Anda di halaman 1dari 62

Rakor Keuangan

ASPEK PERPAJAKAN RUMAH SAKIT:


Perlakuan, Permasalahan, dan Strategi

Jum’at, 24 November 2023

Dibawakan oleh:
Tugiman Binsarjono
TUGIMAN BINSARJONO,
SE,MM,BKP
Email: tugiman3003@gmail.com
Phone: 0811 956 957

Pendidikan dan Pengalaman Kerja:


• Sekolah Tinggi Akuntasi Negara (STAN) DIII (1988-1991) & DIV STAN
(1996-2000)
• S1-FE Universitas Indonesia (1992-1995) & MMUI (1996-2000)
• Pemeriksa Pajak Karikpa Jakarta Khusus : 1991 - 1996;
• Pemeriksa Pajak Karikpa Pontianak : 1996 – 1996;
• Konsultan Pajak dan Trainer – LM Formasi: sejak 1998 - 2008
Saat ini:
• Konsultan Pajak di TBS Consulting
• Dosen dan Trainer Pajak dan Akuntansi
Pasal 23A UUD’45:
▪ “Pajak dan pungutan lain yang bersifat
memaksa untuk keperluan negara diatur dengan
undang-undang.”

▪ Memaksa → Wajib Pajak


Bila WP tidak membayar pajak dapat dilakukan penagihan pajak
secara paksa mulai dari Surat Teguran, Surat Paksa, Sita dan
Lelang

PAJAK SUDAH MENJADI BAGIAN DARI


SENDI-SENDI KEHIDUPAN BERNEGARA
3
SISTEM
PEMUNGUTAN
PAJAK

SELF WITHHOLDING
OFFICIAL ASSESSMENT
ASSESSMENT ASSESSMENT
SYSTEM SYSTEM
SYSTEM
Kewenangan untuk Kewenangan menentukan pajak Kewenangan
menentukan pajak terutang ada pada Fiskus. WP menentukan pajak
terutang berada di bersifat pasif dan utang pajak terutang ada pada
Wajib Pajak Sendiri. timbul setelah dikeluarkannya Pihak Ketiga (bukan
Contoh: PPh Orang SKP (Surat Ketetapan Pajak) atau fiskus dan bukan WP
Pribadi dan PPh WP SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Ybs). Misal PPh Pasal
Badan, BPHTB. Terutang oleh fiskus Misal PBB, 21, 23, 26, Final dsb.
KEWAJIBAN PERPAJAKAN DALAM BISNIS

Hutang Persediaan Piutang

Produksi
Sales, PPN Keluaran,
Pembelian PPn BM
Supplier PPh 22, 23, 26, Fnl Badan BM, Pajak Ekspor Customer DN
DN & LN Usaha & LN
PPN Masukan PPh 23, 22
(Kredit Pajak)

Bagian
Kreditur Pinjaman
Akuntansi
Bunga

Pemegang Laba Komersil


Karyawan/
Saham
Koreksi fiskal Pegawai
Laba Fiskal
Bagi Laba (dividen)
PPh 23 SPT
Gambaran Umum Bisnis Rumah Sakit (RS)

Pengertian

RUMAH SAKIT adalah


“institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.”

Pelayanan kesehatan paripurna maksudnya adalah pelayanan kesehatan


yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
(Pasal 1 UU 44/2009-UURS)
Gambaran Umum Bisnis Rumah Sakit (RS)
Ketentuan Penting dalam UURS: (1)

Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai


kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan
anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta
mempunyai fungsi sosial. (Pasal 2 UURS)

Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab untuk :


a. menyediakan Rumah Sakit berdasarkan kebutuhan masyarakat;
(Pasal 6 ayat (1) huruf a UURS)

Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta sebagaimana yang dimaksud pada ayat
(2) harus berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya hanya bergerak di
bidang perumahsakitan;
(Pasal 7 ayat (4) UURS)
Gambaran Umum Bisnis Rumah Sakit (RS)

Ketentuan Penting dalam UURS: (2)


Bangunan RS paling sedikit terdiri atas ruang:
a. rawat jalan; k. ruang kantor dan administrasi;
b. ruang rawat inap; l. ruang ibadah, ruang tunggu;
c. ruang gawat darurat; m. ruang penyuluhan kesehatan masyarakat RS
d. ruang operasi; n. ruang menyusui;
e. ruang tenaga kesehatan; o. ruang mekanik;
f. ruang radiologi; p. ruang dapur;
g. ruang laboratorium; q. laundry;
h. ruang sterilisasi; r. kamar jenazah;
i. ruang farmasi; s. taman;
j. ruang pendidikan dan latihan; t. pengolahan sampah; dan
u. pelataran parkir yang mencukupi.
(Pasal 10 ayat (2) UURS)
Gambaran Umum Bisnis Rumah Sakit (RS)
Sejarah

RS pertama di Indonesia didirikan oleh VOC tahun 1626 dan kemudian


juga oleh tentara Inggris pada zaman Raffles terutama ditujukan untuk
melayani anggota militer beserta keluarganya secara gratis. Jika
masyarakat pribumi memerlukan pertolongan, kepada mereka juga
diberikan pelayanan gratis.

Hal ini juga berlanjut dengan RS-RS yang didirikan oleh kelompok
agama. Sikap charity (karitatif) ini juga diteruskan oleh RS CBZ
(Centrale Burgerlijke Ziekenhuis) yang didirikan tahun 1919 di Jakarta. RS
ini juga tidak memungut bayaran pada orang miskin dan gelandangan
yang memerlukan pertolongan. Semua ini telah menanamkan kesan
yang mendalam di kalangan masyarakat pribumi bahwa pelayanan
penyembuhan di RS adalah gratis.
Gambaran Umum Bisnis Rumah Sakit (RS)
RS adalah bisnis yang pada mulanya membawa misi sosial bergeser
menjadi rumah sakit yang dikelola secara professional untuk tujuan
mencari keuntungan.

Dalam kehidupan masyarakat modern yang serba instant, masalah


kesehatan merupakan masalah yang pelik seiring perkembangan
berbagai macam penyakit yang beragam.

Pada akhirnya jumlah RS saat ini semakin banyak dan berkembang, baik
dari segi penggunaan teknologi maupun ilmu kedokteran. Dari sisi
perpajakan juga semakin kompleks, karena rumitnya industri RS
tersebut.

