan yang ditandani
bantuan guna kelancaran Pemeriksaan
oleh tim Pemeriksa Pajak
Hasil Pemeriksaan
PMK Nomor 184/PMK.03/2015

Diberitahu ke WP Pasal 41
SPHP
Dilampiri dengan 7 hari
Tanggapan Tertulis
Hasil Pemeriksaan Daftar temuan Hasil Melakukan
Pemeriksaan perpanjangan
3hari kerja

3 hari

Laporan Hasil Pemeriksaan


Pembahasan Akhir
Hasil Pemeriksaan
Pasal 44

Risalaha pembahasan, Terdapat hasil pemeriksaan


risalah Tim Quality yang belum disepakati
Assurance Pemeriksaan,
dan/atau berita acara Mengajukan permohonan Hak Wajib Pajak
Pembahasan Akhir Hasil pembahasan dengan Tim Quality
Pasal 43
Assurance
Pemeriksaan
Pengajuan Permohonan Pembahasan Dengan
Tim Quality Assurance

Pasal 47 (PMK Nomor 184/PMK.03/2015)

Disampaikan kepada: Dapat dilakukan dalam hal:

a. Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) DJP


a. Risalah pembahasan
dalam hal Pemeriksaan dilakukan oleh
b. Berita acara Pembahasan Akhir
Pemeriksa Pajak pada KPP atau Kanwil
Hasil Pemeriksaan
DJP, atau
c. Terdapat perbedaan pendapat
yang terbatas pada dasar hukum
b. Direktur Pemeriksaan dan Penagihan,
koreksi antara WP dengan
dalam hal Pemeriksaan dilakukan oleh
Pemeriksa Pajak pada saat
Pemeriksa Pajak pada Direktorat
Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan dan Penagihan
Pemeriksaan
PENETAPAN PAJAK
PMK Nomor 17/PMK.03/2013

Surat Tagihan Pajak Pasal 58


7 hari
Nota Penghitungan LHP
Pasal 59
Buku, catatan, dokumen
Surat Ketetapan Pajak
dikembalikan
Pasal 58
WP tidak hadr dalam
Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan
Menyampaikan lembar
pernyataan persetujuan
Tidak menyampaikan
hasil Pemeriksaan
tanggapan atas SPHP
Dihitung sesuai
Dihitung berdasarkan SPHP dan WP Menyampaikan surat dengan lembar
dianggap menyetujui hasil Pemeriksaan sanggahan pernyataan
persetujuan hasil
Dihitung berdasarkan SPHP dengan jumlah Pemeriksaan
yang tidak disetujui
PEMBATALAN HASIL PEMERIKSAAN
PMK Nomor 17/PMK.03/2013

Pasal 60

Tanpa:
Dilaksanakan Penyampaiaan SPHP/ atau
Hasil Pemeriksaan
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan

Dapat dibatalkan secara jabatan


atau berdasarkan permohonan
WP oleh DJP
PENOLAKAN PEMERIKSAAN
PENOLAKAN PEMERIKSAAN
PMK Nomor 17/PMK.03/2013 PMK Nomor 17/PMK.03/2013

Pasal 36 - 37
Dalam jangka waktu paling lama 1 bulan sejak Surat Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan Kantor disampaikan kepada
WP dan surat penggilan tidak dikembalikan dan WP tidak memenuhi panggilan Pemeriksaan Kantor

Pemeriksa Pajak membuat berita


acara tidak dipenuhinya panggilan
Pemeriksaan oleh WP

Surat Pernyataan Penolakan Pemeriksaan

Berita Acara tidak dipenuhinya panggilan Pemeriksaan


Penetapan Pajak secara jabatan atau
mengusulkan Pemeriksaan Bukti
Surat penolakan membantu kelancaran Pemeriksaan Permulaan

Berita Acara tidak dipenuhinya panggilan Pemeriksaan


PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN ULANG ULANG PMK Nomor 17/PMK.03/2013

