Anda di halaman 1dari 15

RINGKASAN MATERI KULIAH PENGAUDITAN II

Pengauditan Kas dan Instrumen Keuangan

Oleh

Kelompok 9

Nama Anggota Kelompok :

Putu Risa Intan Purnama Padma Yoni (2107531076)

Ni Made Ari Wahyuni (2107531215)

Ni Made Meyfia Handayani (2107531216)

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DENPASAR
2022/2023
PEMBAHASAN

A. AKUN-AKUN KAS DAN INSTRUMEN KEUANGAN


1. Akun Kas Umum (General Cash Account)
Merupakan kas yang penting karena bagi sebagian besar organisasi karena hampir
semua penerimaan dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini. Sebagai contoh,
pengeluaran untuk siklus akuisisi dan pembayaran biasanya dibayar dari akun ini,
sementara penerimaan kas dalam siklus penjualan dan penagihan disetorkan dalam
akun ini.
2. Akun Imprest
Jenis akun imprest yang berbeda terdiri dari satu rekening bank untuk penerimaan dan
satu untuk pengeluaran. Mungkin terdapat beberapa rekening semacam itu di
perusahaan untuk divisi yang berbeda. Semua penerimaan disetorkan dalam akun
imprest, dan totalnya ditransfer ke akun umum secara periodik. Akun pengeluaran ini
ditetapkan atas dasar imprest tetapi dengan cara yang berbeda dari akun penggajian
impres.
3. Akun Bank Cabang
Berguna untuk membangun hubungan dengan perbankan di komunitas lokal dan
memungkinkan sentralisasi operasi pada tingkat cabang. Dengan kata lain untuk
perusahaan yang beroperasi di lokasi yang berbeda akan lebih mudah jika perusahaan
memiliki saldo bank yang terpisah di setiap lokasi. Di beberapa perusahaan setoran dan
pengeluaran untuk setiap cabang dilakukan di rekening bank terpisah. Kelebihan kas
akan ditransfer secara elektronik dan periodik kerekening bank umum kantor utama.
Akun cabang dalam contoh ini hampir sama seperti akun umum namun pada tingkat
cabang.
4. Dana Kas Kecil Imprest
Bukan merupakan rekening bank, tetapi hampir serupa dengan kas di bank dalam hal
pencantumannya. Akun kas kecil adalah akun sederhana seperti memisahkan sejumlah
kas dalam kotak terkunci untuk beban yang tidak terduga. Dana tersebut digunakan
untuk akuisisi tunai bernilai kecil yang dapat dilayar secara lebih mudah dan lebih cepat
dengan kas ketimbang dengan cek, atau untuk memudahkan karyawan dalam
mencairkan cek pribadi atau cek penggajian.
5. Ekuivalen Kas
Bersifat jangka pendek dan sangat likuid. Hal tersebut termasuk deposito berjangka,
sertifikat deposito dan dana pasar uang. Ekuivalen kas, yang dapat sangat material,
dicantumkan dalam laporan keuangan sebagai bagian dari akun kas hanya jika
ekuivalen kas tersebut merupakan investasi jangka pendek yang siap dikonversi
menjadi sejumlah kas tertentu, dan terdapat risiko perusahaan nilai yang tidak
signifikan akibat perusahaan tingkat suku bunga.
6. Instrumen Keuangan
Akun instrumen keuangan mencakup investasi dalam sekuritas yang dapat
diperdagangkan seperti sekuritas utang dan ekuitas, instrumen derivatif, dan aktivitas
lindung-nilai (hedging). Investasi dalam instrumen keuangan dapat diklasifikasikan
sebagai sekuritas perdagangan, sekuritas yang tersedia untuk dijual, atau sekuritas yang
ditahan hingga jatuh tempo (held-to-maturity), sedangkan instrumen derivatif dapat
diklasifikasikan sebagai aset atau kewajiban, sesuai dengan standar akuntansi
keuangan.