Saat ini rumah sakit sudah menjadi lahan bisnis yang menguntungkan
BISNIS RUMAH SAKIT
1. LAYANAN KESEHATAN (YANKES) RAWAT JALAN (RJ)

2. LAYANAN KESEHATAN (YANKES) RAWAT INAP (RI)

3. LAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)

4. LAYANAN PENUNJANG (MEDICAL CHECK UP, LAB,


INTALASI FARMASI, RADIOLOGI, DSB)

5. KAMAR JENAZAH, AMBULANCE DAN USAHA-USAHA LAINNYA


11
Kewajiban Pajak Rumah Sakit secara Umum:
1. PPh BADAN: RS sebagai WP Badan memiliki kewajiban
PPh Badan sama seperti WP Badan lainnya
2. PPh PASAL 21: RS sebagai Pemberi Kerja berkewajiban
untuk memotong, menyetorkan dan melaporkan PPh 21
3. PPh PASAL 23/26/FINAL: RS sebagai Pemberi Penghasilan
tertentu berkewajiban untuk memotong, menyetorkan dan
melaporkan PPh 23/26/Final.
4. PPN/PPnBM: RS sebagai Pengusaha juga berkewajiban
untuk menjadi PKP dan kemudian memungut, menyetor,
melaporkan PPN/PPnBM
5. PAJAK LAINNYA: sebagaimana layaknya Badan
12
Usaha (PPh Pasal 22, BPHTB, Pajak Daerah dan sebagainya)
Kekhususan kewajiban Pajak Rumah Sakit:
1. PPN hanya dikenakan atas penyerahan obat
kepada pasien Rawat Jalan (RJ), sementara
kepada pasien Rawat Inap (RI) dianggap
sebagai bagian dari Yankes yang dibebaskan
dari pengenaan PPN

2. PPh Pasal 21 atas Penghasilan Dokter,


dalam hal ini pemotongan PPh 21-nya
tergantung sumber keuangannya 13
Fasilitas Pelayanan Kefarmasian (PP 51/2009)
Fasilitas Pelayanan Kefarmasian adalah sarana yang digunakan
untuk menyelenggarakan pelayanan kefarmasian, yaitu apotek,
instalasi farmasi RS, puskesmas, klinik, toko obat, atau praktek
bersama.
1. Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang
menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di RS

2. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan


praktek kefarmasian oleh Apoteker.

3. Toko Obat adalah sarana yang memiliki izin untuk menyimpan


obat-obat bebas dan obat-obat bebas terbatas untuk dijual secara
eceran.
BUKAN JKP (PASAL 4A AYAT (3))

11. jasa tenaga kerja;


1. jasa pelayanan kesehatan medis; 12. jasa perhotelan;
2. jasa pelayanan sosial; 13. jasa yang disediakan oleh
3. jasa pengiriman surat dengan perangko; pemerintah dalam rangka
4. jasa keuangan; menjalankan pemerintahan secara
umum;
5. jasa asuransi;
14. jasa penyediaan tempat parkir;
6. jasa keagamaan;
15. jasa telepon umum dengan
7. jasa pendidikan; menggunakan uang logam;
8. jasa kesenian dan hiburan; 16. jasa pengiriman uang dgn wesel pos;
9. jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan; dan
10. jasa angkutan umum di darat dan di air 17. jasa boga atau katering.
serta jasa angkutan udara dalam negeri
yang menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari jasa angkutan udara luar
negeri; UU Nomor 42/2009

Sejak 1 April 2022, Jasa pelayanan Kesehatan Medis menjadi JKP sesuai
UU No. 7/2021 15
Jasa Pelayanan Kesehatan Medis (PASAL 4A AYAT (3) huruf a)

meliputi:
1. jasa dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi;
2. jasa dokter hewan;
3. jasa ahli kesehatan seperti ahli akupunktur, ahli gigi, ahli
gizi, dan ahli fisioterapi;
4. jasa kebidanan dan dukun bayi;
5. jasa paramedis dan perawat;
6. jasa rumah sakit, rumah bersalin, klinik kesehatan,
laboratorium kesehatan, dan sanatorium;
7. jasa psikolog dan psikiater; dan
8. jasa pengobatan alternatif, termasuk yang dilakukan oleh
paranormal.
UU Nomor 42/2009
16
Pengenaan PPN di Rumah Sakit
(SE-17/PJ.52/1998)
Atas penyerahan obat-obatan yang dilakukan oleh apotik di
rumah sakit terutang PPN sebesar 10%. Apabila apotik di RS
merupakan satu kesatuan dengan RS itu sendiri, maka yang
ditunjuk sebagai PKP adalah RS yang bersangkutan dan
penyerahan yang terutang PPN adalah penyerahan obat-
obatan yang dilakukan oleh apotik tersebut.

Hal tersebut menimbulkan kerancuan yang dimaksud adalah


INSTALASI FARMASI, bukan APOTEK
Pengenaan PPN di Rumah Sakit
(SE-06/PJ.52/2000)
1. Instalasi farmasi (kamar obat) merupakan suatu tempat untuk mengadakan dan
menyimpan obat-obatan, gas medik alat-alat kesehatan serta bahan kimia yang bukan
berdiri sendiri tetapi merupakan satuan organik yang tidak terpisahkan dari
keseluruhan organisasi RS. Selanjutnya ditegaskan bahwa penyerahan obat-obatan
yang dilakukan oleh instalasi farmasi (kamar obat) tidak terutang PPN.

2. Dalam kenyataannya instalasi farmasi melayani RS yang terdiri dari PASIEN RAWAT
INAP, RAWAT JALAN, DAN GAWAT DARURAT. Mengingat instalasi farmasi melakukan
pelayanan kepada pasien RJ sebagaimana lazimnya sebuah apotik, maka atas
penyerahan obat-obatan oleh instalasi farmasi kepada pasien RJ tetap terutang PPN.

3. Apabila apotik atau instalasi farmasi di RS yang bertindak sebagaimana lazimnya apotik
melakukan penyerahan obat-obatan kepada pasien RJ dengan cara eceran, maka RS
yang mempunyai instalasi farmasi/apotik tersebut merupakan PKP Pedagang Eceran.
PPh 21 atas Penghasilan Dokter (SE-51/PJ.43/1995)

Penggolongan Dokter berdasarkan kegiatannya:


a. Dokter yang menjabat sebagai pengurus atau pimpinan
rumah sakit;
b. Dokter sebagai pegawai tetap atau pegawai honorer
rumah sakit;
c. Dokter tetap, yaitu dokter yang mempunyai jadwal
praktek tetap (hari dan jam praktek tertentu), namun
bukan sebagai pegawai rumah sakit;
d. Dokter tamu, yaitu dokter yang merawat atau
menitipkan pasiennya untuk dirawat di rumah sakit;
e. Dokter yang menyewa ruangan di rumah sakit sebagai
tempat prakteknya.
PPh 21 atas Penghasilan Dokter
Pengenaan PPh Pasal 21 atas penghasilan Dokter
ditentukan berdasarkan sumber keuangannya:
1. Penghasilan yang bersumber dari
keuangan RS atau dari
Bendaharawan RS berupa gaji, Sesuai Pasal 10
tunjangan-tunjangan, honorarium, ayat (1) s.d. (4)
dan imbalan lainnya, yang diterima PER-16/PJ/2016
oleh para dokter kelompok a dan b.

