Anda di halaman 1dari 5

MENETAPKAN MATERIALITAS PELAKSANAAN DAN MENILAI RISIKO INHEREN

(Tahap I)
Pada umumnya saldo kas tidak material, tetapi transaksi kas yang mmpengaruhi saldo
tersebut hampir selalu material. Oleh karena itu, sering terdapat potensi untuk terjadinya kesalahan
penyajian kas. Karena kas sangat rentan terhadap pencurian dibandingkan dengan aset lainnya,
terdapat risiko inheren tinggi untuk tujuan keberadaan, kelengkapan, dan ketelitian. Tujuan-tujuan
tersebut biasanya menjadi fokus dalam pengauditan atas saldo kas. Untuk tujuan-tujuan lain, risiko
inheren biasanya rendah.
MENILAI RISIKO PENGENDALIAN (Tahap I)
Pengendalian internal atas saldo kas akhir tahun dalam akun kas umum dapat dibedakan menjadi
dua kategori:
1. Pengendalian atas siklus-siklus transaksi yang mempengaruhi pencatatan penerimaan dan
pengeluaran kas.
2. Rekonsiliasi bank independen
Kita telah membahas pengendalian yang mempengaruhi pencatatan transaksi-transaksi kas
yang sangat penting untuk menilai risiko pengendalian terhadap kas. Sebagai contoh, dalam siklus
pembelian dan pembayaran , pengendalian utama meliputi adanya pembagian tugas yang memadai
antara penandatangan check dengan fungsi utang usaha, penandatanganan check hanya bisa
dilakukan oleh orang yang diberi otorisasi oleh perusahaan, penggunaan check bernomor urut
tercetak, review yang cermat atas dokumen-dokumen pendukung oleh penandatangan check
sebelum ia menandatangani check, dan verifikasi internal yang memadai. Pengendalian yang sama
diterapkan pula pada pembayaran secara elektronik. Apabila pengendalian yang berkaitan dengan
transaksi kas berjalan dengan elektif, maka risiko pengendalian menurun seperti halnya pengujian
audit untuk rekonsiliasi bank akhir tahun.
Rekonsiliasi bank bulanan atas akun bank umum secara tepat waktu oleh seseorang yang
independen dari tugas penanganan dan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas adalah
pengendalian internal yang teramat penting berkaitan dengan saldo akhir kas. Perusahaan dengan
saldo kas yang signifikan disertai transaksi kas berjumlah besar bisa merekonsiliasi kas secara
harian terhadap catatan bank online. Apabila perusahaan menunda pembuatan rekonsiliasi bank
untuk jangka waktu yang lama, nilai pengendalian akan berkurang dan bisa mempengaruhi
penilaian auditor atas risiko pengendalian kas. Rekonsiliasi memastikan bahwa catatan akuntansi
mencerminkan saldo kas yang sama dengan jumlah kas sesungguhnya yang ada di bank setelah
mempertimbangkan hal-hal yang direkonsiliasi. Selain itu, rekonsiliasi independen
memungkinkan dilakukannya verifikasi internal transaksi penerimaan dan pengeluaran kas.
Apabila laporan bank diterima dalam keadaan tertutup oleh petugas pembuat rekonsiliasi,
pengawasan fisik harus dijaga sampai rekonsiliasi selesai dikerjakan, dan dokumen-dokumen
pendukung laporan bank bisa diperiksa tanpa ada kekhawatiran terhadap kemungkinan perubahan,
penambahan, atau penghilangan. Rekonsiliasi bank yang dibuat dengan teliti oleh pegawai klien
yang kompeten meliputi tindakan-tindakan berikut:
 Membandingkan data pembayaran dengan check atau transfer elektronik dalam catatan bank
dengan catatan pengeluaran kas perusahaan, meliputi tanggal, penerima pembayaran, dan
jumlah rupiahnya.
 Memeriksa setoran ke bank dengan catatan penerimaan kas perusahaan, meliputi tanggal,
pembayar, dan jumlah rupiahnya.
 Memeriksa keberurutan penggunaan check dan menyelidiki jika ada nomor yang hilang.
 Merekonsiliasi semua hal yang menyebabkan perbedaan antara saldo per buku dengan saldo
per bank sesuai dengan keadaannya.
 Merekonsiliasi total pendebetan dalam laporan bank dengan total dalam catatan pengeluaran
kas perusahaan.
 Merekonsiliasi total pengkreditan dalam laporan bank dengan total dalam catatan
penerimaan kas perusahaan.
 Mereview transfer bank yang terjadi pada akhir tahun untuk memastikan ketepatan
pencatatannya.
 Tindak lanjut check dalam perjalanan akhir bulan ke bulan berikutnya.
Banyak perangkat lunak akuntansi memuat rekonsiliasi bank sebagai bagian dari prosedur
akhir bulan. Meskipun perangkat lunak tersebut telah banyak mengurangi pekerjaan tulis-menulis
dalam pembuatan rekonsiliasi bank, namun pembuat rekonsiliasi masih tetap perlu melakukan
prosedur-prosedur tersebut di atas. Pengendalian atas rekonsiliasi bank akan semakin bermakna
apabila dilakukan review oleh pegawai perusahaan yang kompeten segera setelah rekonsiliasi bank
setelah disusun.
PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PENGUJIAN PENGENDA LIAN DAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF GOLONGAN TRANSAKSI (Tahap II)
Berhubung saldo kas dipengaruhi oleh semua siklus yang lain, kecuali siklus persediaan
dan penggudangan, sejumlah besar transaksi mem pengaruhi kas. Pada beberapa bab yang lalu,
kita telah membahas secara rinci pengujian pengendalian dan penguijian rinci saldo yang tepat
untuk pengauditan setiap siklus. Sebagai contoh, pengendalian atas penerimaan kas telah
dipelajari, dan pengendalian atas pengeluaran kas. Transaksi kas diaudit melalui pengujan atas
transaksi-transaksi pada siklus-siklus tersebut.
PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROSEDUR ANALITIS (Tahap IlI)
Pada kebanyakan audit, bank rekonsiliasi akhir tahun diaudit secara ekstensif. Penggunaan
prosedur analitis untuk mengui kewajaran saldo kas dipandang kurang penting dibandingkan
dengan pada area audit yang lain.
Auditor biasanya membandingkan saldo akhir dalam rekonsiliasi bank, setoran dalam
perjalanan, check dalam perjalanan, dan hal-hal yang direkonsiliasi lainnya dengan rekonsiliasi
tahun sebelumnya. Selain itu, auditor juga membandingkan saldo akhir kas dengan saldo kas akhir
bulan yang lalu. Prosedur analitis ini diharapkan bisa mengungkapkan kesalahan penyajian dalam
kas.
PERANCANGAN PENGUJIAN RINCI SALDO KAS (Tahap III)
Titik tolak pemeriksaan atas saldo akun bank umum adalah mendapatkan rekonsiliasi bank
dari klien untuk dimuat dalam dokumentasi auditor. Contohnya sebuah rekonsiliasi bank setelah
klien melakukan penyesuaian atas saldo akun Kas di Bank dalam pembukuannya. Perhatikanlah
angka paling bawah pada skedul audit yang menunjukkan saldo di buku besar setelah disesuaikan,
yaitu angka yang harus dicantumkan dalam laporan keuangan klien. Auditor harus memastikan
bahwa klien telah membuat penyesuaian, jika hal itu material. Untuk mengaudit kas di bank,
auditor memeriksa kebenaran rekon- siliasi bank yang diterima dari klien. Tujuan audit saldo dan
pengujian rinci saldo yang lazim dilakukan dalam pengauditan akun kas yaitu :
Tujuan yang paling penting adalah keberadaan, kelengkapan, dan ketelitian. Oleh karena
itu tujuan-tujuan tersebut menjadi perhatian utama. Selain atas tujuan audit saldo tersebut, auditor
juga melakukan pengujian yang berkaitan dengan empat tujuan penyajian dan pengungkapan,
seperti misalnya review atas notulen rapat dan perjanjian kredit untuk memastikan ada tidaknya
pembatasan atas kas yang harus diungkapkan. Seperti halnya dalam area audit yang lain, prosedur
audit yang sesungguhnya akan tergantung pada materialitas dan risiko dalam kas yang telah
diidentifikasi auditor dalam bagian audit yang lain.
Tiga prosedur audit berikut ini memerlukan pembahasan lebih lanjut karena sangat penting dan
kompleks, yaitu penerimaan konfirmasi bank, penerimaan cutoff laporan bank, dan pengujian
rekonsiliasi bank.