A. KAS DI BANK DAN SIKLUS-SIKLUS TRANSAKSI


Pembahasan singkat mengenai hubungan antara kas di bank dan siklus transaksi lainnya
memiliki peran ganda.
1. Hal tersebut menunjukkan pentingnya pengujian audit atas berbagai siklus transaksi
dalam audit kas.
2. Hal tersebut membantu kita memahami lebih lanjut tentang integrasi berbagai siklus
transaksi.
Dalam audit kas, auditor harus membedakan antara memverifikasi rekonsiliasi saldo pada
laporan bank klien dan saldo di buku besar umum, serta memverifikasi apakah kas yang
tercatat di buku besar umum merefleksikan dengan benar semua transaksi kas yang terjadi
selama tahun berjalan. Sebagai contoh, masing-masing dari salah saji berikut akhirnya
menghasilkan pembayaran yang tidak tepat atau kegagalan untuk menerima kas, tetapi
biasanya tidak ada yang akan ditemukan sebagai bagian dari audit rekonsiliasi bank:
1. Kegagalan menagih pelanggan.
2. Penggelapan kas dengan memotng penerimaan kas dari pelanggan sebelum
penerimaan itu dicatat, dengan menghapus akun sebagai piutang tak tertagih.
3. Salinan pembayaran faktur vendor.
4. Pembayaran yang tidak semestinya berupa pengeluaran pribadi pejabat.
5. Pembiayaan bahan baku yang tidak diterima.
6. Pembayaran kepada karyawan untuk jam kerja yang lebih besar dari yang dia
kerjakan.
7. Pembayaran bunga kepada pihak terkait dalam jumlah yang melampaui tingkat yang
berlaku.
Seluruh jenis salah saji yang berbeda itu umumnya ditemukan sebagai bagian dari
pengujian rekonsiliasi bank, hal itu termasuk:
1. Kegagalan memasukkan cek yang belum dikliring oleh bank pada daftar cek yang
beredar, walaupun telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.
2. Kas yang diterima oleh klien setelah tanggal neraca tetapi dicatatat sebagai
penerimaan kas pada tahun berjalan.
3. Setoran yang dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan ke
bank pada bulan yang sama, dan dicantumkan dalam rekonsiliasi bank
sebagaisetoran dalam perjalanan.
4. Pembayaran wesel bayar yang didebet langsung ke saldo bank oleh bank, tetapi
belum dimasukkan dalam catatan klien.

