Anda di halaman 1dari 1

Kelompok 8 Kelas B1 Teori Akuntansi:

Komang Indah Kusuma Putri (1707531096)


Ni Wayan Dina Sumantari (1707531099)
Ni Putu Santhi Sugiyanthi (1707531109)
PSAK 10 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

Suatu perusahaan dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing (foreign
activities) dalam dua carayaitu: melakukan transaksi dalam mata uang asing atau memiliki
kegiatan usaha luar negeri (foreign operations). Untuk memasukkan transaksi dalam valuta
asing pada laporan keuangan suatu perusahaan, transaksi harus dinyatakan dalam mata uang
pelaporan perusahaan. Pada PSAK 10 mengatur akuntansi untuk transaksi dalam mata uang
asing yang meliputi penentuan kurs yang digunakan dan pengakuan pengaruh keuangan dari
perubahan kurs valuta asing dalam laporan keuangan.
Pada saat pengakuan awal, transaksi dalam mata uang asing harus disaji ulang ke
dalam mata uang fungsional menggunakan kurs tanggal transaksi atau nilai tukar spot, Namun
dalam PSAK ini juga penggunaan kurs tidak berdasarkan tanggal terjadinya transaksi saja,
boleh juga menggunakan kurs rata-rata BI dalam satu bulan atau juga single rate (kurs bulan
sebelumnya), dengan catatan pada saat pengakuan awalnya harus menggunakan kurs tersebut
(konsisten). Pada setiap tanggal pelaporan, yaitu: (a) Pos-pos moneter disaji ulang
menggunakan kurs penutup, (b) Pos-pos non-moneter yang dicatat pada biaya historis harus
dilaporkan menggunakan kurs tanggal transaksi, dan (c) Pos-pos non-moneter yang dicatat
pada nilai wajar harus disaji ulang menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut
ditentukan. Translasi atas laporan keuangan dalam mata uang asing, Translasi mata uang
asing dari entitas anak maupun dari aktivitas operasi dilakukan dengan cara yaitu: (a) Aset dan
liabilitas ditranslasi dengan kurs penutup atau kurs pada tanggal pelaporan, (b) Transaksi pada
ekuitas dengan menggunakan kurs transaksi, (c) Pendapatan dan beban dengan menggunakan
kurs pada tanggal transaksi, namun juga dapat menggunakan kurs rata-rata BI, dan (d)
Perbedaan yang timbul dari translasi diakui sebagai penghasilan konprehensif lain. Untuk
pendapatan dan beban dengan menggunakan kurs rata-rata boleh digunakan apabila fluktuasi
perbedaan kurs masih stabil (tidak terlalu signifikan perbedaanya).
PSAK 10 mensyaratkan bahwa suatu perusahaan mengukur transaksinya menggunakan
mata uang fungsionalnya dan membolehkan perusahaan menyajikan laporan keuangannya
dengan menggunakan mata uang apa saja. Namun PSAK 10 paragraf 38 juga menyatakan
bahwa mata uang pelaporan di Indonesia adalah Rupiah. Faktor-faktor dalam menentukan mata
uang fungsional menurut PSAK 10 adalah: (1) Mata uang utama yang memengaruhi harga jual
barang dan jasa, (2) Mata uang utama yang memengaruhi biaya tenaga kerja, nahan baku, dan
biaya lainnya dalam penjualan barang dan jasa. Jika kedua faktor tersebut tumpang tindih, maka
PSAK 10 mensyaratkan bahwa suatu perusahaan juga dapat mempertimbangkan pendukung
lain dalam menentukan mata uang fungsionalnya, diantaranya: (1) Mata uang yang digunakan
dalam menghasilkan aktivitas pendanaan, dan (2) Mata uang yang digunakan dalam menahan
pendapatan dari aktivitas operasi. PSAK 10 lebih lanjut menyatakan bahwa setelah ditentukan,
mata uang fungsional tidak boleh diubah, kecuali terjadi perubahan transaksi, peristiwa, atau
kondisi (paragraf 13). Jika diubah, mata uang fungsional itu harus diperhitungkan secara
prospektif sejak tanggal perubahan itu (paragraf 35).
Konsep akuntansi yang mendasari PSAK 10 ini adalah Konsep Pengukuran Uang
(Money Measurement Concept)

Pertanyaan : Mata uang fungsional entitas mencerminkan transaksi, kejadian, dan kondisi
mendasari yang relevan. Sehingga, sekali ditentukan, mata uang fungsional tidak berubah
kecuali ada perubahan pada transaksi, kejadian, dan kondisi mendasari tersebut. Pertanyaannya
perubahan pada transaksi, kejadian, dan kondisi seperti apa yang menyebabkan mata uang
fungsional berubah menurut PSAK ini?

Anda mungkin juga menyukai