Anda di halaman 1dari 10

Kasus Usulan Penyesuaian Audit – Castle Manufacturing Inc.

Larry Plant, CFO Manufacturing Inc., terlibat dalam diskusi panjang dengan Joyce Tang dari
perusahaan audit, Bennet & Sange pada akhir audit studi lapangan.
“Lihat Joyce, kami tidak mampu untuk menunjukkan keuntungan sebanyak itu tahun ini. Jika
kami mencatat $1,5 juta setelah penyesuaian pajak seperti yang Anda usulkan, keuntungan
kami akan 20% lebih tinggi dari yang kami miliki dua tahun lalu dan 5% lebih tinggi dari yang
kami laporkan tahun lalu. Di sisi lain, tanpa penyesuaian, kami tidak jauh beda dengan tahun
lalu. Kami baru saja akan memasuki perundingan dengan serikat buruh (kami), dan kami
mengeluh tentang kemampuan bersaing kami. Jika kami menunjukkan ada banyak peningkatan
laba, mereka akan meminta kenaikan besar dalam tarif upah. Perusahaan kami menjadi non-
kompetitif karena biaya tenaga kerja lebih tinggi daripada para pesaing off-shore kita. Apakah
Anda benar-benar menginginkan hal itu terjadi?”
“Tapi Larry, Anda benar-benar memperoleh keuntungan, Anda tidak bisa begitu saja
mengabaikannya!”
“Tidak, saya tidak menyarankan hal itu, Joyce. Tapi, hampir semua barang yang membentuk
penyesuaian laba hanya sekadar transit di akhir tahun, jadi mari kita mencatatnya sebagai
penjualan dan keuntungan tahun depan.”
“Tapi Larry, mereka semua dijual dengan sistem FOB di pabrik Anda, sehingga kepemilikan
berpindah kepada pembeli ketika mereka dikirim.”
“Saya tahu itu Joyce, tetapi itu merupakan langkah tidak biasa yang dilakukan staff penjualan
kami yang sangat bersemangat, mencoba terlihat baik dan mendapatkan komisi tinggi atas
pembukuan akhir tahun. Lagipula, pelanggan belum memeriksanya. Sekali ini saja, Joyce, mari
kita masukkan ke tahun depan. Hal ini bukanlah nilai yang signifikan bagi pemegang saham,
tetapi akan memicu masalah yang lebih besar bagi mereka jika mendapatkan informasi tentang
jumlah laba yang lebih tinggi. Seperti yang Anda ketahui, sekitar 40% saham kami diwariskan ke
American Charities Appeal di kota ini, dan mereka akan mendapatkan keuntungan dari laba dan
dividen yang lebih tinggi di masa depan. Saya yakin perbedaan dividen mereka dapat mencapai
$400.000 per tahun selama masa kontrak lima tahun berikutnya.”
1. Apakah yang sebaiknya dilakukan oleh Joyce?
a. MENETAPKAN OBJEKTIVITAS
Dalam kasus ini, seorang auditor mengusulkan bahwa penyesuaian $1,5 juta dilakukan untuk
meningkatkan profitabilitas klien Castle Manufacturing Inc. Namun Larry, CFO perusahaan
tersebut menolak dan mengusulkan dampak keuntungan dimasukkan pada tahun depan untuk
mendapatkan keuntungan tawar-menawar dengan serikat perusahaan yang akan menggunakan
angka laba untuk menegosiasikan perjanjian lima tahun yang baru. Joyce Tang, auditor dari
Bennett & Sange harus memutuskan apakah usulan tersebut akan menggeser penyesuaian ke
tahun berikutnya itu adalah etis. Apakah benar tindakan dengan memberikan pendapat wajar
dengan pengecualian atas laporan audit jika CFO tetap berpegang teguh pada proposalnya.
b. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
Kasus ini pada dasarnya adalah usulan perusahaan Manufacturing kepada seorang auditor agar
pencatatan keuntungan penyesuaian sebesar $1,5 juta ini dicatat sebagai keuntungan di tahun
berikutnya. Namun hal ini tidak jelas pencatatan dalam bentuk materi atau tidak. Auditor harus
memutuskan apakah hal tersebut tetap etis jika dilakukan penggeseran pencatatan. Jika tidak ia
harus meyakinkan CFO untuk mencatat penyesuaian atau melakukan pelaporan audit yang
memenuhi syarat dan juga masalah lain yang timbul adalah dampak terhadap para pemangku
kepentingan, dimana hal ini terbukti dari pemeringkatan bahwa kekuatan hak-hak hukum tidak
sesuai dengan peringkat kemampuan para pemangku kepentingan untuk bertahan dari
keputusan atau reaksi publik jika keputusan penundaan pencatatan tersebut diketahui oleh
publik. Para pembuat keputusan ini tidak bijaksana jika hanya berfokus pada legalitas dari dari
posisi pemangku kepentingan. Kemungkinan juga adanya whistle blower yang altruistik
mengungkapkan hal tersebut kepada tim tawar serikat pekerja, hasilnya kemungkinan berita
yang valid biasanya jauh lebih tinggi daripada penilaian si pengambil keputusan tersebut.
c. ANALISIS PERMASALAHAN
Analisis ini menunjukkan bahwa penundaan pencatatan yang diusulkan mungkin sah dimata
hukum, tetapi mungkin tidak menguntungkan. Tentu saja pemeriksaan hanya pada kerangka
waktu satu tahun akan terbukti menyesatkan. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk mencapai
