Selama kedua tahap audit yang pertama, auditor menilai risiko pengendalian dan
melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian subtansif atas transaksi. Setelah
menyelesaikan pengujian tersebut dan menilai kemungkinan salah saji laporan keuangan
dalam siklum penggajian dan personalia, audit akan mengikuti metodologi untuk
merancang pengujian atas rincian saldo.
(Tahap 1) Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai resiko inheren
Jika sebagian besar transaksi melibatkan kas, ada resiko inheren berupa
kecurangan penggajian. Karena itu, auditor sering kali mempertimbangkan pentingnya
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi keterjadian. Hal ini juga berlaku bagi
perusaahn manufaktur yang secara signifikan membebankan tenaga kerjanya ke
persediaan, yang akan berpotensi menimbulkan misklasifikasi antara beban penggajian
dan persediaan atau di antara kategori persediaan.
Berikut ini adalah prosedur analitis untuk akun-akun neraca serta laporan laba-
rugi dalam sikulus penggajian dan personalia:
(Tahap 3) Merancang dan melaksanakan pengujian atas rincian saldo untuk akun
kewajiban dan beban
Verifikasi akun kewajiban yang berkaitan dengan penggajian, yang sering kali
disebut sebagai beban penggajian akrual (accrued payroll expenses), biasanya bersifat
langsung jika pengendalian internal telah peroperasi secara efektif. Jika auditor merasa
puas bahwa transaski penggajian telah dicatata dengan benar dalam jurnal penggajian dan
formulir pajak penggajian yang terkait telah disiapkan secara akurat serta mpajak
dibayarkan tepat waktu, pengujian atas rincian saldo tidak akan menghabiskan banyak
waktu.
Dua tujuan audit yang berkaitan dengan saldo utama dalam menguji kewajiban
penggajian adalah:
1. Akrual dalam neraca saldo telah dinyatakan pada jumlah yang benar (keakuratan)
2. Transaksi dalam siklus penggajian dan personalia telah dicatat pada periode yang
benar atau sesuai (pisah batas)
Inti dari focus keduanya yaitu dapat memastikan bahwa tidak ada akrual yang dikecilkan
atau dihilangkan. Selanjutnya, auditor memeriksan akun kewajiban utama dalam
penggajian dan akun personalia.
Jumlah potongan dari gaji karyawan. Pajak penggajian yang dipotong tetapi
belum dibayar kepada pemerintah dapat diuji dengan membandingkan saldonya
dengan jurnal penggajian, formulir pajak penggajian yang dibuat pada periode
selanjutnya, dan pengeluaran kas periode selanjutnya.
Gaji dan upah akrual. Setelah auditor menentukan kebijakan perusahan untuk
mengakrualkan upah dan mengetahui bahwa hal tersebut konsisten dengan tahun
sebelumnya, prosedur audit yang tepat untuk menguji pisah batas dan keakuratan
adalah menghitung ulang akrual klien. Salah saji yang paling mungkin dari
signifikan saldo adalah kelalaian untuk memasukan jumlah hari yang tepat yang
telah dihasilkan tetapi belum dibayar.
Komisi akrual. Konsep yang sama digunakan dalam memverifikasi gaji dan upah
akrual juga dapat diterapkan pada komisi akrual, meskipun akrual ini umumnya
lebih sulit diverifikasikan karena perusahaan sering kali memiliki beberapa jenis
perjanjian yang berbeda dengan wiraniaga dan karyawan dengan komisi lainnya.
Auditor harus membandingkan metode untuk mengakrualkan komisi dengan tahun-
tahun sebelumnya demi tujuan konsistensi.
Bonus akrual. Verifikasi atas akrual yang tercatat biasanya dapat dicapai dengan
membandingkannya dengan jumlah yang diotorisasi pada rapat dewan direksi.
Pembayaran cuti lembur, cuti sakit, atau tunjangan akrual lainnya. Kewajiban
perusahaan untuk mencatat kewajiban harus ditentukan pertama kali, kemudian
jumlah yang tercatat harus dihitung ulang. Kebijakan perushaan ini harus sesuai
dengan SFAS 43 mengenai absen yang diberi kompensasi.
Pajak penggajian akrual. FICA dan Pajak Pengangguran negara bagian serta
federal dapat diverifikasi dengan memeriksa jumlah formulir pajak yang disiapkan
pada periode selanjutnya untuk menentukan jumlah yang sudah harus tercatat
sebagai kewajiban pada neraca.
Pengujian atas rincian saldo untuk akun beban. Auditor hanya perlua
melakuakn pengujian tambahan yan relative sedikit terhadapa akun-akun laporan
laba-rugi pada sebagian besar audit selain prosedur analitis, pengujian
pengendalian, pengujian substansif, dan pengujian atas akun kewajiban terkait yang
telah dibahas.
Kompensasi pejabat. Auditor harus memverifikasikan apakah total kompensasi
pejabat merupakan jumlah yang diotorisasi oleh dewan direksi, karena gaji dan
bonusnya harus dimasukan dalam laporan 10-K SEC dan SPT Pajak penghasilan.
Verifikasi kompensasi pejabit juga dijamin karena beberapa individu mungkin saja
membayar dirinya sendiri lebih besar dari jumalh yang diotorisasi.
Komisi. Beban komisi total dapat diverifikasi dengan mengalikan tingkat komisi
untuk setiap jenis penjual dengan jumlah penjualan dalam kategori tersebut. Jika
informasi yang diinginkan tidak tersedia, mungkin perlu untuk menguji pembayaran
komisi tahunan atau bulanan untuk tenaga penjualan terpilih dan menelusuri total
pembayaran komisi.
Beban pajak penggajian. Akun ini dapat diuji dengan merekonsiliasi total
pengajian disetiap formulir pajak penggajian dengan total penggajian untuk seluruh
tahun
Total penggajian. Tujuanya untuk menentukan apakah tansasi penggajian
dibebankan keakun non penggajian atau sama sekali tidak dicatat dijunal
penggajian. Pengujian pengendalian dan substansif atas transaksi merupakan cara
yang lebih baik dalam mengungkapkan kedua jenis salah saji tersebut.
Tenaga kerja kontrak. Banyak organsisasi melakukan kontrak dengan organisasi
luar atau pihak ketiga untuk menyediakan staff. Biaya yang dibayarkan ke
organisasi luar diuji dengan membandingkan jumlah dengan kesepakatan kontrak
yang ditandtangani oleh kedua belah pihak.
Tujuan penyajian dan pengunkapan. Pengungkapan diperlukan untuk transaksi
siklus penggajian dan personalia tidaklah mendalam. Auditor menggabungkan
prosedur audit yang berhumbungan dengan keempat tujuan penyajian dan
pengungkapan dengan pengujia atas rincian saldo untuk akun kewajiban dan beban.