2. Penghasilan yang berasal dari Sesuai Pasal 10


pasien yang diterima oleh para ayat (5) s.d. (6)
dokter kelompok a sampai dgn e. PER-16/PJ/2016
Struktur Lap Laba Rugi RS
URAIAN 31 December 2018 31 December 2017
Penjualan dan pendapatan usaha 5,964,650 5,305,996
Beban pokok penjualan dan pendapatan (4,035,795) (3,654,871)
Jumlah laba bruto 1,928,855 1,651,125
Beban penjualan (73,204) (74,658)
Beban umum dan administrasi (1,557,135) (1,279,476)
Pendapatan keuangan 15,784 20,459
Beban keuangan (41,357) (39,708)
Keuntungan (kerugian) selisih kurs mata uang asing

Bagian atas laba (rugi) entitas asosiasi yang dicatat dengan 77


menggunakan metode ekuitas
Pendapatan lainnya
Beban lainnya (106,864) (77,703)
Keuntungan (kerugian) lainnya
Jumlah laba (rugi) sebelum pajak penghasilan 166,156 200,039
Pendapatan (beban) pajak (139,763) (96,518)
Jumlah laba (rugi) dari operasi yang dilanjutkan 26,393 103,521
Laba (rugi) dari operasi yang dihentikan
Jumlah laba (rugi) 26,393 103,521
Struktur Lap Posisi Keuangan RS (1)
URAIAN 31 December 2018 31 December 2017
Aset
Aset lancar
Kas dan setara kas 215,920 930,138
Aset keuangan lancar lainnya 18,499 16,099
Piutang usaha
Piutang usaha pihak ketiga 1,208,332 923,367
Piutang usaha pihak berelasi 742 799
Persediaan lancar 189,368 197,431
Biaya dibayar dimuka lancar 133,056 102,959
Pajak dibayar dimuka lancar 527
Jumlah aset lancar 1,766,444 2,170,793
Aset tidak lancar
Piutang dari pihak berelasi 459
Investasi pada entitas entitas asosiasi 4,117
Uang muka tidak lancar
Uang muka tidak lancar lainnya 1,088,129 2,057,062
Biaya dibayar dimuka tidak lancar 211,221 227,231
Aset pajak tangguhan 42,170 39,935
Aset tetap 4,080,094 2,631,178
Goodwill 398,440 398,440
Aset takberwujud selain goodwill 97,863 68,032
Aset tidak lancar non-keuangan lainnya 6,464 3,138
Jumlah aset tidak lancar 5,928,498 5,425,475
Jumlah aset 7,694,942 7,596,268
Struktur Lap Posisi Keuangan RS (2)
Liabilitas dan ekuitas
Liabilitas jangka pendek
Pinjaman jangka pendek 1,000
Utang usaha pihak ketiga 335,665 373,097
Uang muka pelanggan jangka pendek
Uang muka pelanggan jangka pendek pihak ketiga 20,108 16,151
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya 74,898 106,465
Beban akrual jangka pendek 337,473 244,996
Utang pajak 72,132 82,690
Liabilitas anjak piutang 74,000
Liabilitas jangka panjang yg j.t. dalam satu tahun
Liabilitas jk panjang yg j.t. dlm 1 thn atas utang bank 1,494 8,390
Liab. jk. panjang yg j.t. dlm 1 thn atas liab. sewa pembiayaan 52,263 27,512
Liabilitas jk. panjang yg j.t. dlm 1 thu atas pinjaman lainnya 11,897 11,897
Jumlah liabilitas jangka pendek 979,930 872,198
Liabilitas jangka panjang
Liabilitas pajak tangguhan 55,723 50,942
Liabilitas jangka panjang atas utang bank 1,495
Liabilitas jangka panjang atas liabilitas sewa pembiayaan 124,327 145,621
Liabilitas jangka panjang atas pinjaman lainnya 71,320 83,217
Kewajiban imbalan pasca kerja jangka panjang 146,967 129,281
Jumlah liabilitas jangka panjang 398,337 410,556
Jumlah liabilitas 1,378,267 1,282,754
Struktur Lap Posisi Keuangan RS (3)
Ekuitas
Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Saham biasa 162,576 162,576
Saham preferen
Tambahan modal disetor 5,608,921 5,608,921
Komponen ekuitas lainnya (38,534) (25,748)
Saldo laba (akumulasi kerugian)
Saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya 32,515 26,012
Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya 521,016 520,910
Jumlah ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik 6,286,494 6,292,671
entitas induk
Proforma ekuitas
Kepentingan non-pengendali 30,181 20,843
Jumlah ekuitas 6,316,675 6,313,514
Jumlah liabilitas dan ekuitas 7,694,942 7,596,268
Jenis-jenis Penghasilan RS dan aspek perpajakannya (1)
Aspek Pajak
No Uraian Keterangan
CIT WHT VAT
BPJS dan KAPITASI
A
(Manage Care)
V Kapitasi adalah model transaksi layanan kesehatan yang
1 Selisih kapitasi V ---
(obat RJ) berbasis per kepala yg terdiri dari layanan RI dan RJ.

BPJS merupakan layanan kesehatan yang didasarkan pada


V
2 Selisih BPJS V --- harga paket (INA CBG atau Indonesia Case Base Groups) yg
(obat RJ)
terdiri dari layanan RI dan RJ.

ASO (Administrative Service


3 V V V Terutang PPN sesuai peraturan yang berlaku umum
Only)

KONSULTASI, VISITE &


B
TINDAKAN
1 Konsul, Visite, Tindakan RJ V --- --- Bagian dari layanan kesehatan yang merepresentasi biaya
2 Konsul, Visite, Tindakan RI V --- --- jasa dokter yang dikenakan kpd Pasien RJ maupun RI.
Jenis-jenis Penghasilan RS dan aspek perpajakannya (2)
Aspek Pajak
No Uraian Keterangan
CIT WHT VAT
C SEWA KAMAR

1 Sewa Kamar Perawatan V --- ---

Sewa Kamar Bedah Rawat


2 V --- ---
Jalan
Bagian dari layanan kesehatan yang merepresentasi biaya
Sewa Kamar Bedah Rawat ruang perawatan RI dan RJ.
3 V --- ---
Inap
4 Sewa Kamar Bersalin V --- ---

5 One Day Care V --- ---

D SEWA ALAT

1 Sewa Alat Rawat Jalan V --- --- Bagian dari layanan kesehatan yang merepresentasi biaya
pemakaian Alkes utk RI dan RJ.
2 Sewa Alat Rawat Inap V --- ---
Jenis-jenis Penghasilan RS dan aspek perpajakannya (3)
Aspek Pajak
No Uraian Keterangan
CIT WHT VAT

