Anda di halaman 1dari 20

A.

Pengertian Geostrategi

Geostrategi berasal dari kata geografi dan strategi. Geografi merujuk kepada ruang hidu
p nasional, wadah, atau tempat hidupnya bangsa dan negara Indonesia. Strategi diartika
n sebagai ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan
kebijaksanaan tertentu dalam keadaan perang dan damai.

Atas dasar pengertian sederhana diatas, bangsa Indonesia memandang geostrategi seba
gai strategi dalam memanfaatkan keadaan atau konstelasi geografi negara Indonesia unt
uk menentukan kebijakan tujuan, dan sarana-sarana guna mewujudkan cita-cita proklam
asi dan tujuan nasional bangsa Indonesia.

B. Wujud Geostrategi Indonesia

Guna mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional yang telah diamanatkan oleh
Pembukaan UUD 1945 diperlukan suatu rumusan strategi yang dianggap mampu menc
iptakan masa depan yang aman dan sejahtera.

Geostrategi Indonesia dirumuskan bukan untuk kepentingan politik menguasai bangsa lai
n atau perang, tetapi sebagai kondisi, metode, dan doktrin untuk mengembangkan pote
nsi kekuatan nasional di dalam melaksanakan pembangunan nasional guna merealisasika
n amanat Pembukaan UUD 1945 di dalam mewujudkan cita-cita proklamasi bangsa Indo
nesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur; serta mewujudkan tujuan nasi
onal: melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan u
ntuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut mela
ksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan kead
ailan sosial.

Geostrategi Indonesia selanjutnya dirumuskan dalam wujud konsep Ketahanan Nasional (


National Endurance) Republik Indonesia.

C. Sejarah dan Konsep Ketahanan Nasional Republik Indonesia

1. Inspirasi Membangun Ketahanan Nasional

Sejarah Indonesia, khususnya sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, mencatat


bahwa di dalam dinamika mengisi kemerdekaannya, bangsa Indonesia terus-menerus dih
adapkan pada berbagai kesulitan, tantangan, dan ancaman yang berasal baik dari dala
m negeri maupun dari luar negeri yang hampir membinasakan kelangsungan hidupnya.
Berbagai macam kesulitan dan ancaman itu meliputi seluruh bidang kehidupan nasional.
Kondisi ini secara langsung ataupun tidak langsung menimbulkan dampak negatif terha
dap seluruh aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun aspek sosial/kemasy
arakatan, mempengaruhi dan membahayakan kelangsungan hidup dan eksistensi NKRI.
Meskipun demikian, atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, ternyata sampai saat i
ni bangsa Indonesia masih dapat mempertahankan kelangsungan hidup. Kemampuan ba
ngsa Indonesia mempertahankan negara untuk tetap tegak berdiri karena bangsa Indon
esia memiliki keuletan dan ketangguhan yang dibimbing oleh kesadaran, pengakuan, da
n kemauan untuk mengembangkan kekuatan nasional, didasari oleh landasan idiil Panca
sila, landasan konstitusional UUD 1945, dan landasan visional Wawasan Nusantara.

Kenyataan sejarah itulah yang memberi inspirasi bangsa Indonesia untuk membangun K
etahanan nasional di masa kini dan masa yang akan datang. Istilah keuletan dan ketan
gguhan merupakan dua hal yang membentuk Ketahanan Nasional. Dinamika ketahanan
nasional dapat dipelajari dari gerak langkah bangsa Indonesia di dalam mengisi kehidup
an nasionalanya.

2. Pokok Pikiran Ketahanan Nasional Republik Indonesia

Pokok-pokok pikiran yang mendasari Ketahanan Nasional bagi bangsa Indonesia adalah:

a. Eksistensi manusia Indonesia sebagai manusia berbudaya

Sebagai manusia berbudaya, manusia mengadakan hubungan dengan alam sekitarnya d


alam usaha memenuhi kebutuhan material dan spiritual dengan menggunakan kemamp
uannya.

b. Tujuan nasional bangsa Indonesia

Dalam konteks manusia Indonesia yang berbudaya sebagai warga organisasi negara Ind
onesia memiliki kewajiban dan tanggung jawab mewujudkan tujuan nasional sebagaiman
a ditetapkan dalam Pembukaan UUD 1945 Alenia 4.

c. Falasafah dan Ideologi Pancasila

Makna falsafah dan ideologi bangsa yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 terka
ndung dalam:
(1) Alenia I : bermakna bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan
bertentangan dengan hak asasi manusia.