Pasal 68

Berdasarkan instruksi atau persetujuan DJP

Terdapat data baru termasuk data yang semula belum terungkap

Adanya tambahan atas jumlah pajak Tidak menyebabkan tambahan atas


jumlah pajak

Diterbitkan Pemeriksaan ulang dihentikan Adanya perubahan jumlah


dengan LHP Sumir rugi fiskal

Surat Keteapan Pajak Kurang Bayar Tambahan Pemeriksaan ulang


DJP menerbitkan
dihentikan dengan
keputusan
LHP Sumir
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN TUJUAN TUJUAN
LAIN LAIN PMK Nomor 17/PMK.03/2013

Pasal 69

Dalam rangka melaksanakan ketentuan, peraturan


perundang-undangan perpajakan dapat meliputi
penetnuan, pencocokan, atau pengumpulan
materu yang berikaitan dengan tujuan
Pemeriksaan

Pasal 81

Pemeriksaan Lapangan Pemeriksaan Kantor

Paling lama 4 bulan Paling lama 14 hari


Sejak tanggal Surat Pemeritahuan Sejak WP datang memenuhi Surat
Pemeriksaan Lapangan disampaikan Panggilan
JANGKA
JANGKA WAKTUWAKTU PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN PMK Nomor 184/PMK.03/2015

Pasal 15

Jangka waktu Pembahasan Akhir Hasil


Jangka waktu pengujian Pemeriksaan dan Pelaporan

Paling lama 6 bulan sejak Surat Paling lama 10 hari kerja sejak tanggal
Pemeriksaan Lapangan Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan
disampaikan* SPHP disampaikan kepada Wajib Pajak
Paling lama 4 bulan sejak WP datang
Pemeriksaan Kantor memenuhi Surat Panggilan dalam
Rangka Pemeriksaan Kantor*

Pemeriksaan atas keterangan lain Paling lama 1 bulan sejak WP datang


memenuhi Surat Panggilan dalam
berupa data konkret dilakukan dengan Rangka Pemeriksaan Kantor
Pemeriksaan Kantor

* : Dapat dilakukan perpajangan


PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PENGUJIAN

Sumber
Waktu perpanjangan hukum
Jangka waktu pengujian Paling lama 2 bulan a. Wajib Pajak Kontrak Kerja Sama Pasal 16
Pemeriksaan Lapangan (dapat diperpanjang untuk jangka Minyak dan Gas Bumi; PMK Nomor
waktu paling lama 6 bulan dan b. Wajib Pajak dalam satu grup; atau 17/PMK.03/2
dapat dilakukan paling banyak 3 c. Wajib Pajak yang terindikasi 013
kali) melakukan transfer pricing dan.atau
trasaksi khusus lain yang berindikasi
adanya rekayasa transaksi keuangan

Jangka waktu pengujian Paling lama 2 bulan Kecuali untuk Pemeriksaan atas Pasal 17
Pemeriksaan Kantor keterangan lain berupa data konkret yang PMK Nomor
184/PMK.03/
2015

PMK Nomor 17/PMK.03/2013 Pasal 18

Dalam hal perpanjangan jangka waktu, kepala unit pelaksana Pemeriksaan harus menyampaikan
pemberitahuan perpanjangan jangka waktu pengujian secara tertulis kepada Wajib Pajak
PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PENGUJIAN PMK Nomor 17/PMK.03/2013
Pasal 20
Pasal 21

Menghentikan Pemeriksaan dengan menggunakan sumir

Pemeriksaan yang dihentikan dengan membuat LHP Sumir karena WP tidak


ditemukan atau tidak memenuhi panggilan Pemeriksaan dapat dilakukan
Pemeriksaan kembali

Pasal 22

Membuat LHP sebagai dasar penerbitan surat ketetapan pajak


dan/atau Surat Tagihan Pajak sesuai dengan ketentuan

Pajak terutang atas Pemeriksaan terhadap Wajib Pajak yang tidak ditemukan atau
tidak memenuhi panggilan Pemeriksaan, ditetapkan secara jabatan
Perubahan Pasal PMK Nomor 17/PMK.03/2013
dan PMK Nomor 184/PMK.03/2015
PERUBAHAN PASAL 11

