Anda di halaman 1dari 52

BUKTI AUDIT ATAS

LAPORAN KEUANGAN

Kelas Matrikulasi Audit


25.08.2018
TUJUAN
ISA 500 tentang bukti audit menegaskan:

“Tujuan auditor ialah merancang dan


melaksanakan prosedur audit sedemikian rupa
sehingga auditor memperoleh bukti yang cukup
dan tepat untuk menarik kesimpulan yang
memadai, yang akan digunakannya sebagai dasar
pemberian opini auditnya”
Definisi
• Bukti audit adalah informasi yang digunakan auditor untuk
menarik kesimpulan yang menjadi dasar pemberian opini
auditnya.
• Bukti audit meliputi informasi yang terdapat dalam catatan
accounting (yang mendasari laporan keuangan) dan informasi
lain (di luar catatan accounting).

• ISA 500 menggunakan istilah berikut:


1. Accounting Record (Catatan akuntansi)
2. Ketepatan bukti audit
3. Kecukupan bukti audit
4. Tenaga Ahli
Accounting Records (Catatan Akuntansi)

1. Catatan transaksi dan peristiwa akuntansi


2. Catatan pendukung
3. Buku besar dan buku tambahan
4. Jurnal dan koreksi penyesuaian
5. Catatan berupa worksheets dan spreadsheets yang
mendukung (pengungkapan, rekonsiliasi, dll)
Appropriatness of Audit Evidence
(Ketepatan Bukti Audit)
• Ukuran kualitas dari bukti audit ditunjukkan oleh relevansi
dan keandalan

• ISA 500 alinea A27 – A30 menjelaskan tentang relevansi

• ISA 500 alinea A31 – A33 memberikan contoh tentang


keandalan
Sufficiency of Audit Evidence (kecukupan
bukti audit)

“Ukuran kuantitas suatu bukti audit.”


Management’s Expert

• Orang atau organisasi yang memiliki keahlian dalam


suatu bidang di luar bidang accounting dan auditing

• Keahlian digunakan entitas untuk membantunya


menyiapkan laporan keuangan

• Contoh: aktuaris, jasa penilai


Kewajiban Auditor
ISA 500 menetapkan hal-hal yang menjadi kewajiban
auditor. Kewajiban auditor ini dirumuskan dalam
beberapa judul sebagai berikut :

1. Bukti Audit yang Cukup dan Tepat.


2. Informasi yang digunakan sebagai Bukti Audit.
3. Sampling untuk Memperoleh Bukti Audit.
4. Inkonsistensi dalam Bukti Audit atau keraguan
atas Keandalan bukti
PROSEDUR
AUDIT
Untuk memperoleh bukti
2. OBSERVATION (PENGAMATAN)