(2) Alenia II : bermakna bahwa adanya masa depan yang harus diraih.

(3) Alenia III : bermakna bahwa bila negara ingin mencapai cita-cita maka kehidupan b
erbangsa dan bernegaraan harus mendapat ridho Tuhan yang merupakan dorongan spi
ritual.

(4) Alenia IV : bermakna bahwa cita-cita yang telah ditetapkan harus mampu dicapai ol
eh bangsa Indonesia melalui ruang hidup NKRI.

3. Asas Ketahanan Nasional Republik Indonesia

a. Asas Kesejahteraan dan Keamanan

Kesejahteraan dan keamanan bernilai intrinsic dan bersifat mendasar, berdampingan pad
a kondisi apapun, pembangkit utama sistem kehidupan nasional.

b. Asas Komprehensif Integral

Sistem kehidupan nasional meliputi aspek alamiah dan aspek sosial dalam bentuk perwu
judan persatuan dan perpaduan yang selaras, serasi, dan seimbang didalam kehidupan
nasional.

c. Asas Wawas Diri

Sistem kehidupan nasional berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya, hal tersebut da


pat menimbulkan berbagai dampak, baik positif maupun negatif. Untuk itu diperlukan si
kap wawas diri ke dalam dan ke luar.

Wawas ke dalam

bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan nasional berdasarkan nilai
-nilai kemandirian yang proporsional untuk meningkatkan kualitas derajat kemandirian b
angsa yang ulet dan tangguh.

Wawas ke luar
bertujuan untuk mengantisipasi dan berperan serta mengatasi dampak lingkungan strate
gis luar negeri dan menerima kenyataan adanya interaksi dan pengaruh perkembangan
dunia.

d. Asas Kekeluargaan

Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan, gotong roy


ong, tenggang rasa, dan tanggung jawab dalam kehidupan beermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.

4. Sifat Ketahanan Nasional Republik Indonesia

Ketahanan Nasional Indonesia memiliki sifat-sifat:

a. Mandiri

Ketahanan Nasional Indonesia percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri serta pad
a keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah, berdiri
di atas identitas, integritas, dan kepribadian bangsa. Kemandirian merupakan prasyarat u
ntuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dalam perkembangan global.

b. Dinamis

Ketahanan Nasional Indonesia dapat meningkat atau menurun, tergantung pada situasi
dan kondisi bangsa, negara, serta lingkungan strategisnya. Upaya peningkatan Ketahana
n Nasional harus senantiasa berorientasi ke masa depan dan dinamikanya diarahkan unt
uk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.

c. Wibawa

Keberhasilan pembinaan Ketahanan Nasional secara berlanjut dan berkesinambungan ak


an meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa.

d. Konsultasi dan Kerja Sama

Konsepsi Ketahanan Nasional tidak mengutamakan sikap konfrontasi dan antagonis, tida
k mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih mengutamakan sikap
konsultatif, kerja sama, serta saling menghargai dengan mengandalkan kekuatan moral
dan kepribadian bangsa.

5. Konsepsi Ketahanan Nasional Republik Indonesia


Konsepsi Ketahanan Nasional Republik Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuat
an nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang
seimbang, serasi, dan selaras pada seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyelur
uh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara. Konsep ke
tahanan nasional Indonesia dikembangkan oleh Lemhannas dan berisi daya keuletan (te
nacity) dan daya tahan (resistence atau resilience). Konsep ketahanan nasional Indonesia
melibatkan 8 gatra yang dikelompokkan ke dalam trigatra dan pancagatra. Oleh sebab i
tu, konsep ketahanan nasional Indonesia disebut juga sebagai Konsep Astagatra. Unsur-
unsurnya meliputi: Trigatra berisi aspek alamiah, yang terdiri atas gatra/ bidang:Letak ge
ografi negara (geografi), Keadaan dan kekayaan alam (sumber kekayaan alam), Keadaan
dan kemampuan penduduk (kependudukan) dan Pancagatra berisi aspek sosial/ kemasy
arakatan, meliputi gatra:Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial- budaya, Pertahanan-keamanan.
Antara trigatra dan pancagatra serta antargatra terdapat korelasi dan interdependensi (s
aling ketergantungan), dan Lemhannas menempatkan gatra ideologi sebagai yang perta
ma dalam pancagatra

D. Unsur-unsur Ketahanan Nasional Republik Indonesia

Komponen pokok konsep Ketahanan Nasional Indonesia terdiri dari delapan gatra yang
dikelompokkan ke dalam dua aspek, yaitu aspek alamiah disebut trigatra dan aspek sosi
al disebut pancagatra.