E OBAT-OBATAN
V
Dipersamakan dengan penjualan obat oleh
1 Obat Farmasi/produksi RJ V --- (obat
Apotek (resep)
RJ)
2 Obat Farmasi/produksi RI V --- ---
Obat merupakan bagian dari layanan
3 Obat Non Resep RJ V --- ---
kesehatan
4 Obat Non Resep RI V --- ---

F MEDICAL SUPPLY
1 Medical supplies RJ V --- --- Obat merupakan bagian dari layanan
2 Medical supplies RI V --- --- kesehatan
Jenis-jenis Penghasilan RS dan aspek perpajakannya (4)
Aspek Pajak
No Uraian Keterangan
CIT WHT VAT

G
PENUNJANG MEDIS (fisioterapi, patologi, MCU, Anestesi,
Rediterapi, MRI, CT Scan. USG, Lab, dsb)

1 Rawat Jalan V --- --- Bagian dari layanan kesehatan yang


merepresentasi biaya pemakaian Aset
Alkes khusus utk RI dan RJ.
2 Rawat Inap V --- ---
Jenis-jenis Penghasilan RS dan aspek perpajakannya (5)
Aspek Pajak
No Uraian Keterangan
CIT WHT VAT

H
PENDAPATAN USAHA LAINNYA (kamar jenazah, ambulance, admin medis,
oksigen, laundry, fogging, pest control, on site clinic, eakusasi medis, CSR)
Kamar Jenazah, ambulance,
1 V --- ---
oksigen, admin medis RJ Bagian dari layanan kesehatan yang merepresentasi biaya
Kamar Jenazah, ambulance, administrasi dan pemakaian Alkes utk RI dan RJ.
2 V --- ---
oksigen, admin medis RI
3 Extra fooding V --- --- bagian dari layanan kesehatan
4 Oksigen UGD V --- --- bagian dari layanan kesehatan
5 Incinerator V V V Pengolahan limbah padat menjadi gas atau abu
6 Laundry V --- --- bagian dari layanan kesehatan
7 Fogging V --- --- bagian dari layanan kesehatan
8 Spraying V --- --- bagian dari layanan kesehatan
9 Pest Kontrol V --- --- bagian dari layanan kesehatan
10 Evakuasi Medis V --- --- bagian dari layanan kesehatan
CSR (Corporate Social V
11 V --- CSR adlh layanan kesehatan yg bisa dipersamakan dgn RJ
Responsibility) (obat RJ)
V On Site Clinic adlh layanan kesehatan yg bisa
12 On Site Klinik V ---
(obat RJ) dipersamakan dgn RI atau RJ
Jenis-jenis Penghasilan RS dan aspek perpajakannya (6)
Aspek Pajak
No Uraian Keterangan
CIT WHT VAT

I PENDAPATAN DI LUAR USAHA

Bunga Deposito dan


1 Final --- --- Objek PPh Final Pasal 4 (2)
Jasa Giro
2 Denda Material V --- ---
Objek PPh Final Pasal 4 (2), asumsi sewa
3 Sewa Final V V
tanah dan/atau bangunan
4 Selisih Kurs V --- ---
Laba/Rugi Penjualan
5 V --- ---
Asset
6 Lain Lain V --- ---
Cosf of Revenue dan biaya Operasional RS
• Dalam hal ini digunakan istilah Beban Pokok Pendapatan/Penjualan (Cost
of Revenue/Sales), bukan Harga Pokok Penjualan, karena pendapatan
jasa tidak ada Harga Pokoknya.
• Asumsinya adalah bahwa Cost of Revenue (COR) adalah semua biaya
tenaga kerja dan material/jasa yang berhubungan dengan layanan
kesehatan di RS
• Biaya Operasional adalah yang berhubungan dengan biaya umum dan
administrasi, penjualan/pemasaran dan biaya operasional lainnya.
Jenis-jenis biaya RS dan aspek perpajakannya (1)
Aspek Pajak
No Uraian Keterangan
CIT WHT VAT
A COR-BIAYA PEKERJA MEDIS
1 Upah tetap dan PWT V V --- objek PPh 21
2 Tunjangan-tunjangan V V --- objek PPh 21
3 Imbalan Jasa Pelayanan V V --- objek PPh 21
Pajak menganut prinsip realisasi, jika masih
4 Imbalan Pasca Kerja (Pesangon) V V ---
cadangan di-korfis dulu
JP dan JHT yg ditanggung PK bukan objek PPh,
5 Iuran Jamsostek V V ---
JKM dan JKK merupakan objek PPh 21
6 Iuran Dana Pensiun (DPLK) V --- --- Iuran DPLK ditanggung PK bukan objek PPh 21
7 Uang Shift/makan/lembur V V --- objek PPh 21
8 Jasa Produksi/Incentif (Bonus) V V --- Penghasilan tidak teratur
9 Imbalan Jasa Dokter V V --- IJD yang bersumber dari pasien
Objek PPh 21 atas uang sakunya saja, jika lump
10 Perjalanan Dinas V V ---
sum merupakan objek PPh 21 seluruhnya

11 Pendidikan (Simposium/Training/Kursus) V V --- Objek PPh 21 atas uang sakunya saja


12 Pengobatan, Kacamata dll) V V --- objek PPh 21
Jenis-jenis biaya RS dan aspek perpajakannya (2)
Aspek Pajak
No Uraian Keterangan
CIT WHT VAT