keputusan konklusif dalam banyak hal dan bahkan mungkin diperlukan refleksi untuk
mempertimbangkan diantara kepentingan berbagai pihak itu sendiri.
Dilihat dari segi profitabilitas, penundaan ini memang dapat meningkatkan laba perusahaan
sepanjang kontrak jika dividen total meningkat, namun jika itu diketahui, serikat akan
mebalasnya dan bahkan akan terjadi penawaran yang lebih alot, tuntutan hukum akan muncul
terhadap perusahaan, pemerintah juga mungkin akan mengenakan hukuman pajak atau denda.
Oleh karena itu, mengenai profitabilitas menjadi tidak pasti.
Secara legalitas, mengingat keputusan untuk menunda penyesuaian merupakan sesuatu yang
samar dan masih abu-abu, mungkin akan dinyatakan sebagai sesuatu yang wajar dalam
pengadilan hukum. Namun, hal ini akan melibatkan biaya hukum, kesaksian saksi ahli,
komitmen waktu dan potensi karena harus mengejar terdakwa lain untuk restitusi, dll.
Dari sisi keadilan, jelas hal ini merugikan beberapa kelompok yang berkepentingan. Jika
diketahui publik maka mengakibatkan tuntutan hukum dan perusahaan tersebut semakin
bernilai jelek di masyarakat, dan untuk seorang auditor ini dinilai sebagai suatu kegagalan
karena memberikan kredibilitas yang tidak sesuai sehingga merugikan masyarakat.
Dampak terhadap hak asasi, tentu sejumlah keputusan yang diusulkan berdampak negatif
terhadap hak-hak pemegang saham. Dalam hal kehidupan, privasi, kesehatan atau bahkan
harga diri. Tidak ada kehidupan yang dipertaruhkan disini, bahkan karawan menjadi penerima
amal terakhir untuk hal tersebut. Ketidakjelasan tingkat pelanggaran terhadap pemangku
kekuatan yang juga sangat ambigu pada kasus di atas.
d. PENYEBAB MASALAH
Kepentingan pribadi pemangku kepentingan jelas menjadi yang utama di sini. Kemungkinan
kasus ini adalah pengambilan keputusan baik jangka panjang atau jangka pendek yang dituju
untuk keuntungan semata, dan juga pemikiran terhadap hasil dari keseluruhan dari manfaat
bersih yang mungkin dinikmati semua pemangku kepentingan. Seringkali hal ini juga bertambah
dinikmati oleh para pemegang saham. Sehingga pengambil keputusan kasus ni
memproyeksikan hasil yang mungkin timbul dari keputusan tersebut. Dalam hal ini, kami tidak
memiliki informasi yang cukup untuk mengembangkan perkiraan biaya dan manfaat yang
terkait dengan posisi dari banyak pihak.
Intinya adalah kesadaran/cara pemikiran yang salah bagi pengambil keputusan ataupun pihak
lain yang terkait yang membuat masalah ini terjadi. Jika saja tidak terlalu berambisi mencari
keuntungan dengan penundaan pencatatan guna menarik investor untuk kontrak pembaharuan
lima tahun ke depan mungkin hal-hal di atas tidak terjadi. Disini peran auditor juga sangat
penting. Jadi seorang audit profesional yang mengedepankan nilai etis, kejujuran serta memiliki
kredibilitas yang tinggi terhadap kebenaran pencatatan laporan keuangan.
e. TETAPKAN TUJUAN
Hasil yang diinginkan pada kasus ini tentu berbeda dari berbagai pihak, CFO perusahaan beserta
seluruh pemangku kepentingan ingin keuntungan sebesar-besarnya dengan penundaan
pencatatan di tahun depan, untuk mencari investor dalam pembaharuan kontrak lima tahun ke
depan. Sedangkan Joyce, auditor ingin menghindari hilangnya reputasi untuk profesinya ini
tetapi di sisi lain ia ingin tetap melanjutkan audit klien yang sehat. Tidak dijelaskan lebih
informasi apakah hasil akhir dari keputusan yang diambil Joyce, apa menyetujui usulan
perusahaan manufacturing tersebut dengan mengatasnamakan profitabilitas berbagai pihak.
Meskipun benar demi keuntungan, tetapi kami tetap tidak menyetujui tindakan tersebut karena
merupakan suatu tindakan penipuan. Dimana pencatatan keuangan tidak ditulis sesuai dengan
keadaan sebenar-benarnya atau dipalsukan. Hal ini merugikan banyak pihak dan juga
kecurangan terhadap pembayaran pajak yang tidak sesuai akibat pengakuan keuntungan yang
lebih rendah.
Dari segi waktu, setahun dirasa sudah cukup dalam melihat penipuan atau pemalsuan audit
laporan keuangan di suatu perusahaan. Memang hanya setahun tetapi tetap saja audit tersebut
tidak dapat diulang kembali dan menjadi catatan merah bagi perjalanan perusahaan itu sendiri.
f. JELAJAHI SOLUSI
Beberapa pendekatan pengambilan keputusan etis dalam kasus ini misalnya filosofis atau yang
digunakan dalam penilaian motivasi. Kebijakan dan sifat. Karakter pendekatan 5 pertanyaan,
standar moral. Jika beberapa keputusan dinilai tidak etis, keputusan atau tindakan yang
diusulkan bisa dimodifikasikan untuk mencegah atau menghapus elemen yang tidak etis.
Penerapan pendekatan 5-pertanyaan :