3. EXSTERNAL CONFIRMATION
(KONFIRMASI EKSTERNAL)

4. RECALCULATION (PERHITUNGAN
KEMBALI)

5. REPERFORMANCE (LAKUKAN
KEMBALI)

6. ANALYTICAL PROCEDURES
(PROSEDUR ANALITIKAL)

7. INQUIRY (BERTANYA)
Prosedur Audit Untuk Memperoleh Bukti
Audit
1. Inspection (Inspeksi)
Inspeksi terhadap catatan dan dokumen memberikan bukti audit
dengan berbagai tingkat keandalan, tergantung pada sifat dan
sumber catatanatau dokumen. Dalam hal catatan atau dokumen
internal, tergantung efektifnya pengendalian atas pembuatan catatan
atau dokumen tersebut.
2. Observation (Pengamatan)
Pengamanan / melihat suatu proses atau prosedur yang dilakukan
orang lain. Misalnya, auditor mengamati penghitungan persediaan
yang dilakukan oleh karyawan pabrik. Atau, auditor mengamati
pelaksanaan kegiatan pengendalian tertentu.
3. External Confirmation (Konfirmasi Eksternal).
Konfirmasi eksternal adalah bukti audit berupa tanggapan tertulis
secara langsung (direct written response) yang diperoleh auditor, atas
permintaannya, dari pihak ketiga (pihak pemberi konfirmasi, atau
confirming party), dalam bentuk kertas, elektronik. atau media
lainnya.
4.Recalculation (Perhitungan Kembali)
Perhitungan kembali berarti mengecek akurasi atau ketelitian matematik
(tambah, kurang. kali, bagi. dan lain-lain) dalam catatan atau dokumen.
Perhitungan kembali dapat dilakukan secara manual (dengan tangan atau
'dalam kepala') atau secara elektronik.
5.Reperformance (Lakukan Kembali)
Auditor melakukan kembali secara independen prosedur atau pengendalian
yang telah (atau seharusnya sudah) dikerjakan sebagai bagian dari sistem
pengendalian internal di entitas yang bersangkutan.
6. Analytical Procedur (Prosedur Analitikal)
Prosedur analitikal meliputi evaluasi atas informasi keuangan dengan
menganalisis hubungan antara data keuangan dan non-keuangan.
7. Inquiry (Bertanya)
Adalah mencari infomasi dari orang yang mengetahui masalahnya, baik
masalah keuangan dan non keuangan, dari orang di dalam atau di luar
entitas, Inquiry digunakan secara ekstensif sepanjang audit. Inquiries bisa
berupa mengajukan pertanyaan secara formal dan tertulis atau informal dan
lisan. Menilai jawaban yang diberikan terhadap inquiries, adalah bagian yang
tidak terpisahkan dari suatu inquiry process.
Memilih Item untuk Memperoleh Bukti
Audit
1. Pilih Semua Items
Pemeriksaan 100% bisa cocok, misalnya untuk:
• Populasinya terdiri dari beberapa item saja, namun
nilainya besar. Co.entotas punya 3 kantor yg mudah utk di
insfeksi
• Ada risiko yang signifikan dan cara lain tidak
menghasilkan bukti audit yang cukup dan tepat
• Pemrosesan data yang repetitif dilakukan secara otomatis
oleh sistem
2. Pilih Items Tertentu
Faktor-faktor yang relevan, di antaranya:
a. Pemahaman auditor mengenai entitas
b. Risiko salah saji material yang dinilainya
c. Ciri populasi yang diujinya

Auditor mungkin memilih item sebagai berikut:


a. Items yang tinggi nilainya atau punya ciri istimewa
b. Semua items di atas jumlah tertentu
c. Items untuk mendapatkan informasi tertentu sepert ciri
entitas atau transaksi

• Audit Sampling
Audit sampling dirancang untuk mengambil kesimpulan atas
seluruh populasi, terdapat pada ISA 530 alinea 16
Mendokumentasikan
Pekerjaan Audit
Bahasan ini memberikan petunjuk
mengenai bagaimana mendokumentasikan
dengan baik dan memadai tanggapan
auditor terhadap resiko, di dalam kertas
kerja audit.

ISA yang digunakan sebagai acuan dalam


pembahasan di bab ini adalah ISA 230 dan
500
• ISA 230.7
Auditor wajib membuat dokumentasi audit secara tepat
waktu
• ISA 230.8
Auditor wajib membuat dokumentasi audit yang cukup, yang
memungkinkan audit yang tidak mempunyai hubungan
sebelumnya dengan audit ini memahami dokumentasi
tersebut.
• ISA 230.9
Dalam mendokumentasikan sifat,waktu, dan luasnya
prosedur audit, auditor wajib mencatat hal-hal tertentu
• ISA 230.10
Auditor wajib mendokumentasikan pembahasan hal-hal
penting dengan manajemen,TCWG, dan pihak lain.
• ISA 330.16
Ketika mengevaluasi efektifnya pengendalian yang relevan,
auditor wajib mengevaluasi apakah salah saji yang
dideteksi dengan prosedur substantif mengindikasikan
bahwa pengendalian tidak berfungsi efektif
• ISA 330.26
Auditor wajib menyimpulkan apakah bukti audit yang cukup dan
tepat sudah diperoleh.

• ISA 330.27
Jika auditor belum memperoleh bukti audi yang cukup dan tepat
mengenai asersi yang material dalam laporan keuangan,auditor
wajib berupaya memperoleh bukti audit tambahan

• ISA 500.8
Jika informasi yang akan digunakan sebagai bukti audit, dibuat
dengan menggunakan management’s expert auditor wajib
memperhatikan seberapa pentingnya pekerjaan ahhli itu untuk
tujuan auditor

• ISA 500.9
Ketika menggunakan informasi yang dihasilkan entitas, auditor wajib
mengevaluasi apakah informasi itu cukup andal untuk tujuan auditor
• Kepemilikan atas File
Kecuali ditetapkan lain oleh ketentuan
perundang-undang, dokumentasi audit
merupakan milik KAP
• Copy Catatan Entitas
Salinan, ringkasan atau copies catatn
entitas dapat dimasukkan sebagai bagian
dari dokumentasi audit jika dipandang
perlu.
Mengevaluasi
Bukti Audit
Engagement
Quality
Quality Control
Control Consultation
Review (Reviu
(Kendali (konsultasi)
Kendali Mutu
Mutu)
Penugasan)

Analytical
Materiality Misstatement Fraud Evidence Procedures
Risk (Resiko)
(Materialitas) (Salah saji) (Kecurangan) (Bukti) (Prosedur
Analitikal)
Menilai Kembali Materialitas
Auditor Mempertimbangkan Perlu/tidaknya Menilai kembali Materialitas (Reassess
Materiality), yang diatur dalam SA 450.10
Faktor – faktor yang mungkin menyebabkan perubahan angka materialitas

Angka Materialitas pada Angka Audit tidak lagi tepat karena hasil keuangan
entitas yang sesungguhnya (Acctual Financial results) berbeda dari estimasi
yang dipergunakan

Ada informasi baru, seperti ekspentasi pemakaian laporan, yang membuat


auditor memutuskan untuk menggunakan angka materialitas yang berbeda
dari apa yang ditetapkan pada awal audit

Salah Saji yang tidak terduga (Unexpected Misstatements) yang


menyebabkan angka materialitas untuk jenis transaksi, saldo akun,
atau pengungkapan tertentu, terlampaui
BUTIRAN PERTIMBANGAN

Jika angka materialitas harus direvisi, jangan tunda sampai akhir


audit. Jika angka materialitas harus ditururunkan, revisi ini sangat
mungkin memerlukan perubahan dalam penilaian resiko dan
pelaksanaan prosedur audit tambahan.
PERUBAHAN DALAM
PENILAIAN RISIKO
ISA 330.25

Auditor wajib mengevaluasi,


sebelum berakhirnya audit,
apakah penilaian risiko salah
saji yang material pada tingkat
asersi, masih tepat

Informasi baru yang diperoleh


dari bukti audit memungkinkan
seorang auditor mengubah
penilaian risiko
EVALUASI DAMPAK
SALAH SAJI

TUJUAN MENGEVALUASI
SALAH SAJI IALAH
UNTUK MENENTUKAN
DAMPAKNYA TERHADAP
AUDIT ITU DAN APAKAH
AUDITOR PERLU
MELAKSANAKAN
PROSEDUR AUDIT
TAMBAHAN
EVALUASI DAMPAK
SALAH SAJI

SUMBER SUMBER SALAH SAJI

 Sumber data yang tidak akurat


 Kealpaan
 Transaksi signifikan
 Journal entries
 Kekeliruan estimasi
 Kekeliruan dalam nilai wajar
 Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi
 Salah saji yang tidak dikoreksi
 Pengakuan pendapatan
 Kelemahan pengendalian intern
 Penyajian atau pengungkapan dalam laporan
keuangan
Penggabungan Salah
Saji
Salah saji yang teridentifikasi dalam audit,
diluar salah saji yang jelas – jelas sepela,
harus digabungkan untuk menentukan
jumlah keseluruhan salah saji

Salah saji yang


faktual

Salah saji karna


pertimbangan / pendapat

Salah saji berdasarkan hasil


Ekstrapolasi
Untuk mempermudah Salah saji gabungan
penggabungan salah pada:
saji yang tidak Akun / jenis
dikoreksi transaksi tertentu
didokumentasikan
Jumlah CA & CL
dalam satu kertas kerja
khusus. Jumlah assets &
liabilities
Kertas kerja ini Jumlah revenues,
memudahkan auditor jumlah expanse &
membuat ringkasan pre-tax income
salah saji yang sepele Net income
Semua salah saji yang ditemukan auditor,
dibahas dengan manajemen sesegera
mungkin, dengan permintaan agar
manajemen mengoreksinya.

