Anda di halaman 1dari 6

NAMA : IKE TRISIA ( 145020301111011)

EVA CHLAUDINA .S ( 145020301111033)


KELAS : AUDITING II - CD

AUDIT SALDO KAS

A. KAS DI BANK DAN SIKLUS TRANSAKSI


Pembahasan singkat mengenai hubungan antara kas di bank dan siklus
transaksi lainnya memiliki peran ganda:
1. Hal tersebut menunjukan pentingnya pengujian audit atas berbagai siklus
transaksi dalam audit kas
2. Hal tersebut membantu kita mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang
memadukan berbagai siklus transaksi
Dalam audit kas, auditor harus membedakan antara memverifikasi rekonsiliasi
saldo pada laporan bank klien dan saldo di buku besar umum, serta memverifikasi
apakah kas yang tercatat di buku besar umum merefleksikan dengan benar semua
transaksi kas yang terjadi selama tahun tersebut. Sebagai contoh, masing-masing dari
salah saji berikut akhirnya menghasilkan pembayaran yang tidak tepat atau kegagalan
untuk menerima kas, tetapi biasanya tidak ada yang akan ditemukan sebagai bagian
dari audit rekonsiliasi bank:
Kegagalan menagih pelanggan
Penggelapan kas dengan memotong penerimaan kas dari pelanggan sebelum
penerimaan itu dicatat, dengan menghapus akun sebagai piutang tak tertagih
Salinan pembayaran faktur pemasok
Pembayaran bahan baku yang tidak diterima
Pembayaran kepada karyawan untuk jam kerja yang lebih besar dari yang dia
kerjakan
Pembayaran bunga ke pihak terkait dalam jumlah yang melampaui tingkat
yang berlaku
Seluruh jenis salah saji yang berbeda itu umumnya ditemukan sebagai bagian
dari pengujian rekonsiliasi bank. Hal tersebut termasuk:
Kegagalan memasukan cek yang belum di kliring oleh bank pada daftar cek
yang beredar, walaupun ia telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.
Kas yang diterima oleh klien setelah tanggal neraca tetapi dicatat sebagai
penerimaan kas pada tahun berjalan.
Setoran yang dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun,
disetorkan ke bank pada bulan yang sama, dan dicantumkan dalam rekonsiliasi
bank sebagai setoran dalam perjalanan.
Pembayaran wesel bayar yang di debet langsung ke saldo bank oleh bank
tetapi belum dimasukan dalam catatan klien.

B. JENIS AKUN KAS


Auditor akan mengetahui lebih banyak berbagai jenis saldo kas setelah memahami
bisnis klien. Berikut adalah jenis akun kas yang utama:
1. Akun kas umum (general cash account) merupakan kas yang penting bagi
sebagian organisasi karena hamper semua penerimaan dan pengeluaran kas
mengalir melalui akun ini.
2. Akun Impres, Pada umumnya banyak perusahaan yang mengunakan akun
impres. Misalnya, membuat akun penggajian impres terpisah untuk
meningkatkan pengendalian internal pembayaran gaji.
3. Akun Bank Cabang (branch bank accounts) berguna untuk membangun relasi
dengan bank dalam komunitas lokal dan memungkinkan sentralisasi
operasional pada tingkat cabang.
4. Dana kas kecil imprest (imprest petty cash fund) bukan merupakan rekening
bank tetapi hampir serupa dengan kas di bank pencantumannya.
5. Setara Kas (cash equivalent), meliputi deposito berjangka, sertifikat deposito,
dan dana pasar uang.

C. AUDIT AKUN KAS UMUM


Pada pengujian saldo akhir tahun dalam akun kas umum, auditor harus
mengakumulasikan bukti yang cukup memadai untuk mengevaluasi apakah kas,
sebagaimana dinyatakan dalam neraca, dinyatakan dan diungkapkan dengan wajar
sesuai lima dari keenam tujuan audit-terkait saldo untuk seluruh pengujian perincian
saldo (keberadaan, kelengkapan, akurasi , pisah batas, dan kecocokan perincian).

Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien Yang mempengaruhi Kas (Tahap I)


Banyak perusahaan yang tidak memiliki risiko bisnis yang cukup signifikan dalam
memengaruhi saldo kas. Risiko bisnis klien dapat muncul dari kebijakan menajemen
kas yang tidak memadai atau penanganan dana yang dilakukan pihak luar.
Risiko bisnis klien lebih banyak muncul dari setara kas dan jenis investasi lainya.

Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan (Tahap I)
Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas yang
memengaruhi saldo ini sifatnya hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering
muncul potensi salah saji material dalam

Menilai Risiko Pengendalian (Tahap I)


Pembagian internal terhadap saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi
dalam dua kategori:
1. Pengendalian terhadap siklus transaksi yang mempengaruhi pencatatan
penerimaan dan pengeluaran kas.
2. Rekonsiliasi bank independen.

Rekonsiliasi bank yang cermat oleh personil klien yang kompeten meliputi
tindakan-tindakan berikut:
1. Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan pengeluaran kas
menyangkut tanggal, payee atau pihak yang dibayar, dan jumlahnya.
2. Memeriksa cek yang dibatalkan menyangkut tanda tangan, endorsement, dan
pembatalan.
3. Membandingkan setoran di bank dengan penerimaan kas yang tercatat
menyangkut tanggal, pelanggan dan jumlah.
4. Memeriksa urutan nomer cek, dan menyelidiki cek yang hilang.
5. Merekonsiliasi semua item yang menyebabkan perbedaan antara nilai buku
dan saldo bank serta memverifikasi kesesuaiannya dengan bisnis klien.
6. Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dengan total catatan pengeluaran
kas.
7. Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total catatan penerimaan.
8. Mereview transfer antarbank pada akhir bulan untuk melihat kesesuaian dan
pencatatan yang tepat.
9. Menindaklanjuti cek yang beredar dan pemberitahuan penghentian
pembayaran.

Merancang dan Melakasanakan Pengujian Pengendalian serta Pengujian Subtantif atas


Transaksi (Tahap II)
Karena saldo kas dipengaruhi oleh semua siklus lain kecuali persediaan dan
pergudangan, ada banyak sekali transaksi yang mempengaruhi kas. Sebagai contoh,
pengendalian terhadap penerimaan kas seperti transaksi kas diaudit sepanjang
pengujian siklus transaksi tersebut.

Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III)


Rekonsiliasi bank akhir tahun diaudit secara ekstensif. Karena itu, penggunaan
prosedur analitis untuk menguji kewajaran saldo kas menjadi kurang penting
dibandingkan untuk sebagian besar audit lainnya. Umumnya auditor membandingkan
saldo akhir pada rekonsiliasi bank, setoran dalam perjalanan, cek yang beredar, dan
item rekonsiliasi lainnya dengan rekonsiliasi tahun sebelumnya.

Merancang Pengujian atas Rincian Saldo Kas (Tahap III)


Langkah awal dalam memverifikasi saldo akun bank umum adalah
memperoleh rekonsiliasi bank dari klien untuk dicantumkan dalam dokumentasi
auditor Berikut adalah tiga prosedur yang layak dibahas lebih lanjut karena arti
penting dan kompleksitasnya, yaitu:
1. Penerimaan konfirmasi bank
Walaupun tidak diharuskan oleh standar auditing, biasanya auditor meminta
penerimaan konfirmasi langsung dari setiap bank atau dari institusi keuangan
lainnya dimana klien melakukan bisnis, kecuali ada sejumlah besar akun yang
tidak aktif.
2. Penerimaan Laporan Pisah Batas Bank
Laporan pisah batas Bank (cutoff bank statement) adalah laporan bank periode
parsial dan cek yang dibatalkan yang terkait, salinan slip deposit, dan
dokumen lain yang tercantum dalam laporan dikirimkan langsung oleh bank
ke kantor akuntan publik. Tujuan dari laporan pisah batas bank adalah untuk
memverivikasi item rekonsiliasi pada rekonsiliasi bank akhir tahun.
Pengujian untuk salah saji yang disengaja, auditor melaksanakan
verifikasi berikut dalam bulan setelah tanggal neraca :
Memfoot daftar semua cek yang dibatalkan, memo debet, setoran, dan
memo kredit
Memverifikasi bahwa laporan bank dalam keadaan seimbang ketika total
footing digunakan
Mereview item yang dilibatkan dalam footing untuk memastikan bahwa
hal itu telah dibatalkan oleh bank pada periode yang benar dan tidak
memasukan penghapusan atau perubahan.

3. Pengujian Rekonsiliasi Bank


Rekonsiliasi Bank Independen yang disiapkan dengan baik merupakan
pengendalian internal yang penting terhadap kas.
Prosedur verifikasi atas rekonsiliasi :
Memverifikasi bahwa rekonsilasi bank klien sudah akurat secara
matematis
Menulusuri saldo pada konfirmasi bank dan/ atau saldo awal pada
laporan pisah batas ke saldo per bank pada rekonsiliasi bank untuk
memastikan saldo tersebut sama.
Menulusuri cek yang ditulis dan dicatat sebelum akhir tahun dan
dimasukan dengan laporan pisah batas bank ke daftar cek yang beredar
pada rekonsiliasi bank dan ke jurnal pengeluaran kas pada periode itu
atau periode-periode sebelum tanggal neraca.
Menyelidiki semua cek yang signifikan yang tercantum dalam daftar cek
yang beredar yang belum dikliring oleh bank pada laporan pisah batas.
Menelusuri setoran dalam perjalanan ke laporan pisah batas bank
Memperhitungkan item yang direkonsiliasi lainnya pada laporan bank
dan rekonsiliasi bank.

D. PROSEDUR YANG BERORIENTASI KECURANGAN


Perimbangan utama dalam audit saldo kas umum adalah kemungkinan
terjadinya kecurangan. Prosedur yang dapat mengungkapkan kecurangan dalam
bidang penerimaan kas:
Konfirmasi piutang usaha
Pengujian yang dilaksanakan untuk mendeteksi lapping
Mereview ayat jurnal buku besar umum dalam akun kas untuk pos-pos tidak
biasa
Membandingkan pesanan pelanggan dengan penjualan dan penerimaan kas
selanjutnya
Memeriksa persetujuan dan dokumen pendukung piutang tak tertagih dan retur
penjualan serta pengurangan.

Perluasan Pengujian atas Rekonsiliasi Bank


Jika rekonsiliasi bank dapat dengan sengaja salah saji, maka perlu dilakukan
perluasan pengujian atas rekonsiliasi bank akhir tahun.
Asumsi:
Ada kelemahan pengendalian internal yang material dan akhir tahun klien
adalah 31 desember, dengan menggunakan pendekatan umum auditor :
1. Memulai dengan rekonsiliasi bank bulan November dan membandingkan
semua item yang direkondiliasi dengan cek yang dibatalkan dan dokumen
lain dalam laporan bank bulan Desember
2. Membandingkan semua cek yang dibatalkan yang tersisa dan slip setoran
dalam laoran bank bulan desember dengan jurnal pengeluaran kas dan
penerimaan kas
3. Menelusuri semua item yang belum dikliring dalam rekonsiliasi bank bulan
November dan jurnal pengeluarandan penerimaan kas bulan Desember ke
rekonsiliasi bank tanggal 31 Desember untuk memastikan bahwa item-item
tersebut telah dimasukan
4. Memverifikasi bahwa semua item rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank
tanggal 31 desember menyajikan item dari rekonsiliasi bank bukan
November dan jurnal bulan Desember yang belum dikliring oleh bank.

Bukti Kas
Auditor menggunakan bukti kas untuk menentukan apakah hal-hal berikut dilakukan:
Semua kas yang tercatat telah disetor
Semua setoran telah dicatat
Semua pengeluaran kas yang tercatat telah dibayar oleh bank
Semua jumlah yang dibayarkan oleh bank telah dicatat

Pembuktian kas (proof of cash) meliputi empat tugas rekonsiliasi berikut ini :
1. Rekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo buku besar pada awal
periode pembuktian kas.
2. Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan
yang tercatat dalam jurnal penerimaan kas pada periode tertentu.
3. Rekonsiliasi kliring cek yang dibatalkan oleh bank dengan yang dicatat
dalam jurnal pengeluaran kas untuk periode tertentu.
4. Rekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar umum pada akhir
periode pembuktian kas.

Pengujian Transfer Antarbank


Para penggelap biasanya menurupi pencurian kas dengan praktik yang dikenal
sebagai Kitting: mentransfer uang dari satu bank ke bank lainnya dan mencatat
transaksi tersebut dengan tidak benar. Ada beberapa hal yang perlu diaudit atas jadwal
transfer antarbank, yaitu sebagai berikut :
Ketepatan informasi pada jadwal transfer antarbank harus diverifikasi.
Transfer antarbank harus dicatat, baik di bank penerima maupun bank
pengirim.
Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus
dilakukan di tahun fiskal yang sama.
Pengeluaran pada skedul transfer antarbank harus dimasukkan atau
dikeluarkan dengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai cek
beredar.
Skedul tranfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan benar
dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai setoran dalam perjalanan.

E. AUDIT ATAS AKUN BANK PENGGAJIAN IMPRES


Pengujian atas rekonsiliasi bank untuk penggajian tidak akan memakan waktu
jika terdapat akun impres untuk penggajian dan rekonsiliasi independen atas akun
bank, seperti yang dijelaskan pada akun umum. Biasanya, bagian yang direkonsiliasi
adalah cek beredar

F. AUDIT ATAS KAS KECIL IMPRES


Kas kecil adalah akun yang unik. Meskipun jumlahnya tidak material, banyak
auditor melakukan verifikasi kas kecil karena terdapat potensi kecurangan dan klien
mengharapkan auditor memeriksa akun tersebut meski jumlahnya tidak material.

Pengendalian Internal atas Kas Kecil


Pengendalian internal yang paling penting dalam kas kecil adalah penggunaan
dan impres yang merupakan tanggung jawab perorangan. Dana untuk kas kecil tidak
dapat digabungkan dengan penerimaan lainnya, dan dana harus disimpan terpisah dari
aktivitas lainnya. Pembatasan juga harus dilakukan atas pengeluaran dari kas kecil,
sama halnya dengan jumlah total dana. Jenis pengeluaran yang dilakukan dari
transaksi kas kecil harus jelas didefinisikan sesuai kebijakan perusahaan.
Pengujian Audit atas Kas Kecil
Penekanan dilakukan pada verifikasi kas kecil atas pengujian transaksi kas
kecil dibandingkan saldo akhir tahun. Bahkan jika dana kas kecil jumlahnya kecil,
terdapat potensi kecurangan transaksi jika dana sering dikeluarkan atau digunakan.
Dalam pengujian kas kecil, auditor pertama kali harus menentukan prosedur
klien dalam menangani dana. Hal ini dilakukan dengan mendiskusikan pengendalian
internal bersama pemegang kas kecil dan memeriksa dokumen atas beberapa
transaksi. Saat hasil penilaian risiko pengendalian adalah rendah dan hanya sedikit
pengeluaran dilakukan selama tahun berjalan, biasanya auditor tidak melakukan
pengujian lebih lanjut karena tidak material.
Prosedur utama harus memasukkan :
Footing voucher kas kecil yang menunjukkan jumlah pengeluaran
Memperhatikan urutan voucher kas kecil
Memeriksa otorisasi dan pembatalan voucher kas kecil
Memeriksa kewajaran dokumen pendukung, biasanya terdiri atas gulungan
register kas, faktur, dan bukti penerimaan.

Anda mungkin juga menyukai