Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila
kelas A dengan Dosen Pengampu
Disusun Oleh :
Furqon 120301161
Melisa Sofiana 120301161
Annisa Maulia Priyo 12030116140206
Frans Gabriel R 12030116140200
Imanuel Wahyu C 12030116140201
DEPARTEMEN AKUNTANSI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
A. Latar Belakang
Setiap bangsa mempunyai cita-cita luhur yang indah dan ingin dicapai dan itu berfungsi
sebagai tujuan nasional. Tujuan nasional bangsa akan menghadapi berbagai gangguan
ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan. Sebuah bangsa harus memiliki Ketahanan
Nasioanl. Agar Tannas dapat berlangsung maka harus dilakukan pembinaan, dikembangkan,
dan ditingkatkan. Semakin tinggi tingkat Ketahanan Nasional suatu bangsa, maka semakin
baik ke dalam maupun luar.
Biasanya masyarakat awam ketika berbicara Tannas langsung berpikiran kepada militer.
Akan tetapi Tannas tidak hanya berbicara tentang militer saja, tetapi meliputi semua aspek,
yaitu ideologi, politik,ekonomi, sosial budaya, dan militer. Jadi, militer hanya salah satu
aspek dari Tannas, tetapi memang militer yang menonjol dari bidang lain.
Sehingga Bangsa yang memilik Tannas yang kuat yang akan bertahan, survive, dan meraih
kejayaan, sebaliknya Tannas yang lemah maka bangsa tersebut akan tenggelam. Geostrategi
bangsa Indonesia dirumuskan dalam Ketahanan Nasional.
Ketahanan Nasional mulai dikenal di Indonesia pada awal tahun 1960-an yang berawal dari
di kalangan perwira SSKAD (Sekolah Staf Komando Angkatan Darat) atau kalau sebutan
sekarang yaitu SESKOAD. Terjadinya Perang Dingin serta jatuhnya Indocina ke tangan
komunis memunculkan kekhawatiran akan berakibat ke Indonesia. Akan tetapi, melihat
sejarah bangsa Indonesia yang mampu melewati berbagai ancaman maka muncul optimisme.
Mulai dari situ gagasan tentang pembinaan kekuatan nasional agar kedaulatan negara dan
keutuhan bangsa di masa depan akan terjamin. Tahun 1962, Lemhanas mulai mengkaji,
merumuskan, dan menyusun polak penyelenggarannya. Tahun 1965, sejak Lemhanas berdiri,
lembaga itu terus mempopulerkan dan menyempurnakan konsep Ketahanan Nasional.
2. Pengertian
Secara etimologis : Kekuatan, keteguhan hati dan ketabahan dari suatu kesatuan dalam
memperjuangkan bangsa yang telah menegara.
Setelah itu rumusan tersebut berlanjut hingga tahun 1988 dan meruakan rumusan terakhir,
karena setelah tidak digunakan lagi di GBHN.
Dari semua pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Tannas merupakan kondisi
dinamis, yang harus diwujudkan oleh negara, harus di bina secara dini, dan harus
diwujudkan oleh suatu negara, sinergis dengan aspek-aspek kehidupan bangsa lain dan
bertingkat. Semua aspek tersebut bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau negara,
tetapi merupakan tanggung jawab bersama seluruh anggota bangsa.
Konsepsi Ketahanan Nasional adalah pemikiran konseptual tentang ketahanan negara yang
didasarkan atas konsep geostrategi. Artinya konsep disusun secara melihat kondisi bangsa
dan kostelasi geografi Indonesia. Pengertian lain ialah melalui pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteeraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam
seluruh aspek kehidupan negara secara utuh dan menyeluruh dan terpadu berdasarkan
Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara.