C. PENGAUDITAN AKUN KAS UMUM


Dalam mengkaji saldo akhir tahun pada akun kas umum, auditor harus mengumpulkan
bukti yang cukup dan tepat untuk mengevaluasi apakah kas, seperti yang tercantum dalam
neraca telah dinyatakan secara wajar dan diungkapkan secara layak sesuai dengan lima dari
delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang digunakan untuk semua pengujian
atas rincian saldo (keberadaan, kelengkapan, ketepatan, pisah batas dan kecocokan saldo).
Metodologi untuk mengaudit kas akhir tahun pada intinya sama dengan yang digunakan
untuk semua akun neraca lainnya, berikut tahapannya :
1) Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi kas (TAHAP I)
Kebanyakan perusahaan tidak memiliki risiko bisnis signifikan yang mempengaruhi
kas. Namun demikian, risiko bisnis klien bisa timbul dari kebijakan manajemen kas
yang tidak tepat. Risiko bisnis klien lebih banyak timbul dari setara kas dan tipe lain
investasi.
2) Menetapkan materialitas pelaksanaan dan menilai risiko audit (TAHAP I)
Pada umumnya saldo kas tidak material, tetapi transaksi kas yang mempengaruhi saldo
tersebut hampir selalu material. Oleh karena itu, sering terdapat potensi untuk
terjadinya kesalahan penyajian kas. Karena kas sangat rentan terhadap pencurian
dibandingkan dengan aset lainnya, terdapat risiko inheren tinggi untuk tujuan
keberadaan, kelengkapan, dan ketelitian. Tujuan-tujuan tersebut biasanya menjadi
fokus dalam pengauditan atas saldo kas
3) Menilai risiko pengendalian (TAHAP I)
Pengendalian internal atas saldo kas akhir tahun dalam akun kas umum dapat dibedakan
menjadi dua kategori:
a. Pengendalian atas siklus-siklus transaksi yang mempengaruhi pencatatan
penerimaan dan pengeluaran kas.
b. Rekonsiliasi bank independen
Rekonsiliasi bank bulanan atas akun bank umum secara tepat waktu oleh
seorang yang independen dari tugas penanganan dan pencatatan penerimaan serta
pengeluaran kas adalah pengendalian internal yang teramat penting berkaitan
dengan saldo akhir kas.perusahaan dengan saldo kas yang signifikan disertai
transaksi kas berjumlah besar bisa merekonsiliasi kas secara harian terhadap
catatan perbankan online. Apabila perusahaan menunda pembuatan rekonsiliasi
bank untuk jangka waktu yang lama, nilai pengendalian akan berkurang dan bisa
mempengaruhi penilaian auditor atas risiko pengendalian kas. Rekonsiliasi
independent memungkinkan dilakukannya verifikasi internal transaksi penerimaan
dan pengeluaran kas.
Rekonsiliasi bank yang dibuat dengan teliti oleh pegawai klien yang kompeten
meliputi tindakan-tindakan berikut:
● Membandingkan data pembayaran dengan cek atau transfer elektronik dalam
catatan bank dengan catatan pengeluaran kas perusahaan, meliputi tanggal,
penerima pembayaran, dan jumlah rupiah
● Memeriksa setoran ke bank dengan catatan penerimaan kas perusahaan,
meliputi tanggal, pembayaran dan jumlah rupiahnya.
● Memeriksa keberurutan penggunaan check dan menyelidiki jika ada nomor
yang hilang.
● Merekonsiliasi semua hal yang menyebabkan perbedaan antara saldo per buku
dengan saldo per bank sesuai dengan keadaannya.
● Merekonsiliasi total pendebetan dalam laporan bank dengan total dalam catatan
pengeluaran kas perusahaan.
● Merekonsiliasi total pengkreditan dalam laporan bank dengan total dalam
catatan penerimaan kas perusahaan.
● Mereview transfer bank yang terjadi pada akhir tahun untuk memastikan
ketepatan pencatatannya.
● Tindak lanjut check dalam perjalanan akhir bulan ke bulan berikutnya.
4) Perancangan dan pelaksanaan pengujian pengendalian dan pengujian substantif
golongan transaksi. (TAHAP II)
Berhubung saldo kas dipengaruhi oleh semua siklus yang lain, kecuali siklus
persediaan dan penggudangan, sejumlah besar transaksi mempengaruhi kas.
5) Perancangan dan pelaksanaan prosedur analitis (TAHAP III)
Pada kebanyakan audit, bank rekonsiliasi akhir tahun diaudit secara ekstensif.
Penggunaan prosedur analitis untuk menguji kewajaran saldo kas dipandang kurang
penting dibandingkan dengan pada area audit yang lain. Auditor biasanya
membandingkan saldo akhir dalam rekonsiliasi bank, setoran dalam perjalanan, cek
dalam perjalanan, dan hal-hal direkonsiliasi lainnya dengan rekonsiliasi tahun
sebelumnya. Selain auditor juga membandingkan saldo akhir kas dengan saldo kas
akhir yang bulan yang lalu. Prosedur analitis ini diharapkan bisa mengungkapkan itu.
kesalahan penyajian dalam kas.
6) Perancangan pengujian rinci saldo kas (TAHAP III)
Langkah awal dari verifikasi saldo dalam akun bank umum adalah mendapatkan
rekonsiliasi bank dari klien untuk dicantumkan dalam dokumentasi auditor. Tujuan
yang paling penting dalam audit kas pada pengujian atas rincian saldo adalah eksistensi,
kelengkapan, dan keakuratan, sehingga tujuan tersebut mendapat perhatian paling
besar. Auditor juga melakukan pengujian yang berhubungan dengan keempat tujuan
penyajian dan pengungkapan. Prosedur audit aktual bergantung pada materialitas dan
risiko dalam kas yang sudah diidentifikasi auditor pada audit di bagian lainya. Berikut
tiga prosedur yang layak dibahas lebih lanjut karena arti penting dan kompleksitasnya:
penerimaan konfirmasi bank, penerimaan laporan pisah batas bank dan pengujian
rekonsiliasi bank.
Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci Saldo Untuk Akun Kas Umum di Bank