B COR-MATERIAL OBAT
1 Obat obatan jadi V --- V PM dikreditkan secara prorata
2 Bahan Obat V --- V PM dikreditkan secara prorata
3 Susu V --- --- PM tidak dapat dikreditkan
4 Sera /Vaksin V --- --- PM tidak dapat dikreditkan
5 Infuse V --- --- PM tidak dapat dikreditkan
6 Obat Produksi V --- V PM dikreditkan secara prorata
7 Obat BPJS V --- V PM dikreditkan secara prorata
Jenis-jenis biaya RS dan aspek perpajakannya (3)
Aspek Pajak
No Uraian Keterangan
CIT WHT VAT
C COR-MATERIAL ALKES
1 Embalage/pengepakan V --- --- PM tidak dapat dikreditkan
2 Alat suntik V --- --- PM tidak dapat dikreditkan
3 Bahan Pembalut V --- --- PM tidak dapat dikreditkan
Benang bedah dan keperluan
4 V --- --- PM tidak dapat dikreditkan
OK (Kamar Operasi)
5 Barang keperluan gigi, orthopedi V --- --- PM tidak dapat dikreditkan
6 Bedah jantung & Pace maker V --- --- PM tidak dapat dikreditkan
7 Electrode, ECG Paper, Jelly V --- --- PM tidak dapat dikreditkan
8 Haemodialise V --- --- PM tidak dapat dikreditkan
9 X Ray Film V --- --- PM tidak dapat dikreditkan
10 Kimia Laboratorium V --- --- PM tidak dapat dikreditkan
11 Beras Organic V --- --- PM tidak dapat dikreditkan
12 Alkes BPJS V --- --- PM tidak dapat dikreditkan
Jenis-jenis biaya RS dan aspek perpajakannya (4)
Aspek Pajak
No Uraian Keterangan
CIT WHT VAT
E COR-BIAYA PEMELIHARAAN
1 Pakaian Bedah V --- --- Jika barang=non WHT, PM tdk dapat dikreditkan
2 Pakaian Pasien V --- --- Jika barang=non WHT, PM tdk dapat dikreditkan
3 Linen Perawatan/ Bed Cover V --- --- Jika barang=non WHT, PM tdk dapat dikreditkan
4 Micro film V --- --- Jika barang=non WHT, PM tdk dapat dikreditkan
5 Bahan Insektisida & Rodent Control V --- --- Jika barang=non WHT, PM tdk dapat dikreditkan
6 Bahan makanan V --- --- Jika barang=non WHT, PM tdk dapat dikreditkan
7 BBM Bensin, Solar & Pelumas V --- --- Jika barang=non WHT, PM tdk dapat dikreditkan
8 Gas Medis V --- --- Jika barang=non WHT, PM tdk dapat dikreditkan
9 Bahan Kimia Pembersih dan K3 V --- --- Jika barang=non WHT, PM tdk dapat dikreditkan
10 Material Pemasaran V --- --- Jika barang=non WHT, PM tdk dapat dikreditkan
11 Komputer Supplies V --- --- Jika barang=non WHT, PM tdk dapat dikreditkan
Rumah Tangga Kantor (RTK) dan barang
12 V --- --- Jika barang=non WHT, PM tdk dapat dikreditkan
pecah belah
13 Alat Tulis Kantor (ATK) V --- --- Jika barang=non WHT, PM tdk dapat dikreditkan
Barang Tehnik Sipil, Listrik, Mekanik,
14 medical equipment, telekomunikasi, V --- --- Jika barang=non WHT, PM tdk dapat dikreditkan
elektronika dll
Jenis-jenis biaya RS dan aspek perpajakannya (5)
Aspek Pajak
No Uraian Keterangan
CIT WHT VAT
E HPP-BIAYA PEMELIHARAAN
Jika dikerjakan rekanan: jasa merupakan objek
1 Gedung & Bangunan V V ---
WHT dan PM tidak dapat dikreditkan
Jika dikerjakan rekanan: jasa merupakan objek
2 Kendaraan dan Ambulance V V ---
WHT dan PM tidak dapat dikreditkan
Alat Telekomunikasi, Komputer dan Jika dikerjakan rekanan: jasa merupakan objek
3 V V ---
Perlengkapan Kantor WHT dan PM tidak dapat dikreditkan
Jika dikerjakan rekanan: jasa merupakan objek
4 Alat Listrik, mekanik, AC, Lift dsb V V ---
WHT dan PM tidak dapat dikreditkan
Jika dikerjakan rekanan: jasa merupakan objek
5 Alat Medis V V ---
WHT dan PM tidak dapat dikreditkan
Jika dikerjakan rekanan: jasa merupakan objek
6 Alat Rumah Tangga V V ---
WHT dan PM tidak dapat dikreditkan
Jika dikerjakan rekanan: jasa merupakan objek
7 Kebersihan gedung & halaman V V ---
WHT dan PM tidak dapat dikreditkan
Jika dikerjakan rekanan: jasa merupakan objek
8 Barang K3 LL V V ---
WHT dan PM tidak dapat dikreditkan
Jenis-jenis biaya RS dan aspek perpajakannya (6)
Aspek Pajak
No Uraian Keterangan
CIT WHT VAT
COR-BIAYA PENYUSUTAN &
F
AMORTISASI
1 Gedung & Bangunan V --- ---
2 Kendaraan dan Ambulance V --- ---
Alat Telekomunikasi, Komputer dan
3 V --- ---
Perlengkapan Kantor Sesuai golongan dan kelompoknya
4 Alat Listrik, mekanik, AC, Lift dsb V --- ---
5 Alat Medis V --- ---
6 Aktiva Tidak Berwujud V --- ---