Penerimaan Konfirmasi Bank
Standar audit tidak mensyaratkan adanya konfirmasi bank dalam pengauditan kas. Namun,
dalam praktik para auditor biasanya memperoleh konfirmasi langsung dari semua bank atau
lembaga keuangan yang memiliki hubungan bisnis dengan klien, kecuali apabila terdapat banyak
akun yang tidak aktif. Apabila bank tidak merespon permintaan konfirmasi, auditor bisa mengirim
permintaan kedua atau minta kepada klien untuk berkomunikasi dengan bank dan meminta mereka
agar mengisi dan mengirim konfirmasi langsung kepada auditor. Di Amerika Serikat para auditor
sering menggunakan format standar konfirmasi bank yang telah disepakati oleh organisasi profesi
auditor (AICPA) dengan American Bankers Association demi kemudahan para auditor maupun
bank yang diminta untuk mengisi konfirmasi tersebut. Pentingnya konfirmasi bank dalam
pengauditan tidak hanya sebatas untuk memeriksa saldo kas yang sesungguhnya ada. Dalam
konfirmasi bank tersebut auditor juga minta informasi tentang kredit bank yang diterima klien
yang masih berjalan, seperti terlihat pada Gambar 20-4. Informasi tentang kewajiban klien ke bank
untuk wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya, biasanya meliputi jumlah dan tanggal pinjaman,
tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, dan agunan pinjaman.
Setelah auditor menerima konfirmasi bank, saldo dalam akun di bank yang telah
dikonfirmasi oleh bank harus ditelusur ke jumlah yang tercantum dalam rekonsiliasi bank.
Demikian pula semua informasi dalam rekonsiliasi harus ditelusur ke skedul audit yang relevan.
Apabila konfirmasi bank tidak sesuai dengan skedul audit, auditor harus menyelidiki penyebab
perbedaannya.
Memeriksa Aktivitas Bank Setelah Akhir Tahun Buku
Cutoff laporan bank adalah laporan bank sebagian (tidak sebulan penuh, tapi hanya
meliputi beberapa hari sesudah tanggal neraca) yang dikirimkan oleh bank langsung kepada
auditor atau secara online ke catatan elektronik akun klien di bank. Tujuan cutoff laporan bank
adalah untuk memeriksa hal-hal yang direkonsiliasi dalam rekonsiliasi bank akhir tahun yang
dibuat klien dengan bukti yang belum terdapat pada klien.Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor
minta kepada klien agar bank mengirim laporan bank sebagian, untuk jangka waktu sekitar 7-10
hari sejak awal tahun, langsung kepada auditor
Alternatif lain apabila auditor tidak dapat memperoleh cutoff laporan bank langsung dari
bank, maka auditor dapat menunggu sampai tersedianya laporan bank bulan berikutnya untuk
memeriksa hal-hal yang direkonsiliasi. Tujuannya adalah untuk menguji apakah pegawai klien
telah menghilangkan, menambah, atau mengubah dokumen yang dilampirkan pada laporan bank.
Sudah barang tentu pengujian ini dituju- kan pada kesalahan penyajian yang dilakukan secara
sengaja.
Pengujian Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi bank independen yang dibuat dengan baik merupakan pengendalian internal
kas yang penting. Auditor melakukan pengujian atas rekonsiliasi bank untuk memastikan bahwa
personil klien telah membuat rekonsiliasi bank dengan cermat dan untuk memeriksa apakah
catatan kilen tentang saldo di bank sesuai dengan kas yang ada di bank kecuali untuk setoran dalam
perjalanan, check dalam perjalanan, dan unsur rekonsiliasi lainnya.
Dalam memeriksa rekonsiliasi, auditor menggunakan informasi yang tercantum dalam
cutoff laporan bank untuk memastikan ketepatan unsur rekonsiliasi. Pemeriksaan auditor atas
rekonsiliasi meliputi beberapa prosedur yaitu:
 Memeriksa ketelitian perhitungan dalam rekonsiliasi.
 Menelusur saldo dalam konfirmasi bank dan/atau saldo awal dalam cutoff laporan bank ke
saldo per bank dalam rekonsiliasi bank untuk memastikan bahwa semua menunjukkan angka
yang sama.
 Menelusur check yang ditarik dan dicatat sebelum akhir tahun buku dan tercantum dalam
cutoff laporan bank ke daftar check dalam perjalanan dalam rekonsiliasi bank dan ke jurnal
pengeluaran kas pada periode atau periode-periode sebelum akhir tahun buku yang diaudit.
Semua check yang diuangkan setelah akhir tahun buku dan dicatat dalam jurnal pengeluaran
kas harus dimasukkan juga ke dalam daftar check dalam perjalanan. Apabila check telah
dicatat dalam jurnal pengeluaran kas, maka check tersebut harus dimasukkan sebagai check
dalam perjalanan, apabila check tersebut sampai dengan tanggal terakhir tahun buku belum
juga diuangkan. Sebaliknya check- check yang telah diuangkan sebelum akhir tahun buku,
tidak perlu dimasukkan ke dalam rekonsiliasi.

Anda mungkin juga menyukai