Tujuan Audit Saldo Prosedur Pengujian Rinci Komentar


Saldo

Kas sebagaimana Jumlahkan ke bawah daftar Pengujian ini dilakukan


tercantum dalam check dalam perjalanan sepenuhnya pada
rekonsiliasi bank telah di dan pembayaran secara rekonsiliasi bank, tidak
total dengan benar dan elektronik serta setoran mengacu pada dokumen
cocok dengan jumlah di dalam perjalanan. atau catatan, kecuali ke
buku besar (kecocokan Periksa penambahan dan buku besar/
saldo) pengurangan dalam
rekonsiliasi bank, termasuk
semua hal yang
direkonsiliasi.
Telusur saldo per buku
dalam rekonsiliasi ke buku
besar.

Kas sebagaimana Minta dan ujilah Ini adalah tiga tujuan


tercantum dalam konfirmasi Bank terpenting untuk kas di
rekonsiliasi bank benar- Minta dan ujilah cutoff bank. Prosedur
benar ada (keberadaan) Laporan Bank digabungkan karena sangat
Kas yang ada di bank telah Ujilah rekonsiliasi bank berkaitan erat. Tiga
dicatat (kelengkapan) Lakukan pengujian kas prosedur terakhir hanya
Kas di bank sebagaimana Ujilah kemungkinan perlu dilakukan apabila
tercantum dalam terjadinya “kiting” pengendalian internalnya
rekonsiliasi dicatat dengan lemah.
teliti (ketelitian)

Transaksi penerimaan kas Penerimaan kas: Apabila penerimaan kas


dan pengeluaran kas dicatat Hitunglah kas yang ada di setelah akhir tahun buku
pada periode yang tepat perusahaan pada hari dimasukkan dalam jurnal,
(pisah batas) terakhir tahun buku dan maka posisi kas akan
segera telusuri ke setoran nampak lebih baik dari
dalam perjalanan san jurnal yang sesungguhnya. Hal
penerimaan kas. Telusuri seperti itu disebut “Holding
setoran dalam perjalanan Open” jurnal penerimaan
ke cut off laporan bank. kas. Holding open jurnal
pengeluaran kas akan
Pengeluaran kas: mengurangi utang usaha
Hitunglah kas yang ada di dan biasanya meningkatkan
perusahaan pada hari rasio lancar.
terakhir tahun buku dan Prosedur pertama untuk
segera telusur ke check pengujian pisah batas
dalam perjalanan dan penerimaan dan
jurnal pengeluaran kas. pengeluaran kas
Telusur check dalam mensyaratkan auditor hadir
perjalanan ke laporan bank pada akhir tahun buku.
bulan berikutnya.

D. PROSEDUR-PROSEDUR BERORIENTASI KECURANGAN


Pertimbangan utama dalam audit saldo kas umum adalah kemungkinan terjadinya
kecurangan (fraud). Auditor harus memperluas prosedur audit kas akhir tahun untuk
menentukan kemungkinan adanya kecurangan yang material apabila pengendalian internal
tidak memadai, terutama pemisahan tugas yang tidak tepat antara penanganan kas dan
pencatatan kas transaksi kas dalam catatan akuntansi serta tidak adanya rekonsiliasi bank
bulanan yang disiapkan secara independen.
Dalam merancang prosedur untuk mengungkapkan kecurangan, auditor harus
mempertimbangkan secara cermat sifat dari kelemahan pengendalian internal, jenis
kecurangan yang mungkin terjadi akibat kelemahan tersebut, materialitas kecurangan yang
potensial, dan prosedur audit yang paling efektif dalam mengungkapkan kecurangan.
Apabila auditor secara khusus melakukan menguji kecurangan, auditor harus ingat bahwa
prosedur audit selain pengujian atas rincian saldo kas juga dapat bermanfaat. Prosedur
yang dapat mengungkapkan kecurangan dalam bidang penerimaan kas termasuk:
a) Konfirmasi piutang usaha.
b) Pengujian yang dilakukan untuk mendeteksi lapping.
c) Mereview ayat-ayat jurnal ke akun kas untuk melihat kemungkinan adanya hal yang
tidak biasa.
d) Membandingkan order dari pembeli dengan penjualan dan penerimaan kasnya
e) Memeriksa persetujuan dan dokumen pendukung untuk penghapusan piutang dan
retur penjualan.
Pengujian yang sama dapat digunakan untuk memeriksa kemungkinan kecurangan
dalam pengeluaran kas. Meskipun auditor melakukan prosedur-prosedur berorientasi
kecurangan dengan seksama, namun untuk mendeteksi pencurian diakui sangat sulit,
demikian pula kecurangan dalam pelaporan kas yang melibatkan kas, terutama yang
berupa penghilangan transaksi dan saldo akun.
1. Memperluas Pengujian Rekonsiliasi Bank
Apabila auditor yakin bahwa rekonsiliasi bank akhir tahun mengandung kesalahan
penyajian yang disengaja, maka dapat melaksanakan pengujian lebih lanjut atas
rekonsiliasi bank akhir tahun. Prosedur ini memverifikasi apakah semua transaksi yang
dicantumkan dalam jurnal selama beberapa bulan terakhir tahun berjalan telah
dimasukkan dalam atau dikeluarkan dari rekonsiliasi bank secara benar, dan
memverifikasi apakah semua item dalam rekonsiliasi bank telah dicantumkan secara
benar. Kelemahan pengendalian internal yang material dan akhir tahun klien. Dengan
menggunakan pendekatan umum auditor:
1) Memulai dengan rekonsiliasi bank bulan November dan membandingkan
semua unsur yang direkonsiliasi dengan pengeluaran cek dan dokumen lain dalam
laporan bank bulan Desember.
2) Membandingkan semua cek yang diuangkan dan slip setoran dalam laporan
bank bulan Desember dengan jurnal pengeluaran kas dan penerimaan kas.
3) Menelusuri semua hal yang belum terealisasi dalam rekonsiliasi bank bulan
November dan pengeluaran serta penerimaan kas bulan Desember, ke rekonsiliasi bank
per 31 Desember untuk memastikan bahwa semua unsur tersebut telah dimasukkan.
4) Memeriksa bahwa semua unsur rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank per 31
Desember mencerminkan unsur-unsur dari rekonsiliasi bank bulan November dan jurnal
bulan Desember yang belum terealisasi oleh bank. Selain melakukan pengujian-
pengujian diatas, auditor harus melakukan prosedur-prosedur ke bulan berikutnya
sesudah akhir tahun buku dengan menggunakan cut off laporan bank.
2. Pengujian Kas (Proof Of Cash)
Auditor kadang-kadang melakukan pengujian kas apabila klien memiliki kelemahan
signifikan dalam pengendalian internal kas. Auditor menggunakan pengujian kas untuk
menentukan apakah hal-hal di bawah ini telah dilaksanakan:
● Semua penerimaan kas disetorkan ke bank
● Semua setoran ke bank telah dicatat dalam catatan akuntansi
● Semua pengeluaran kas terbubukan dibayar oleh bank
● Semua yang dibayar oleh bank telah dicatat
Suatu pengujian kas meliputi empat tugas rekonsiliasi berikut ini:
1) Merekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo di buku besar pada awal
periode pengujian kas.
2) Merekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan
yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas pada periode yang direkonsiliasi
3) Merekonsiliasi cek-cek yang dibayar bank dan pembayaran secara elektronik
dengan pengeluaran yang dicatat dalam jurnal pengeluaran kas pada periode
yang direkonsiliasi
4) Merekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo di buku besar pada akhir
periode yang diuji.
Dengan menggunakan pengujian kas, auditor menggabungkan pengujian substantif
transaksi dengan pengujian rinci saldo. Pengujian kas adalah pengujian atas transaksi
dibukukan, sedangkan rekonsiliasi bank adalah pengujian atas saldo kas pada suatu
saat/tanggal tertentu Pengujian kas adalah metoda yang sangat bagus untuk
membandingkan penerimaan kas dan pengeluaran terbukukan dengan dengan akun bank
dan rekonsiliasi bank. Namun, pengujian kas tidak efektif untuk menemukan check yang
dibuat dalam jumlah yang tidak tepat, check yang mengandung kecurangan, atau
kesalahan penyajian lain yang tercantum dalam catatan pengeluaran kas yang tidak benar.
Begitu pula, pengujian kas tidak berguna dalam menemukan pencurian penerimaan kas
atau pencatatan dan penyetoran jumlah kas yang tidak tepat.
3. Pengujian Transfer Antar Bank
Pelaku penggelapan biasanya menutupi pencurian kas dengan melakukan apa yang
disebut kiting, yaitu: mentransfer uang dari bank yang sat uke bank yang lain dan
mencatat transaksi tersebut dengan cara yang salah. Dalam melakukan transfer tersebut,
penggelap uang memastikan bahwa cek disimpan dalam pada saat-saat terakhir sehingga
tidak dikreditkan dari pertama hingga akhir periode.
Untuk menguji ada tidaknya kiting, termasuk menguji kesalahan tidak disengaja
dalam pencatatan transfer antar bank, auditor dapat membuat daftar semua transfer antar
bank yang terjadi beberapa hari sebelum dan beberapa hari sesudah akhir tahun buku dan
menelusurinya ke catatan akuntansi untuk memeriksa apakah hal itu telah dicatat dengan
benar. Ada beberapa hal yang harus diaudit pada daftar transfer antar bank:
● Ketepatan informasi pada daftar transfer antar bank harus diperiksa.
Auditor harus membandingkan informasi pengeluaran dan penerimaan dalam
daftar dengan catatan pengeluaran kas dan penerimaan kas untuk memastikan
bahwa transfer telah dicatat dengan akurat.selain itu, tanggal penerimaan dan
pengeluaran pada daftar transfer harus dibandingkan dengan laporan bank.
Terakhir, catatan pengeluaran kas dan penerimaan kas harus diperiksa untuk
memastikan bahwa semua transfer yang dilakukan beberapa hari sebelum dan
sesudah tanggal neraca telah tercantum dalam daftar.
● Transfer antar bank harus dicatat baik pada bank penerima maupun penyetor.
Sebagai contoh, apabila transfer dari Bank A ke Bank B tetapi hanya
penerimaan yang dicatat, hal ini memberi bukti adanya usaha untuk
menggelapkan kas.
● Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus
menunjukan tanggal pada tahun yang sama.
Apabila tanggal penerimaan dilakukan pada tahun ini, sedangkan tanggal
pengeluaran dilakukan pada tahun berikutnya, hal itu menunjukan indikasi
adanya usaha untuk menutupi kekurangan kas.
● Pengeluaran dalam daftar transfer antar bank harus dengan benar dimasukkan
ke atau dikeluarkan dari cek dalam perjalanan dalam rekonsiliasi bank akhir
tahun.
Kurang saji cek dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank mengindikasikan
kemungkinan adanya kiting.
● Penerimaan dalam daftar transfer antar bank harus dengan benar dimasukkan ke
atau dikeluarkan dari setoran dalam perjalanan rekonsiliasi bank akhir tahun.
Lebih saji setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank mengindikasikan
kemungkinan adanya kiting.

E. PENGAUDITAN AKUN- AKUN INSTRUMEN KEUANGAN


Dalam menguji saldo akhir tahun instrumen keuangan, auditor harus mengumpulkan
bukti yang cukup dan tepat untuk mengevaluasi apakah akun instrumen keuangan,
sebagaimana tercantum dalam neraca, telah disajikan secara wajar dan diungkapkan layak
sesuai dengan kedelapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang digunakan dalam
pengujian atas rincian saldo (eksistensi, kelengkapan, keakuratan, klasifikasi, pisah batas,
detail tie-in, nilai realisasi, dan hak)
Metodologi untuk mengaudit instrumen keuangan akhir tahun
a. Mengidentifikasi Resiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Instrumen
Keuangan (Tahap I)
Resiko bisnis yang terkait dengan instrumen keuangan akan bervariasi tergantung
pada signifikansi dan agresivitas investasi perusahaan.Resiko yang lebih tinggi
akan ditanggung oleh perusahaan yang berinvestasi dalam sekuritas yang kurang
liquid atau instrumen keuangan derivatif,dan jika proporsi investasi lebih besar dari
total asset.
b. Menetapkan Materialitas Kinerja dan Menilai Resiko Inheren ( Tahap I )
Saldo akun instrumen keuangan mungkin bersifat material tergantung pada jenis
dan frekuensi aktivitas investasi .Faktor faktor yang mempengaruhi risiko inheren
atas instrumen keuangan meliputi tujuan manajemen terkait dengan aktivitas
investasi, kompleksitas sekuritas atau derivative,pengalaman sebelumnya
perusahaan dengan investasi tertentu serta kompleksitas standar akuntansi yang
relevan.
c. Menilai Resiko Pengendalian ( Tahap I)
Auditor harus memahami efektivitas perencanaan dan pengoperasian pengendalian
internal menyangkut inisiasi,otorisasi,pemrosesan,pengukuran nilai wajar dan
pengungkapan aktivitas operasi. Hal yang penting ,manajemen harus memiliki:
1. Strategi investasi dan kesadaran atas tingkat eksposur berbagai resiko
2. Prosedur untuk mengklasifikasikan instrumen keuangan dengan benar
sebagai perdagangan
3. Prosedur untuk memulai dan mencatat transaksi
4. Pengendalian internal yang ketat atas penentuan estimasi nilai wajar
d. Merancang dan Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantif atas Transaksi
Pengujian transaksi yang akan dilakukan terkait dengan instrumen keuangan
meliputi pengujian pembelian dan penjualan sekuritas serta derivative atau
penyelesaian transaksi hedging atau lindung nilai,keuntungan atau kerugian yang
terkait, serta bunga dan pendapatan dividen.Biasanya auditor mengandalkan
laporan keuangan dan saran broker,menelusuri pembayaran atau hasil pengeluaran
dan penerimaan kas ,dan lainya.
e. Merancang dan Melaksanakan Prosedur Anaitis ( Tahap II )
Prosedur analitis biasanya tidak begitu penting dalam menilai saldo akhir tahun
instrumen keuangan karena saldo tersebut dapat berfluktuasi dari tahun ke tahun
dan tidak selalu terkait dengan akun lainya.
f. Merancang Pengujian atas Rincian Saldo Instrumen Keuangan ( Tahap III )
Titik awal pengujian saldo akhir akun instrumen keuangan adalah mendapatkan
skedul aktivitas investasi selama tahun berjalan.Skedul aktivitas investasi akan
meliputi saldo awal,pembelian dan penjualan instrumen keuangan serta
keuntungan dan kerugian terkait,saldo akhir tahun yang dicatat pada nilai pasar
wajar atau nilai lain konsisten dengan standar akuntansi.
Berikut ini tujuan audit saldo dan pengujian rinci saldo untuk akun - akun instrumen
keuangan

