Anda di halaman 1dari 5

PEMOTONGAN PAJAK P.

PH 21 DAN PEMBAYARANNYA KE KAS NEGARA


Pada banyak perusahaan, pajak penghasilan karyawan dan pemotongan lain merupakan pos
yang penting, karena jumlahnya seringkali material dan adanya potensi tidak membayar pajak
tepat waktu.
Pemotongan Pajak P.Ph 21
Sebagai bagian dari pemahaman atas pengedalian internal, auditor harus memahami
bagaimana perusahaan memotong gaji/penghasilan.
Pembayaran Pajak Penghasilan Karyawan dan Potongan Lain Tepat Waktu
Auditor harus melakukan pengujian tentang kepatuhan klien dalam menaati kewajiban
menyetorkan semua pemotongan atas penghasilan kotor karyawan yang telah dilakukannya.
Pemotongan tersebut meliputi pemotongan P.Ph 21, dana pensiun pegawai, asuransi wajib, iuran
serikat pekerja, dan sebagainya.
Pertama-tama auditor harus memahami ketentuan yang mewajibkan klien untuk melakukan
pemotongan dan membayarkannya ke pihak yang berwenang dengan mengacu pada undang-
undang pajak yang bersangkutan, anggaran dasar/anggaran rumah tangga serikat pekerja,
perjanjian kerja dengan para pegawai, dan sebagainya. Dengan cara demikian, auditor akan dengan
mudah memastikan apakah klien telah melakukan penyetoran hasil potongan yang benar secara
tepat waktu dengan membandingkan pengeluaran kas dengan catatan gajilupah karyawan.
PERTIMBANGAN PERSEDIAAN DAN KECURANGAN PENGGAJIAN
Auditor sering memperluas prosedur audit atas penggajian, apabila penggajian mempengaruhi
penilaian persediaan secara signifikan, atau apabila auditor merasa khawatir dengan kemungkinan
terjadinya kecurangan transaksi penggajian, seperti misalnya kemungkinan adanya pegawai fiktif
atau kecurangan dalam menetapkan jumlah jam kerja.
Hubungan antara Penggajian dengan Penilaian Persediaan
Apabila gaji merupakan bagian yang signifikan dalam persediaan, seperti yang sering
dijumpai dalam perusahaan manufaktur atau perusahaan konstruksi, penggolongan akun
penggajian bisa berpengaruh secara material terhadap penilaian aset-aset, seperti barang dalam
proses, barang jadi, dan konstruksi dalam proses. Contohnya, pembebanan biaya overhead ke
persediaan pada tanggal neraca bisa lebih sai apabila gaji para pegawai bagian adiministrasi, secara
tidak sengaja atau disengaja, telah diperlakukan sebagai biaya produksi tak langsung (overhead).
Demikian pula penilaian persediaan akan terpengaruh apabila biaya tenaga kerja langsung seorang
pegawai keliru dibebankan pada job atau proses yang tidak sesuai. Apabila suatu pesanan akan
ditagih kepada pemesan atas dasar cost-plus-basis, maka pendapatan dan penilaian persediaan
keduanya akan terpengaruh oleh pembebanan biaya tenaga kerja pada job yang salah.
Pengujian atas Tenaga Kerja Fiktif
Pendistribusian gaji/upah kepada pekerja fiktif sering terjadi sebagai akibat tetap
dicantumkannya pegawai yang telah berhenti (pensiun atau diberhentikan) dalam daftar gaji.
Biasanya orang yang yang menggagas kecurangan semacam ini adalah petugas pembuat daftar
gaji, mandor, atau pihak lain. Dalam suatu sistem tertentu, mandor dapat meloloskan pegawai
untuk dicatat dalam catatan harian masuk kerja dan ia memberi tandatangan persetujuan atas kartu
waktu kerja pada akhir periode. Apabila mandor tersebut juga bertugas membagikan uang atau
check gaji atau apabila gaj/upah disetorkan langsung ke akun para pegawai, maka terbuka
kemungkinan terjadinya penggelapan gaji/upah oleh si mandor.
Untuk mendeteksi penggelapan semacam ini, auditor bisa membandingkan nama yang
tercantum dalam check gaji atau bukti setor ke akun pegawai di bank dengan kartu waktu dan
catatan lainnya untuk memeriksa kebenaran tandatangan persetujuan pembayaran dan tandatangan
penerimanya. Perangkat lunak audit juga bisa digunakan untuk membandingkan semua nomor
akun yang menerima setoran gaji/upah untuk memeriksa kemungkinan terjadinya duplikasi. Untuk
menguji ada atau tidaknya pegawai fiktif, auditor bisa menelusur dengan memilih sejumlah
transaksi terbukukan dalam jurnal penggajian ke bagian sumberdaya manusia untuk memastikan
apakah apakah pegawai benar-benar merupakan pegawai perusahaan pada periode yang diaudit.
Salah satu prosedur yang dapat dilakukan untuk menguji ketepatan penanganan pegawai yang
telah berhenti adalah dengan memilih beberapa file (arsip pegawai) dari catatan pegawai yang
telah berhenti pada tahun ini yang ada di bagian sumberdaya manusia untuk memastikan bahwa
mereka telah menerima pembayaran terakhir (gaji terakhir, uang pesangon, dan lain-lain) sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Pengujian atas kecurangan dalam Jam Kerja
Kecurangan dalam jam kerja terjadi apabila seorang pegawai melaporkan waktu kerja yang
lebih banyak dari jam atau hari kerja sesungguhnya. Karena kurangnya bukti yang tersedia,
biasanya auditor mengalami kesulitan untuk mengungkapkan jam kerja yang tidak benar tersebut.
Salah satu prosedur yang dapat dilakukan adalah dengan merekonsiliasi antara total jam kerja yang
dibayar sesuai dengan daftar gaji/upah dengan suatu catatan independen tentang jam kerja, seperti
misainya catatan jam kerja yang terdapat di bagian produksi. Perangkat lunak audit dapat
digunakan untuk menguji kewajaran jam kerja atau jumlah pembayaran kepada setiap pegawai dan
jumiah tidak normal yang teridentifikasi untuk diuji lebih lanjut.
METODOLOGI UNTUK PERANCANGAN PENGUJIAN RINCI SALDO
Dalam dua tahap pertama pengauditan, auditor menilai risiko pengendalian dan melaksanakan
pengujian pengendalian serta pengujian substantif golongan transaksi. Setelah menyelesaikan
pengujian-pengu jian tersebut dan menilai kemungkinan terjadinya kesalahan penyajan pada akun-
akun laporan keuangan dalam siklus penggajian dan personalia, selanjutnya auditor melaksanakan
metodologi untuk perancangan pengujian rinci saldo. Metodologi untuk menetapkan pengujian
rinci saldo yang tepat untuk akun-akun kewajiban yang berkaitan dengan penggajian adalah untuk
akun-akun neraca yang berkaitan dengan pembelian dan pembayaran.
MENGIDENTIFIKASI RISIKO BISNIS KLIEN YANG MEMPENGARUHI
PENGGAJIAN (TAHAP I)
Pada kebanyakan perusahaan, pengidentifikasian risiko bisnis klien yang berpengaruh
terhadap penggajian jarang dilakukan. Namun demikian, risiko bisnis klien bisa terjadi pada
perusahaan yang memberi kompensasi yang kompleks pada para karyawannya, seperti adanya
bonus dan opsi saham serta kompensasi lain. Sebagai contoh, banyak perusahaan teknologi dan
perusahaan lainnya memberi banyak opsi saham sebagai bagian dari paket kompensasi untuk para
pejabat kunci di perusahaan yang secara signifikan berdampak pada beban gaji dan ekuitas
pemegang saham.
MENETAPKAN MATERIALITAS PELAKSANAAN DAN MENILAI RISIKO INHEREN
(TAHAP I)
Banyak perusahaan memiliki transaksi penggajian dalam jumlah besar, bahkan dengan jumlah
rupiah yang besar pula. Namun demikian, saldo akun neracanya biasanya tidak signifikan, kecuali
untuk biaya tenaga kerja yang telah dibebankan ke persediaan.
Disamping adanya kemungkinan terjadi kecurangan, risiko inheren yang berkaitan dengan
semua tujuan audit saldo pada umumnya rendah. Risiko inheren kecurangan penggajian timbul
karena sebagian besar transaksi menyangkut kas. Oleh karena itu, auditor sering memandang
penting tujuan audit keterjadian. Selain itu, untuk perusahaan manufaktur dengan jumlah
signifikan biaya tenaga kerja dibebankan ke persediaan, terdapat potensi salah menggolongkan
antara biaya tenaga kerja dan persediaan, atau antara berbagai kategori persediaan. Sebagai bagian
dari upaya untuk memperoleh pemahaman tentang klien, auditor harus mengidentifikasi masalah-
masalah yang berkaitan dengan penggajian yang kompleks, seperti misalnya tentang program opsi
saham yang bisa meningkatkan risiko inheren berkaitan dengan akuntansi serta pengungkapan
ketentuan tersebut.
MENILAI RISIKO PENGENDALIAN DAN MELAKSANAKAN PENGUJIAN YANG
BERSANGKUTAN (TAHAP I DAN II)
Sama dengan awal bab kita telah mendiskusikan penilaian risiko pengendalian dan pengujian
pengendalian serta pengujian substantif golongan transaksi yang bersangkutan.
MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS
Penggunaan prosedur analitis dalam siklus penggajian dan personalia merupakan hal yang
penting, seperti halnya dalam siklus yang lain. Pada tabel melukiskan prosedur analitis untuk akun-
akun neraca dan akun-akun laba-rugi dalam siklus penggajian dan personalia. Kebanyakan
hubungan-hubungan pada kolom pertama bisa diprediksi dan oleh karenanya bermanfaat untuk
mengidentifikasi area-area yang memerlukan tambahan investigasi.
Prosedur Analitis Kemungkinan Kesalahan Penyajian
Membandingkan saldo akun beban tenaga Kesalahan penyajian akun beban tenaga kerja.
kerja (gaji/upah dan lain-lain) dengan tahun
sebelumnya (dengan penyesuaian untuk
kenaikan tariff dan kenaikan volume).
Membandingkan persentase beban tenaga Kesalahan penyajian beban tenaga kerja
kerja langsung terhadap penjualan dengan langsung dan persediaan.
tahun-tahun sebelumnya.
Membandingkan persentase beban komisi Kesalahan penyajian beban komisi dan utang
terhadap penjualan dengan tahun-tahun beban komisi.
sebelumnya.
Membandingkan persentase beban pajak Kesalahan beban pajak penghasilan karyawan
penghasilan karyawan terhadap beban gaji dan dan utang pajak penghasilan karyawan.
upah dengan tahun-tahun sebelumnya.
Membandingkan Utang Pajak Penghasilan Kesalahan penyajian utang pajak penghasilan
karyawan dengan tahun sebelumnya. karyawan dengan beban pajak penghasilan
karyawan.

Anda mungkin juga menyukai