PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima oleh
orang pribadi ataupun badan. Contoh Pajak Penghasilan adalah PPh Pasal 21, PPh
Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 25, PPh Pasal 29 dan PPh Final Pasal 4(2).
Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan saat kita mengonsumsi Barang
Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak. Misalnya kita beli baju dikenakan PPN. PPN
ini paling sering kita jumpai terutama saat kita belanja barang-barang. Tarif PPN
adalah 10%. Tapi ada juga tarif PPN 0% yaitu untuk kegiatan ekspor.
Pajak yang satu ini hanya dikenakan atas konsumsi barang yang tergolong mewah.
Barang yang tergolong mewah adalah barang yang :
4. Bea Materai
Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas pemanfaatan dokumen, seperti surat
perjanjian, akta notaris, serta kwitansi pembayaran, surat berharga, dan efek, yang
memuat jumlah uang atau nominal diatas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan.
Bea Materai sering kita jumpai di bank-bank, di kantor pemerintahan dan saat
membuat pernyataan,
Pajak Bumi Bangunan (PBB) adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau
pemanfaatan tanah dan atau bangunan. PBB yang dikelola oleh Direktorat Jenderal
Pajak adalah PBB P3 yaitu PBB Perkebunan, PBB Pertambangan, PBB Perhutanan.
Catatan :
Mulai 1 Januari 2010, PBB Perdesaan dan perkotaan menjadi Pajak Daerah
sepanjang Peraturan Daerah tentang PBB yang terkait dengan Perdesaan dan
Perkotaan telah diterbitkan. Apabila dalam jangka waktu dari 1 Januari 2010 s.d
Paling lambat 31 Desember 2013 Peraturan Daerah belum diterbitkan, maka PBB
Perdesaan dan Perkotaan tersebut masih tetap dipungut oleh Pemerintah Pusat.
Mulai 1 januari 2014, PBB pedesaan dan Perkotaan merupakan pajak daerah. Untuk
PBB Perkebunan, Perhutanan, Pertambangan masih tetap merupakan Pajak Pusat.
Ada lima jenis pajak yang dikelola oleh provinsi yaitu Pajak Kendaraan Bermotor,
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air
Permukaan dan Pajak Rokok.
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penyerahan hak milik
kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau
keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau pemasukan
ke dalam badan usaha (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
Menurut Pasal 12 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ditetapkan paling tinggi
masing-masing sebagai berikut :
Khusus untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar yang tidak
menggunakan jalan umum tarif pajak ditetapkan paling tinggi masing-masing sebagai
berikut :
a. penyerahan pertama sebesar 0,75% (nol koma tujuh puluh lima persen); dan
b. penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 0,075% (nol koma nol tujuh puluh lima
persen).
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penggunaan bahan bakar
kendaraan bermotor. Bahan bakar kendaraan bermotor adalah semua jenis bahan
bakar cair atau gas yang digunakan untuk kendaraan bermotor (Pasal 1 Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009). Tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen). Khusus tarif Pajak Bahan
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, Pajak Air Permukaan adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan
air permukaan. Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah,
tidak termasuk air laut, baik yang berada di laut maupun di darat.Tarif Pajak Air
Permukaan ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (Pasal 24 Undang-Undang nomor 28
Tahun 2009).
5. Pajak Rokok
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, Pajak Rokok adalah pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh
Pemerintah. Tarif Pajak Rokok ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen) dari cukai
rokok. Pajak Rokok dikenakan atas cukai rokok yang ditetapkan oleh
Pemerintah(Pasal 29 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
Ada 11 jenis pajak yang dikelola oleh Kabupaten/Kota, pajak yang termasuk pajak yang
dikelola Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut :
1. Pajak Hotel
2. Pajak Restoran
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.
Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut
bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan
sejenisnya termasuk jasa boga/katering. Tarif Pajak Restoran ditetapkan paling tinggi
sebesar 10% (Pasal 40 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
3. Pajak Hiburan.
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah,
Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan adalah semua
jenis tontonan, pertunjukan, permainan, dan/atau keramaian yang dinikmati dengan
dipungut bayaran. Tarif Pajak Hiburan ditetapkan paling tinggi sebesar 35% (tiga
puluh lima persen). Khusus untuk hiburan berupa pagelaran busana, kontes
kecantikan, diskotik, karaoke, klab malam, permainan ketangkasan, panti pijat, dan
mandi uap/spa, tarif Pajak Hiburan dapat ditetapkan paling tinggi sebesar 75% (tujuh
puluh lima persen). Khusus hiburan kesenian rakyat/tradisional dikenakan tarif Pajak
Hiburan ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (Pasal 45 Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009).
4. Pajak Reklame
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah
benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik
yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain. Tarif Pajak Penerangan
Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen). Penggunaan tenaga
listrik dari sumber lain oleh industri, pertambangan minyak bumi dan gas alam, tarif
Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 3% (tiga persen).
Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri, tarif Pajak Penerangan Jalan
ditetapkan paling tinggi sebesar 1,5% (Pasal 55 Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009).
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak atas kegiatan
pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di dalam
dan/atau permukaan bumi untuk dimanfaatkan. Mineral Bukan Logam dan Batuan
adalah mineral bukan logam dan batuan sebagaimana dimaksud di dalam peraturan
perundang-undangan di bidang mineral dan batubara. Tarif Pajak Mineral Bukan
Logam dan Batuan ditetapkan paling tinggi sebesar 25% (Pasal 60 Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009).
