Anda di halaman 1dari 16

RESUME

AUDIT KAS DAN INSTRUMEN KEUANGAN


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing II
Dosen Pembina : R. Wedi Rusmawan K, Dr., S.E., M.Si., Ak., C.A

disusun oleh :

Priyanka Primesti Putri


0117101249

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2020
RESUME
AUDIT KAS DAN ISTRUMEN KEUANGAN
Kas merupakan satu-satunya akun yang dimasukkan dalam setiap siklus
kecuali persediaan dan pergudangan. Sebagai contoh, jika pemahaman auditor
mengenai pengendalian internal dan pengujian pengendalian serta pengujian
substantif atas transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran menyebabkannya
yakin untuk mengurangi penilaian risiko pengendalian serendah mungkin, auditor
dapat mengurangi pengujian atas rincian saldo akhir kas. Akan tetapi, jika auditor
menyimpulkan bahwa penilaian risiko pengendalian harus lebih tinggi, pengujian
akhir tahun yang ekstensif mungkin diperlukan.
Kas merupakan hal yang penting karena kerentanannya terhadap pencurian,
dan kas juga dapat salah saji secara signifikan. Instrumen keuangan, yang meliputi
investasi dalam sekuritas utang dan ekuitas serta instrumen derivatif, bervariasi
secara signifikan pada masing-masing klien, mulai dari persentase aset yang kecil
untuk perusahaan manufaktur hingga persentase aset yang besar untuk institusi
keuangan.

1. JENIS AKUN KAS DAN INSTRUMEN KEUANGAN


a. Akun kas umum (general cash account)
merupakan kas yang penting karena bagi sebagian besar organisasi
karena hampir semua penerimaan dan pengeluaran kas mengalir melalui akun
ini. Sebagai contoh, pengeluaran untuk siklus akuisisi dan pembayaran
biasanya dibayar dari akun ini, sementara penerimaan kas dalam siklus
penjualan dan penagihan disetorkan dalam akun ini
b. Akun Imprest.
Jenis akun imprest yang berbeda terdiri dari satu rekening bank untuk
penerimaan dan satu untuk pengeluaran. Mungkin terdapat beberapa rekening
semacam itu di perusahaan untuk divisi yang berbeda. Semua penerimaan
disetorkan dalam akun imprest, dan totalnya ditransfer ke akun umum secara
periodik. Akun pengeluaran ini ditetapkan atas dasar imprest, tetapi dengan
cara yang berbeda dari akun penggajian imprest.
c. Akun bank cabang.
Berguna untuk membangun hubungan dengan perbankan di komunitas
lokal dan memungkinkan sentralisasi operasi pada tingkat cabang. Dengan
kata lain untuk perusahaan yang beroperasi di lokasi yang berbeda akan lebih
mudah jika perusahaan memiliki saldo bank yang terpisah di setiap lokasi. Di
beberapa perusahaan setoran dan pengeluaran untuk setiap cabang dilakukan
di rekening bank terpisah. Kelebihan kas akan ditransfer secara elektronik dan
periodik ke rekening bank umum kantor utama. Akun cabang dalam contoh ini
hampir sama seperti akun umum namun pada tingkat cabang.
d. Dana kas kecil imprest.