1. Trigatra

a. Gatra geografi negara

Letak geografi Indonesia memberikan gambaran tentang bentuk ke dalam dan bentuk k
eluar. Bentuk ke dalam menampakkan corak, wujud, isi, dan tata susunan wilayah berup
a satu kesatuan laut dengan pulau-pulau di dalamnya, sedangkan bentuk ke luar mena
mpakkan situasi dan kondisi lingkungan yang berhubungan timbale balik antara negara
dan lingkungannya. Kondisi geografi Indonesia merupakan satu kesatuan laut dengan pu
lau-pulau yang berada di dalamnya, sedangkan posisinya terletak di posisi silang dunia,
yaitu diantara dua benua, dua samudera, dan berada di daerah khatulistiwa. Lokasi dan
posisi geografi Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas perairan dan d
aratan. Kepulauan Indonesia dikelompokkan menjadi 4 gugusan, yaitu:

1) Gugusan Papua
2) Gugusan Kepulauan Maluku

3) Gugusan Kepulauan Sunda Kecil

4) Gugusan Kepulauan Sunda Besar

Menurut bentang alamnya geografi Indonesia dibagi menjadi tiga daerah berikut:

1) Dangkalan Sahul

2) Dangkalan Sunda

3) Daerah Peralihan

Pembagian bentang alam diatas juga meliputi pembagian jenis flora dan fauna. Alam fl
ora Indonesia dibagi menjadi 3 daerah lingkungan, yaitu:

1) Alam flora bagian timur

2) Alam flora bagian barat

3) Alam flora bagian tengah

Alam fauna Indonesia juga dibedakan ke dalam 3 daerah lingkungan yaitu

1) Fauna daerah Indonesia bagian timur

2) Fauna daerah Indonesia bagian barat

3) Fauna daerah Indonesia bagian tengah

Geografi Indonesia di utara berbatasan dengan Malaysia, Thailand, Vietnam, Laut Cina S
elatan, Filipina, dan Lautan Pasifik; di selatan berbatasan dengan Australia, Timor Leste,
dan Lautan Hindia; di bagian barat berbatasan dengan India dan Lautan Hindia; di timu
r berbatasan dengan Papua New Guinea dan Lautan Pasifik.

b. Gatra Keadaan dan Kekayaan Alam

Keadaan dan kekayaan alam Indonesia meliputi segala sember dan potensi alam yang t
erdapat di dirgantara, permukaan bumi, termasuk laut dan perairan, dan di dalam bumi
. Menurut jenisnya kekayaan alam dibedakan ke dalam 8 golongan, yaitu flora, fauna,
mineral, tanah, atmosfir, potensi ruang angkasa/dirgantara, energy alam, air, dan laut; se
dangkan menurut sifatnya dibedakan ke dalam 3 golongan, yakni kekayaan alam yang
dapat diperbaharui, yang tidak dapat diperbaharui, dan yang tetap.

c. Gatra Keadaan dan Kemampuan Penduduk

Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa pengertian penduduk adalah manusia yan
g mendiami suatu wilayah negara. Peran manusia yang hidup dan tinggal di Indonesia
sangat penting di dalam mengusahakan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan,
di dalam menentukan apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan ketahanan nasional
negara Indonesia. Beberapa faktor yang menjadi masalah penduduk antara lain faktor ju
mlah, komposisi, persebaran, dan kualitas penduduk.

2. Pancagatra

a. Gatra Ideologi

Ideologi adalah suatu sistem nilai dan kebulatan ajaran yang memberikan motivasi. Ideo
logi juga mengandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu
bangsa. Secara teoritis, suatu ideologi bersumber dari suatu falsafah dan merupakan pel
aksanaan dari sistem falsafah itu sendiri. Bagi bangsa Indonesia, pancasila merupakan id
eologi yang bersifat final dan tidak dapat ditawar lagi sebagai konsep dasar tentang ke
hidupan yang dicita-citakan. Nilai-nilai dasar Pancasila menjadi sumber aspirasi kehidupa
n politik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan keamanan bangsa dan negara Indone
sia, baik dalam memberikan gambaran masyarakat yang dicita-citakan maupun dalam m
elandasi, memotivasi, mendorong, dan membimbing pencapaiannya. Keputusan Pancasila
sebagai sistem nilai dan konsep dasar yang bersifat final bagi bangsa dan negara Indo
nesia setelah melalui proses perenungan, penggalian, dan hasil perumusan yang dilahirk
an oleh para pendiri bangsa Indonesia di dalam sidang BPUPKI, bersumber dari nilai-nil
ai dasar budaya bangsa Indonesia yang sudah sejak ratusan tahun telah tumbuh berke
mbang di bumi Indonesia.

b. Gatra Politik

Sistem politik negara Indonesia dirumuskan berdasarkan nilai-nilai yang dikandung dala
m sila-sila dari ideologi pancasila dan konstitusi UUD 1945. Pengertian politik negara In
donesia adalah asas, haluan, usaha, serta kebijakan negara tentang pembinaan (perenca
naan, pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian) serta penggunaan potensi nasio
nal baik yang potensial maupun yang efektif secara totalitas untuk mencapai tujuan nasi
onal.

Sistem politik negara Indonesia menggariskan usaha-usaha untuk mencapai tujuan nasio
nal yang dalam perumusannya dibagi ke dalam tahap-tahap utama berupa jangka panj
ang, jangka menengah, dan jangka pendek. Politik negara Indonesia meliputi kebijakan
politik pada gatra politik, politik pada gatra ekonomi, politik pada gatra sosial-budaya,
politik pada gatra pertahanan-keamanan. Sistem politik negara Indonesia pada gatra pol
itik dikelompokkan ke dalam 2 bagian utama, yaitu politik dalam negeri dan politik luar
negeri.

1) Politik dalam negeri

Politik dalam negeri dibina untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tu
mpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, serta mencerdaskan kehidupan
bangsa menuju sifat-sifat bangsa yang terhormat dan dapat dibanggakan. Politik dalam
negeri dijalankan untuk menyerap aspirasi dan mendorong oartisipasi masyarakat dalam
satu sistem. Unsur-unsur politik dalam negeri meliputi struktur politik, proses politik, bud
aya politik, dan komunikasi politik.

2) Politik luar negeri

Politik luar negeri dibina untuk melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaaa
n, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Sistem politik negara Indonesia menetapkan b
ahwa:

a. Politik luar negeri Indonesia sebagai bagian integral dari strategi nasional dan secara
keseluruhan merupakan sarana mencapai kepentingan dan tujuan nasional dalam pergau
lan antar bangsa.

b. Garis politik luar negeri bebas aktif. Bebas dalam arti tidak memihak pada kekuatan-
kekuatan yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, sedang aktif berarti peran Indo
nesia dalam percaturan (mensiasati politik) internasional tidak bersifat reaktif, sebaliknya
tidak menjadi objek percaturan internasional.

c. Gatra Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masya
rakat, meliputi pengelolaan faktor produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa, ser
ta dengan usaha-usaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Sistem perekonomian Indonesia dirumuskan berdasarkan nilai-nilai yang dikandung dala


m sila-sila Pancasila dan UUD 1945 Pasal 33 ayat 1-5, yang menyebutkan bahwa pereko
nomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Maksud perek
onomian disusun sebagai usaha bersama adalah bahwa setiap warga negara memiliki h
ak dan kewajiban yang sama dalam menjalankan roda perekonomian dengan tujuan me
nsejahterakan bangsa. Bentuk usaha yang dilaksanakan atas dasar asas kekeluargaan ad
alah koperasi.

Secara makro, sistem perekonomian Indonesia disebut sistem perekonomian kerakyatan.


Negara berkewajiban untuk memakmurkan rakyat setempat melalui pemanfaatan sumber
kekayaan alam yang berada di daerah mereka masing-masing.

Di era globlalisasi ini negara Indonesia berusaha untuk terbuka terhadap perkembangan
sistem perekonomian dunia. Keterbukaan negara Indonesia diartikan sebagai upaya integ
rasi ekonomi nasional dengan ekonomi global khususnya untuk menjadi bagian integral
dari sistem pasar internasional.

d. Gatra Sosial-Budaya

Tiap masyarakat memiliki 4 unsur penting bagi eksistensi dan kelangsungan hidupnya, y
aitu: 1) Struktur sosial, 2) Pengawasan sosial, 3) Relasi sosial, 4) Standar sosial. Oleh kar
ena itu, istilah sosial pada hakikatnya adalah pergaulan hidup manusia dalam bermasyar
akat yang berisi nilai-nilai kebersamaan, senasib sepenanggungan, san solidaritas yang
merupakan unsur pemersatu. Adapun istilah budaya pada hakikatnya adalah sistem nilai
sebagai hasil cipta-rasa-karsa manusia yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama dan
menjadi kekuatan pendukung dalam menggerakkan kehidupan.

e. Gatra Pertahanan-Keamanan

Pertahanan-keamanan adalah bidang kehidupan nasional Indonesia yang diupayakan unt


uk melindungi kepentingan bangsa dan negara demi tetap terwujudnya kondisi kelangsu
ngan hidup dan perkembangan kehidupan bangsa dan negara serta terpenuhinya hak d
an kewajiban warga negara dalam rangka pencapaian tujuan nasional. Pertahanan-keam
anan NKRI dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan, dan menggerakkan seluruh p
otensi dan kekuatan nasional sevara terintegrasi dan erkoordinasi dengan TNI dan Polri
sebagai kekuatan inti.

Pertahanan-keamanan NKRI bertujuan untuk menjamin tetap tegaknya NKRI berlandaska


n Pancasila dan UUD 1945 terhadap segala ancaman dari dalam negeri demi tercapainy
a tujuan nasional. Dengan menyadari bentuk ancaman baik dari luar negeri maupun dal
am negeri, konsep politik atau doktrin pertahanan-keamanan NKRI defensive aktif dibida
ng pertahanan dan preventif aktif dibidang keamanan. Berdasarkan doktrin pertahanan t
ersebut konsep keamanan NKRI ditujukan untuk menggagalkan usaha-usaha dan kegiata
n-kegiatan infiltrasi dan subversi di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, dan
militer di dalam negeri.

Pertahanan-kemanan NKRI diselenggarakan dengan sistem pertahanan- keamanan rakyat


semesta (sishamkamrata), yaitu suatu sistem pertahanan- keamanan dengan komponen-
komponen yang terdiri atas seluruh potensi, kemampuan, dan kekuatan nasional yang b
ekerja secara total, integral, serta berlanjut dalam rangka mencapai ketahanan nasional.
Sishankamrata diorganisasi dalam satu wadah tunggal, yaitu TNI dan Polri. Wadah ini di
bangun dalam jati diri sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, dan tentara nasional yan
g mengabdi hanya untuk kepentingan bangsa dan NKRI.

3. Hubungan Antar Gatra

a. Hubungan antar gatra di dalam trigatra

1) Gatra geografi dan sumber kekayaan alam

Situasi dan kondisi geografi sangat mempengaruhi jenis, kualitas, kuantitas dan persebar
an sumber kekayaan alam dan sebaliknya sumber kekayaan alam dapat mempengaruhi
kondisi geografi sehingga akan mempengaruhi sistem perencanaan dan penggunaan su
mber kekayaan alam dan faktor geografinya.

2) Hubungan geografi dan penduduk

Distribusi penduduk sangat dan mempengaruhi langsung ketahanan nasional. Demikian j


uga geografi mempengaruhi mata pencaharian penduduk. Sistem perencanaan program
transmigrasi dan pengembangan sentra-sentra bisnis di berbagai kota di Indonesia mem
pengaruhi penyebaran penduduk.
3) Hubungan sumber kekayaan alam dan penduduk

Sumber kekayaan alam dirasakan manfaatnya apabila diolah oleh penduduk yang memil
iki kemampuan dan teknologi untuk itu. Sistem perencanaan dan pendayagunaan poten
si penduduk berkontribusi terhadap pemilikan keahlian dan ketrampilan di dalam mengo
lah, mengatur, dan melestarikan sumber kekayaan alam untuk kesejahteraan bangsa dan
negara.

b. Hubungan Antar Gatra di dalam Pancagatra

1) Ideologi pancasila sebagai falsafah hidup bangsa dan landasan idiil negara merupaka
n sebuah sumber nilai dan pedoman bagi bangsa dan negara Indonesia di dalam mere
ncanakan dan melaksanakan gatra politik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan-keam
anan guna mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional.