 Profitabilitas, mengatasnamakan keuntungan atau profit, sebaiknya benar-benar dilihat


keuntungan di sini untuk siapa. Apakah hanya pihak pemangku keputusan dan jika
merugikan berbagai pihak sebaiknya tidak dilakukan.

 Legalitas, dilihat juga apakah hal putusan berdampak pada hukum tertentu dan
menimbulkan hal-hal negatif. Dimana bisa dilakukan penuntutan, denda, dll yang justru
lebih merugikan dan harus mengeluarkan lebih banyak uang. Serta penilaian buruk
terhadap perusahaan itu sendiri.

 Keadilan, tentu jangan mengambil keputusan yang tidak adil terhadap berbagai pihak
dan hanya menguntungkan pihak tertentu saja. Sehingga tidak ada pihak yang merasa
dirugikan terhadap apa-apa yang kita lakukan.

 Dampak terhadap hak asasi, hak-hak berbagai pihak harus terpenuhi dengan baik,
misalnya karyawan tidak boleh diperlakukan tidak sesuai begitu juga hak mendapatkan
peningkatan upah apabila tingkat laba keuntungan perusahaan juga tinggi.

 Pemberian kontribusi, apakah keputusan yang diambil berdampak misalnya pada


pertumbuhan berkelanjutan dan tidak merugikan berbagai pihak pastinya.
g. PUTUSKAN SOLUSI TERBAIK
Solusi terbaik sebenarnya adalah kesadaran yang tinggi bahwa hal ini adalah masalah bersama.
Selain itu juga semua pendekatan penilaian dianggap tepat sesuai dalam solusi pemecahan
kasus, namun lebih baik jika ditambah dengan penilaian motivasi, kebajikan serta sifat karakter
yang terlibat.
h. RENCANAKAN DAN IMPLEMENTASIKAN SOLUSI
Meskipun keputusan yang diusulkan tampaknya mencakup beberapa profitabilitas dan sejalan
dengan GAAP serta hukum, tampaknya tidak adil bagi beberapa pemangku kepentingan.
Tindakan yang diusulkan tidak sesuai dengan ekspektasi terhadap motivasi, kebajikan, atau sifat
etis dan dapat menimbulkan reaksi negatif yang signifikan bagi direksi, auditor dan profesi
audit.
Implementasi pada kasus ini adalah auditor harus menjelaskan semua kasus yang terjadi
kepada Komite Audit Dewan Direksi. Jika komite audit setuju dengan manajemen (yang
mandatnya mencakup laporan keuangan) untuk mengecualikan uang $1,5 juta, auditor harus
berkonsultasi di dalam perusahaannya untuk mencapai posisi konsensus; apakah akan
memberikan laporan audit yang memenuhi syarat atau tidak. Dengan cara ini, keputusan
tersebut dapat dibagi diantara mereka yang akan bertanggung jawab.
PEROKOK BAIK BAGI EKONOMI – BENARKAH?

Pendukung gerakan antirokok bersorak pada musim panas tahun 1997 ketika industri
tembakau AS setuju untuk membayar lebih dari US $3.68,5 miliar untuk menyelesaikan
tuntutan hukum yang dibawa oleh empat puluh negara bagian yang mencari kompensasi biaya
Medicaid di mana terkait dengan rokok. Jaksa Agung Mississippi Mike Moore, yang membantu
mengatur kampanye hukum negara bagian, menyebutkan fakta itu sebagai "pencapaian
kesehatan masyarakat paling bersejarah." Akan tetapi, apakah negara bagian sudah melakukan
hal yang tepat?
Premis dasar dari tuntutan hukum dan inisiatif anti-tembakau lainnya, adalah bahwa
perokok dan, karenanya perusahaan tembakau- menempatkan pajak tambahan bagi kita semua
dengan membuat biaya ekstra ke sistem pelayanan kesehatan masyarakat. Argumennya adalah
bahwa mereka, dan biaya sosial lainnya, melebihi dari miliaran cukai dan penerimaan pajak
pemerintah yang kami kumpulkan dari distribusi rokok.
Akan tetapi, analisis dasar aktuarial dari premis itu menyatakan bahwa justru sebaliknya
adalah benar. Mungkin terdengar menjijikkan, tetapi perokok menyelamatkan uang kita semua
karena mereka mati terlebih dahulu dan jauh lebih sedikit dalam perawatan kesehatan dan
tunjangan seperti pensiun. Biaya ekstra yang mereka lakukan jauh melebihi apa yang dihasilkan
dengan subsidi setiap yang mereka membayar setiap kali mereka memakai uang mereka untuk
membeli sebungkus rokok.