PMK Nomor 17/PMK.03/2013 PMK Nomor 184/PMK.03/2015

Pasal 11 huruf d nomor 3) Pasal 11 huruf d nomor 3)


Mengatur hak Wajib Pajak untuk Mengatur adanya pengecualian untuk
mengajukan permohonan untuk hak Wajib Pajak dalam mengajukan
pembahasan dengan Tim Quality permohonan pembahasan dengan
Assurance Tim Quality Assurance
PERUBAHAN PASAL 15
PMK Nomor 184/PMK.03/2015
PMK Nomor 17/PMK.03/2013
Pasal 15 ayat 4
Pasal 15 ayat 4 Mengatur mengenai jangka waktu
Mengatur mengenai jangka waktu pengujian paling lama 1 bulan untuk
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan Pemeriksaan atas Keterangan lain
dan pelaporan paling lama 2 bulan
Terdapat penambahan ayat 5
Mengatur mengenai jangka waktu
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
dan pelaporan paling lama 2 bulan

Terdapat penambahan ayat 5


Mengatur mengenai jangka waktu
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
atas Pemeriksaan Kantor paling lama
10 hari kerja
PERUBAHAN PASAL 17

PMK Nomor 184/PMK.03/2015


PMK Nomor 17/PMK.03/2013
Ayat 1
Ayat 1 Diatur lebih lanjut mengenai jangka
Hanya diatur mengenai jangka waktu waktu pengujian Pemerilsaan Kantor
pengujian Pemeriksaan Kantor dengan ditambahkan pengecualian
tuntuk pemeriksaan atas keterangan
lain berupa data konkret
PERUBAHAN PASAL 22

PMK Nomor 17/PMK.03/2013 PMK Nomor 184/PMK.03/2015

Penambahan ayat 2 huruf d Penambahan ayat 3


Mengatur mengenai pemeriksaan Mengatur mengenai pemeriksaan
yang diselesaikan dengan SPHP yang diselesaikan dengan SPHP
berkaitan dengan Pemeriksaan WP berkaitan dengan WP yang tidak
atas keterangan lain berupa data memenuhi panggilan Pemeriksaan
konkret atas keterangan lain berupa data
konkret
PERUBAHAN PASAL 23

PMK Nomor 17/PMK.03/2013 PMK Nomor 184/PMK.03/2015

Ayat 2 Ayat 2
Pajak terutang yang ditetapkan secara Pajak terutang yang ditetapkan secara
jabatan apabila untuk Wajib Pajak jabatan apabila untuk Wajib Pajak
yang tidak ditemukan atau tidak yang tidak ditemukan atau tidak
memenuhi panggilan bagi Wajib Pajak memenuhi panggilan bagi Wajib Pajak
yang dilakukan Pemeriksaan yang dilakukan Pemeriksaan
sehubungan dengan permohonan sehubungan dengan permohonan
pengembalian kelebihan pembayaran pengembalian kelebihan pembayaran
pajak pajak dan Pemeriksaan atas
keterangan lain
PERUBAHAN PASAL 41

PMK Nomor 17/PMK.03/2013

PMK Nomor 184/PMK.03/2015

Adanya penambahan ayat 5


Pemeriksaan atas keterangan lain berupa data
konkret maka penyampaian SPHP dilakukan
bersamaan dengan penyampaian undangan tertulis
untuk menghandiri pembahasan akhir hasil
pemeriksaan

*Perubahan sama untuk pasal 44


PERUBAHAN PASAL 42

PMK Nomor 17/PMK.03/2013

PMK Nomor 184/PMK.03/2015

Adanya penambahan ayat 5


Pemeriksaan atas keterangan lain berupa data
konkret dilakukan dengan Pemeriksaan Kantor
tanggapan tertulis disampaikan paling lama pada
saat WP memenuhi undangan tertulis untuk
menghadisiti Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
dan WP tidak dapat melakukan perpanjangan jangka
waktu penyampaian tanggapan tertulis
PERUBAHAN PASAL 47