Bukan merupakan rekening bank, tetapi hampir serupa dengan kas di
bank dalam hal pencantumannya. Akun kas kecil adalah akun sederhana
seperti memisahkan sejumlah kas dalam kotak terkunci untuk beban yang
tidak terduga. Dana tersebut digunakan untuk akuisisi tunai bernilai kecil yang
dapat dibayar secara lebih mudah dan lebih cepat dengan kas ketimbang
dengan cek, atau untuk memudahkan karyawan dalam mencairkan cek pribadi
atau cek penggajian.
e. Ekuivalen kas.
Bersifat jangka pendek dan sangat likuid. Hal tersebut termasuk
deposito berjangka, sertifikat deposito, dan dana pasar uang. Ekuivalen kas,
yang dapat sangat material, dicantumkan dalam laporan keuangan sebagai
bagian dari akun kas hanya jika ekuivalen kas tersebut merupakan investasi
jangka pendek yang siap dikonversi menjadi sejumlah kas tertentu, dan
terdapat risiko perubahan nilai yang tidak signifikan akibat perubahan tingkat
suku bunga.
f. Instrumen keuangan.
Akun instrumen keuangan mencakup investasi dalam sekuritas yang
dapat diperdagangkan seperti sekuritas utang dan ekuitas, instrumen derivatif,
dan aktivitas lindung-nilai (hedging). Investasi dalam instrumen keuangan
dapat diklasifikasikan sebagai sekuritas perdagangan, sekuritas yang tersedia
untuk dijual, atau sekuritas yang ditahan hingga jatuh tempo (held-to-
maturity), sedangkan instrumen derivatif dapat diklasifikasikan sebagai aset
atau kewajiban, sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
2. KAS DI BANK DAN SIKLUS TRANSAKSI
Pembahasan singkat mengenai hubungan antara kas di bank dan siklus
transaksi lainnya memiliki peran ganda:
a. Hal tersebut menunjukkan pentingnya pengujian audit atas berbagai
siklus transaksi dalam audit kas.
b. Hal tersebut membantu kita memahami lebih lanjut tentang integrasi
berbagai siklus transaksi.
Dalam audit kas, auditor harus membedakan antara memverifikasi
rekonsiliasi saldo pada laporan bank klien dan saldo di buku besar umum, serta
memverifikasi apakah kas yang tercatat di buku besar umum merefleksikan
dengan benar semua transaksi kas yang terjadi selama tahun berjalan. Sebagai
contoh, masing-masing dari salah saji berikut akhirnya menghasilkan pembayaran
yang tidak tepat atau kegagalan untuk menerima kas, tetapi biasanya tidak ada
yang akan ditemukan sebagai bagian dari audit rekonsiliasi bank:
 Kegagalan menagih pelanggan
 Penggelapan kas dengan memotng penerimaan kas dari pelanggan sebelum
penerimaan itu dicatat, dengan menghapus akun sebagai piutang tak tertagih
 Salinan pembayaran faktur vendor
 Pembayaran yang tidak semestinya berupa pengeluaran pribadi pejabat.
 Pembiayaan bahan baku yang tidak diterima
 Pembayaran kepad akaryawan untuk jam kerja yang lebih besar dari yang
dia kerjakan
 Pembayaran bunga kepada pihak terkait dalam jumlah yang melampaui
tingkat yang berlaku.

Seluruh jenis salah saji yang berbeda itu umumnya ditemukan sebagai
bagian dari pengujian rekonsiliasi bank, hal itu termasuk:

 Kegagalan memasukkan cek yang belum dikliring oleh bank pada daftar cek
yang beredar, walaupun telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.
 Kas yang diterima oleh klien setelah tanggal neraca tetapi dicatatat sebagai
penerimaan kas pada tahun berjalan.
 Setoran yang dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun,
disetorkan ke bank pada bulan yang sama, dan dicantumkan dalam
rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam perjalanan.
 Pembayaran wesel bayar yang didebet langsung ke saldo bank oleh bank,
tetapi belum dimasukkan dalam catatan klien.

3. AUDIT AKUN KAS UMUM


Dalam mengkaji saldo akhir tahun pada akun kas umum, auditor harus
mengakumulasi bukti yang cukup dan tepat untuk mengevaluasi apakah kas,
seperti yang tercantum dalam neraca telah dinyatakan secara wajar dan
diungkapkan secara layak sesuai dengan lima dari delapan tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo yang digunaka untuk semua pengujian atas rincain saldo
(eksistensi, kelengkapan, keakuratan, pisah batas, dan detail tie in).
Metodologi untuk mengaudit kas akhir tahun pada intinya sama dengan yang
digunakan untuk semua akun neraca lainnya.
a. Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang memengaruhi kas.
Sebagian besar perusahaan perusahaan mungkin tidak menghadapi
risiko bisnis klien yang signifikan yang memengaruhi saldo kas. Risiko bisnis
klien kemungkinan besar berasal dari ekuivalen kas dan jenis investasi
lainnya.
b. Menetapkan materialitas kinerja dan menilai risiko inheren
Saldo kas bersifat tidak material pada sebagian besar audit, tetapi
transaksi kas yang memengaruhi saldo itu hampir selalu sangat material. Oleh
karena itu potensi salah saji kas yang material sering kali ada.
c. Menilai risiko pengendalian
Pengendalian internal terhadap saldo kas akhir tahun dalam akun
umum dapat dibagi ke dalam dua kategori:
1) Pengendalian terhadap siklus transaksi yang memengaruhi pencatatan
penerimaan dan pengeluaran kas.
2) Rekonsiliasi bank independen. Rekonsiliasi Bank (bank reconciliation)
Bulanan terhadap akun bank umum atas dasar tepat waktu oleh orang
yang independen menangani atau mencatat penerimaan serta
pengeluaran kas merupakan pengendalian yang penting terhadap saldo
kas akhir.
Perusahaan yang memiliki saldo kas yang signifikan dan volume
transaksi kas yang besar dapat merekonsiliasi kas setiap hari dengan
catatan perbankan online. Jika suatu perusahaan menunda penyiapan
reknsiliasi bank dalam periode yang lama, nilai pengendalian akan
berkurang dan mungkin mempengaruhi penilaian risiko pengendalian
kas oleh auditor. Rekonsiliasi independen memberikan memberkan
kesempatan bagi verifikasi internal atas transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas. Rekonsiliasi bank yang cermat oleh personil klien
yang kompeten meliputi tindakan-tindakan berikut :
 Membandingkan cek yang dibatalkan atau catatan bank elektronik
tentang pembayaran dengan catatan pengeluaran kas menyangkut
tanggal, payee atau pihak yang dibayar, dan jumlahnya.
 Memeriksa cek yang dibatalkan atau catatan bank elektronik
tentang pembayaran menyangkut tanda tangan, endorsement, dan
pembatalan.
 Membandingkan setoran di bank dengan penerimaan kas yang
tercatat menyangkut tanggal, pelanggan, dan jumlah.
 Memeriksa urutan nomor cek, dan menyelidiki cek yang hilang.
 Merekonsiliasi semua item yang menyebabkan perbedaan antara
nilai buku dan saldo bank serta memverifikasi kesesuaian dengan
bisnis klien.
 Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dengan total catatan
pengeluaran kas.
 Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total catatan
penerimaan kas.
 Mereview transfer antarbank pada akhir bulan untuk melihat
kesesuaian dena pencatatan yang tepat.
 Menindaklanjuti cek yang beredar dan pemberitahuan
penghentian pembayaran.
d. Merancang dan Melaksanakan Pengujian Pengendalian serta Pengujian
Substantif atas transaksi. Karena saldo kas dipengaruhi oleh semua siklus
lain kecuali persediaan dan pergudangan, ada banyak sekali transaksi yang
mempengaruhi kas.

e. Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis.


Dalam banyak audit, rekonsiliasi bank akhir tahun audit secara
ekstensif. Karena itu, penggunaan prosedur analitis untuk menguji kewajaran
saldo kas menjadi kurang penting dibandingkan untuk sebagian besar bidang
audit lainnya. Umumnya auditor membandingkan saldo akhir pada
rekonsiliasi bank, setoran dalam perjalanan, cek yang beredar, dan item
rekonsiliasi lainnya dengan rekonsiliasi tahun sebelumnya. Demikian juga,
auditor biasanya membandingkan saldo akhir kas dengan saldo bulan
sebelumnya. Prosedur analitis tersebut mungkin akan mengungkapkan salah
saji kas.

Penerimaan Konfirmasi Bank. Konfirmasi bank tidak diharuskan


untuk audit entitas non-publik atau menurut standar auditing internasional.
Akan tetatpi, biasanya auditor meminta penerimaan konfirmasi langsung dari
setiap bank atau institusi keuangan lainnya dimana klien melakukan bisnis,
kecuali ada sejumlah besar akun yang tidak aktif. Jika bank tidak merespon
permintaan konfirmasi, auditor harus mengirimkan permintaan kedua atau
meminta klien berkomunikasi dengan bank untuk memintanya melengkapi
dan mengembalikan konfirmai ke auditor. Untuk memudahkan auditor dan
juga bankir yang diminta untuk mengisi konfirmasi bank, AICPA menyetujui
penggunaan formulir konfirmasi bank standar (standard bank
confirmation form). Formulir standar ini telah disetujui oleh AICPA dan
American Bankers Association.
Pentingnya konfirmasi bank dalam audit melampaui verifikasi atas
saldo kas aktual. Biasanya, bank mengkonfirmasi informasi tentang pinjaman
dan saldo bank pada formulir yang sama.
Bank tidak bertanggung jawab untuk mencari catatan mengenai
saldo bank atau pinjaman di luar yang dicantumkan dalam formulir oleh klien
kantor akuntan punlik pernyataan di dekat bagian bawah formulir mewajibkan
bank untuk memberitahu kantor akuntan publik mengenai setiap pinjaman
yang tidak dimasukkan dalam konfirmasi dimana bank mengetahui hal
tersebut. Dampak dari tanggung jawab terbatas ini adalah mengharuskan
auditor untuk memenuhi sendiri tujuan kelengkapan saldo bank dari pinjaman
yang belum tercatat dengan cara lain. Demikian juga bank tidak diharuskan
untuk menginformasikan auditor hal-hal seperti batas kredit, kompensasi, atau
kewajiban kontijen untuk menjamin pinjaman lainnya. Jika auditor
menginginkan konfirmasi jenis informasi ini, mereka harus mencari informasi
terpisah dari instusi keuangan mengenai masalah yang menjadi perhatiannya.
Setelah auditor menerima konfirmasi bank yang lengkap, saldo
akun bank yang telah dikonfirmasi oleh bank harus ditelusuri jumlah yang
dinyatakan pada rekonsiliasi bank. Demikian juga, semua informas lain
mengeni rekonsiliasi harus ditelusuri ke skedul audit yang relavan. Jika
konfirmasi bank tidak sama dengan skedul audit, auditor harus menyelidiki
perbedaan tersebut.

Penerimaan Aktivitas Pisah Batas Bank Setelah Akhir Tahun.


Laporan pisah batas bank (cuttoff bank statement) adalah laporan periode
bank parsial dan salinan terkait atau akses digital ke cek yang dibatalkan yang
terkait, salinan slip deposit, dan dokumen lain yang tercantum dalam laporan
bank. Yang dikirim langsung oleh bank ke kantor akuntan publik atau melalui
akses online ke catatan elektronik bank tentang informasi rekening bank klien.
Tujuan dari laporan pisah batas bank atau akses elektronik ke informasi akun
pada sistem bank adalah memverifikasi item rekonsiliasi pada rekonsiliasi
bank akhir tahun klien dengan bukti yang tidak dapat diakses oleh klien.
Untuk memenui tujuan ini, auditor meminta klien untuk meminta bank
mengirimkan laporan periode parsial, atau akses digital ke informasi 7 hingga
10 hari setelah tanggal neraca langsung ke auditor.
Cara lain auditor dapat menunggu hingga laporan berikutnya
tersedia untuk memverifikasi item-item rekonsiliasi, jika laporan pisah batas
tidak diterima langsung dari bank. Tujuannya adalah untuk menguji apakah
karyawan klien telah menghilangkan, menambah, atau mengubah dokumen
yang menyertai laporan. Jelas, ini adalah pengujian untuk salah saji yang
disengaja. Auditor melaksanakan verifikasi erikut dalam bulan setelah tanggal
neraca :
a. Memfoot daftar semua cek yang dibatalkan, memo debet,
setoran, dan memo kredit.
b. Memverifiksi bahwa laporan bank dalam keadaan seimbang
ketika total footing digunakan
c. Mereview item yang dilibatkan dalam footing untuk memastikan
bahwa hal itu telah dibatalkan oleh bank pada periode yang
benar dan tidak memasukkan penghapusan atau perubahan.

Pengujian Rekonsiliasi Bank. Rekonsiliasi bank independen yang


disiapkan oleh bank merupakan pengendalian internal yang penting terhadap kas.
Auditor menguji rekonsiliasi bank untuk menentukan apakah personil dari klien
telah membuat rekonsiliasi dengan cermatdan untuk memverifikasi apakah sado
bank yang tercatat milik klien sama jumlahnya dengna kas aktual di bank kecuali
setoran dalam perjalanan, cek yang beredar, dan item rekonsiliasi bank lainnya.
Dalam memverifikasi reknsiliasi, auditor menggunakan informasi yang ada dari
laporan pisah batas bank untuk memverifikasi item kelayakan yang direkonsiliasi.
Verifikasi atas rekonsiliasi yang dilakukan auditor melibatkan prosedur :
a. Memverifikasi bahwa rekonsiliasi bank klien sudah akurat secara
matematis
b. Menelusuri saldo konfirmasi bank dan/atau saldo awal pada laporan
pisah batas ke saldo per bank pada rekonsilasi bank untuk memastikan
saldo tersebut sama.
c. Menelusuri cek yang ditulis dan dicatat sebelum akhir tahun dan
dimasukkan ke laporan pisah batas bank ke dafatr cek yang beredar
pada rekonsiliasi bank dan ke jurnal pengeluaran kas pada periode itu
atau periode periode sebelum tanggal neracadan dimasukkan ke dalam
jurnal pengeluaran kas juga harus dimasukkan ke daftar cek yang
beredar jika belum di kliring sebelum tanggal neraca. Demikian juga
jika cek sudah di kliring oleh bank sebelum tangga neraca, cek itu tidak
boleh berada dalam rekonsiliasi bank.
d. Menyelidiki semua cek yang signifikan yang tercantum dalam daftar
cek yang beredar yang belum dikliring oleh bank pada laporan pisah
batas. Langkah pertama dalam menyelidiki ini adalah menelusuri
jumlah setiap item yang belum dikliring ke jurnal pengeluaran kas.
Alasan cek itu belum diuangkan harus dibahas dengan klien, dan jiak
auditor khawatir atas kecurangan saldo, saldo utang usaha vendor harus
dikonfirmasi untuk menentukan apakah vendor telah mengakui
penerimaan kas dalam catatannya. Selain itu, cek yang dibatalkan juga
harus diteliti sebelum hari terakhir audit jika cek tersebut tersedia.
e. Menelusuri setoran dalam perjalanan ke laporan pisah batas bank.
Semua penerimaan kas yang belum disetorkan bank pada akhir bulan
harus ditelusuti ke laporan pisah batas untuk memastikan bahwa hal itu
disetorkan segera setelah awal tahun yang baru
f. Memperhitungkan item yang direkonsiliasi lainnya pada laporan bank
dan rekonsiliasi bank. Hal tersebut termasuk item seperti beban jasa
bank, kesalahan dan koreksi bank, dan transaksi yang belum tercatat
didebet atau dikredit secara langsung ke akun bank oleh bank. Item
yang direkonsiliasi harus diselidiki untuk memastikan bahwa item itu
telah diperlakukan secara tepat oleh klien.

4. PROSEDUR YANG BERORIENTASI KECURANGAN


Pertimbangan utama dalam audit saldo kas umum adalah kemungkinan
terjadinya kecurangan. Auditor harus memperluas prosedur audit kas akhir tahun
untuk menentukan kemungkinan adanya kecurangan yang material apabila
pengendalian internal tidak memadai, terutama pemisahan tugas yang tidak tepat
antara penanganan kas dan pencatatan kas transaksi kas dalam catatan akuntansi
serta tidak adanya rekonsiliasi bank bulanan yang disiapkan secara independen.
Prosedur yang dapat mengungkapkan kecurangna dalam bidang pemerimaan kas
termasuk :
a. Konfirmasi piutang usaha
b. Pengujian yang dilaksanakan untuk mendeteksi lapping
c. Mereview ayat jurnal buku besar umum dalam akun kas untuk pos-pos
tidak biasa
d. Membandingkan pesanan pelanggan dengan penjualan dan penerimaan kas
selanjutnya
e. Memeriksa persetujuan dan dokumen pendukung piutang tak tertagih serta
kas yang mengandung kecurangan.

Untuk mengungkapkan kecurangan yang berhubungan secara langsung


dengan saldo kas akhir tahun prosedurnya adalah memperluas pengujian
rekonsiliasi bank, bukti kas dan pengujian transfer antar bank.
a. Memperluas Pengujian Rekonsiliasi Bank. Jika auditor yakin bahwa
rekonsiliasi bank akhir tahun disalahsajikan dengan sengaja, maka tepat
untuk melaksanakan pengujian lebih lanjut atas rekonsiliasi bank akhir
tahun.
b. Bukti Kas. Auditor menggunakan bukti kas untuk menentukan apakah hal-
hal berikut telah dilakukan:
1) Semua penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan
2) Semua setoran di bank dicatat dalam catatan akuntansi
3) Semua pengeluaran kas yang tercatat telah dibayarkan oleh bank
4) Semua jumlah yang telah dibayar oleh bank dicatat
Penerimaan bukti kas adalah pengujian atas transaksi yang tercatat,
sementara rekonsiliasi bank adalah pengujian atas saldo kas pada suatu
waktu tertentu. Bukti kas merupakan metode jitu untuk membandingkan
penerimaan dan pengeluaran kas yang tercatat dengan rekening bank dan
dengan rekonsiliasi bank.
c. Pengujian Transfer Antarbank. Untuk menguji kiting, serta kesalahan
tidak sengaja dalam mencatat transfer antarbank auditor dapat mendata
semua transfer antarbank yang dilakukan beberapa hari sebelum dan setelah
tanggal neraca dan menelusuri masing-masing ke catatan akuntansi agar
pencatatannya benar. Terdapat beberapa hal yang sebaiknya diaudit dalam
skedul transfer bank, yaitu:
1) Ketepatan informasi di skedul transfer antarbank harus diverifikasi
2) Transfer antarbank harus dicatat baik dalam laporan bank yang
menerima maupun bank yang mengeluarkan
3) Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan dari setiap transfer
harus berada dalam tahun fiskal yang sama
4) Pengeluaran dalam skedul transfer antarbank harus dimasukkan dalam
atau dikeluarkan dari rekonsiliasi bank akhir tahun dengan benar
sebagai cek yang beredar
5) Penerimaan dalam skedul transfer antarbank harus dimasukkan dalam
atau dikeluarkan dari rekonsiliasi bank akhir tahun dengan benar
sebagai setoran dalam perjalanan

5. AUDIT ATAS AKUN INSTRUMEN KEUANGAN


Dalam menguji saldo akhir tahun instrument keuangan ,auditor harus
mengumpulkan bukti yang cukup dan tepat untuk mengevaluasi apakah akun
instrument keuangan disajikan secara wajar dan diungkapkan  secara layak sesuai
dengan ke delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang digunakan
dalam pengujian ats rincian saldo. Adapun tujuan audit yang berkaitan dengan
saldo dan pengujian atas rincian saldo bagi akun istrumen keuangan yaitu

Tujuan audit yang berkaitan dengan Prosedur pengujian atas


saldo rincian saldo yang umum
Istrumen keuangan seperti terdaftar Menfoot skedul aktivitas
padaskedul aktivitas investasi telah di foot investasi
dengan benar dan sesuai dengan buku besar Membuktikan skedul aktivitas
umum ( detail in) investasi atas penambahan dan
pengurangan
Menelesuri saldo akhir per
kategori ke buku besar umum
Instrument keuangan seperti terdaftar pada Kofirmasi kepada broker dealer
skedul aktivitas investasi memang ada Inspeksi fisik  sekuritas atau
(eksistensi kontrak derivative
Instrumen keuangan yang ada sudah dicatat Menginspeksi perjanjian yang
( kelengkapan ) mendasari
Instrumen keuangan seperti terdaftar pada
skedul aktivitas investasi sudah akurat
(keakuratan )
Instrumen keuangan telah diklasifikasikan  Pengujian atas klasifikasi yang
secara tepat dalam laporan keuangan tepat  sebagai perdagangan
(klasifikasi ) tersedia untuk dijual atau ditahan
hingga jatuh tempo
Menverifikasi klasifikasi yang
tepat
Transaksi instrument keuangan dicatat Memeriksa transaksi tertentu
dalam periode yang tepat ( pisah batas ) mendekati akhir tahun dan
nasihat broker terkait untuk
menentukan apakah hal itu dicatat
paada periode yang sesuai
Instrumen keuangan yang tercantum dalam Menverivikasi harga pasar yang
skedul aktivitas investasi pada akhir tahun ditetapkan
telah dinyatakan pada jumlah yang tepat Menguju klasifikasi manajemen
sesuai dengan standar akuntansi (Nilai Menguji asumsi manajemen
realisasi ) terkait dengan penilaian
Mempertimbangkan penggunaan
jasa spesialis untuk menguji
estimasi nilai wajar
Mempertimbangkan apakah
diperlukan penurunan  nilai
kerugian
 Entitas memiliki ha katas instrument Memeriksa dokumen dan kontrak
keuangan yang tercantum dalam skedul yang mendasari
aktivitas investasi ( hak ) Mengkonfirmasi syarat syarat
signifikan dengan pihak terkait
dalam kontrak derivative
Meriview notulen rapat dewan
untuk menentukan apakah ada
sekuritas yang digadaikan sebagai
agunan

a. Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi instrument


keuangan. (tahap I). Resiko bisnis yang terkait dengan instrumen
keuangan akan bervariasi tergantung pada signifikansi dan agresivitas
aktifitas investasi perusahaan. Resiko yang lebih tinggi akan ditanggung
oleh perusahaan yang berinvestasi dalam sekuritas yang kurang liquid atau
instrument keuangan derivative, dan jika proporsi investasi lebih besar dari
total asset. Perusahaan jasa keuangan akan menanggung risiko yang lebih
besar akibat minimnya volume aktivitas dan jenis instrument yang di
perdagangkan.
b. Menetapkan materialitas kinerja dan menilai risiko inheren (tahap I). Saldo
akun instrument keuangan mungkin bersifat materialitas tergantung pada
jenis dan frekuensi aktifitas investasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
risiko inheren atas instrument keuangan meliputi tujuan manajemen yang
terkait dengan aktifitas investasi (misalnya ; hedging untuk meminimalkan
risiko), kompleksitas, sekuritas atau derivative. Faktor lainya yang
meningkatkan risiko inheren atas instrument keuangan adalah
kompleksitas standar akuntansi yang relevan. Mayoritas instrument
keuangan dinilai dengan menggunakan estimasi nilai wajar (fair value
estimates).
c. Menilai risiko pengendalian (tahap I). Auditor harus memahami efektifitas
perancangan dan pengoprasian pengendalian internal menyangkut inisiasi,
otorisasi, pemrosesan, pengukuran nilai wajar dan pengungkapan aktifitas
investasi. Hal yang paling penting, manajemen harus memiliki (1) strategi
investasi dan kesadaranatas tingkat exposure berbagai resiko. (2) prosedur
untuk mengklasifikasikan instrument keuangan dengan benarsebagai
perdagangan, tersedia untuk dijual, atau dimiliki hingga jatuh tempo
berdasarkan niat. (3) prosedur untuk memulai dan mencatat transaksi, dan
(4) pengendalian internal yang ketat atas penentuan estimasi nilai wajar,
seperti personil dengan keahlian atau pengalaman yang tepat
d. Merancang dan melaksanakan pengujian pengandalian dan pengujian
substantive atas transaksi (tahap II). Pengujian transaksi yang akan
dilakukan terkait dengan instrument keuangan meliputi pengujian
pembelian dan penjualan sekuritas serta derivative atau penyelesaian
transaksi hedging atau lindung nilai, keuntungan atau kerugian yg terkait,
serta bunga dan pendapatann dividend. Biasanya auditor mengandalkan
laporan dan saran broker dari menejer investasi untuk menguji pembelian
dan penjualan selama pengendalian dianggap efektif, menelusuri
pembayaran atau hasil ke pengeluaran atau penerimaan kas, kemudian
menguji keakuraratan matematis keuntungan dan kerugian. Pendapatan
bungga dapat dihitung ulang, sementara dividend dapat dihitung ulang dan
dibandingkan dengan sumber publik seperti catatan dividend standar and
poor’s.
e. Merancang dan melaksanakan prosedur analitis (tahap II). Prosedur
analitis biasanya tidak begitu penting dalam menilai saldo akhir tahun
instrument keuangan karena saldo tersebut dapat berfluktuasi dari tahun ke
tahun dan tidak selalu terkait dengan akun lainya. Namun, prosedur
analitis dapat digunakan untuk menguji kewajaran pendapatan bungan dan
dividend.
f. Merancang pengujian atas rincian saldo instrument keuangan (tahapIII).
Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dan pengujian atas rincian saldo
yang umum dalam audit instrument keuangan ditampilkan pada tabel 23-2.
Tujuan yang paling penting adalah eksistensi, keakuratan dan nilai
realisasi bagi investasi dalam sekuritas, sementara kelengkapan juga
penting bagi instrument keuangan derivative. Tujuan penyajian dan
pengungkapan juga sangat penting menurut persyaratan pengungkapan
pencatatan kaki yang ekstensif terkait estimasi nilai wajar.
DAFTAR PUSTAKA

Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2014). Auditing and Assurance
Services. England: Pearson Education Limitied.

Anda mungkin juga menyukai