Pertama – tama, mari kita melihat harapan hidup secara konsisten selama dekade
terakhir. Pada tahun 1994, kesaksian di hadapan Senat Komite Keuangan AS, kantor penilaian
teknologi AS menunjukkan bahwa rata – rata perokok meninggal lima belas tahun lebih awal
daripada non perokok, jadi masyarakat yang merokok memakan porsi yang lebih sedikit dalam
tagihan biaya pelayanan kesehatan dibanding bukan perokok karena mereka mati sekitar satu
dekade sebelumnya. Semakin lama masa hidup seseorang, semakin besar biaya perawatannya,
terutama karena sebagian besar biaya perawatan kesehatan yang terjadi dalam beberapa
tahun terakhir kehidupan.
Salah satu paradoks kedokteran modern adalah bahwa kemajuan dalam pelayanan yang
memperpanjang masa hidup sesungguhnya meningkatkan biaya pelayanan kesehatan seumur
hidup. Orang – orang yang seharusnya sudah mati karena penyakit akut dan selama hidup
bekerja di masa lalu kini menikmati pensiun yang panjang, dan menderita berbagai penyakit
melemahkan yang memerlukan intervensi medis berbiaya tinggi. Menurut ahli, mantan
gubernur Colorado Richard Lamm, yang kini menjadi Direktur Pusat Kebijakan Publik dan Isu
Kontemporer di Universitas Denver, orang yang bukan perokok rata-rata dirawat karena tujuh
penyakit utama yang diderita selama masa hidupnya. Para perokok rata-rata hanya mampu
bertahan melewati dua penyakit utama.
Jadi berapa banyak lagi orang tidak merokok yang akan menambah tagihan perawatan
kesehatan nasional daripada perokok? Salah satu studi terbaik adalah yang dilakukan oleh ahli
ekonomidari Duke University, Kip Vircusi, yang melakukan analisis komparatif mendalam pada
tahun 1994 untuk sebuah konferensi mengenai kebijakan pajak yang diselenggarakan oleh
National Bureau of Economic Research di Washington DC.
Viscusi menyimpulkan bahwa perokok, pada dasarnya, mensubsidi biaya pelayanan
kesehatan orang yang tidak merokok. Menggunakan statistik pemerintah, Viscusi menghitung
biaya medis tembakau dengan menambahkan hal-hal seperti persentase harian pasien untuk
perawatan kanker paru-paru di rumah sakit yang dapat dikaitkan dengan merokok dan luka
bakar, serta kematian yang diakibatkan oleh kebakaran akibat rokok yang menyala dan
tergeletak sembarangan. Viscusi kemudian memperhitungkan biaya lain – dengan mati muda,
perokok menghilangkan pajak penghasilan masyarakat. Viscusi bahkan menambahkan biaya
untuk biaya yang berkaitan dengan asap tangan kedua. Viscusi kemudian menghitung berapa
banyak tembakau menyelamatkan masyarakat. Mereka menerima pembayaran jauh lebih
sedikit dari pemerintah dan rencana kerja pensiun dan manfaat pensiun lain, dan manfaat
mengkonsumsi lebih sedikit obat, panti jompo dan ongkos rumah sakit, ia memperkirakan
bahwa rata-rata perokok Amerika menghemat setiap bungkus rokok yang dijual di Amerika
Serikat, dengan meninggalkan surplus bersih dari 31 sen atas biaya yang timbul dari merokok
(lihat kolom diskon 3% pada grafik di bawah). Menambahkan 80 sen per paket untuk pajak yang
dibayar perokok Amerika dengan total surplus $1,11 untuk setiap bungkus rokok.
Ahli lain berpendapat bahwa hilangnya produktivitas bagi masyarakat karena jumlah
perokok menghabiskan waktu lebih banyak karena sakit dibanding yang bukan perokok. Tetapi
apakah biaya ini ditanggung oleh perekonomian secara keseluruhan, atau oleh individu perokok
yang absen, berarti bahwa mereka tidak akan mencapai potensi penghasilan penuh mereka
karena tertinggal promosi pekerjaan atau upah berdasarkan prestasi? Intinya adalah bahwa
suatu pendekatan aktuarial menunjukkan bahwa fakta-fakta yang tidak mendukung klaim
politik saat ini tentang biaya merokok. Perokok benar-benar meninggalkan ekonomi dalam
keadaan yang lebih baik dan harus didorong, jangan ditakut – takuti dengan pajak, pembatasan,
dan tuntutan hukum.