G COR-BIAYA ASURANSI
1 Asuransi Profesi V V --- Objek PPh Pasal 21
2 Gedung & Bangunan V --- ---
3 Kendaraan dan Ambulance V --- ---
Alat Telekomunikasi, Komputer dan
4 V --- ---
Perlengkapan Kantor
5 Alat Listrik, mekanik, AC, Lift dsb V --- ---
6 Alat Medis V --- ---
7 Aktiva Tidak Berwujud V --- ---
Jenis-jenis biaya RS dan aspek perpajakannya (7)
Aspek Pajak
No Uraian Keterangan
CIT WHT VAT
H COR-BIAYA SEWA/KONTRAK/JASA
1 Sewa Gedung/ Lahan V V --- Sewa/jasa = objek WHT, PM non creditable
2 Sewa Kendaraan V V --- Sewa/jasa = objek WHT, PM non creditable
Sewa Telekomunikasi, Elektronika,
3 V V --- Sewa/jasa = objek WHT, PM non creditable
Komputer & Perlengkapannya
4 Sewa Medical supplies V V --- Sewa/jasa = objek WHT, PM non creditable
Sewa Tabung Oksigen, alat kantor dan
5 V V --- Sewa/jasa = objek WHT, PM non creditable
Rumah Tangga Kantor
6 Kontrak Micro Film V V --- Sewa/jasa = objek WHT, PM non creditable
7 Penyajian Cucian (Laundry) V V --- Sewa/jasa = objek WHT, PM non creditable
Kontrak Pengemudi/
8 V V --- Sewa/jasa = objek WHT, PM non creditable
Keamanan/Kebersihan
Kontrak Nurse Aid/
9 V V --- Sewa/jasa = objek WHT, PM non creditable
Operator/Resepsionist/Admin
10 Kontrak Kerja Sama Layanan Kesehatan V V --- Sewa/jasa = objek WHT, PM non creditable
11 Kontrak Resepsionis V V --- Sewa/jasa = objek WHT, PM non creditable
12 Penyajian Makanan Pasien/Pekerja V V --- Sewa/jasa = objek WHT, PM non creditable
13 Biaya Kerja Sama (KSO/ KBH) V V --- Sewa/jasa = objek WHT, PM non creditable
14 Jasa Konsultan V V --- Sewa/jasa = objek WHT, PM non creditable
15 Jasa Pengelolaan Parkir V V --- Sewa/jasa = objek WHT, PM non creditable
Jenis-jenis biaya RS dan aspek perpajakannya (8)
Aspek Pajak
No Uraian Keterangan
CIT WHT VAT
A BIAYA USAHA-UMUM
1 Biaya Pekerja Non Medis V V --- Objek PPh Pasal 21
Jika dikerjakan rekanan: objek WHT dan PM
2 Pengembangan Sistem V V ---
tidak dapat dikreditkan
Jika dikerjakan rekanan: objek WHT dan PM
3 Alat Rumah tangga V V ---
tidak dapat dikreditkan
Jika dikerjakan rekanan: objek WHT dan PM
4 Reproduksi V V ---
tidak dapat dikreditkan
Jika dikerjakan rekanan: objek WHT dan PM
5 Biaya Managemen & Jasa V V ---
tidak dapat dikreditkan
Jika dikerjakan rekanan: objek WHT dan PM
6 CSR V --- ---
tidak dapat dikreditkan
Jika dikerjakan rekanan: objek WHT dan PM
7 Riset V V ---
tidak dapat dikreditkan
Jika dikerjakan rekanan: objek WHT dan PM
8 Bagian Umum V V ---
tidak dapat dikreditkan
Jika dikerjakan rekanan: objek WHT dan PM
9 Pemeriksaan Air V V ---
tidak dapat dikreditkan
Jika dikerjakan rekanan: objek WHT dan PM
10 TQC/GKM V V ---
tidak dapat dikreditkan
Jenis-jenis biaya RS dan aspek perpajakannya (9)
Aspek Pajak
No Uraian Keterangan
CIT WHT VAT
Jika dikerjakan rekanan: objek WHT dan PM
11 Promosi /Pemasaran V V ---
tidak dapat dikreditkan (daftar nomnatif)
Jika Komunal = DE-NTI atau Non Komunal = DE-
12 Rumah Dinas V --- ---
TI, jika lebih dari Rp 2jt/pegawai/bulan
13 Bina Karyawan V --- --- NDE (bukan 3M)
Jika dikerjakan rekanan: objek WHT dan PM
14 Biaya Penagihan V V ---
tidak dapat dikreditkan
Jika dikerjakan rekanan: objek WHT dan PM
15 Tiket Perjalanan V --- ---
tidak dapat dikreditkan
Jika dikerjakan rekanan: objek WHT dan PM
16 Pelayanan Ambulance V V ---
tidak dapat dikreditkan
17 Listrik dan Air V --- ---
18 Pulsa Telephone V --- --- 50% NDE
19 Pemondokan/ Makan Perawat V V --- NDE, kecuali daerah terpencil
Jika dikerjakan rekanan: objek WHT dan PM
20 Pemasaran & Humas V V ---
tidak dapat dikreditkan
21 Penyisihan Piutang --- --- --- NDE (provisi)
Jenis-jenis biaya RS dan aspek perpajakannya (10)
Aspek Pajak
No Uraian Keterangan
CIT WHT VAT
Jika dikerjakan rekanan: objek WHT dan PM tidak
22 K3 LL V V ---
dapat dikreditkan
Jika dikerjakan rekanan: objek WHT dan PM tidak
23 Hukum V V ---
dapat dikreditkan
24 PBB (Pajak Bumi & Bangunan) V V ---
Jika dikerjakan rekanan: PM tidak dapat
25 Biaya Tes Kesehatan V --- ---
dikreditkan
Jika dikerjakan rekanan: PM tidak dapat
26 Transport (Tol, parkir dll) V --- ---
dikreditkan
Jika dikerjakan rekanan: objek WHT dan PM tidak
27 Fogging V V ---
dapat dikreditkan
Jika dikerjakan rekanan: objek WHT dan PM tidak
28 Spraying V V ---
dapat dikreditkan
Jika dikerjakan rekanan: objek WHT dan PM tidak
29 Termite Kontrol V V ---
dapat dikreditkan
Jika dikerjakan rekanan: objek WHT dan PM tidak
30 Pest Kontrol V V ---
dapat dikreditkan
31 Barang Hilang/Rusak/Kadaluarsa V --- --- harus ada bukti pendukung yang cukup
Biaya CSR (Corporate Social Secara umum NDE, kecuali untuk sumbangan
32 V --- ---
Responsibility) sesuai PP No. 93/2010
Jenis-jenis biaya RS dan aspek perpajakannya (11)
Aspek Pajak
No Uraian Keterangan
CIT WHT VAT

B BIAYA USAHA-ADMINISTRASI KANTOR

Pos, Materai, Perangko, Telex, Iuran


1 V --- ---
TV
2 Biaya Keuangan(Premi,Dll) V --- ---
3 Perijinan, Dokumentasi, Rapat dll V --- ---
4 Perpustakaan (Buku,Majalah/Koran) V --- ---

C BIAYA DI LUAR USAHA


1 Kartu Kredit V --- ---
2 Biaya Bank V --- ---
3 Biaya Pajak Budep/jasa giro/sewa --- --- --- NDE
4 Denda Pajak --- --- --- NDE
5 Bunga Pinjaman V --- ---
FASILITAS YANG DAPAT DINIKMATI RUMAH SAKIT SELAMA MASA
PANDEMI COVID-19 (2020-2022)
1. PMK No. 28/PMK.03/2020 jo. 239/PMK.03/2020 jo. 83/PMK.03/2021
PEMBERIAN INCENTIF PAJAK THD BARANG/JASA UNTUK
PENANGANAN PANDEMI COVID-19

