0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
72 tayangan3 halaman
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Diskusi kelompok tentang kas dan piutang menyimpulkan bahwa kas adalah aset paling likuid namun rentan disalahgunakan, piutang dapat meningkatkan penjualan tetapi juga berisiko tidak tertagih, dan terdapat berbagai metode akuntansi untuk mencatat dan mengendalikan kas serta piutang.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Diskusi kelompok tentang kas dan piutang menyimpulkan bahwa kas adalah aset paling likuid namun rentan disalahgunakan, piutang dapat meningkatkan penjualan tetapi juga berisiko tidak tertagih, dan terdapat berbagai metode akuntansi untuk mencatat dan mengendalikan kas serta piutang.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Diskusi kelompok tentang kas dan piutang menyimpulkan bahwa kas adalah aset paling likuid namun rentan disalahgunakan, piutang dapat meningkatkan penjualan tetapi juga berisiko tidak tertagih, dan terdapat berbagai metode akuntansi untuk mencatat dan mengendalikan kas serta piutang.
Berdasarkan hasil Diskusi kelompok I tentang kas dan piutang, dapat kita simpulkan bahwa : 1. Kas merupakan asset perusahaan yang paling likuid dan tergolong asset lancar. Kas juga merupakan aktiva yang paling rentan untuk disalahgunakan. Untuk melindungi kas dan menjamin keakuratan catatan akuntansi untuk kas, dibutuhkan system pengendalian internal terhadap kas. Salah satu cara pengandalian internal yaitu dengan pengendalian fisik dimana setiap penerimaan harus langsung dicatat dan disetor ke Bank, paling lambat keesokan harinya; setiap pengeluaran harus menggunakan cek, akan tetapi untuk pengeluaran keperluan sehari-hari yang bernilai kecil misalnya biaya materai, biaya ekspedisi/pengiriman menggunakan dana kas kecil; setiap bulan harus melakukan rekonsiliasi bank dan diadakan opname kas secara berkala serta harus ada audit secara mendadak (Surprise audit). 2. Untuk besar kecilnya saldo kas dan piutang tergantung dari kebijakan akuntansi suatu perusahaan. Dimana saldo terhadap kas dan piutang akan mempengaruhi ratio keuangan suatu perusahaan, terutama rasio kas (Cash Ratio), Perputaran piutang (Turn Over Receivable) dan Lama penagihan ratarata (Average Collection Period). 3. Penjualan secara kredit dapat meningkatkan omzet suatu perusahaan akan tetapi juga memiliki resiko dimana piutang tidak dapat tertagih. 4. Terkait dengan piutang tak tertagih yang ada pada sektor publik, kita harus mengklasifikasikan jenis piutang terlebih dahulu, kemudian menyesuaikan
dengan
regulasi-regulasi
yang
terkait
dengan
piutang
baru
dicatat
berdasarkan akuntansi, apakah piutang tidak tertagih akan dihapus atau
tidak. 5. Dalam keadaan Force Majeure dimana pihak debitur tidak dapat melunasi hutangnya karena kondisi diluar dugaan seperti bencana alam, maka perlu dilakukan penghapusan piutang terhadap debitur tersebut. Penghapusan piutang dilakukan bila manajemen telah mengetahui dengan pasti bahwa debitur tidak
akan
membayar utangnya.
Adapun
Metode
pencatatan
penghapusan piutang tak tertagih ada 2 yaitu :
a. Metode Cadangan (Allowance Method); dengan metode ini setiap akhir periode akuntansi (akhir bulan/tahun) ditaksir besarnya kemungkinan rugi karena piutang tidak tertagih, kerugian piutang diestimasi : lebih baik dalam hal mempertemukan biaya dengan pendapatan serta untuk mendapatkan nilai tercatat yang tepat atas piutang usaha/piutang dinyatakan dengan nilai realisasi netto. b. Metode Penghapusan Langsung (Direct Write off), dengan metode ini setiap piutang yang dihapuskan diakui sebagai kerugian, rugi piutang (biaya) diakui pada saat akun customer ditetapkan sebagai akun tak tertagih. 6. Kas yang dibatasi atau Restriktif merupakan kas yang disisihkan untuk tujuan tertentu. Besar kecilnya kas yang dibatasi atau restriktif tergantung dari kebijakan atau kompleksitas kegiatan usaha suatu perusahaan. Adapun metode pencatatan untuk kas kecil ada 2 metode yaitu : a. Imprest Fund System (Sistem Dana Tetap), dengan metode ini, kas kecil yang dicadangkan oleh perusahaan bersifat tetap, kecuali perusahaan menghendaki
perubahan
jumlah
kas
kecil,
misalnya
perusahaan
merasakan kas yang sudah dicadangkan ternyata kurang memenuhi
sehingga perlu ditambah lagi cadangannya.
b. Fluctuation Fund System (Sistem Dana Berubah), dalam metode ini
menghendaki bahwa jumlah kas kecil tidak ditetapkan akan tetapi sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal pembelanjaan kas kecil harus dijurnal sesuai dengan expense nya dan pada saat pengisian kembali, jumlah pengisiannya tidak harus sama dengan jumlah sebelumnya yaitu bisa kurang ataupun lebih (pengisian sesuai dengan yang dibutuhkan) Dalam hal pengendalian internal terhadap kas lebih mudah menggunakan imprest fund system, karena kas kecil yang dicadangkan bersifat tetap. 7. Dalam hal pencatatan penghapusan piutang, IFRS menggunakan metode cadangan
Manajemen Risiko Dan Uang Untuk Trading Harian Dan Swing Trading: Panduan Lengkap Cara Memaksimalkan Keuntungan Anda Dan Meminimalkan Risiko Anda Dalam Perdagangan Forex, Futures, Dan Saham