Biaya Asuransi Eksternal Per Paket Rokok:

ESTIMASI BIAYA 1993


ESTIMASI BIAYA DENGAN DISESUAIKAN DENGAN
TINGKAT PENYESUAIAN TINGKAT DISKONTO
DISKON 1993 TAR
0% 3% 5% 0% 3% 5%
Biaya                  
Perlakuan medis < 65 0,288 0,326 0,357 0,330 0,373 0,410
Perlakuan medis ≥ 65 0,375 0,172 0,093 0,384 0,177 0,096
Jumlah perlakuan medis 0,663 0,498 0,450 0,714 0,550 0,506

Cuti sakit 0,003 0,012 0,019 0,000 0,013 0,020


Grup asuransi jiwa 0,222 0,126 0,084 0,241 0,136 0,091
20,22 20,07 20,59 20,22 20,07
20,584
Perawatan rumah jompo 1 4 9 6 6
21,09 20,33 22,88 21,19
22,660 20,365
Penerimaan pensiun 9 7 6 3
Kebakaran 0,014 0,016 0,018 0,014 0,016 0,018
Pajak atas penghasilan 0,771 0,351 0,107 0,883 0,402 0,122
20,31 21,63 20,30
21,571 0,268 0,315
Jumlah biaya bersih 7 3 2

Soal Pertanyaan:
1. Apakah yang dapat ditambahkan oleh analis etika kepada analisis aktuarial Viscusi?
Jawaban:

Seperti study yang telah dilakukan oleh ahli ekonomi dari Duke University Kip Vircusi pada
studinya dan menyimpulkan berdasarkan penelitiannya menurut saya benar seperti itu bahwa
seorang perokok pada dasarnya mensubsidi orang yang bukan perokok. Alasannya pada
umumnya orang yang bukan perokok memiliki umur yang lebih panjang 15 tahun dari yang
perokok dan sudah jelas jika hidupnya semakin lama maka biaya perawatan yang dihabiskan
semakin besar. Disini kelompok kami akan menggunakan pendekatan filosofis untuk
menambahkan analisis etika akturial Vircusi. Pada pendekatan filosofis Vircusi, teori
utilitarianisme memiliki persepsi bahwa tindakan benar atau setuju karena dengan ini akan
memberikan suatu kepuasan atau kebahagiaan bagi masyarakat luas tentang perokok yang
memberikan tanggungan biaya perawatan bagi yang tidak merokok. Namun, berdasarkan teori
Deontologi tidak setuju karena secara irasional merokok itu suatu tindakan yang salah
meskipun dikatakan perokok tersebut memberikan kontribusi kepada yang tidak merokok.
Serta, dilihat dari konsep kebajikan beranggapan bahwa merokok dikatakan memberikan
subsidi bagi yang tidak merokok. Tidak setuju karena dengan merokok sudah jelas pasti akan
terserang penyakit dan bahaya merokok juga tidak hanya dirasakan sendiri namun dirasakan
orang lain sebagai prokok pasif.

2. Apakah analisis etika mengubah kesimpulan yang dicapai? Mengapa?


Jawaban:

Menurut analisis dari kelompok kami, merokok merupakan suatu hal yang kurang etis meskipun
merokok bukanlah suatu kegiatan yang dilarang dan apabila dilihat dari segi keuntungan,
merokok dapat sangat menguntungkan karena dari setiap batang rokok memiliki potongan
pajak tersendiri. Untuk hal kelegalan, seperti yang sudah dijelaskan bahwa merokok masih
merupakan hal yang legal untuk diperdagangkan meskipun terdapat sebagian negara yang
mengharamkan rokok karena rokok dianggap dapat membawa dampak yang negatif. Apabila
dilihat dari sisi keadilannya, menurut kelompok kami, peredaran untuk rokok sendiri kurang
adil. Hal tersebut dikarenakan pihak yang memproduksi rokok dan pemerintah hanya
memikirkan keuntungan atau profit dari usaha rokok tersebut yang mana bukan lagi hal yang
awam bahwa mereka mengetahui dampak negatif dari rokok bagi kesehatan manusia terutama
para perokok. Kesempatan untuk memiliki tubuh yang sehat dan kesempatan berumur panjang
bagi para perokok aktif pasti akan berkurang. Akan tetapi, dengan fakta tersebut tidak
menyurutkan mereka untuk tetap melakukan peredaran rokok.

Berdasarkan data dari kasus yang diambil secara substansial dari artikel yang ditulis oleh John
Woolsey yang berjudul “Society’s Windfall Profit from Smokers”, dijelaskan bahwa perokok aktif
memiliki kemungkinan untuk lebih cepat meninggal, namun sebelum perokok tersebut
meninggal ternyata sakit yang diderita adalah penyakit – penyakit yang parah yang mana akan
dipastikan bahwa selama menderita penyakit tersebut akan mengeluarkan biaya kesehatan
yang lebih besar untuk melakukan upaya penyembuhan. Selain itu, dilihat dari dampak tidak
langsung bagi lingkungan, perokok pasif ternyata juga mendapatkan dampak kesehatan. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa sebagian penyakit yang diderita oleh perokok pasif disebabkan oleh
dampak tidak langsung yang diakibatkan oleh perokok aktif yang mana menurut kelompok
kami, hal tersebut kurang manusiawi dan terlalu kapitalisme sehingga kurang etis untk
dijalankan.

Anda mungkin juga menyukai