Di sisi konsepsi merupakan pedoman atau sarana untuk meningkatkan keuletan dan
ketangguhan bangsa, dan juga seebagai metodee pengembangkan potensi nasional melalui
pendekatan kesejahtereaan dan keamanan, dalam upaya mencapai keuletan dan ketangguhan
bangsa yang diharapkan
Dengan didasari oleh nilai-nilai berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan
Nusantara, yaitu:
a. Asas Kesejahteraan dan Keamanan, asas ini menjadi tolak ukur bagi maksimalnya
tidak dalam Ketahanan Nasional.
b. Asas Menyeluruh Terpadu atau Komprehensif Integral yang memiliki arti, apakah
ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan. Aspek tersebut saling
berkaitan dalam bentuk persatuan dan perpaduan secara selaras, serasi, dan seimbang.
c. Asas Mawas ke Dalam dan Mawas ke Luar, pada hakikatnya kehidupan nasional
merupakan perpaduan ataupun interaksi dari segenap aspek kehidupan bangsa.
Disamping itu kehidupan nasional juga berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya,
sehingga timbul berbagai dampak, baik positif maupun negatif.
d. Asas Kekeluargaan, yang mengandung nilai keadilan, kearfian, kebersamaan, gotong
royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini diakui adanya perbedaan, yang perbedaan
tersebut menjadi kekuatan bernegara dan harus dijaga untuk tidak berkembang
menjadi konflik.
3. Sifat Ketahanan Nasional
Nilai-nilai yang terkandung dalam landasan dan asasnya akan menciptakan sifat-sifat
ketahanan nasional sebagai berikut:
a. Mandiri, sifat kemandirian merupakan prasyarat untuk menjalin kerjasama yang
saling menguntungkan dalam perkembangan global.
b. Dinamis, sifat ini memiliki arti tidaklah tetap, dapat meningkat atau menurun hal ini
bergantung pada situasi dan kondisi bangsa negara serta kondisi lingkungan
strategisnya.
c. Wibawa, apabila keberhasilan pembinaan dalam ketahanan nasional secara berlanjut
dan berkesinambungan, maka akan meningktakan kemampuan dan kekuatan bangsa.
Apabila tingkat ketahanan nasioanl Indonesia yang semakin tinggi daya tangkal yang
dimilikinya, maka tinggi pula tingkat kewibawaan nasional Indonesial.
d. Konsultasi dan Kerjasama, sifat ini mengartikan saling menghargai, tidak
mengutamakan sikap yang mengandalkan kekuasaan dan kekuataan fisik semata.
4. Pola Penyelenggaraan Ketahan Nasional
a. Perwujudan Ketahanan Nasional berdasarkan falsafah dan wawasan nasional
dilaksanakan secara realistis dan pragmatis sesuai dengan kemampuan yang ada.
Walaupun pada kenyataannya tidak semua negara memiliki kekuatan dan kemampuan
yang ideal di semua aspek kehidupan nasionalnya.
b. Mengingat kondisi tersebut maka diperlukan apresiasi yang tepat mengenai kekuataan
dan kelemahan Ketahanan Nasional. Aspek yang kuat tersebut dijadikan pancangan
kaki dan dimanfaatkan seoptimal mungkin guna memberi kesempatan memperbaiki
dan kekuatan aspek yang lemah. Dengan berjalananya waktu akan diperoleh sesuatu
kekuatan nasional yang seimbang dan serasi.
c. Politik dan Strategi Nasional yang bijaksana akan memperhatikan dan berpijak pada
kondisi dan situasi ketahanan yang nyata dan sebenarnya.
Dalam era globalisasai setiap bangsa tidak mungkin dapat menentukan kebijakannya hanya
berdasar kemampuan dan otoritas diri sendiri, tetapi harus selalu mempertimbangkan
perkembangan lingkungan strategis, baik regional maupun global.
Kini masalah Indonesia yang dihadapi dalam rangka pembinaan dan pengembangan Tannas
dewasa, ialah: sering digunakannya isu-isu global, seperti HAM, demokrasi, liberalisasi, dan
Lingkungan Hidup oleh negara-negara adidaya untuk menekan negara-negara berkembang
yang tidak sesuai dengan visi mereka, dan kedua, merosotnya loyalitas sebagian elemen
masyrakat terhadap filosofi bangsanya sendiri akibat krisis multidimensi yang melanda
Indonesia.
Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan politik bangsa
yang berisi keuletan, ketangguhan dalam menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman,
hambatan serta gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun
tidak langsung untuk menjamin kelangsungan hidup politik bangsa dan negara Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Perwujudan ketahanan pada aspek politik
memerlukan kehidupan politik bangsa yang sehat, dinamis, dan mampu memelihara stabilitas
politik.
Peran aktif Indonesia dalam perlucutan senjata, pengiriman serta pelibatan pasukan
perdamaian, dan penyelesaian konflik antar bangsa perlu terus ditingkatkan. Upaya
restrukturisasi PBB terutama Dewan Keamanan agar efektif, efisien, dan demokratis harus
terus dilaksanakan.
Dewasa ini konsep pertahanan keamanan negara sering diartikan negatif, yaitu untuk
mempertahankan kekuasaan negara. Namun jika mengingat bahwa negara adalah lembaga
hidup bersama, maka keberadaan Hankam merupakan sesuatu yang mutlak harus ada.
Sesuai dengan pernyataan bangsa Indonesia yang ada dalam Pembukaan UUD1945,
negara berkewajiban melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah negara Indonesia,
oleh sebab itu hankam hakikatnya merupakan kedaulatan bangsa dan negara Indonesia dari
berbagai rongrongan, tekanan atauapun gangguna yang datang dari dalam maupun luar
negara RI. Di sini ada dua unsur penting, yaitu pertahanan dan keamanan. Pertahanan
mengandung makna kemampuan bangsa untuk membina dan menggunakan kekuatan
nasional guna mengadapi atau mengkal rongrongan, gangguan dan ancaman dari luar,
sedangkan keamanan berfungsi untuk menghadapi permasalahan yang datang dari dalam
negeri.
1. Padangan bangsa Indonesia tentang perang dan damai . Bangsa Indonesia cinta damai
dan ingin bersahabat dengan semua bangsa di dunia dan tidak menghendaki terjadinya
sengketa bersenjata atau perang. Walaupun cinta damai, namun bangsa Indonesia lebih
cinta kemerdekaan dan kedaulatan. Atas dasar itu maka perang adalah jalan terakhir,
yang terpaksa harus ditempuh untuk mempertahankan ideologi dan dasar negara
Pancasila, kemerdekaan dan kedaulatan RI serta keutuhan bangsa
Postur kekuatan Hankam mencakup struktur kekuatan tingkat kemampuan dan gelar
kekuatan. Ada empat pendekatan yang digunakan untuk membangun postur kekuatan
Hankam , yaitu:
• Ancaman
• Misi
• Kewilayahan
• Politik
Dalam konteks ni perlu ada pembagian tugas dan fungsi yang jelas antara masalah pertahanan
dan masalah keamanan . Pertahanan menjadi tanggung jawab TNI , sedangkan gangguan
kemanan menjadi tanggung jawab POLRI. TNI dapat dilibatkan untuk ikut menangani
masalah keamananapabila diminta atau apabila POLRI sudah tidak mampu lagi karena
eskalasi ancaman telah meningkat ke dalam keadaaan darurat. Bebrapa permasalahan yang
perlu diperhatikan ialah:
2. Hakikat ancaman
Rumusan ini akan mempengaruhi kebijakan dan strategi pembangunan kekuatan Hankam.
Kekeliruan dalam merumuskan hakekat ancaman akan mengakibatkan postur kekuatan
Hankam menjadi kurang efektif dalam menghadapi gejolak dalam negeri , bahkan tidak
mampu untuk melakukan perang secara konvensionl. Perumusan hakekat ancaman juga perlu
mempertinmbangkan konstelasi geografi dan kemajuan Iptek.
Kedaulatan RI yang dua pertiga wilayahnya terdiri atas laut, menempatkan laut dan
udara di atasnya sebagai mandala perang yang pertama kali akan terancam , karena kekuatan
Hankam di masa depan perlu diarahkan ke pembagnunan kekuatan secara proporsional dan
seimbang antara unsur-unsur utama kekuatan Hankam, yaitu TNI-AD , TNI-AL dan TNI-AU
serta unsur utaa keamanan, yaitu POLRI
4. Geopolitik ke Geo-ekonomi
Kondisi ini mengimplikasikan semakin canggihnya upaya diplomasi guna mencapai tujuan
politik dan ekonomi . Pergesaran ini seolah-olah tidak akan menimbulkan ancaman yang
serius dari luar negeri . Namun bilaman dikaji secara mendalam , hal itu justru dapat
menimbulkan ancaman yang sangat membahayakan integritas bangsa dan NKRI. Pihak asing
yang berkepentingan terhadap Indonesia , sebelum melkakukan tindakan agresi, akan
menggunakan wahana diplomasi dan membangun opini untuk mencari dukungan
internsaional . Kemajuan Iptek bidan ginformasi sangat mengkinkan untuk itu , terlebih lagi
di saat dunia Internasional sedang mengalami unbalance power
Jika mengacu ke pendekatan misi bahwa pembagnnan Hnkam hanya untuk melindungi diri
sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi, yang mungkin dikembangkan saat ini ialah
konsep “ standing armed forces “ secara proprsional dan seimbang, meliputi susunan
kekuatan Hankamneg sebagai berikut: pertama, perlawanan bersenjata yang terdiri dari
POLRI dan Ratih sebagai Wanra ; kedua, perlawanan tidak bersenjata yang terdiri atas Ratih
dengan fungsi Tibum, Linra, Kamra dan Linmas ; ketiga , komponen pendukung perlawanan
bersenjata sesuai bidang profesinya dengan pemanfaatan seua sumber daya nasional, sarana
dan prasarana serta perlindungan masyarakat terhadap bencana perang dan bencana lainnya
Adapun hakekat ketahanan Hankam yang dingingkan adalah kondisi daya tangkal bangsa,
yang dilandasi kesadaran belan negara seluruh rakyat, yang mengandung kemampuan
memelihara stabilitas Hankamneg yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-
hasilnya, serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan mengangkal sega
bentuk ancaman.
2. Sadar dan peduli terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya dan Hankam , sehingga setiap warganegara Indonesia, baik
secara individu maupun kelompok dapat mengeliminir pengaruh tersebut. Ini dikarenakan
bangsa Indonesia cinta damai akan tetapi lebih cinta kemerdekaan, yang ini tercermin akan
adanya kesadaran bela negara dan cinta tanah air
3. Apabila setiap warganegara Indonesia memiliki semangat juang dan sadar serta peduli
terhadap pengaruh yang timbul dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dapat
mengeliminir pengaruh-pengaruh tersebut, maka keberhasilan ketahanan nasional Indonesia
akan terwujud. Untuk mewujudkan Ketahanan Nasional diperlukan suatu kebijakan umum
dari pengambil kebijakan yang disebut Politik dan Strategi Nasional (Polstranas).
Kesimpulan
KESIMPULAN
1. Pengertian Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa, yang berisi
keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi
dan mengatasi segala ancaman, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
dalam mengejar tujuan nasional Indonesia.
2. Asas-asas Ketahanan Nasional terdiri dari : Asas kesejahteraan dan keamanan, Asas
komperensif integral atau meyeluruh terpadu, Asas mawas kedalam dan mawas keluar, asas
kekeluargaan.
3. Sistem Pertahanan Negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta yang
melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya sedangkan Bela
Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
4. Landasan dalam Pembelaan dan Pertahanan Keamanan Negara adalah Wajib Militer
sedangkan Motivasi dalam Pembelaan dan Pertahanan Keamanan Negara yaitu Pengalaman
sejarah perjuangan RI , Kedua wilayah geografis nusantara yang strategis, Keadaan produk
(demografis) yang besar, Kekayaan sumber daya alam, Perkembangan kemajuan IPTEK di
bidang persenjataan , dan Kemungkinan timbulnya bencana perang
5. Kewajiban warga negara dalam bela negara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu bela
negara secara fisik dan bela negara secara non fisik