PMK Nomor 17/PMK.03/2013

PMK Nomor 184/PMK.03/2015

Adanya penambahan Pasal 2 huruf c


Tim Quality Assurance Pemeriksaan melakukan
pembahasan:

Terdapat perbedaan pendapat yang terbatas pada


dasar hukum koreksi antara Wajib Pajak dengan
Pemeriksaan Pajak pada saat Pembahasan Akhir
Hasil Pemeriksaan
PERUBAHAN PASAL 70

PMK Nomor 17/PMK.03/2013

PMK Nomor 184/PMK.03/2015

Adanya perubahan pada huruf c


Pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan dengan kriteria:

Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secara jabatan


Melalui PMK 18/2021, pemerintah juga mengubah beberapa
ketentuan mengenai tata cara pemeriksaan.
Perubahan tertuang dalam Pasal 105 PMK yang menjadi
peraturan pelaksana UU Cipta Kerja tersebut

Secara garis besar, terdapat 6 ruang lingkup perubahan yang tercantum dalam pasal
105 pmk 18/2021

1. Penyesuaian atas perubahan frasa “keterangan lain” yang terdapat dalam beberapa
pasal pmk 17/2013 s.T.D.D. Pmk 184/2015.Penyesuaian tersebut merupakan tindak
lanjut dari perubahan pasal 13 ayat (1) huruf a dan c uu kup yang telah diubah melalui
uu cipta kerja. Perubahan frasa tersebut salah satunya terjadi pada pasal 4 ayat (1)
huruf b pmk 17/2013 s.T.D.D. Pmk 184/2015 yang mengatur mengenai dasar
dilakukannya pemeriksan untuk menguji kepatuhan.Sebelumnya, pasal 4 ayat (1)
huruf b menyatakan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dapat dilakukan dalam hal terdapat keterangan lain berupa data
konkret sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (1) huruf a uu kup. Namun, bunyi
pasal ini direvisi.“Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajaka,dilakukan dalam hal terdapat data konkret yang menyebabkan pajak yang
terutang tidak atau kurang dibayar,” demikian kutipan bunyi pasal 4 ayat (1) huruf b
pmk 17/2013 s.T.D.T.D. Pmk 18/2021.
2. Penambahan ruang lingkup pemeriksaan. Penambahan ini terkait dengan
pemeriksaan terhadap PKP yang tidak melakukan penyerahan dan/atau ekspor
BKP dan/atau JKP dan telah diberikan pengembalian pajak masukan atau telah
mengkreditkan pajak masukan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (6e) UU
PPN yang telah diubah melalui UU cipta kerja.Selain itu, ada pula penyesuaian
jenis pemeriksaan lapangan dan kantor serta perincian maksud dari data konkret
yang menyebabkan pajak terutang tidak/kurang dibayar dan berujung pada
dilakukannya pemeriksaan.
3. Penyesuaian ketentuan pemeriksaan akibat dihapusnya pasal 13A UU KUP.
seperti diketahui, salah satu cakupan perubahan UU KUP dalam UU cipta kerja
adalah dihapusnya pasal 13A UU KUP yang pada intinya mengatur pengenaan
sanksi administrasi karena kealpaan.
4. Penyesuaian karena adanya perubahan sanksi pengungkapan ketidakbenaran.
perubahan ini berkaitan dengan diubahnya sanksi administrasi yang dikenakan
terhadap wajib pajak yang mengungkapkan sendiri ketidakbenaran pengisian SPT
yang telah disampaikan. Sebelumnya, pengungkapan ketidakbenaran pengisian
SPT disampaikan dalam laporan tersendiri secara tertulis dan dilampiri dengan
surat setoran pajak (SSP) atas pembayaran sanksi administrasi berupa kenaikan
sebesar 50%. Namun, kini sanksi tersebut diubah menjadi berupa bunga sebesar
tarif bunga per bulan yang ditetapkan menteri keuangan.
5. Penyesuaian ketentuan pemeriksaan akibat dihapusnya pasal 13 ayat (5) dan 15
ayat (4) UU KUP yang telah diubah melalui UU cipta kerja

6. Penyesuaian ketentuan terkait dengan pemeriksaan yang ditangguhkan akibat


dilakukannya pemeriksaan bukti permulaan.
adapun perubahan dan penyesuaian tata cara pemeriksaan ini hanya salah satu
cakupan dari perubahan di bidang UU KUP yang dimuat dalam PMK 18/2021.
selain UU KUP, PMK 18/2021 juga memuat perubahan ketentuan di bidang UU
pph, dan UU PPN.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 177/PMK.03/2022
Tentang tata cara pemeriksaan bukti permulaan
tindak pidana di bidang perpajakan
Kewenangan, Dasar, Lingkup, Jenis, Dan Jangka Waktu
Pemeriksaan Bukti Permulaan

1.Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan Pemeriksaan Bukti


Permulaan terhadap orang pribadi atau badan yang diduga melakukan
Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
2.Pemeriksaan Bukti Permulaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Pemeriksa Bukti Permulaan yang menerima Surat
Perintah Pemeriksaan Bukti Permulaan.
3.Pemeriksaan Bukti Permulaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sebelum Penyidikan.
4.Pemeriksaan Bukti Permulaan tidak ditindaklanjuti Penyidikan dalam hal
Wajib Pajak dengan kemauan sendiri mengungkapkan dengan
pernyataan tertulis mengenai ketidakbenaran perbuatannya disertai
pelunasan kekurangan pembayaran jumlah pajak yang terutang beserta
sanksi administratif sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Ketentuan Pemeriksaan Bukti
Permulaan
(1) Pemeriksaan Bukti Permulaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
dilaksanakan dengan memenuhi:
a.kualifikasi Pemeriksa Bukti Permulaan;
b.ketentuan pelaksanaan Pemeriksaan Bukti Permulaan;
c.ketentuan pelaporan Pemeriksaan Bukti Permulaan.

(2) Kualifikasi Pemeriksa Bukti Permulaan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) huruf a merupakan kualifikasi bagi Pejabat Penyidik Pegawai
Negeri Sipil di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a.diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab oleh Direktur Jenderal
Pajak untuk melaksanakan Pemeriksaan Bukti Permulaan
b.mendapat pelatihan teknis yang cukup sebagai Pemeriksa Bukti
Permulaan.
Ketentuan Pemeriksaan Bukti Permulaan
(3) Ketentuan pelaksanaan Pemeriksaan Bukti Permulaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b diatur sebagai berikut:
a.melakukan persiapan yang baik;
b.mempertimbangkan daluwarsa penuntutan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan;
c.melakukan kegiatan Pemeriksaan Bukti Permulaan di kantor Direktorat Jenderal Pajak
dan/atau tempat lain yang dianggap perlu oleh Pemeriksa Bukti Permulaan
d.melakukan kegiatan Pemeriksaan Bukti Permulaan dalam jangka waktu Pemeriksaan Bukti
Permulaan
e.mendokumentasikan dalam Kertas Kerja Pemeriksaan Bukti Permulaan
f.membuat simpulan Pemeriksaan Bukti Permulaan berdasarkan pada Bahan Bukti yang sah
g.dilakukan pengawasan oleh Direktur Jenderal Pajak.
(4) Ketentuan pelaporan Pemeriksaan Bukti Permulaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c diatur sebagai berikut:
a.Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan disusun berdasarkan Kertas Kerja Pemeriksaan Bukti
Permulaan;
b.Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan mengungkapkan tentang pelaksanaan, simpulan, dan
tindak lanjut Pemeriksaan Bukti Permulaan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai