Anda di halaman 1dari 11

1.

KAS DI BANK DAN SIKLUS TRANSAKSI


Dalam audit atas kas, auditor harus membedakan antara verifikasi rekonsiliasi saldo
laporan bank oleh klien dengan saldo buku besar, dan verifikasi bahwa pencatatan kas
dalam buku besar merefleksikan dengan benar seluruh transaksi kas yang terjadi
sepanjang tahun. Verifikasi rekonsiliasi klien ke akun saldo bank dan buku besar lebih
mudah, tetapi bagian terpenting dalam total audit dalam perusahaan adalah adanya
verifikasi bahwa pencatatan transaksi kas dilakukan dengan benar. Misalnya, setiap
salah saji berikut ini menghasilkan kesalahan dalam pembayaran atau menyebabkan
kesalahan dalam penerimaan kas, tetapi tak satupun dapat ditemukan dalam audit atas
rekonsiliasi bank :

Kesalahan dalam menagih konsumen


Pencurian kas dengan menghambat pembayaran kas dari konsumen sebelumnya

dicatat, dengan akun dianggap sebagai piutang tak tertagih


Duplikasi pembayaran faktur vendor
Pembayaran tidak benar atas biaya pribadi pejabat perusahaan
Pembayaran atas bahan baku yang tidak pernah diterima

Pembayaran atas karyawan lebih besar daripada jam kerja aktualnya


Pembayaran atas bunga pada pihak luar jumlahnya lebih besar dibandingkan
tingkat bunga sebenarnya

Seluruh jenis salah saji biasanya ditemukan sebagai bagian dari pengujian atas
rekonsiliasi bank. Hal ini meliputi :

Kesalahan dalam memasukkan cek yang tidak dicairkan didalam daftar cek

beredar, meskipun telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas


Kas yang diterima dari klien masih dalam perjalanan pada tanggal neraca, tetapi

sudah dicatat dalam penerimaan kas pada tahun berjalan


Setoran dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan pada

bank dibulan yang sama, dan dimasukan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran
dalam perjalanan
Pembayaran atas weswl bayar didebet langsung dari saldo bank oleh bank, tetapi

tidak dimasukkan dalam catatan klien.


2. JENIS-JENIS AKUN KAS UMUM
Sebelum membahas mengenai pengujian klien atas rekonsiliasi bank klien, akan dibahas
terlebih dahulu tentang jenis akun kas yang digunakan oleh banyak perusahaan karena
pendekatan yang digunakan akan berbeda pada setiap akunnya. Berikut adalah jenisjenis dari akun kas :
Akun Kas Umum
Akun kas umum adalah titik fokus bagi banyak perusahaan karena semestinya seluruh
penerimaan kas dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini. Misalnya, pengeluaran
dalam siklus akusisi dan pembayaran biasanya dibayar melalui akun kas umum, dan
penerimaan kas dalam siklus penjualan dan penagihan juga disetorkan ke dalam akun
tersebut.

Akun Impres
Pada umumnya banyak perusahaan yang mengunakan akun impres. Misalnya, membuat
akun penggajian impres terpisah untuk meningkatkan pengendalian internal pembayaran
gaji. Saldo tetap, misalkan Rp. 5.000.000,- dibuat dalam akun bank penggajian. Segera
sebelum setiap periode pembayaran, suatu cek atas transfer elektronik ditarik pada akun
kas umum untuk menyetorkan total jumlah penggajian bersih ke akun penggajian.
Setelah cek untuk gaji dilakukan pada akun penggajian impres, akun bank seharusnya
memiliki saldo Rp. 5.000.000,-. Satu-satunya setoran ke dalam akun adalah untuk
penggajian mingguan dan semi bulanan dan satu-satunya pengeluaran adalah
pembayaran cek kepada karyawan.
Terdapat jenis akun impres lain yang terdiri atas satu akun bank untuk penerimaan dan
pengeluaran. Perusahaan bisa saja memilikin akun ini untuk setiap divisi berbeda.
Seluruh penerimaan disetorkan ke dalam akun impres dan totalnya dipindahkan ke akun
umum secara periodik. Akun pengeluaran dibentuk berbasis impres, tetapi dengan cara
yang berbeda dengan akun pengajian impres.
Akun Bank Cabang
Akun bank cabang berguna untuk membangun relasi dengan bank dalam komunitas
lokal dan memungkinkan sentralisasi operasional pada tingkat cabang. Dalam beberapa
perusahaan, penyetoran dan pengeluaran untuk setiap cabang dibuat dalam akun yang
berbeda, dan kelebihan kas secara periodik dikirimkan ke akun bank umum pada kantor
pusat. Akun cabang dalam ini seperti akun umum, tetapi pada tingkat cabang.
Dana Kas Kecil Impres
Dana kas kecil impres bukan merupakan akun bank, tetapi hampir sama dengan kas
pada bank. Kun kas kecil biasanya merupakan akun kas yang simpel untuk keperluan
biaya yang mendadak. Akun ini digunakan untuk pengeluaran kas berjumlah kecil yang
lebih mudah dibayarkan jika menggunakan uang tunai dibandingkan dengan cek atau
untuk memudahkan karyawan dalam mencairkan cek gaji atau pribadi.
Setara Kas
Perusahaan ini biasanya menginvestasikan kelebihan akumulasi kas dalam bagian
tertentu dalam suatu siklus, dimana kas tersebut akan diperlukan dalam waktu dekat
dan bisa disebut setara kas yang sangat likuid. Setara kas meliputi deposito berjangka,
sertifikat deposito, dan dana pasar uang. Setara kas bisa sangat material dan dimasukan
dalam laporan keuangan sebagai keuangan dari akun kas jika merupakan investasi
jangka pendek yang siap dikonversikan menjadi kas dalam jumlah yang pasti, dan tidak
dapat dirisiko signifikan atas perubahan nilai dari perubahan tingkat bunga. Sekuritas
yang dapat diperdagangkan dan investasi berbunga dengan jangka waktu yang lebih
panjang bukan merupakan setara kas.
3. AUDIT ATAS KAS UMUM
Pada pengujian saldo akhir tahun dalam akun kas umum, auditor harus
mengakumulasikan bukti yang cukup memadai untuk mengevaluasi apakah kas,

sebagaimana dinyatakan dalam neraca, dinyatakan dan diungkapkan dengan wajar


sesuai lima dari keenam tujuan audit-terkait saldo untuk seluruh pengujian perincian
saldo (keberadaan, kelengkapan, akurasi , pisah batas, dan kecocokan perincian). Hak
atas kas umum, klasifikasinya dalam neraca, dan nilai realisasi kas tidak dapat
diaplikasikan. Metodologi untuk kas pada akhir tahun sama dengan saldo akun neraca
lainya.
Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien Yang mempengaruhi Kas (Tahap I)
Banyak perusahaan yang tidak memiliki risiko bisnis yang cukup signifikan dalam
memengaruhi saldo kas. Risiko bisnis klien dapat muncul dari kebijakan menajemen kas
yang tidak memadai atau penanganan dana yang dilakukan pihak luar.
Risiko bisnis klien lebih banyak muncul dari setara kas dan jenis investasi lainya.
Beberapa perusahaan yang menyediakan jasa keuangan mengalami kerugian besar
akibat aktivitas perdagangan oleh perorangan yang disembunyikan dengan salah
menyajikan saldo investasi dan kas. Auditor harus memahami risiko dari kebijakan dan
strategi investasi klien, sama halnya dengan pengendalian manajemen yang dapat
memperburuk risiko tersebut.

Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan (Tahap
I)
Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas yang
memengaruhi saldo ini sifatnya hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering
muncul potensi salah saji material dalam kas.
Oleh karena kas lebih mudah dicuri dibandingkan aset lainya, terdapat risiko bawaan
cukup tinggi untuk tujuan keberadaan, kelengkapan dan akurasi. Tujuan ini biasanya
akan berfokus pada audit saldo kas. Risiko bawaan relatif kecil untuk tujuan lainya.

Menilai Risiko Pengendalian (Tahap I)


Pengendalian internal atas saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi
menjadi dua kategori, yaitu:
1. Pengendalian atau siklus transaksi yang memengaruhi pencatatan penerimaan
kas dan pengeluaran kas.
2. Rekonsiliasi bank independen
Pada bab ini, kita membahas pengendalian yang memengaruhi pencatatan transaksi kas,
yang penting dalam penelitian dan pengendalian untuk kas. Misalnya dalam siklus
akuisisi, pengendalian utama meliputi pengendalian pembagian tugas yang memadai
antara penandatangan cek dan fungsi utang dagang,penandatanganan cek hanya
dilakukan oleh personel yang berwenang, menggunakan cek yang bernomor urut yang
dicetak pada kertas khusus, adanya telaah yang saksama atas dokumen pendukung

sebelum cek ditandatangani oleh personel yang berwenang, dan verifikasi internal yang
memadai. Jika penegendalian yang memengaruhi kas terkait transaksi beroperasi efektif,
maka risiko pengendalian berkurang sebagaimana pengujian audit untuk rekonsiliasi
bank akhir tahun.
Pengendalian yang penting atas saldo akhir kas adalah rekonsiliasi bank secara
bulanan dari akun bank umum berbasis waktu oleh personel yang independen dari pihak
yang menangani atau mencatat transaksi kas. Jika suatu perusahaan melakukan
rekonsiliasi bank dengan memakan waktu lama, maka nilai pengendalian akan turun dan
memengaruhi penilaian auditor atau risiko pengendalian kas. Rekonsiliasi membantu
mencatat akuntansi agar mencerminkan saldo kas yang lama antar saldo kas aktual di
bank setelah mempertimbangkan transaksi-transaksi yang memerlukan rekonsiliasi.
Lebih penting lagi, verifikasi atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dapat
dilakukan dalam rekonsiliasi yang independen. Jika laporan bank diterima dalam
keadaan tertutup oleh pihak yang merekonsiliasi dan pengendalian fisik dilakukan atas
laporan bank tersebut sampai rekonsiliasi diselesaikan, maka cek dibatalkan, duplikat
slip setoran, dokumen lain yang termasuk dalam laporan bank dapat diperiksa tanpa
perlu khawatir akan diganti, dihapus atau ditambahkan. Rekonsiliasi bank dilakukan
dengan hati-hati oleh pihak klien dengan melakukan tindakan berikut ini:
1.

Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan pengeluaran kas

atas tanggal, dibayarkan kepada siapa, dan berapa jumlahnya.


Memeriksa tanda tangan, personel otorisasi, dan pembatalan atas cek

dibatalkan.
Membandingkan setoran ke bank dengan tanggal, pembeli, dan jumlah

pada pencatatan setoran kas.


Memeriksa urutan nomer pada cek dan memeriksa jika ada yang hilang.
Merekonsiliasi seluruh bagian yang menyebabkan perbedaan antara saldo

buku dengan saldo bank dan memeriksa kewajaranya dalam bisnis klien.
Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dengan total catatan

pengeluaran kas.
Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total catatan

penerimaan kas.
Menindaklanjuti cek beredar dan peringatan penghentian pembayaran.

Banyak paket peranti lunak akuntansi yang menyediakan rekonsiliasi bank sebagai
bagian dari prosedur bulanan. Meskipun peranti lunak mengurangi tindakan klerikal
dalam melakukan rekonsiliasi bank, pihak yang menyiapkan harus tetap melakukan
banyak prosedur pada daftar di atas. Pengendalian atas rekonsiliasi bank dilakukan pada
saat personel yang kompoten menelaah rekonsiliasi bank sesegera mungkin setelah
selesai.
Mendesain dan Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substansif
Atas Transaksi (Tahap II)
Oleh karena saldo kas dipengaruhi oleh seluruh siklus, kecuali persediaan dan
pergudangan, maka sejumlah besar transaksi akun memengaruhi kas. Dalam bab-bab
sebelumnya, telah membahas secara terperinci mengenai pengujian pengendalian dan

pegujian substansif yang memadai untuk audit setiap siklus. Misalnya, pengendalian atas
penerimaan kas. Transaksi kas diaudit melalui pengujian siklus transaksi tersebut.
Mendesain dan Melakukan Prosedur Analitis (Tahap III)
Dalam audit, rekonsiliasi bank pada akhir tahun di audit secara luas. Dengan
menggunakan prosedur analitis, pengujian atas kewajaran saldo kas tidak terlalu penting
dibandingkan area audit lainya.
Auditor biasanya membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank, setoran dalam
perjalanan, cek beredar, dan jenis rekonsiliasi lainya dengan rekonsiliasi yang dilakukan
pada tahun-tahun sebelumnya. Auditor juga membandingkan saldo akhir kas dengan
saldo bulan-bulan sebelumnya. Prosedur analtis ini dapat ditemukan salah saji pada kas.
Mendesaian Pengujian Perincian Saldo Kas (Tahap III)
Titik awal verifikasi saldo dalam akun bank umum adalah dengan mendapatkan
rekonsiliasi bank dari klien dengan memasukkan dokumentasi auditor. Untuk mengaudit
kas dibank, auditor melakukan verifikasi apakah rekonsiliasi bank yang diterima klien
sudah benar. Tujuan audit-terkait saldo dan pengujian perincian saldo dalam audit kas
yang paling penting adalah keberadaan, kelengkapan, dan akurasi, oleh karena itu harus
diperhatikan. Auditor juga melakukan pengujian yang berhubungan dengan keempat
tujuan penyajian dan pengungkapan, seperti menelaah hasil pertemuan dewan direksi
dan penyajian utang untuk menentukan apakah ada restriksi atas kas yang harus
diugkapkan. Dalam area audit lainya, prosedur audit aktual bergantung pada
materialitas dan risiko dalam kas yang sudah diidentifikasi auditor pada audit di bagian
lainya.
Ketiga prosedur ini harus ditambahkan dalam pembahasan permintaan konfirmasi bank
sangat penting dan kompleks: laporan bank atas pisah batas dan pengujian rekonsiliasi
bank.
Permintaan atas Konfirmasi Bank
Meskipun tidak disyaratkan oleh standar audit, auditor biasanya meminta konfirmasi dari
setiap bank atau institusi keuangan lainnya yang berbisnis dengan klien, kecuali jika
terdapat sejumlah besar akun yang tidak aktif. Jika bank tidak menjawab permintaan
konfrimasi, maka auditor perlu mengirimkan permintaan kedua atau meminta klien
berkomunikasi dengan bank untuk meminta mereka melengkapi dan mengembalikan
konfirmasi kepada auditor, agar memudahkan auditor maupun pihak bank yang diminta
mengisi konfirmasi, di Amerika Serikat, AICPA menyetujui penggunaan formulir bank
standar.
Pentingnya konfirmasi bank dalam audit lebih dari sekedar verifikasi saldo kas aktual.
Bank mengonfirmasi informasi pinjaman dan saldo bank dalm formulir yang sama.
Infromasi pada wesel bayar pada bank, hipotek, dan utang lainnya biasanya

memasukkan jumlah dan tanggal pinjaman, tanggal jatuh tempo pinjaman, tingkat
bunga, dan adanya jaminan.
Bank tidak bertanggung jawab untuk mencari untuk mencari pencatatan atas saldo bank
atau pinjaman selain yang dimasukkan dalam formulir dari klien KAP. Laporan di bagian
bawah formulir meminta bank menginformasikan kepada KAP semua pinjaman yang
tidak dimasukkan dalam konfirmasi dari bank yang memiliki informasi tersebut. Dampak
dari tanggung jawab yang terbatas ini dalah untuk mensyaratkan auditor agar
memenuhi tujuan kelngkapan atas saldo dan utang bank yang tidak tercatat dengan cara
lain. Sama halnya, bank tidak perlu menginformasikan kepada auditor mengenai
persyaratan kredit, persyaratan saldo kompensasi, atau kewajiban kontinjen ketika
kewajiban dijaminkan. Jika auditor menginginkan konfirmasi tas jenis informasi ini, maka
mereka harus mendapatkan konfirmasi yang terpisah dari institusi keuangan yang dapat
menjawab pertanyaan tersebut.
Setelah auditor menerima konfirmasi bank secara lengkap, saldo dalam akun bank yang
dikonfirmasi oleh bank garus ditelusuri ke saldo yang disebutkan dalam konfirmasi bank.
Sama halnya dengan informasi lain, dalam konfirmasi, juga garus ditelusuri ke skedul
audit lainnya. Jika konfirmasi bank tidak sesuai dengan skedul audit, maka auditor harus
memeriksa selisihnya.
Permintaan atas Laporan Bank Pisah Batas
Laporan bank atas pisah batas adalah laporan bank pada periode tertentu dan
pembatalan cek terkait, duplikan slip setoran, dan dokumen lain yang termasuk dalam
laporan bank, dikirimkan oleh bank ke kantor KAP. Tujuan dari laporan bank atas pisah
batas adalah untuk memberikan verifikasi bagian yang direkonsiliasi pada rekonsiliasi
bank klien di akhir tahun dengan bukti yang tidak dapat diakses ke klien. Untuk
memenuhi tujuan ini, auditor meminta klien agar bank mengirimkan laporan langsung
kepada auditor dalam waktu 7 samoai 10 hari setelah tanggal neraca.
Banyak auditor melakukan verifikasi periode laporan bank jika laporan pisah batas tidak
diterima langsung dari pihak bank. Tujuan adalah untuk menguji apakah karyawan klien
tidak memasukkan, menambahkan, atau menggantikan dokumen sesuai dengan
laporan. Pengujian ini jelas dilakukan untuk salah saji yang disengaja. Auditor
melakukan verifikasi berikut ini dalam bulan setelah tanggal neraca:

Memeriksa saldo seluruh cek yang dibatalkan, memo debet, setoran, dan memo

kredit.
Melakukan verifikasi saldo laporan bank saat penjumlahan dilakukan.
Menelaah bagian dari penjumlahan untuk memastikan sudah dibatalkan oleh

bank pada periode yang tepat dan tidak ada penghapusan atau penggantian.
Pengujian Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi bank yang dilakukan dengan benar oleh pihak independen merupakan
pengendalian internal penting atas kas. Auditor menguji rekonsiliasi bank untuk
menentukan apakah pihak klien sudah menyiapkan rekonsiliasi denga gati-hati dan

melakukan verifikasi apakah saldo bank yang dicatat klien sama jumlahnya dengan kas
di bank, kecuali bila ada setoran dalam perjalanan, cek beredar, dan jenis rekonsiliasi
lainnya.
Dalam verifikasi rekonsiliasi, auditor menggunakan informasi dalam laporan bank atas
pisah batas untuk melakukan verifikasi kewajaran rekonsiliasi. Verifikasi auditor dalam
rekonsiliasi meliputi beberapa prosedur:

Melakukan verifikasi bahwa rekonsiliasi bank klien akurat secara matematis.


Menelusuri saldo konfirmasi bank dan atau saldo awal pada laporan pisah batas

ke saldo per bank pada rekonsiliasi bank utnuk memastikan jumlahnya sama.
Menelusuri cek yang ditulis dan dicatat sebelum akhir tahun dan dimasukkan ke

laporan bank atas pisah batas ke daftar cek beredar pada rekonsiliasi bank dan
juga jurnal pengeluaran kas dalam periode neraca atau periode sebelumnya.
Seluruh cek yang dikliring bank setelah tanggal neraca dan dimasukkan dalam
jurnal pengeluaran kas harus dimasukkan dalam daftar cek beredar. Jika cek
dimasukkan dalam jurnal pengeluaran kas, maka seharusanya dianggap cek
beredar karena tidak dikliring di bank sebelum tanggal neraca, maka tidak boleh
dimasukkan dalam rekonsiliasi bank.
Memeriksa seluruh cek yang jumlahnya besar dan termasuk dalam daftar cek

beredar yang belum dikliring oleh bank pada laporan pisah batas. Langkah
pertama dalam pemeriksaan ini harus dilakukan dengan menelusuri jumlah yang
belum dikliring dalam jurnal pengeluaran kas. Alasan mengapa cek belum
diuangkan, harus dibahas dengan klien, dan jika auditor khawatir telah terjadi
kecurangan, maka vendor yang termasuk dalam saldo utang dagang harus
dikonfirmasi untuk menentukan apakah vendor tersebut sudah mengakui
penerimaan kas dalam pecatatannya. Ditambah lagi, cek yang dibatalkan perlu
diperiksa sebelum tanggal terakhir audit jika memang ada.
Menerima kas yang tidak disetorkan ke bank di akhir tahun harus ditelusuri ke

laporan pisah batas untuk memastikan bahwa kas tersebut disetorkan segera di
awal tahun berikutnya.
Memperhatikan jenis rekonsiliasi lain ke laporan bank dan rekonsiliasi bank. Hal ini

meliputi biaya jasa bank, kesalahan dan pembetulan bank, dan transaksi tak
tercatat yang didebet atau dikredit langsung ke akun bank oleh pihak bank. Jenis
rekonsiliasi ini perlu di investigasi untuk memastikan sudah diperlukan dengan
benar oleh klien.
4. PROSEDUR BERORIENTASI KECURANGAN
Kecurangan atas saldo kas umum ini terjadi karena tidak memadainya pemisahan tugas
antara pemegang kas dan pencatatn transaksi kas dalam pencatatan akuntansi dan
kurangnya rekonsiliasi bank bulanan yang independen. Prosedur yang harus dilakukan
auditor
untuk
menemukan
kecurangan
atas
penerimaan
kas
meliputi,
mempertimbangkan sifat dari kurangnya pengendalian internal, jenis kecurangan yang
dapat terjadi dari kekurangan tersebut, potensi materialitas kecurangan, konfirmasi
piutang dagang, pengujian yang dilakukan untuk menemukan pencurian uang,
penelaahan aktivitas akun kas atas transaksi yang tidak lazim, pemeriksaan persetujuan

dan dokumen pendukung untuk piutang tidak tertagih dan retur dan cadangan
penjualan, serta prosedur audit yang palin efektif untuk menemukan kecurangan.
Prosedur untuk menemukan kecurangan berikut langsung terkait dengan saldo kas akhir
tahun;
Perluasan Pengujian atas Rekonsiliasi Bank
Jika rekonsiliasi bank dapat dengan sengaja salah saji, maka perlu dilakukan perluasan
pengujian atas rekonsiliasi bank akhir tahun. Prosedur yang dilakukan auditor :
1. Memulai rekonsiliasi bank untuk bulan/tahun tertanggal, dan membandingkan seluruh
bagian rekonsiliasi dengan cek yang dibatalkan dan dokumen lainnya dalam laporan
bank tertanggal.
2. Membandingkan sisa cek yang dibatalkan dan slip setoran dalam laporan bank
tertanggal dengan jurnal pengeluaran dan penerimaan kas bulan/tahun tertanggal.
3. Menelusuri seluruh bagian yang tidak jelas dalam rekonsiliasi bank dan jurnal
penerimaan dan pengeluaran kas ke rekonsiliasi bank klien untuk memastikan semua
sudah dimasukkan.
4. Melakukan verifikasi seluruh bagian rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank dari jurnal
untuk rekonsiliasi bank tertanggal yang belum dikliring ke bank.
Pembuktian Kas
Auditor menggunakan pembuktian kas untuk menentkan apakah,

Seluruh
Seluruh
Seluruh
Seluruh

penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan.


setoran ke bank dicatat dalam pencatatan akuntansi
pengeluaran kas dibayarkan oleh bank
jumlah yang dibayarkan oleh bank sudah dicatat.

Pembuktian kas meliputi empat rekonsiliasi berikut ini :


1. Rekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo buku besar pada awal
periodepembuktian kas.
2. Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan yang
tercatat dalam jurnal penerimaan kas pada periode tertentu.
3. Rekonsiliasi cek yang dibatalkan di kliring bank dengan yang dicatatdalam jurnal
pengeluaran kas untuk periode tertentu.
4. Rekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada akhir periode
pembuktian kas.

Saat melakukan pembuktian kas, auditor menggabungkanpengujian susbtantif atas


transaksi dan pengujian perincian saldo. Pembuktian kas merupakan metode yang
sangat baik dalam membandingkan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas dengan
akun bank dan rekonsiliasi bank.
Pengujian Transfer Antarbank
Ada beberapa hal yang perlu diaudit atas jadwal transfer antarbank, yaitu sebagai
berikut :

Keakuratan informasi pada jadwal transfer antarbank harus diverifikasi. Auditor

harus mempertimbangkan informasi pengeluaran dan penerimaan pada skedul


ke pencatatan pengeluaran dan penerimaan kas untuk memastikan akurasinya.
Transfer antarbank harus dicatat, baik di bank penerima maupun bank pengirim.

Asumsikan terdapat Rp 10.000.000 dipindahkan dari bank A ke bank B, tetapi


hanya pengeluarannya yang dicatat, maka ini adalah bukti pencurian uang yang
ditutupi.
Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus

dilakukan di tahun fiskal yang sama. Jika penerimaan kas dicatat pada tahun
fiskal berjalan dan pengeluaran kas dicatat setelah tanggal neraca, maka hal
tersebut bisa saja dilakukan untuk menutupi berkurangnya kas.
Pengeluaran pada skedul transfer antarbank harus dimasukkan atau

dikeluarkandengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai cek beredar.
Dalam akun kas umum harus dimasukkan sebagai cek beredar pada transfer
rekonsiliasi bank. Kurang saji cek beredar pada rekonsiliasi bank mengindikasikan
adanya kemungkinan kiting.
Skedul tranfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan benar dari
rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai setoran dalam perjalanan. Untuk akun
tabungan dan penggajian harus mengindikasikan setoran dalam perjalanan untuk
transfer rekonsiliasi bank. Lebih saji atas setoran dalam perjalanan pada
rekonsiliasi bank mengindikasikan adanya kemungkinan kiting.

Meskipun pengujian audit atas transfer


menemukan kecurangan, tindakan ini juga
tanpa memerhatikan pengendalian internal.
mengakibatkan salah perhitungan antara kas

antarbank biasanya dimaksudkan untuk


bisa dilakukan banyak transfer antarbank
Bila ada kemungkinan kiting, maka dapat
dan utang dagang.

5. AUDIT ATAS AKUN BANK PENGGAJIAN IMPRES


Pengujian atas rekonsiliasi bank untuk penggajian tidak akan memakan waktu jika
terdapat akun impres untuk penggajian dan rekonsiliasi independen atas akun bank,
seperti yang dijelaskan pada akun umum. Biasanya, bagian yang direkonsiliasi adalah
cek beredar. Cek beredar tersebut akan langsung jelas ketika cek diterbitkan. Dalam
pengujian saldo akun bank untuk penggajian, auditor harus mendapatkan rekonsiliasi
bank, konfirmasi bank, dan laporan bank atas pisah batas. Prosedur rekonsiliasi sama
dengan kas umum, kecuali pengujian pada cek beredar yang biasanya terbatas untuk
pengujian kewajarannya. Biasanya, diperlukan perluasan prosedur bila pengendalian

tidak memadai atau jika akun bank tidak direkonsiliasi dengan saldo kas impres pada
buku besar.
6. AUDIT ATAS KAS KECIL IMPRES
Kas kecil adalah akun yang unik. Meskipun jumlahnya tidak material, banyak auditor
melakukan verifikasi kas kecil karena terdapat potensi kecurangan dan klien
mengharapkan auditor memeriksa akun tersebut meski jumlahnya tidak material.
Pengendalian Internal atas Kas Kecil
Pengendalian internal yang paling penting dalam kas kecil adalah penggunaan dan
impres yang merupakan tanggung jawab perorangan. Dana untuk kas kecil tidak dapat
digabungkan dengan penerimaan lainnya, dan dana harus disimpan terpisah dari
aktivitas lainnya. Pembatasan juga harus dilakukan atas pengeluaran dari kas kecil,
sama halnya dengan jumlah total dana. Jenis pengeluaran yang dilakukan dari transaksi
kas kecil harus jelas didefinisikan sesuai kebijakan perusahaan.
Saat pengeluaran kas dilakukan dari kas kecil, pengendalian internal yang memadai
mensyaratkan adanya tanda tangan personel yang berwenang pada formulir kas kecil
yang bernomor urut. Total dari kas aktual dan cek dananya, ditambah total formulir kas
kecil yang disebut dalam buku besar. Perhitungan mendadak secara periodik dan
rekonsiliasi dana kas kecil harus dilakukan oleh auditor internal atau personel lain yang
berwenang.
Saat saldo kas kecil tinggal sedikit, cek dari akun kas umum harus dibuat untuk mengisi
kas kecil. Cek harus ditulis dengan jumlah yang sama dengan voucher bernomor urut
yang dijadikan bukti pengeluaran aktual sebelumnya. Voucher ini harus diverifikasi oleh
petugas utang dagang dan dibatalkan agar tidak digunakan kembali.
Pengujian Audit atas Kas Kecil
Penekanan dilakukan pada verifikasi kas kecil atas pengujian transaksi kas kecil
dibandingkan saldi akhir tahun. Bahkan jika dana kas kecil jumlahnya kecil, terdapat
potensi kecurangan transaksi jika dana sering dikeluarkan atau digunakan.
Dalam pengujian kas kecil, auditor pertama kali harus menentukan prosedur klien dalam
menangani dana. Hal ini dilakukan dengan mendiskusikan pengendalian internal
bersama pemegang kas kecil dan memeriksa dokumen atas beberapa transaksi. Saat
hasil penilaian risiko pengendalian adalah rendah dan hanya sedikit pengeluaran
dilakukan selama tahun berjalan, biasanya auditor tidak melakukan pengujian lebih
lanjut karena tidak material. Ketika auditor menguji kas kecil, dua prosedur utamanya
adalah menghitung saldo kas kecil dan melanjutkan dengan pengujian terperinci atas
satu atau dua transaksi pengeluaran. Prosedur utama harus meliputi:

Menjumlahkan voucher pendukung

kas

pengeluaran
Memperhatikan urutan voucher kas kecil

kecil

yang

menunjukkan

jumlah

Memeriksa otorisasi dan pembatalan voucher kas kecil


Memeriksa kewajaran dokumen pendukung, biasanya terdiri atas gulungan
register kas, faktur, dan bukti penerimaan.

Pengujian kas kecil dapat dilakukan sewaktu-waktu selama tahun berjalan, tetapi agar
memudahkan, biasanya dilakukan pada tanggal interim. Jika saldo dana kas kecil
diperkirakan material, hal ini jarang terjadi, maka saldo tersebut harus diperhitungkan
pada akhir tahun. Pengeluaran yang belum diganti harus diperiksa sebagai bagian dari
penentuan apakah biaya yang belum tercatat jumlahnya material.

Anda mungkin juga menyukai