Tujuan audit saldo Prosedur – prosedur pengujian rinci Komentar


saldo

● Jumlahkan daftar aktivitas ● Investasi akan dikategorikan


Instrumen keuangan seperti
investasi sebagai perdagangan,
terdaftar pada daftar aktivitas.
● Membuktikan daftar aktivitas tersedia untuk dijual, dan
investasi atas penambahan dan dimiliki hingga jatuh tempo.
Investasi telah dijumlah
pengurangan ● Jadwal dapat mencakup
menurun dengan benar dan
● Menelusuri saldo akhir per sekuritas yang dinilai
sesuai dengan buku besar
kategori ke buku besar umum menggunakan estimasi nilai
umum (kecocokan saldo)
menurun wajar level 1, level 2, atau
level3

● Konfirmasi kepada pialang ● Biasanya, konfirmasi


Instrumen keuangan seperti
● Inspeksi fisik sekuritas atau memberikan bukti yang
terdaftar pada daftar aktivitas
kontrak derivatif cukup tanpa auditor harus
memang ada investasi
● Menginspeksi perjanjian yang memeriksa keamanan atau
(keberadaan)
mendasari kontrak secara fisik.
● Sekuritas dan kontrak
Instrumen keuangan yang ada
biasanya akan dipegang oleh
sudah dicatat (kelengkapan)
pialang.
Instrumen keuangan seperti
terdaftar pada daftar aktivitas
investasi sudah akurat
(keakuratan)
● Pengujian klasifikasi atas yang ● Klasifikasi didasarkan pada
Instrumen keuangan telah
tepat sebagai perdagangan maksud manajemen dan
diklasifikasikan secara tepat
tersedia untuk dijual atau memerlukan pertimbangan.
dalam laporan keuangan
ditahan hingga jatuh tempo
(penggolongan)
● Periksa ketepatan dalam
penggolongan catatan kaki
tentang estimasi nilai wajar level
1, 2, atau level 3

● Memeriksa transaksi tertentu ● Pisah batas lebih penting


Transaksi instrumen
mendekati akhir tahun dan dalam pengujian transaksi
keuangan dicatat dalam
laporan pialang untuk sebagai klien mungkin ingin
periode yang tepat (pisah
menentuka apakah hal itu dicatat mencatat keuntungan atau
batas)
pada periode yang sesuai kerugian penjualan pada
akhir tahun.

● Periksa kuota harga pasar ● Ini adalah tujuan yang paling


Instrumen keuangan yang
● Menguji klasifikasi manajemen sulit untuk diuji, dan
tercantum dalam daftar
● Menguji asumsi terkait prosedur akan tergantung
aktivitas investasi pada akhir
manajemen dengan penilaian bervariasi pada strategi
tahun telah dinyatakan pada
● Mempertimbangkan investasi klien serta jenis
jumlah yang tepat sesuai
penggunaan jasa/spesialis untuk instrumen keuangan.
dengan standar akuntansi
menguji estimasi nilai wajar
(Nilai realisasi)
● Mempertimbangkan apakah
diperlukan penurunan nilai
kerugian

● Memeriksa dokumen dan ● Hak diuji bersamaan dengan


Entitas memiliki hak atas
kontrak yang mendasari ujian untuk keberadaan dan
instrumen keuangan yang
● Mengkonfirmasi syarat - syarat akurasi saat meninjau
tercantum dalam daftar
signifikan dengan pihak terkait pembelian.
aktivitas investasi (hak)
dalam kontrak derivatif
● Mereview notulen rapat dewan
untuk menentukan apakah ada
sekuritas yang digadaikan
sebagai agunan
DAFTAR PUSTAKA

Jusup, A. H. (2014). AUDITING (Pengendalian Berbasis ISA), Edisi II. Yogyakarta: STIE
YKPN

Anda mungkin juga menyukai