7. Pajak Parkir
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan
jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan
sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air
tanah. Air Tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah. Tarif Pajak Air Tanah ditetapkan paling tinggi sebesar 20% (Pasal
70 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak atas kegiatan pengambilan dan/atau
pengusahaan sarang burung walet. Burung walet adalah satwa yang termasuk marga
collocalia, yaitu collocalia fuchliap haga, collocalia maxina, collocalia esculanta, dan
collocalia linchi. Tarif Pajak Sarang Burung Walet ditetapkan paling tinggi sebesar
10% (Pasal 75 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi
dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi
atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,
perhutanan, dan pertambangan.
Bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut
wilayah kabupaten/kota. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau
dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan pedalaman dan/atau laut. Tarif
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan paling tinggi sebesar
0,3% (Pasal 80 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah
untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Obyek retribusi adalah berbagai jenis jasa tertentu yang disediakan oleh Pemerintah
Daerah. Tidak semua yang diberikan oleh Pemerintah Daerah dapat dipungut retribusinya,
tetapi hanya jenis-jenis jasa tertentu yang menurut pertimbangan sosial ekonomi layak
dijadikan sebagai obyek retribusi. Jasa tertentu tersebut dikelompokkan ke dalam 3 golongan,
yaitu Jasa umum, Jasa usaha, dan Perizinan tertentu.
Jenis-jenis retribusi jasa usaha untuk daerah Propinsi dan daerah Kabupaten/Kota
ditetapkan sesuai dengan jasa/pelayanan yang diberikan oleh masing-masing daerah.
2.5.3 Retribusi Perizinan Tertentu
Retribusi perizinan tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah
dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk
pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang,
penggunaan sumber daya alam, barang prasarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Jenis retribusi perizinan tertentu
untuk daerah Propinsi dan daerah Kabupaten/Kota ditetapkan sesuai dengan kewenangan
masing-masing daerah.
Jenis-jenis retribusi perizinan tertentu adalah:
Pajak sangat penting perannya di dalam pembangunan Daerah. Banyak hal yang bisa
dibiayai pajak seperti pembangunan jalan dan jembatan, pembangunan sekolah, rumah sakit,
jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan
sebagainya.
Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang akan digunakan untuk modal
pembangunan. Oleh karena itu, pajak daerah memiliki peran penting dalam pembangunan
suatu daerah. Fungsi pajak daerah salah satunya adalah sebagai bagian dari Pendapatan Asli
Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah ini bisa digunakan untuk pembangunan, juga
anggaran rutin seperti gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan sebagainya.
Hal yang perlu dicermati adalah suatu anggaran pemerintahan daerah dianggap sehat
jika anggaran untuk pembangunan lebih tinggi daripada anggaran rutin (gaji pegawai). Setiap
pemerintah daerah tentu berharap bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) nya.
Salah satu sektor yang bisa diharapkan untuk meningkatkan PAD ini adalah melalui pajak
daerah.
Fungsi lain dari pajak daerah adalah untuk ikut mengatur pertumbuhan ekonomi.
Misalnya, jika pemerintah ingin menarik penanam modal maka bisa diberikan keringanan
pajak untuk sektor-sektor tertentu. Dengan ini diharapkan akan ada penyerapan lapangan
kerja. Selain itu, pajak daerah juga bisa digunakan untuk kegiatan sosial dan insidental,
seperti pendidikan untuk anak jalanan, penanganan bencana, dan sebagainya.Pada akhirnya,
pajak daerah diharapkan bisa meningkatkan pemerataan di setiap daerah karena penyaluran
pajak yang baik bisa meningkatkan kualitas pembangunan.
3.1 Kesimpulan
Salah satu cara untuk menumbuhkan dan meningkatkan ekonomi negara mulai dari
pemerintah daerah hingga pemrintah pusat, yaitu dengan menambah penerimaan Negara
melalui sektor pajak. Pajak secara Umum dapat di bagi dua yaitu Pajak Pusat dan pajak
daerah.
Pajak pusat atau pajak negara yaitu Pajak yang dikelola oleh pemerintahan pusat seperti
oleh Direktorat Jenderal pajak. Jenis pajak Pusat terdiri dari :
1. Pajak Penghasilan (PPh)
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
3. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
4. Bea Materai
5. Pajak Bumi Bangunan (PBB) khusus P3
Sedangkan Pajak Daerah adalah pajak yang dikelola pemerintah daerah, untuk
membiayai pengeluaran pemerintahan demi pembangunan daerah tersebut (APBD). Pajak
Daerah itu secara umum dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Pajak Daerah Provinsi terdiri dari 5 (lima) jenis pajak :
Pajak Kendaraan Bermotor
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
Pajak Air Permukaan
Pajak Rokok
2. Pajak Daerah Kabupaten/Kota terdiri dari 11 (sebelas) jenis pajak :
Pajak Hotel
3.2 Saran
Untuk meningkatkan pendapatan daerah melalui sektor pajak daerah yang lebih baik,
sudah sepatutnya penertiban-penertiban dalam pemungutan pajak harus di benahi, melakukan
berbagai upaya untuk meminimaliskan faktor-faktor yang menjadi penyebab permasalahan-
permasalahan dalam pajak daerah, salah satunya mensosialisasikan kepada masyarakat akan
kepentingan dari pajak tersebut, yang tidak lain yaitu untuk meningkatkan pembangunan
pada daerah itu sendiri.