Anda di halaman 1dari 4

3 Bahasan] Macam Macam Pajak di Indonesia dan

Penjelasannya
By Sandy MakrufPosted on

Tahukah Kamu ?
[kkstarratings] Akuntansilengkap.com –  Mulai 1 Januari 2014, PBB Pedesaan dan Perkotaan menjadi Pajak
Daerah. Untuk PBB Perkebunan, Pertambangan dan Perhutanan masih tetap merupakan Pajak Pusat.

Daftar Isi [hide]
 1 Definisi Pajak Menurut Para Ahli
o 1.1 Macam Macam Pajak/Jenis-Jenis Pajak
o 1.2 1. Pajak Menurut Golongan
o 1.3 2. Pajak Menurut Sifat
o 1.4 3. Pajak Menurut Lembaga Pemungut
 1.4.1 A. Pajak Pusat (Negara)
 1.4.2 Pajak Penghasilan (PPh)
 1.4.3 Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
 1.4.4 Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
 1.4.5 4. Bea Meterai
 1.4.6 B. Pajak Daerah.
o 1.5 Share this:

Definisi Pajak Menurut Para Ahli


Menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan umum dan tata cara perpajakan.

Pengertian pajak adalah kontibusi wajib kepada negara yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang
bagi orang pribadi atau badan dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H


Definsi pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapat
kontraprestasi (timbal balik) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.

Jadi defisi pajak bisa disimpulkan sebagai iuran rakyat yang dibayar ke kas negara oleh pribadi atau kelompok
tanpa timbal balik langsung, yang berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum.

Baca juga:

1. [Lengkap] 24 Objek Pajak Penghasilan PPh dan Contohnya


2.  Jurnal PPN (Pajak Pertambahan NIlai) Masukan dan Keluaran
3. Pengertian PPN (Pajak Pertambahan Nilai) , Subjek, Objek Dan Dasar Hukum “UU”

Macam Macam Pajak/Jenis-Jenis Pajak

Pajak oleh Resmi dapat dikelompokkan menurut golongan, menurut sifatnya, dan menurut lembaga pemungut.
Berikut penjelasannya:

1. Pajak Menurut Golongan


Pajak menurut golongan bisa dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1. Pajak langsung. Adalah pajak yang tidak bisa dibebankan atau dilimpahkan kepada orang atau pihak
lain, artinya pajak ini harus ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak. Contohnya adalah PPh (Pajak
Penghasilan).
2. Pajak Tidak Langsung. Adalah pajak yang dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada pihak ketiga
atau orang lain. Contohnya adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

2. Pajak Menurut Sifat


Pajak menurut sifatnya bisa dikelompokkan menjadi dua juga yaitu:

1. Pajak subjektif. Adalah pajak yang pengenaannya dengan memperhatikan keadaan subjeknya atau
keadaan pribadi Wajib Pajak . Contohnya adalah Pajak Penghasilan (PPh).
2. Pajak objektif. Adalah pajak yang pengenaannya berdasarkan objek, baik keadaan, berupa benda atau
perbuatan/peristiwa yang bisa mengaktifkan kewajiban membayar pajak dan tanpa memperhatikan
keadaan pribadi Wajib Pajak (Subjek Pajak) ataupun tempat tinggal. Contohnya adalah Pajak
Pertambahan Nilai (PPN).

3. Pajak Menurut Lembaga Pemungut


Pajak Menurut Lembaga Pemungut dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Pajak Pusaat (Negara) dan Pajak
Daerah:

A. Pajak Pusat (Negara)


Pajak Pusat (Negara). Adalah pajak yang dipungut pemerintah pusat yang kegunaannya adalah untuk
membiayai rumah tangga negara pada umumnya. Contohnya PPh, PPN dan PPnBM.

Pajak Pusat dikelola oleh Pemerintah Pusat diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pajak-Kementerian


keuangan. Pengelolaan administrasi yang berhubungan dengan pajak pusat dilaksanakan di Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) dan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak serta di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak.

Direktorat Jenderal Pajak menangani pajak pusat yang meliputi:

1. Pajak Penghasilan (PPh)


Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan kepada badan atau perorangan (pribadi) dari
penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam satu Tahun Pajak. Penghasilan yang dimaksud, diterima atau
diperoleh adalah tambahan kemapuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak baik penghasilan
yang berasal dari Indonesia atau dari luar Indonesia yang bisa menambah kekayaan Wajib Pajak dan bisa
dipakai untuk konsumsi dengan nama dan bentuk apapun.

Contohnya adalah gaji, keuntungan usaha, hadiah, honorarium dan lainnya.

2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak Atau Jasa
Kena Pajak di dalam Daerah Pabean (wilayah Indonesia). Artinya, setiap yang mengkonsumsi Barang Kena
Pajak atau Jasa Kena Pajak dikenakan PPN baik orang pribadi, perusahaan atau pemerintah.

Setiap barang dan jasa pada dasarnya adalah Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak kecuali yang ditentukan
oleh Undang-undang PPN.

3. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)


PPnBM juga termasuk dikenakan PPN atas konsumsi Barang Kena Pajak yang tergolong mewah. Jadi yang
tergolong Barang Kena Pajak yang mewah adalah:

1. suatu barang yang bukan merupakan barang kebutuhan pokok.


2. Suatu barang yang dikonsumsi oleh masyarakat tertentu.
3. Suatu barang yang dikonsumsi masyarakat berpenghasilan tinggi.
4. Suatu barang konsumsi yang menunjukkan status.
5. Suatu barang yang jika dikonsumsi, bisa merusak keseharan moral masyarakat dan menganggu
ketertiban masyarakat.

4. Bea Meterai
Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas pemanfaatan dokumen seperti akta notaris, surat perjanjian,
surat berharga / efek, kwitansi pembayaran dan dokumen yang memuat jumlah uang diatas jumlah tertentu.

5. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

PBB merupakan pajak yang pengenaannya berdasarkan kepemilikan atau pemanfaatan tanah dan atau
bangunan. PBB adalah Pajak Pusat, namun diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik Provinsi dan maupun
Kabupaten/Kota hampir seluruh realisasi penerimaan PBB.

Baca juga:

1. Pengertian Wajib Pajak Beserta Hak Dan Kewajiban Menurut Para Ahli
2. Pengertian, Jenis Jenis Dan Unsur Unsur Pajak Lengkap Menurut Para Ahli
3. Pengertian, Prinsip dan 5 Manfaat Akuntansi Pajak

B. Pajak Daerah.
Pajak Daerah Adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik tingkat I (pajak provinsi) atau tingkat II
(Pajak Kabupaten/Kota) yang fungsinya untuk membiayai rumah tangga daerah masing-
masing. Contohnya adalah Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan lainnya.

Pengelolaan administrasi yang berkaitan dengan pajak daerah akan dilaksanakan di Dinas Pendapatan Daerah
atau Kantor Pajak Daerah atau Kantor sejenis dibawah Pemerintah Derah setempat.

Jadi pajak yang dipungut di daerah meliputi:

1. Pajak Provinsi

 Pajak Kendaraan Bermotor


 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bemotor;
 Pajak Air Permukaan;.
 Pajak Rokok.

2. Pajak Kabupaten/Kota

 Pajak Hotel;
 Pajak Restoran;
 Pajak Hiburan;
 Pajak Reklame;
 Pajak Penerangan Jalan;
 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
 Pajak Parkir.
 Pajak Air Tanah
 Pajak sarang Burung Walet
 Pajak Bumi dan Bangunan perdesaan dan perkotaan
 Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan

Anda mungkin juga menyukai