Koreksi atas salah saji berpengaruh


terhadap jumlah – jumlah atau
pengungkapan dalam laporan keuangan.
Tindak Lanjut atas Salah Saji yang Ditemukan
Pelajari
mengapa salah
Evaluasi
saji terjadi &
kembali angka
dampak
materialitas terhadap
rencana audit
Minta Minta
manajemen
manajemen
melakukan
mengoreksi prosedur
salah saji tambahan
Manajemen
menolok
mengoreksi
sebagian /
seluruh salah
saji
PERNYATAAN TERTULIS (WRITTEN
REPRESENTATIONS)

Tanggung jawab manajemen dibuktikan dengan


pernyataan tertulis dari manajemen. Pernyataan
tertulis ini menegaskan bahwa salah saji yang
tidak dikoreksi,menurut pendapat manajemen,
adalah immaterial (tidak material), sendiri-sendiri
maupun digabungkan. Jika manajemen
berpendapat lain, manajemen dapat
menambahkan dalam pernyataan tertulisnya
kalimat sepert :”Kami tidak setuju bahwa butir
merupakan salah saji karena ......... (alasannya)”
BUKTI AUDIT YANG CUKUP
DAN TEPAT

ISA 330.27
ISA 330.26
Bukti audit yang cukup
Kewajiban Auditor dan tepat, belum
diperoleh

Tujuan umum dan menyeluruh dalam memperoleh


bukti audit yang cukup dan tepat, ialah untuk
menurunkan risiko salah saji yang material dalam
laporan keuangan, ke tingkat rendah yang dapat
diterima.
Menilai Kecukupan dan ketepatan
Bukti Audit
Faktor yang harus dipertimbangkan :
4. Hasil Dari
1. Materialitas Salah Saji Pelaksaanaan Prosedur
Audit
2. Tanggapan
5. Kuaitas Inaformasi
Manajemen

3. Pengalaman Yang
6. Persuasif
Lalu

7. Pemahaman
Mengenai Entitas

Jika auditor tidak memperoleh bukti audit yang


cukup dan tepat, auditor wajib memberikan
pendapat wajar dengan pengecualian atau tidak
memberikan pendapatatas laporan keuangan
PROSEDUR ANALTIKAL
AKHIR
ISA 520.6
Prosedur :
Auditor wajib
merancang dan 1. Mengidentifikasi
melaksanakan risiko salh saji yang
prosedur analtikal material
menjelang akhir audit. 2. Memastikan bahwa
Prosedur ini kesimpulan mengenai
membantu auditor unsur-unsur laporan
ketikaia merumuskan keuangan dapat
kesimpulan didukung dengan bukti-
menyeluruh mengenai bukti yang diperoleh
apakah laporan 3. Membantu
keuangan sejalan menyusun kesimpulan
dengan pemahaman umum mengenai
auditor mengenai kewajaran laporan
entitas tersebut keuangan
Auditor wajib mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material

pada :

a) Tingkat laporan keuangan; dan

b) Tingkat asersi untuk jenis transaksi, saldo akun, dan

pengungkapan. Sebagai dasar untuk merancang dan

melaksanakan prosedur audit selanjutnya.


Untuk tujuan ini, auditor wajib:
a) Mengidentifikasi risiko melalui pemahaman tentang entitas dan
lingkungannya, termasuk pengendalian yang relevan dengan risiko yang
bersangkutan, dan dengan mempertimbangkan jenis transaksi, saldo akun,
dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
b) Menilai risiko yang diidentifikasi, dan mengevaluasi apakah risiko tersebut
lebih berkaitan secara pervasif dengan laporan keuangan secara keseluruhan
dan secara potensial memengaruhi banyak asersi
c) Mengaitkan risiko yang diidentifikasi dengan apa yang bisa salah pada tingkat
asersi, dengan memperhatikan pengendalian yang relevan (untuk menangkal
risiko yang diidentifikasi), yang akan diuji auditor; dan
d) Mempertimbangkan kemungkinan terjadinya salah saji, termasuk
kemungkinan terjadinya beberapa salah saji, dan apakah besaran dari salah
saji potensial ini dapat berakbita salah saji yang material
Auditor wajib memasukkan berikut ini dalam dokumentasi audit.
a) Diskusi di antara anggota tim audit (tim penugasan) seperti diwajibkan dalam
alinea 10, dan keputusan signifikan yang dicapai.
b) Unsur-unsur kunci dalam memahami entitas dan lingkungannya yang
disebutkan dalam alinea 11 dan setiap komponen pengendalian intern yang
disebutkan dalam aline 14-24; sumber-sumber informasi dari mana
pemahaman itu diperoleh; dan prosedur penilaian risiko yang dilaksanakan.
c) Risiko salah saji material pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat
asersi, yang diidentifikasi dan dinilai, seperti diharuskan oleh alinea 25.
d) Risiko yang diidentifikasi, dan pengendalian yang relevan (untuk menangkal
risiko yang diidentifikasi) sesua pemahaman auditor, yang diperolehnya
sebagai hasil dari persyaratan dalam alinea 27-30.
Penilaian
Risiko