2. PMK No. 44/PMK.03/2020 jo. 9/PMK.03/2021 jo. 82/PMK.03/2021


INCENTIF PAJAK UNTUK WAJIB PAJAK TERDAMPAK
PANDEMI COVID-19

3. PP No. 29/2020 jo.239/PMK.03/2020 jo. 83/PMK.03/2021


INCENTIF PPh DALAM RANGKA PENANGANAN COVID-19
PEMBERIAN INCENTIF PAJAK THD BARANG/JASA UNTUK PENANGANAN
PANDEMI COVID-19

No Insentif Masa Berlaku Catatan Peraturan


1 PPN DTP Apr 2020 s.d. Des 2021 Pihak Tertentu dalam PMK 28/2020; 143/2020; 239/2020;
Khusus Vaksin dan Obat rangka penanganan Covid- 83/2021; 226/2021; 113/2022
berlaku s.d Des 2022 19
2 PPh 22 Dibebaskan Apr 2020 s.d. Des 2021 Pihak Tertentu dalam PMK 28/2020; 143/2020; 239/2020;
Khusus Vaksin dan Obat rangka penanganan Covid- 83/2021; 226/2021; 113/2022
berlaku s.d Des 2022 19; SKB
3 PPh 21 Dibebaskan Apr 2020 s.d. Des 2021 Pihak Tertentu dalam PMK 28/2020; 143/2020; 239/2020
rangka penanganan Covid-
19
4 PPh 23 Dibebaskan Apr 2020 s.d. Des 2021 Pihak Tertentu dalam PMK 28/2020; 143/2020; 239/2020
rangka penanganan Covid-
19; SKB
INCENTIF PAJAK UNTUK WAJIB PAJAK TERDAMPAK
PANDEMI COVID-19
No Insentif Masa Berlaku Catatan Peraturan
1 PPh 21 DTP Apr 2020 s.d. Des 2021 WP Tertentu; Pengh. Bruto PMK 23/2020; 44/2020; 86/2020;
disetahunkan < Rp 9/2021; 82/2021; 149/2021
200.000.000
2 PPh 22 impor Apr 2020 s.d. Des 2022 WP Tertentu; Menyampaikan PMK 23/2020; 44/2020; 86/2020;
Dibebaskan SKB 9/2021; 82/2021; 149/2021; 3/2022;
114/2022
3 PPh UMKM DTP Apr 2020 s.d. Des 2021 WP UMKM PMK 23/2020; 44/2020; 86/2020;
9/2021; 82/2021; 149/2021
4 Peng. Angs. PPh 25 Apr 2020 s.d. Des 2022 WP Tertentu PMK 23/2020; 44/2020; 86/2020;
9/2021; 82/2021; 149/2021; 3/2022;
114/2022
5 Restitusi PPN Apr 2020 s.d. Des 2021 WP Tertentu; Restitusi Max PMK 23/2020; 44/2020; 86/2020;
Dipercepat Rp 5.000.000.000 9/2021; 82/2021; 149/2021
6 PPh Final Konstruksi Ags 2020 s.d. Des 2022 WP Tertentu P3-TGAI PMK 110/2020; 9/2021; 82/2021;
DTP 149/2021; 3/2022; 114/2022

Notes: Fasilitas tersebut di atas, hanya berlaku untuk WP KLU tertentu


INCENTIF PPh DALAM RANGKA PENANGANAN COVID-19
No Insentif Masa Berlaku Catatan Peraturan

1 Tambahan pengurangan penghasilan Mar 2020 s.d. Des 2021 WP Tertentu; Produksi PP 29/2020; PMK 143/2020;
neto (Investmen Allowence), 30% dr Alkes 239/2020; 83/2021
biaya yg dikeluarkan
2 Sumbangan yg dpt menjadi pengurang Mar 2020 s.d. Des 2021 WP Tertentu; Daftar PP 29/2020; PMK 143/2020;
penghasilan bruto Nominatif 239/2020; 83/2021
3 Tambahan penghasilan yg Mar 2020 s.d. Des 2022 WP Tertentu PP 29/2020; PMK 143/2020;
diterima/diperoleh SDM di Bidang 239/2020; 83/2021;
Kesehatan (Nakes), PPh 21 Final 0% 226/2021; 113/2022
4 Penghasilan berupa Mar 2020 s.d. Des 2021 WP Tertentu PP 29/2020; PMK 143/2020;
kompensasi/penggantian atas 239/2020; 83/2021
penggunaan harta (PPh Final 0%)
5 Pembelian kembali saham yang Pembelian kembali saham mulai WP Tertentu PP 29/2020
diperjualbelikan di bursa (Diskon tarif 1 Mar – 30 Sep 2020 dan Saham
PPh Badan 3% dengan syarat tertentu) tersebut hanya boleh dikuasai
WP s.d. 30 Sep 2022
INCENTIF PAJAK TERKAIT PENANGANAN COVID-19 (PMK
28/2020 jo. 239/PMK.03/2020 jo. 83/PMK.03/2021)

1. Fasilitas PPN Tidak Dipungut atau DTP


2. Fasilitas PPh 21 dibebaskan tanpa SKB
3. Fasiltas PPh 22 Tidak Dipungut atau
dibebaskan dengan SKB
4. Fasiltas PPh 23 dibebaskan dengan SKB
PERSYARATAN UTK MENDAPATKAN INCENTIF PERPAJAKAN (PMK
28/2020 jo. PMK 239/PMK.03/2020 jo. 83/PMK.03/2021)

1. Subjek Pajak : Pihak Tertentu,


2. Objek: transaksi Barang dan/atau Jasa, DAN
Objek PMK
3. Kondisi: Dalam rangka penanganan pandemic
Covid-19

Subjek Pajak dan Kondisi yang mendapatkan fasilitas dalam PMK (objek PMK) ini
adalah Pihak Tertentu yang membantu penanganan Pandemi Covid-19, yaitu:
➢Badan/Instansi Pemerintah, baik pusat maupun daerah yang ditunjuk
➢Rumah Sakit yang ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan Covid-19
➢Pihak Lain yang ditunjuk oleh Badan/Instansi Pemerintah atau RS
TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN REALISASI ATAU LAPORAN PEMBEBASAN
ATAS PEMANFAATAN FASILITAS PAJAK

Penyampaian laporan realisasi atau laporan pembebasan atas


pemanfaatan fasilitas pajak sebagaimana di atur dalan PMK-
28/PMK.03/2020 disampaikan melalui laman www.pajak.go.id
dengan ketentuan sebagai berikut :
INCENTIF PAJAK BAGI WP TERDAMPAK COVID-19
(PMK 23/2020 jo. 44/2020 jo. 86/2020 jo 110/2020 jo. 9/2021 jo. 3/2022)
YANG BISA DINIKMATI OLEH RUMAH SAKIT

1. Fasilitas PPh 21 DTP (s.d. Des 2021)


2. Fasilitas PPh 22 Dibebaskan (s.d. Des 2022)
3. Fasiltas Pengurangan PPh 25 (s.d. Des 2022)
4. Fasiltas PPN: Restitusi dipercepat (s.d. Des 2021)

KLU LAYANAN KESEHATAN YANG ADA DI PMK 09/PMK.03/2021:


INCENTIF PPh KHUSUS BAGI WP DI BIDANG KESEHATAN
(PP 29/2020 jo. PMK 143/PMK.03/2020 jo. 239/PMK.03/2020 jo. 83/PMK.03/2021)
YANG BISA DINIKMATI OLEH RUMAH SAKIT
FASILITAS PPh DALAM RANGKA PENANGANAN COVID-19

