Setelah Indonesia merdeka, pajak ditetapkan dan dipungut oleh negara,bukanlah seperti upeti atau
hal lain yang membebani warganya. Namun pajak merupakan kontribusi pembangunan dari warga.
Hal ini sebagai bentuk dari komitmen rakyat Indonesia dan konsekuensi dari mendirikan suatu negara
yang merdeka dan berdaulat.Membayar pajak juga merupakan bentuk dari partisipasi warga dalam
mengisi kemerdekaan.
Sistem pemungutan pajak ada beberapa macam. Pada awal kemerdekaan, sistem pemungutan pajak
Indonesia berdasarkan Official Assesment System yaitu pihak yang penentuan jumlah pajak terutang
dari Wajib Pajak ditetapkan oleh aparat pajak. Sejak reformasi perpajakan di Indonesia pada tahun
1984, sistem pemungutan pajak yang baru diperkenalkan di Indonesia yaitu Self Assessment System.
Sistem pemungutan ini memberikan kepercayaan kepada Wajib Pajak untuk mendaftarkan diri,
menghitung, memperhitungkan utang pajaknya sendiri, membayar pajak terutang ke bank tempat
pembayaran pajak dan kantor pos serta melaporkan hasil perhitungan pajaknya ke Kantor Pelayanan
Pajak. Pada sistem ini aparat pajak bertugas untuk mengawasi, melakukan pelayanan dan penyuluhan
kepada Wajib Pajak.
Kenapa Wajib Pajak harus ber-NPWP?
Sesuai dengan sistem self assessment maka Wajib Pajak mempunyai kewajiban
untuk mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor
Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak untuk
diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang diberikan kepada Wajib Pajak
mempunyai fungsi, yaitu:
Sebagai sarana dalam administrasi perpajakan, sebagai tanda pengenal diri
atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan Kewajiban
perpajakannya, menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan
pengawasan administrasi perpajakan. Mengingat fungsinya sebagai tanda
pengenal diri, maka Orang Pribadi dan Badan yang telah memenuhi syarat
sebagai Wajib Pajak wajib memiliki NPWP.KiniWajib Pajak diberikan
kemudahan untuk mendaftarkan diri melalui menu aplikas di internet yang
bernama e-registration dengan alamat www.pajak.go.id.
Bagaimana cara membayar pajak yang benar?
Membayar pajak dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) sebanyak 4 rangkap
yang terlebih dahulu telah diisi/ditulis dan ditandatangani.
Pembayaran Pajak dapat dilakukan di :
Bank tempat pembayaran pajak;
Kantor Pos
PERHATIAN:
Uang untuk pembayaran pajak harus disetor ke bank tempat pembayaran pajak atau
kantor pos, bukannya ke kantor pajak baik itu KPP ataupun KP2KP.
Batas waktu Pembayaran Pajak:
PPh Pasal 21, 23 dan 26 yang dipotong oleh Pemotong PPh harus disetor paling lama
tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir;
PPh Pasal 25 harus dibayar paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutny setelah
Masa Pajak berakhir; PPN atau PPN dan PPnBM yang terutang dalam satu Masa Pajak harus
disetor paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir dan sebelum Surat
Pemberitahuan Masa PPN disampaikan.
SPT Tahunan Orang Pribadi paling lambat dibayar akhir bulan ke tiga setelah akhir
tahun pajak (31 Maret). Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan harus dibayar lunas sebelum Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan disampaikan.