Mereviu hasil dari pelaksanaan prosedur penilaian risiko dan


kemudian mengikhtisarkan risiko salah saji material pada

Tingkat
Tingkat
Laporan
Asersi
Keuangan
Bukti Sampai Akhir Tahap I

• Yang pertama:
• Sesudah melaksanakan prosedur penilaian resiko, bukti audit
yang diperoleh berkenaan dengan identifikasi dan penilaian
terhadap penilaian reisko bawaan, serta rancangan, dan
implementasi pengendalian internal yang memitigasi risiko
bawaan tersebut

• Yang kedua:

• Yang tersisa ialah resiko salah saji material. Ini adalah risiko
yang masih ada sesudah memperhitungkan dampak
pengendalian internal yang diciptakan untuk menangkal risiko
bawaan.
• Dokumentasikan alasan di balik

setiap penilaian risiko

• Penilaian atas risiko bawaan

• Risiko rendah untuk semua

asersi
• Dokumen yang berdiri sendiri

• Bagian dari strategi dan rencana


audit

• Bagian dari dokumen prosedur audit


selanjutnya
Bentuk dan Luasnya Dokumentasi

Dipengaruhi oleh:

Sifat, ukuran dan kompleksitasentitas dan pengendalian internalnya

Tersedianya informasi pada entitas

Metodologi dan teknologi audit yang digunakan


1 2 3 4

Mudah pahami Tanggapan audit Mudah Mudah direviu


dimutakhirkan
Subtantive Testing
and
Evidence
Accounting Records
Catatan
Catatan Awal Pendukung
Mencakup transaksi
penjualan, electronic data
interchange (EDI),
electronic funds transfer
file komputer,
(EFT), kontrak, invoice,
pengiriman database, lembar
pemberitahuan, pesanan kerja, spreadsheet,
pembelian, pesanan komputer dan log
penjualan, buku besar manual, perhitungan,
umum dan buku besar
rekonsiliasi, dan
pembantu, jurnal entri, dan
penyesuaian lainnya pengungkapan.
terhadap laporan
keuangan.
Prosedur Substantive
Prosedur substantif adalah tes yang dilakukan untuk
mendapatkan bukti audit untuk mendeteksi salah saji
material pada laporan keuangan

Sumber dan
Informasi yang catatan akuntansi
digunakan yang mendasari
auditor untuk laporan keuangan
mengambil dan informasi
kesimpulan. penguat dari
sumber lain
THE BASIS OF EVIDENCE
(DASAR BUKTI)

1. Legal 3. Financial
Evidenc Statement 4.
2. Assertion
e Documentar
Electroni
y Evidence c
Evidence
Prosedur Audit Substantif
• Prosedur substantif  tes dilakukan untuk
mendapatkan bukti audit untuk mendeteksi
material salah saji dalam laporan keuangan.

• Sifat pengujiannya terdiri dari dua jenis:


- Pengujian rincian transaksi dan saldo
- Prosedur analitik
Sifat Prosedur Substantif
Sifatnya terdiri dari :
- Pengujian rincian (transaksi dan saldo)
- Prosedur analisis substantif
 Pengujian Saldo
Uji substantif memberikan keyakinan memadai
validitas saldo buku besar/mengidentifikasi salah saji
dalam akun.
 Uji Coba Piutang = Uji Pendapatan
Melihat aspek menarik dari uji keseimbangan yaitu
tes menggunakan sifat inheren dari sistem akuntansi
double-entry.
Pertimbangan transaksi penjualan kredit:
Piutang e1, 000
Pendapatan Kredit e1, 000
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai