Anda di halaman 1dari 20

Ketahanan Nasional Sebagai Geostrategi Indonesia

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila
kelas A dengan Dosen Pengampu

Disusun Oleh :

Furqon 120301161
Melisa Sofiana 120301161
Annisa Maulia Priyo 12030116140206
Frans Gabriel R 12030116140200
Imanuel Wahyu C 12030116140201

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2019
A. Latar Belakang

Setiap bangsa mempunyai cita-cita luhur yang indah dan ingin dicapai dan itu berfungsi
sebagai tujuan nasional. Tujuan nasional bangsa akan menghadapi berbagai gangguan
ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan. Sebuah bangsa harus memiliki Ketahanan
Nasioanl. Agar Tannas dapat berlangsung maka harus dilakukan pembinaan, dikembangkan,
dan ditingkatkan. Semakin tinggi tingkat Ketahanan Nasional suatu bangsa, maka semakin
baik ke dalam maupun luar.

Biasanya masyarakat awam ketika berbicara Tannas langsung berpikiran kepada militer.
Akan tetapi Tannas tidak hanya berbicara tentang militer saja, tetapi meliputi semua aspek,
yaitu ideologi, politik,ekonomi, sosial budaya, dan militer. Jadi, militer hanya salah satu
aspek dari Tannas, tetapi memang militer yang menonjol dari bidang lain.

Sehingga Bangsa yang memilik Tannas yang kuat yang akan bertahan, survive, dan meraih
kejayaan, sebaliknya Tannas yang lemah maka bangsa tersebut akan tenggelam. Geostrategi
bangsa Indonesia dirumuskan dalam Ketahanan Nasional.

1. Latar Belakang Historis

Ketahanan Nasional mulai dikenal di Indonesia pada awal tahun 1960-an yang berawal dari
di kalangan perwira SSKAD (Sekolah Staf Komando Angkatan Darat) atau kalau sebutan
sekarang yaitu SESKOAD. Terjadinya Perang Dingin serta jatuhnya Indocina ke tangan
komunis memunculkan kekhawatiran akan berakibat ke Indonesia. Akan tetapi, melihat
sejarah bangsa Indonesia yang mampu melewati berbagai ancaman maka muncul optimisme.
Mulai dari situ gagasan tentang pembinaan kekuatan nasional agar kedaulatan negara dan
keutuhan bangsa di masa depan akan terjamin. Tahun 1962, Lemhanas mulai mengkaji,
merumuskan, dan menyusun polak penyelenggarannya. Tahun 1965, sejak Lemhanas berdiri,
lembaga itu terus mempopulerkan dan menyempurnakan konsep Ketahanan Nasional.

2. Pengertian
Secara etimologis : Kekuatan, keteguhan hati dan ketabahan dari suatu kesatuan dalam
memperjuangkan bangsa yang telah menegara.

a. Hasil Kajian Lemhanas muncul beberapa rumusan :


1. Konsep tahun 1968, : “Ketahanan Nasional adalah keuletan dan daya tahan kita dalam
menghadapi segala kekuatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang
langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup negara dan
bangsa Indonesia.”
2. Konsep tahun 1969 : “ Ketahanan Nasional adalah keuletan dan daya tahan suatu
bangsa yang mengandung kemampuan tahan suatu bangsa yang mengandung
kemampuan untuk memperkembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala
ancaman baik yang datang dari luar maupun dalam, yang langsung atau tidak
langsung membahayakan kel serta kelangsungan hidup negara dan bangsa Indonesia.”
3. Rumusan tahun 1972 : “ Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamik suatu bangsa.
Berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi segala ATHG baik yang datang dari luar
maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai Tujuan
Nasionalnya.
4. Pertama kalinya rumusan tersebut dimasukkan dalam GBHN, yaitu TAP MPR No
IV/MPR/1973 dan terus digunakan sampai dengan GBHN 1988.
5. Pada GBHN 1993 Tannas dirumuskan sebagai : “Kondisi dinamis yang merupakan
integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan negara. Pada hakikatnya
Tannas adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin
kelangsungan hidup menuju kejayaan bangsa dan negara.”

Setelah itu rumusan tersebut berlanjut hingga tahun 1988 dan meruakan rumusan terakhir,
karena setelah tidak digunakan lagi di GBHN.

Pernyataan konseptual yang kompleks tersebut, unsur-unsur tersebut dapat dijelaskan :

1. Ketangguhan : suatu kekuatan yang menyebabkan seseeorang atau sesuatu dapat


bertahan, kuat menderita, atau dapat menanggulangi beban yang dipikulnya.
2. Keuletan : usaha secara giat dengan kemampuan yang keras dalam menggunakan
kemampuan tersebut untuk mencapi tujuan.
3. Identitas : ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat secara keseluruhan. Negara
dilihat dalam pengertian sebagai suatu organisasi masyarakat dalam pengertian
sebagai suatu organisasi masyarakat yang dibatasi oleh wilayah, penduduk, sejarah,
pemerintahan dan tujuan nasiomal serta dengan peran internasionalnya.
4. Integritas : suatu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa, baik
unsur sosial, maupun alamiah, baik yang bersifat potensial maupun fungsional.
5. Ancaman : hal atau usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijakan dan
usaha ini dilakukan secara konseptual, kriminal dan politis.
6. Tantangan : hal atau usaha yang bersifat mengubah kemampuan. Biasanya ini terjadi
karena suatu kondisi yang memaksa sehingga seseorang atau kelompok merasa harus
berbuat sesuatu untuk menghadapi keadaan yang ditimbulkannya.
7. Hambatan : hal atau usaha yang bersifat dan bertujuan melemahkan atau menghalangi
secara tidak konsepsional.
8. Gangguan : hal atau usaha yang bersifat dan bertujuan melemahkan atau menghalangi
secara tidak konsepsional.

Dari semua pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Tannas merupakan kondisi
dinamis, yang harus diwujudkan oleh negara, harus di bina secara dini, dan harus
diwujudkan oleh suatu negara, sinergis dengan aspek-aspek kehidupan bangsa lain dan
bertingkat. Semua aspek tersebut bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau negara,
tetapi merupakan tanggung jawab bersama seluruh anggota bangsa.

b. Konsepsi Ketahanan Nasional

Konsepsi Ketahanan Nasional adalah pemikiran konseptual tentang ketahanan negara yang
didasarkan atas konsep geostrategi. Artinya konsep disusun secara melihat kondisi bangsa
dan kostelasi geografi Indonesia. Pengertian lain ialah melalui pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteeraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam
seluruh aspek kehidupan negara secara utuh dan menyeluruh dan terpadu berdasarkan
Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara.

Di sisi konsepsi merupakan pedoman atau sarana untuk meningkatkan keuletan dan
ketangguhan bangsa, dan juga seebagai metodee pengembangkan potensi nasional melalui
pendekatan kesejahtereaan dan keamanan, dalam upaya mencapai keuletan dan ketangguhan
bangsa yang diharapkan

B. KONSEPSI DASAR KETAHANAN NASIONAL INDONESIA

Dimanapun manusia tinggal, tujuan manusia bermasyrakat adalah untuk memperoleh


pemenuhunan kebutuhan hidupnya yaitu kesejahteraan, keselamatan, dan keamanan. Berikut
ini adalah beberapa aspek yang menentukan ketahanan suatu bangsa yang memiliki
hubungannya dengan Ketahanan Nasional:
a. Hans Morgenthau dalam bukunya “Politics among Nation” menyebutkan ada 9 aspek
yang mempengaruhi ketahanan suatu bangsa, yaitu:
1. Geografi
2. Sumber Alam
3. Kapasitas Industri
4. Kesiapsiagaan Militer
5. Penduduk
6. Karakter Nasional
7. Semangat Nasional
8. Kualitas Diplomasi
9. Kualitas Pemerintahan
b. Alfred Thayer Mahan dalam bukunya “The Influence Seapower on History”
menyebutkan ada 6 faktor yaitu:
1. Letak geografi
2. Bentuk/wujud bumi
3. Luas Wilayah
4. Jumlah Penduduk
5. Watak bangsa
6. SIfat pemerintahan
c. Metode Astagatra, yaitu metode yang mencerminkan pemikiran yang menyeluruh. Disini
aspek kehidupan nasional dipisahkan menajdi dua yaitu, aspek alamiah dan social.
1) Aspek Alamiah (Trigatra)
a) Posisi dan lokasi geografi negara
b) Keadaan dan kekayaan alam
c) Keadaan dan kemampuan penduduk
2) Aspek Sosial (Pancagatra)
a) Ideologi
b) Politik
c) Ekonomi
d) Sosial budaya
e) Militer
1. Hakekat Ketahanan Nasional

Ketahanan Nasional dapat muncul dalam tiga kondisi yaitu:


a. Ketahanan Nasional sebagai kondisi nyata
Di sini Ketahanan Nasional merupakan satu suatu gambaran kondisi ideal yang
seharusnya dipenuhi, yang memungkinkan negara memiliki kemampaun nyata untuk
menghadapi Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Ganggungan demi kelangsungan
hidup bangsa.
b. Ketahanan Nasional sebagai metode pendekatan atau berpikir
Sebagai suatu pendekatan ketahanan nasional menggambarkan pendekatan integral
yang memiliki arti pendekatan yang mencerminkan segala aspek.
c. Ketahanan Nasional sebagai doktrin
Yaitu sebagai satu konsepsi khas Indonesia yang berupa ajaran konseptual tentang
pengaturan dan penyelenggaraan bernegara.
2. Asas-asas Ketahanan Nasional

Dengan didasari oleh nilai-nilai berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan
Nusantara, yaitu:

a. Asas Kesejahteraan dan Keamanan, asas ini menjadi tolak ukur bagi maksimalnya
tidak dalam Ketahanan Nasional.
b. Asas Menyeluruh Terpadu atau Komprehensif Integral yang memiliki arti, apakah
ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan. Aspek tersebut saling
berkaitan dalam bentuk persatuan dan perpaduan secara selaras, serasi, dan seimbang.
c. Asas Mawas ke Dalam dan Mawas ke Luar, pada hakikatnya kehidupan nasional
merupakan perpaduan ataupun interaksi dari segenap aspek kehidupan bangsa.
Disamping itu kehidupan nasional juga berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya,
sehingga timbul berbagai dampak, baik positif maupun negatif.
d. Asas Kekeluargaan, yang mengandung nilai keadilan, kearfian, kebersamaan, gotong
royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini diakui adanya perbedaan, yang perbedaan
tersebut menjadi kekuatan bernegara dan harus dijaga untuk tidak berkembang
menjadi konflik.
3. Sifat Ketahanan Nasional

Nilai-nilai yang terkandung dalam landasan dan asasnya akan menciptakan sifat-sifat
ketahanan nasional sebagai berikut:
a. Mandiri, sifat kemandirian merupakan prasyarat untuk menjalin kerjasama yang
saling menguntungkan dalam perkembangan global.
b. Dinamis, sifat ini memiliki arti tidaklah tetap, dapat meningkat atau menurun hal ini
bergantung pada situasi dan kondisi bangsa negara serta kondisi lingkungan
strategisnya.
c. Wibawa, apabila keberhasilan pembinaan dalam ketahanan nasional secara berlanjut
dan berkesinambungan, maka akan meningktakan kemampuan dan kekuatan bangsa.
Apabila tingkat ketahanan nasioanl Indonesia yang semakin tinggi daya tangkal yang
dimilikinya, maka tinggi pula tingkat kewibawaan nasional Indonesial.
d. Konsultasi dan Kerjasama, sifat ini mengartikan saling menghargai, tidak
mengutamakan sikap yang mengandalkan kekuasaan dan kekuataan fisik semata.
4. Pola Penyelenggaraan Ketahan Nasional
a. Perwujudan Ketahanan Nasional berdasarkan falsafah dan wawasan nasional
dilaksanakan secara realistis dan pragmatis sesuai dengan kemampuan yang ada.
Walaupun pada kenyataannya tidak semua negara memiliki kekuatan dan kemampuan
yang ideal di semua aspek kehidupan nasionalnya.
b. Mengingat kondisi tersebut maka diperlukan apresiasi yang tepat mengenai kekuataan
dan kelemahan Ketahanan Nasional. Aspek yang kuat tersebut dijadikan pancangan
kaki dan dimanfaatkan seoptimal mungkin guna memberi kesempatan memperbaiki
dan kekuatan aspek yang lemah. Dengan berjalananya waktu akan diperoleh sesuatu
kekuatan nasional yang seimbang dan serasi.
c. Politik dan Strategi Nasional yang bijaksana akan memperhatikan dan berpijak pada
kondisi dan situasi ketahanan yang nyata dan sebenarnya.

C. PENGARUH ASPEK KETAHANAN NASIONAL PADA KEHIDUPAN


BERBANGSA DAN BERNEGARA

Dalam era globalisasai setiap bangsa tidak mungkin dapat menentukan kebijakannya hanya
berdasar kemampuan dan otoritas diri sendiri, tetapi harus selalu mempertimbangkan
perkembangan lingkungan strategis, baik regional maupun global.

Kini masalah Indonesia yang dihadapi dalam rangka pembinaan dan pengembangan Tannas
dewasa, ialah: sering digunakannya isu-isu global, seperti HAM, demokrasi, liberalisasi, dan
Lingkungan Hidup oleh negara-negara adidaya untuk menekan negara-negara berkembang
yang tidak sesuai dengan visi mereka, dan kedua, merosotnya loyalitas sebagian elemen
masyrakat terhadap filosofi bangsanya sendiri akibat krisis multidimensi yang melanda
Indonesia.

1. Pengaruh Aspek Ideologi


Ideologi berasal dari kata Yunani “idea” (gagasan, konsep, pengertian dasar) dan “logos”
(ilmu). Secaa harafiah ideologi diartikan ilmu tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam
sehari-hari ide juga diartikan sebagai cita-cita. Secara umum, ideologi diartikan sebagai
kumpulan gagasan, ide-ide, keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistimatis,
menyangkut bidang politik, sosial, budaya dan keagamaan. Filsuf Leibniz menyebut
impiannya sebagai “One great system of truth” Sedangkan Destut de Tracy (1796)
menyebut ideologi sebagai “Science of ideas” yaitu suatu program yang diharapkan dapat
membawa perubahan institusional di masyarakat (Perancis). Sebaliknya Napoleon justru
mencemooh dan menyebut ideologi merupakan suatu khayalan yang tidak mempunyai
arti praktis, sehingga tidak akan menemukan kenyataan. Karl Marx mengartikan ideologi
sebagai pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau
kelas sosial tertentu dalam bidang politik atau sosial ekonomi.

a. Pancasila dan Ideologi Dunia


Terdapat berbagai macam ideologi, namun yang sangat besar perannya ialah
ideologi liberialisme, komunisme, dan keagamaan
1) Liberialisme
Liberialisme berkembang dari akar-akar rasionalisme, empirisme,
materialisme, dan individualisme Eropa abad 18. Menurut liberalisme,
negara harus tetap menjamin kebebasan individu, karena negara
hakikatnya merupakan alat untuk mencapai tujuan individu. Dalam
kepentingan inilah manusia secara bersama-sama menyelenggaraka dan
mengatur negara sebagai lembaga politik dan kemanusiaan.
2) Komunisme
Ide dasar paham ini bertolak belakang dengan indvidualisme dan
kapitalisme. Aliran pikiran teori golongan (class theory) yang diajarkan
oleh Karl Marx, Engels, Lenin. Bermula merupakan kritikan Marx
terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat pada awal revolusi
industri. Aliran ini beranggapan bahwa negara adalah susunan golongan
(kelas) untuk menindas kelas lain. Kelas atau golongan ekonomi kuat
menidas ekonomi lemah. Golongan borjuis menindas golongan proletar
(kaum buruh). Oleh karena itu, Marx menganjurkan agar kaum buruh
mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari kaum
golongan kaya kapitalis dan borjuis agar kaum buruh dapat ganti
berkuasa dan mengatur negara. Aliran ini erat hubungannya dengan
aliran material dialiktis atau materialistik. Aliran ini juga menonjolkan
adanya kelas/penggolongan, pertentangan  amtar golongan, konflik dan
jalan kekerasan/revolusi dan perebutan kekuasaan negara.
3) Ideologi Keagamaan
Pada hakikatnya ideologi ini memiliki perspektif dan tujuan yang berbda
dari liberalisme maupun komunisme. Begitu aneka ragamnya wujud,
gerak dan tujuan dari ideologi tersbut, sehingga sangat sulit untuk
menentukan tipooginya. Satu ciri umum dari ideologi ini ialah senantiasa
mendasarkan pemikiran, cita-cita serta moralnya pada suatu ajaran
agama tertentu.
4) Ideologi Pancasila
Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali/dikristalisasikan dari nilai-
nilai dasar budaya bangsa Indonesia yang sudah sejak ratusan tahun lalu
tumbuh berkembang dalam masyarakat di Indonesia. Kelima sila
Pancasila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga pemahaman
dan pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung
didalamnya.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung arti spiritual, memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua pemeluk agama dan
penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk
berkembang di Indonesia.
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, mengandung nilai sama
derajat, sama kewajiban dan hak, cinta-mencintai, hormat-menghormati,
keberanian membela kebenaran dan keadilan, toleransi dan nilai gotong
royong.
Sila Persatuan Indonesia, mengandung arti bahwa pluralisme masyarakat
Indonesia memiliki nilai persatuan bangsa dan kesatuan wilayah yang
merupakan faktor pengikat, dan menjamin keutuhan nasional atas dasar
Bhineka Tunggal Ika.
Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, mengandung nilai kedaulatan berada di
tangan rakyat (demokrasi) yang dijelmakan oleh persatuan nasional yang
riil dan wajar.
Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengandung nilai
sikap adil, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban,
menghormati hak orang dan sikap gotong royong,dalam suasana
kekeluargaan, suka memberi pertolongan kepada orang, suka bekerja
keras dan bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
b. Ketahanan Bidang Ideologi
Keanekaragaman suku, budaya dan agama di Indonesia di satu sisi merupakan
kasanah budaya bangsa yang dapat dikembangkan dalam berbagai kepentingan arti
positif, jika tanpa wawasan kebersamaan maka kondisi tersebut merupakan potensi
konflik. Mengingat kondisi obyektif itu, maka secara mutlak perlu ada sarana
penangkal ideologis untuk menyatukan persepsi dan mempersatuka bangsa, yaitu
Pancasila.
c. Konsep Pengertian Ketahanan Ideologi
Tannas bidang ideologi adalah sautu kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan
dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
ideologi di dalam menghadapi ATHG, baik yang datang dariluar mauoun dari dalam.
Jika mengingat fungsi dasar bahwa ideologi juga membentuk identitas kelompol atau
bangsa, maka bangsa Indonesia harus memiliki ketangguhan dan ketahanan ideologi
yang memadai. Hanya dengan cara ini maka kita bisa membangun bangsa yang kuat
dan besar.
Menyadari pentingnya ideologi dalam proses reformasi, komitmen bangsa terhadap
pengembangan ketahanan ideologi telah dituangkan dalam TAP MPR RI No.
XVIII/MPR1998.
d. Strategi Pembinaan Ketahanan Ideologi
Pelaksanaan dan aktualisasi ideologi dibedakan menjadi dua macam, yaitu: pertama,
aktualisasi secara obyektif dalam bidang kenegaraan, dan kedua, secara subyektif
dalam kehidupan warga negara secara individual. Semakin tinggi kesadaran bangsa
untuk melaksanakan dan mengaktualisasikan ideologi, baik secara obyektif maupun
subyektif, maka semakin tinggi pula kethanan ideologi bangsa tersebut.
Secara rinci strategi pembinaan ideologi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Aktualisasi ideologi negara secara kongkrit harus diwujudkan secara realistis,
obyektif dan aktual.
2) Aktualisasi fungsi ideologi sebagai perekat dan pemersatu bangsa harus
ditanamkan pada semua warga dalam wujud kongkrit dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3) Menanamkan dan memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa yang bersumber
pada asas kerokhanian Pancasila.
4) Adanya komitmen dari para elit negara untuk memperbaiki nasib bangsa melalui
realisasi pembangunan nasional yang tertuang dalam GBHN
2. Pengaruh Aspek Politik
a. Pengertian
Politik sebagai sarana atau usaha untuk memperoleh kekuasaan dan dukungan
dari masyarakat dalam melakukan kehidupan bersama (politics), dan
rangkaian kegiatan atau cara-cara yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan
yang dianggap baik (policy). Kehidupan politik dapat dibedakan menjadi 2
sektor, yaitu sektor pemerintahan dan sekotr masyarakat. Dalam mekanisme
pemerintahan, terlihat adanya 2 usnur, yaitu kehendak masyarakat yang masuk
dalam pemerintahan sebagai input, dan adanya kebijakan umum dari
pemerintah sebagai input.

Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan politik bangsa
yang berisi keuletan, ketangguhan dalam menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman,
hambatan serta gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun
tidak langsung untuk menjamin kelangsungan hidup politik bangsa dan negara Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Perwujudan ketahanan pada aspek politik
memerlukan kehidupan politik bangsa yang sehat, dinamis, dan mampu memelihara stabilitas
politik.

A. Ketahanan pada Aspek Politik Dalam Negeri

1) Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan yang


bersifat absolut, di mana kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilakukan
sepenuhnya oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat. 
2) Mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat. Namun
perbedaan tersebut tidak menyangkut nilai dasar, sehingga tidak menjurus pada
konflik fisik. Di samping itu, timbulnya diktator mayoritas dan tirani minoritas harus
dicegah. 
3) Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam
masyarakat dan tetap berada dalam lingkup Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan
Nusantara. 
4) Terjalin komunikasi politik timbal balik antara pemerintah dan masyarakat, dan
antarkelompok/golongan dalam masya-rakat dalam rangka mencapai tujuan nasional
dan kepentingan nasional. 
 

B. Ketahanan pada Aspek Politik Luar Negeri 

1) Hubungan luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerjasama internasional di


berbagai bidang atas dasar sikap saling menguntungkan, meningkatkan citra positif
Indonesia di luar negeri, dan memantapkan persatuan bangsa serta keutuhan NKRI.
2) Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka meningkatkan
persahabatan dan kerjasama antar negara berkembang serta antara negara berkembang
dan negara maju sesuai kemampuan demi kepentingan nasional. Peran Indonesia dalam
membina dan mempererat persabahatan dan kerjasama antarbangsa yang saling
menguntungkan perlu terus diperluas dan ditingkatkan.
Kerjasama dengan negara-negara anggota ASEAN, terutama di bidang ekonomi, Iptek
dan sosial budaya terus dilanjutkan dan dikembangkan. Peran aktif Indonesia dalam
Gerakan Non Blok dan OKI serta mengembangkan hubungan demi kerjasama
antarnegara di kawasan Asia Pasifik periu terus ditingkatkan.
3) Citra positif Indonesia terus ditingkatkan dan diperluas antara lain melalui promosi,
peningkatan diplomasi, lobi internasional, pertukaran pemuda, pelajar, dan mahasiswa,
serta kegiatan olah raga.
4) Perkembangan, perubahan, dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji dengan seksama
agar terjadinya dampak negatif yang dapat mempengaruhi stabilitas nasional dan
menghambat kelancaran pembangunan dan pencapaian tujuan nasional dapat
diperkirakan secara dini.
5) Langkah bersama negara berkembang dengan negara industri maju untuk memperkecil
ketimpangan dan mengurangi ketidakadilan perlu ditingkatkan melalui perjanjian
perdagangan internasional serta kerjasama dengan lembaga-lembaga keuangan
internasional.
6) Perjuangan mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial melalui penggalangan, pemupukan
solidaritas, kesamaan sikap, serta kerjasama internasional dalam berbagai forum
regional dan global.

Peran aktif Indonesia dalam perlucutan senjata, pengiriman serta pelibatan pasukan
perdamaian, dan penyelesaian konflik antar bangsa perlu terus ditingkatkan. Upaya
restrukturisasi PBB terutama Dewan Keamanan agar efektif, efisien, dan demokratis harus
terus dilaksanakan.

7) Peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu dilaksanakan dengan pembenahan


sistem pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan calon diplomat secara menyeluruh agar
mereka dapat menjawab tantangan tugas yang mereka hadapi. Selain itu, aspek-aspek
kelembagaan dan sarana penunjang lainnya perlu ditingkatkan.
8) Perjuangan bangsa Indonesia yang menyangkut kepentingan nasional, seperti
melindungi kepentingan Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif negara lain dan
melindungi hak-hak warga negara Republik Indonesia di luar negeri perlu ditingkatkan.
 Pengaruh pertahanan dan keamanan
a. Filosofi pertahanan dan ekamanan

Dewasa ini konsep pertahanan keamanan negara sering diartikan negatif, yaitu untuk
mempertahankan kekuasaan negara. Namun jika mengingat bahwa negara adalah lembaga
hidup bersama, maka keberadaan Hankam merupakan sesuatu yang mutlak harus ada.

Sesuai dengan pernyataan bangsa Indonesia yang ada dalam Pembukaan UUD1945,
negara berkewajiban melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah negara Indonesia,
oleh sebab itu hankam hakikatnya merupakan kedaulatan bangsa dan negara Indonesia dari
berbagai rongrongan, tekanan atauapun gangguna yang datang dari dalam maupun luar
negara RI. Di sini ada dua unsur penting, yaitu pertahanan dan keamanan. Pertahanan
mengandung makna kemampuan bangsa untuk membina dan menggunakan kekuatan
nasional guna mengadapi atau mengkal rongrongan, gangguan dan ancaman dari luar,
sedangkan keamanan berfungsi untuk menghadapi permasalahan yang datang dari dalam
negeri.

Pertahanan dan kemanan Indonesia bersifat kesemestaan, dilaksankan dengan


menyusun , megerahkan dan menggerakan seluruh potensi nasional secara terkoordinasi dan
terintegrasi, dengan TNI dan POLRI sebagai intinya. Adapun wujud ketahanan bidang
Hankam tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi oleh kesadaran bela
negara. Adapun dasar filosofi yang melandasi prinsip-prinsip bidang Hankam ialah :

1. Padangan bangsa Indonesia tentang perang dan damai . Bangsa Indonesia cinta damai
dan ingin bersahabat dengan semua bangsa di dunia dan tidak menghendaki terjadinya
sengketa bersenjata atau perang. Walaupun cinta damai, namun bangsa Indonesia lebih
cinta kemerdekaan dan kedaulatan. Atas dasar itu maka perang adalah jalan terakhir,
yang terpaksa harus ditempuh untuk mempertahankan ideologi dan dasar negara
Pancasila, kemerdekaan dan kedaulatan RI serta keutuhan bangsa

2. Penyelenggara ideal nilai-nilai Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945 , dan


landasan visional Wawasan Nusantara. Bangsa Indonesia berhak dan wajib
mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan bangsa dan wilayh,
terpeliharanya keamanan nasional dan tercapainya tujuan nasional

3. Hankamneg merupakan suatu upaya nasional terpadu dengan melibatkan seluruh


potensi nasional .Setiap warganegara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara yang dilaksanakan dalam usaha pembelaan negara yang dilaksanakan
penuh kesadaran dan tanggungjwab. Upaya Hankamneg dirumuskan dalam doktrin
yang disebut Doktrin Pertahanan dan Keamanan Negara RI

4. Hankamneg RI diselenggarakan dengan Sishankamrata (Sistem pertahanan kemanan


rakyat semesta) yang bersifat total, kerakyatan dan kewilayahan

5. Segenap kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan rakyat semesta


diorganisasi dalam satu wadah tunggal , yaitu TNI dan POLRI. Pembangunan ABRI
yang memiliki jati diri sebagai tentara rakyat , tentara pejuang dan tentara nasional,
senantiasa tetap mengabdi kepada kepentingan bangsa dan NKRI

b.Postur kekuatan pertahanan dan keamanan

Postur kekuatan Hankam mencakup struktur kekuatan tingkat kemampuan dan gelar
kekuatan. Ada empat pendekatan yang digunakan untuk membangun postur kekuatan
Hankam , yaitu:

• Ancaman
• Misi
• Kewilayahan
• Politik
Dalam konteks ni perlu ada pembagian tugas dan fungsi yang jelas antara masalah pertahanan
dan masalah keamanan . Pertahanan menjadi tanggung jawab TNI , sedangkan gangguan
kemanan menjadi tanggung jawab POLRI. TNI dapat dilibatkan untuk ikut menangani
masalah keamananapabila diminta atau apabila POLRI sudah tidak mampu lagi karena
eskalasi ancaman telah meningkat ke dalam keadaaan darurat. Bebrapa permasalahan yang
perlu diperhatikan ialah:

1. Pembangunan Kekuatan Hankam


Konsepsi Hankam mengacu kepada konsep wawasan Nusantara. Artinya Hankam mengarah
pada upaya pertahanan seluruh wilayah kedaulatan NKRI yang meliputi wilayah laut, udara
dan darat termasuk pulau-pulau besar dan kecil . Di samping itu kekuatan Hankam perlu
mengantisipasi presdiksi ancaman dari luar sejalan dengan pesatnya perkembangan iptek
militer, yang telah menghasilkan daya gempur yang tinggi dan jarak jangkauan yang jauh

2. Hakikat ancaman
Rumusan ini akan mempengaruhi kebijakan dan strategi pembangunan kekuatan Hankam.
Kekeliruan dalam merumuskan hakekat ancaman akan mengakibatkan postur kekuatan
Hankam menjadi kurang efektif dalam menghadapi gejolak dalam negeri , bahkan tidak
mampu untuk melakukan perang secara konvensionl. Perumusan hakekat ancaman juga perlu
mempertinmbangkan konstelasi geografi dan kemajuan Iptek.

Kedaulatan RI yang dua pertiga wilayahnya terdiri atas laut, menempatkan laut dan
udara di atasnya sebagai mandala perang yang pertama kali akan terancam , karena kekuatan
Hankam di masa depan perlu diarahkan ke pembagnunan kekuatan secara proporsional dan
seimbang antara unsur-unsur utama kekuatan Hankam, yaitu TNI-AD , TNI-AL dan TNI-AU
serta unsur utaa keamanan, yaitu POLRI

3. Gejolak dalam Negeri Di era globaliasi sekarang tidak tertutup kemungkinan


munculnya campur tangan asing dengan dalih menegakkan nilai-nilai HAM, demokrasi
penegakan hukum dan Lingkungan Hidup di balik kepentingan nasional mereka. Hal ini
dapat terjadi apabila unsur-unsur utama Hankam dan komponen bangsa yang lain tidak
mampu mengatasi permasalahan di dalam negeri . Ancaman yang paling realistik ialah
adanya link-unp antara kekuatan dalam negeri dan kekuatan luar negeri

4. Geopolitik ke Geo-ekonomi
Kondisi ini mengimplikasikan semakin canggihnya upaya diplomasi guna mencapai tujuan
politik dan ekonomi . Pergesaran ini seolah-olah tidak akan menimbulkan ancaman yang
serius dari luar negeri . Namun bilaman dikaji secara mendalam , hal itu justru dapat
menimbulkan ancaman yang sangat membahayakan integritas bangsa dan NKRI. Pihak asing
yang berkepentingan terhadap Indonesia , sebelum melkakukan tindakan agresi, akan
menggunakan wahana diplomasi dan membangun opini untuk mencari dukungan
internsaional . Kemajuan Iptek bidan ginformasi sangat mengkinkan untuk itu , terlebih lagi
di saat dunia Internasional sedang mengalami unbalance power

5. Perkembangan Lingkungan Strategis


Perkembangan ini mengisyaratkan bahwa pergesaran geopolitik ke geoekonomi, membawa
perubahan besar dalam penerapan kebijakan dan strategi negara-negara di dunia dalam
mewujudkan kepentingan nasional masing-masing. Penerapan cara baru itu mengngkatkan
eskalasi konflik regional dan konflik dalam negeri yang mendorong keterlibatan negara super
power. Menyikapi perkembgan tersebut , perlu dibangun postur kekuatan Hankam yang
memiliki profesionalisme tinggi untuk :
• Kegiatan intelijen strategis dalam semua aspek kehidupan nasional
• Upaya pertahanan darat, laut dan udara
• Pemeliharaan dan penegakan keamanan dalam negeri secara berlanjut dalam semua
aspek kehidupan nasional
• Pembinaan potensi dan kekuatan wilayah dalam semua aspek kehidupan nasional
untuk mengkatkan Tannas.
• Pemeliharaan stabilitas nasional dan Tannas secara menyeluruh dan berlanjut
6. Mewujudkan Postur kekuatan Hankam
Untuk mewujudkan postur kekuatan Hankam yang memiliki kemaampuan daya bendung dan
daya tangkal yang tinggi terhadap kemungkinan ancaman dari luar, dibutuhkan anggaran
yang sanga besar, sementara kita dihdapkan pada berbagai keterbtasan

Jika mengacu ke pendekatan misi bahwa pembagnnan Hnkam hanya untuk melindungi diri
sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi, yang mungkin dikembangkan saat ini ialah
konsep “ standing armed forces “ secara proprsional dan seimbang, meliputi susunan
kekuatan Hankamneg sebagai berikut: pertama, perlawanan bersenjata yang terdiri dari
POLRI dan Ratih sebagai Wanra ; kedua, perlawanan tidak bersenjata yang terdiri atas Ratih
dengan fungsi Tibum, Linra, Kamra dan Linmas ; ketiga , komponen pendukung perlawanan
bersenjata sesuai bidang profesinya dengan pemanfaatan seua sumber daya nasional, sarana
dan prasarana serta perlindungan masyarakat terhadap bencana perang dan bencana lainnya

7. Ketahanan pada Aspek Hankam


1. Hankam harus dapat mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela negara, yang berisi
ketangguhan , kemampuan dan kekuatan melalui penyelenggaran Siskamnas
(sishankamrata ) untuk menjamin kesinambungan pembangunan Nasional dan
kelangsungan hidup bangsa dan negara berdasar Pancasila dan UUD 1945
2. Bangsa Indonesia cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatan
3. Pembangunan kekuatan dan kemampuan Hankam dimanfaatkan untuk menjamin
perdamaian dan stabilitas keamanan yang diabdikan untuk kesinambungan
Pembangunan Nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara
4. Potensi nasional dan hasil-hasil pembagnugnan yang telah dicapai harus dilindungi
dari segala ancaman dan gangguan agar dapat dimanfaatkan untuk menigkatkan
kesejahteraan lahir dan batin segenap lapisan masyarakat bangsa Indonesia
5. Perlengkapan dan peralatan untuk mendukung pembangunan kekuatan dan
kemampuan Hankam sedapat mungkin harus dihasilakan oleh industri dalam negeri.
Pengadaan dari luar negeri dilakukan karena terpaksa, dikarenakn industri dalam
negeri masih terbatas seingga harus ditingkatkan kemampuannya
6. Pembagnan dan pengguanaan kekuatan kemampuan hankam harus diselenggarakan
oleh manusia-manusia yang berbudi luhur,arif , bijaksana , menghormati HAM dan
menghayati makna , nilai dan hakekat perang dan damai. Kelangsungan dan
perkembgan hidup bangsa memerlukan dukungan manusia-manusia yang bermutu
tinggi, tanggap dan bertanggungjawab, rela berkorban dan berjuang demi kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan golongan pribadi
7. Sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara nasional, TNI berpedoman pada
Sapta Marga yang merupakan penjabaran dari Pancasila. Sebgai kekuatan
pertahanan , dalam keadaan dami TNI dikembangakan dengan kekuatan kecil,
profesional, efektif, efision dan modern bersama segenap kekuatan perlawanan
bersenjata dalam wadah tunggal TNI, disusun dalam Siskamnas (Sishankamrata)
dengan strategi penangkalan
8. Sebgai kekuatan ini Kamtibmas, POLRI berpedoman kepada Tri Brata dan Catur
Prasetya dan dikembangkan sebgai kekutan yang mampu melkasanakan penegakan
hukum, memelihara dan mewujudkan keamann dan ketertiban measyarakat
9. Masyarakat secara terus menerus perlu sditingkatkan kesadaran dan ketaatanya pada
hukum

Adapun hakekat ketahanan Hankam yang dingingkan adalah kondisi daya tangkal bangsa,
yang dilandasi kesadaran belan negara seluruh rakyat, yang mengandung kemampuan
memelihara stabilitas Hankamneg yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-
hasilnya, serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan mengangkal sega
bentuk ancaman.

D.Keberhasilan Ketahanan Nasional

Kondisi kehidupan nasional merupakan pencerminan Tannas yang mencakup aspek


ideologi, politik, ekonomi, soisial budaya dan hankam. Oleh karena itu Tannas adalah kondisi
yang harus dimiliki damam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dalam wadah NKRI yang dilandasi landasan ideal yakni Pancasila, landasan konstitusional
UUD 1945 dan landasan visional Wawasan Nusantara. Untuk mewujudkan keberhasilan
Tannas diperlukan kesadaran setiap warga negara untuk:
1. Memiliki semangat juang bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik, yang berupa
keuletan dan ketangguhan yang tidak mengenal menyerah yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala ATHG, baik yang
datang dari luar maupun dalam , untuk menjamin identitas, integritas, kelanggungan hidup
bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional

2. Sadar dan peduli terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya dan Hankam , sehingga setiap warganegara Indonesia, baik
secara individu maupun kelompok dapat mengeliminir pengaruh tersebut. Ini dikarenakan
bangsa Indonesia cinta damai akan tetapi lebih cinta kemerdekaan, yang ini tercermin akan
adanya kesadaran bela negara dan cinta tanah air

3. Apabila setiap warganegara Indonesia memiliki semangat juang dan sadar serta peduli
terhadap pengaruh yang timbul dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dapat
mengeliminir pengaruh-pengaruh tersebut, maka keberhasilan ketahanan nasional Indonesia
akan terwujud. Untuk mewujudkan Ketahanan Nasional diperlukan suatu kebijakan umum
dari pengambil kebijakan yang disebut Politik dan Strategi Nasional (Polstranas).

Kesimpulan

KESIMPULAN

1. Pengertian Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa, yang berisi
keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi

dan mengatasi segala ancaman, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
dalam mengejar tujuan nasional Indonesia.

2. Asas-asas Ketahanan Nasional terdiri dari : Asas kesejahteraan dan keamanan, Asas
komperensif integral atau meyeluruh terpadu, Asas mawas kedalam dan mawas keluar, asas
kekeluargaan.

3. Sistem Pertahanan Negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta yang
melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya sedangkan Bela
Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.

4. Landasan dalam Pembelaan dan Pertahanan Keamanan Negara adalah Wajib Militer
sedangkan Motivasi dalam Pembelaan dan Pertahanan Keamanan Negara yaitu Pengalaman
sejarah perjuangan RI , Kedua wilayah geografis nusantara yang strategis, Keadaan produk
(demografis) yang besar, Kekayaan sumber daya alam, Perkembangan kemajuan IPTEK di
bidang persenjataan , dan Kemungkinan timbulnya bencana perang

5. Kewajiban warga negara dalam bela negara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu bela
negara secara fisik dan bela negara secara non fisik

Anda mungkin juga menyukai