1. tambahan pengurangan penghasilan neto (super deduction 30% dari


nilai investasi);
2. sumbangan yg dpt menjadi pengurang penghasilan bruto (dengan
syarat tertentu);
3. tambahan penghasilan yg diterima/diperoleh SDM di Bidang Kesehatan
(PPh 21 Final 0%);
4. penghasilan berupa kompensasi/penggantian atas penggunaan harta
(sewa harta dikenai PPh Final Pasal 4 (2) 0%); dan
5. pembelian kembali saham yang diperjualbelikan di bursa (diskon tarif
PPh Badan 3% dengan syarat tertentu)
BEBERAPA PERMASALAHAN YANG SERING MUNCUL DI LAPANGAN

1. Dasar penghitungan PPh 21 Dokter,


2. Perlakuan perpajakan layanan BPJS/KAPITASI,
3. Perlakuan Sumbangan Penanganan Covid-19,
4. Penggolongan Aset Tetap Alkes,
5. Kerja Sama Operasi Alat Kesehatan,
6. Jasa Laboratorium oleh RS,
7. Pengkreditan Pajak Masukan
8. Onsite Clinic
Dasar Penghitungan PPh 21 Dokter

• IJD adalah merupakan objek PPh 21 sbg Bukan Pegawai, PPh


21= Tarif progresif x (50%*Bruto)Kum
• Bisa mendapat fasilitas PPh 21 Dibebaskan sesuai PMK
28/2020 jo. 239/2020 jo. 83/2021
• Penghasilan bruto = jumlah yang jasa dokter yang dibayar
pasien. Hal ini menimbulkan masalah jika bagi hasil dokter
kurang dari 50%, atau bagi hasil dalam Rp (bukan%)
• Banyak challenge dari Dokter krn merasa membayar PPh
atas penghasilan yang tidak diterimanya
• Jika dokter hanya praktek di satu RS, bisa LB dalam SPT WP
OP-nya
PERLAKUAN LAYANAN BPJS/KAPITASI

• Model bisnis layanan BPJS menggunakan tarif Paket INA CBGs


(Indonesia Case Base Groups) ditentukan oleh BPJS. Sementara
utk model KAPITASI, tariff layanan kesehatan ditentukan per
kepala per tahun.
• Beberapa RS mencatat pendapatan dari pasien BPJS/Kapitasi
dengan cara normal sesuai jenis pendapatannya. Lalu jika ada
selisih antara biling vs yang di-approve Penjamin dicatat dalam
akun “Selisih BPJS/Kapitasi”
• Pelaksanaannya menggunakan sejenis dummy billing
• PPN dikenakan atas obat resep kepada pasien RJ (ditanggung
Penjamin)
• Challenge: perlakuan PPh atas selisih BPJS/Kapitasi
Perlakuan Sumbangan Penanganan Covid-19

• Pandemi Covid-19 adalah bencana nasional non alam


• Sumbangan bencana nasional yang diberikan kepada RS
merupakan DE bagi WP Pemberi sumbangan dengan syarat
tertentu
• PP 29/2020 tidak mengatur perlakuan bagi penerima
sumbangan
• RS tidak boleh klaim biaya penanganan Covid-19 yang
berasal dari sumbangan tersebut kepada Pemerintah
• Challenge: syarat tertentunya relatif sulit dipenuhi (PP
93/2010) dan perlakuan bagi penerima sumbangan tidak
ada aturan jelas
PENGGOLONGAN ASET TETAP ALKES

• Aset Alkes RS bisa dimasukkan sebagai kelompok 1 atau


kelompok 2 atau kelompok 3
• Alkes saat ini, banyak dominan non logam dan
elektronik dan tidak dinyatakan secara jelas dalam PMK
96/PMK.03/2009. Sesuai PER-20/PJ/2014, jika tidak ada
di PMK-96 tsb, defaultnya masuk ke kelompok 3 atau
pengajuan permohonan
• Beberapa Aset RS jelas pengelompokannya dalam PMK
96/PMK.03/2009
• Grey area, Aset Alkes masuk kelompok 1 atau 2 atau 3?
KERJA SAMA OPERASI ALAT KESEHATAN

• KSO ini biasanya RS mengoperasikan Alkes milik pihak


ketiga dengan pola bagi hasil (tanpa NPWP baru)
• Biasanya pemilik Alkes akan menjual obat/alkes ke
pihak RS dengan harga tertentu dan harganya akan
berkorelasi dengan bagi hasil yang diterima para
pihak
• Pendapatan dicatat 100% oleh RS dan ada biaya KSO
• Grey area, apakah pembayaran bagi ke pihak ketiga
terutang PPN dan WHT?
• Lihat S-1034/PJ.322/2004
JASA LABAORATORIUM OLEH RS

• Pelanggan jasa laboratorium bisa perseorangan dan


Badan
• Jasa Laboratorium/pengujian termasuk jasa lain yang
terutang PPh Pasal 23
• Seharusnya Jasa Lab oleh RS adalah bagian dari jasa
layanan kesehatan krn merupakan bagian dari
Langkah diagnosa penyakit.
• Challenge: Masih banyak pelanggan RS yang
memotong PPh 23 atas jasa Lab. yang diberikan RS
PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN

• Aturan pengkreditan PM untuk RS tunduk ada Pasal 9


ayat (5) atau ayat (6) UU PPN jo. PMK
186/PMK.03/2022 (joint VAT In)
• Sebenarnya RS sebagai PKP boleh memilih antara ayat
(5) dg pemisahan pembukuan atau ayat (6) dengan
prorate.
• Challenge: Jika dengan prorate, apakah dasarnya
penyerahan obat RJ vs seluruh penyerahan
atau
penyerahan obat RJ vs jumlah penyerahan obat RJ & RI?
PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN (PM)
INPUT PROSES OUTPUT Perlakuan PPN Input (PM)

BKP / JKP:
• Ekspor (0%): Creditable

Barang
P • Lokal (11% / Nilai Lain): Creditable
• Lokal (besaran ttt-%): Non Creditable
PM
modal P • Pemberian Cuma-cuma: Creditable
K K
• PPN Tidak Dipungut: Creditable
• PPN Dibebaskan: Non Creditable
• Membangun sendiri : PPN KMS Creditable
Bukan
barang
PM P • Psl 9 (8) UU PPN: Non Creditable

modal Non BKP / Non JKP: Non Creditable

Bila ada joint PM: Kreditkan Dulu, lalu hitung ulang dgn mekanisme 1111-AB
sesuai PMK No. 186/PMK.03/2022
PERLAKUAN ONSITE CLINIC

• Intinya onsite clinic adalah layanan kesehatan di


lokasi/site pasien (lapangan, pabrik atau workshop).
• Ada beberapa kasus perjanjian kerja sama (PKS)-nya
tidak dinyatakan sebagai jasa layanan kesehatan,
tapi sebagai jasa penyediaan tenaga medis (dokter,
perawat, alkes dan obat-obatan)
• Challenge: Bagaimana perlakuan PPN dan PPh 23-
nya?
Terima kasih
And
Thank you so much
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai