2. Pajak Pusat dan Pajak Daerah PERBEDAAN PAJAK LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG BESERTA CONTOHNYA Dilihat dari pihak yang dikenakan wajib Pajak a) Pajak langsung, pungutan pajak menjadi beban wajib pajak, dan tidak bisa dibebankan atau di pindah tangankan kepada pihak lain. Dapat dilihat dari proses pembayarannya, pajak langsung memiliki sifat pungutan yang teratur dan dilakukan secara berkala. Dan pajak langsung biasanya melekat pada orang pribadi si wajib pajak, sehingga hak dan kewajibannya tidak dapat dialihkan ke pihak lain. b) Pajak tidak langsung, pajak yang pembayarannya akan dibebankan pada pihak lain. Pajak ini juga akan dibebankan saat terjadinya peristiwa yang akan mengakibatkan seseorang baik individu atau badan harus membayar sejumlah pajak. Badan yang mengumpulkan pajak kemudian akan mengirimkannya/melaporkan nya ke pemerintah. Namun jenis pemungutan yang berlaku dalam pajak tidak langsung bersifat tidak menentu. Artinya, pemberlakuan pajak tidak dilakukan secara berkala layaknya pajak langsung, melainkan tergantung dari peristiwa yang membuat kewajiban untuk membayar pajak muncul. Surat Ketetapan Pajak a) Untuk pajak langsung, terdapat surat ketetapan pajak yang mengatur tentang pemotongan dan penyetoran pajak. Kemudian, pajak langsung ini baru akan muncul nominalnya, ketika surat pemberitahuan (SPT) diterbitkan. b) Pajak tidak langsung tidak memiliki surat ketetapan pajak yang mengatur pemotongan dan penyetoran pajak. Hal ini dikarenakan, pajak tidak langsung nominal dan prosedur pembayarannya telah diatur dalam undang-undang, seperti PPN yang nominalnya sudah kita ketahui bersama, yakni 10% dan saat ini naik menjadi 11%. Dilihat dari Perspektif Pemerintah a) Pajak langsung termasuk ke dalam pajak progresif yang bisa berpengaruh secara langsung terhadap perekonomian negara, terutama tingkat inflasi. Hal ini disebabkan karena adanya kemungkinan pemerintah mengumpulkan pajak ini secara langsung dengan waktu yang bersamaan. b) Pajak tidak langsung, memungkinkan pemerintah untuk mengharapkan adanya pemasukan dari semua kalangan dengan harapan adanya feedback yang stabil. Maksudnya adalah pajak yang masuk, tetap akan digunakan untuk pembangunan perekonomian ke depannya. Contoh Pajak Langsung 1) Pajak Penghasilan (PPH) Pajak penghasilan atau di sebut sebagai (PPH) adalah pajak yang dikenakan terhadap setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima oleh wajib pajak, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan. Dan pajak penghasilan (PPH) memiliki beberapa jenis, seperti PPH pasal 23, PPH pasal 24, dan pasal 25. 2) Pajak Bumi dan Bangunan Contoh pajak ini merupakan pajak kebendaan yang dikenakan atas tanah dan bangunan yang berdiri di atasnya, dan besar pajak nya ditentukan oleh luas dan ukuran tanah dan bangunannya. PBB sendiri sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 1994 tentang pajak bumi dan bangunan. Wajib pajak akan menerima surat pemberitahuan (SPTT) berisi informasi jumlah pajak yang harus dibayarkan, metode pembayaran, serta jangka waktu pembayaran. Besar jumlah pajaknya akan disesuaikan dengan nilai jual objek pajak (NJOP). 3) Pajak Kendaraan Bermotor Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan kendaraan bermotor baik roda dua atau lebih. Dan wajib pajak kendaraan bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki kendaraan bermotor. Berdasarkan Pasal 8 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009, Pajak Kendaraan Bermotor dikenakan untuk Masa Pajak 12 (dua belas) bulan berturut-turut terhitung mulai saat pendaftaran Kendaraan Bermotor.
Contoh Pajak Tidak Langsung
1) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pajak PPN merupakan jenis pajak tidak langsung untuk disetor oleh pihak lain yang bukan merupakan penanggung pajak. Dan pajak harus dikenakan pada setiap proses produksi dan distribusi, tetapi jumlah pajak yang terutang dibebankan kepada konsumen akhir yang memakai produk tersebut. Dasar hukum PPN tertuang dalam UU No.42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Kemudian, dasar hukum terbaru PPN tertuang di dalam peraturan perundang-undangan perpajakan, yakni dalam UU No.7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP). 2) Pajak Bea Cukai Masuk Pajak yang dikenakan terhadap barang yang masuk daerah pabean, atau di kenal sebagai daerah perdagangan. Untuk dasar hukum yang mengaturnya yaitu UU No 17 Tahun 2006 tentang kepabeanan. 3) Pajak Penjualan atas barang mewah UU No. 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. PERBEDAAN PAJAK PUSAT DAN PAJAK DAERAH BESERTA CONTOHNYA 1. Berbeda Pihak yang Mengelola Pajak pusat dikelola oleh pemerintah pusat dan sifatnya lebih luas mengingat kebutuhannya adalah untuk pembangunan dan negara. DJP adalah lembaga pajak resmi yang mengurus aspek perpajakan untuk masyarakat baik Orang Pribadi atau Badan. Sementara untuk Pajak Daerah, pihak yang mengelola adalah Pemerintah Daerah sehingga lebih spesifik mengacu pada wilayah masing-masing. 2. Berbeda Jenis Pajak Jenis pajak yang dipungut dari pajak pusat dan daerah juga berbeda. Pajak pusat mengelola jenis pajak PPh, PPN, PPnBM dan Bea Meterai. Sementara Pajak Daerah mengelola Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). 3. Berbeda Sektor Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak yang dipungut atas tanah dan bangunan yang dapat mendatangkan keuntungan dan kedudukan sosial atau ekonomi bagi Orang atau Badan Usaha. Untuk sektor PBB ini sendiri berbeda antara pajak pusat dan Pajak Daerah. Pajak pusat mengurus sektor PBB untuk perkebunan, perhutanan dan pertambangan Sementara Pajak Daerah mengurus sektor PBB untuk perdesaan dan perkotaan. 4. Berbeda SPT dan SPPT Pajak pusat menggunakan SPT atau Surat Pemberitahuan Tahunan untuk membayar dan melapor pajak bagi Wajib Pajak Badan atau Orang Pribadi. Sementara itu, Pajak Daerah menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT-PBB). SPPT adalah Surat Keputusan Kepala KPP terkait pajak terutang yang harus dibayar dalam 1 (satu) Tahun Pajak. 5. Berbeda Tempat Pelayanan Pajak Pelayanan pajak untuk pajak pusat adalah Kantor Pelayanan Pajak baik Pratama, Madya, Besar dan Khusus. Sementara pelayanan pajak untuk Pajak Daerah adalah di Samsat dan Unit Pelayanan Pajak Daerah. CONTOH PAJAK DAERAH 1. Pajak Rokok Tarif Pajak Rokok ditetapkan secara definitif di dalam Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, agar Pemerintah dapat menjaga keseimbangan antara beban cukai yang harus dipikul oleh industri rokok dengan kebutuhan fiskal nasional dan Daerah melalui penetapan tarif cukai nasional. 2. Pajak Hotel Merujuk pada Pasal 32 ayat (2) UU PDRD, objek pajak hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan diikuti adanya pembayaran. Adapun layanan tersebut termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan. 3. Pajak Kendaraan Bermotor Berdasarkan Pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009, Pajak Kendaraan Bermotor dikenakan untuk Masa Pajak 12 (dua belas) bulan berturut-turut terhitung mulai saat pendaftaran Kendaraan Bermotor.
CONTOH PAJAK PUSAT
1) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pajak PPN merupakan jenis pajak tidak langsung untuk disetor oleh pihak lain yang bukan merupakan penanggung pajak. Dan pajak harus dikenakan pada setiap proses produksi dan distribusi, tetapi jumlah pajak yang terutang dibebankan kepada konsumen akhir yang memakai produk tersebut. Dasar hukum PPN tertuang dalam UU No.42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Kemudian, dasar hukum terbaru PPN tertuang di dalam peraturan perundang-undangan perpajakan, yakni dalam UU No.7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP). 2) Pajak Bea Cukai Masuk Pajak yang dikenakan terhadap barang yang masuk daerah pabean, atau di kenal sebagai daerah perdagangan. Untuk dasar hukum yang mengaturnya yaitu UU No 17 Tahun 2006 tentang kepabeanan. 3) Pajak Penjualan atas barang mewah UU No. 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. PERSAMAAN PAJAK 1. Pajak pusat dan pajak tidak langsung sama sama menangani beberapa contoh pajak yang sama, yaitu ppn, bea cukai, penjualan barang mewah dan lain lain. 2. Pajak daerah dan pajak langsung sama sama menangani beberapa jenis pajak yang bersifat kepemilikian pribadi, seperti kendaraan bermotor, pajak rokok, dan pajak hotel juga pajak restoran. 3. Pajak pusat dan pajak daerah memiliki persamaan yaitu sama sama untuk pengeluaran negara dan daerah 4. Untuk pajak langsung dan tidak langsung lebih ke pemelikan perseroan ataupun pribadi.