2) Kehidupan politik bangsa Indonesia dilandasi ideologi pancasila dan dipengaruhi oleh
kehidupan ekonomi dan sosial-budaya yang ditunjang oleh situasi keamanan.

3) Kehidupan ekonomi bangsa Indonesia dilandasi ideologi pancasila dan dipengaruhi ol


eh kehidupan politik nasional, sosial-bidaya, dan ditunjang oleh situasi keamanan.

4) Kehidupan sosial-budaya bangsa Indonesia dilandasi ideologi pancasila dan dipengaru


hi oleh kehidupan politik, ekonomi, dan ditunjang oleh situasi keamanan.

5) Kehidupan pertahanan-keamanan bangsa Indonesia dilandasi ideologi pancasila dan d


itunjang oleh kehidupan politik, ekonomi, dan sosial- budaya.

c. Hubungan Antara trigatra dan pancagatra

1) Terselenggaranya seluruh gatra dalam pancagatra atas dasar dukungan dari seluruh g
atra dalam trigatra

2) Keberhasilan ketahanan nasional Indonesia bergantung pada kemampuan gatra pend


uduk di dalam mendayagunakan potensi seluruh gatra (alamiah dan sosial)

3) Hubungan antargatra bersifat utuh menyeluruh dan keterkaitan yang itegratif dari ko
ndisi-kondisi kehidupan nasional, ditentukan oleh structural dan fungsional. Oleh karena
itu kelemahan di salah satu gatra dapat menimbulkan kelemahan pada gatra lainnya da
n mempengaruhi kondisi keseluruhan.
d. Hubungan antara wawasan nusantara dan ketahanan nasional

1) Wawasan nusantara sebagai cara pandang dan visi nasional bangsa Indonesia merup
akan arahan dan pedoman bangsa Indonesia di dalam membangun konsepsi ketahanan
nasional.

2) Ketahanan nasional perlu dibangun untuk memperjuangkan hak hidup dan mencapai
cita-cita proklamasi serta tujuan nasional.

3) Ketahanan nasional yang mantap disebabkan oleh kemantapan bangsa Indonesia di


dalam memahami dan mewujudkan hakikat wawasan nusantara sebagai landasan visiona
l bangsa Indonesia di dalam pergaulan kehidupan nasional.

Pengaruh dan Syarat Keberhasilan Ketahanan Nasional

1. Pengaruh dan Syarat Keberhasilan Trigatra

a. Pengaruh Gatra Geografi Negara

Kondisi geografi NKRI berupa satu kesatuan wilayah laut yang di dalamnya berisi pulau
– pulau, sedangkan lokasinya terletak di daerah khatulistiwa dengan keadaan tanahnya
yang subur dan memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah pada posisi silang duni
a : antara benua Asia dan Australia, antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, sela
in bermakna sebagai wadah dan ruang hidup bagi bangsa dan negara Indonesia, juga
mempengaruhi hal – hal berikut.

1) Mempengaruhi wujud, isi, dan tata laku bangsa Indonesia, sebaliknya bangsa Indonesi
a juga mempengaruhi lingkungan.

2) Mempengaruhi aktivitas kehidupan ipoleksosbudhankam; oleh karenanya konstelasi ge


ografi harus mampu dimanfaatkan untuk merealisasikan tujuan nasional.

3) Mempengaruhi gatra politik, melahirkan konsep geopolitik Indonesia yang disebut Wa


wasan Nusantara dan konsep geostrategi Indonesia yang disebut Konsepsi Ketahanan N
asional

4) Mempengaruhi gatra pertahanan-keamanan, melahirkan keamanan dan keutuhan wila


yah NKRI yang merdeka dan berdaulat, serta mempengaruhi pola hidup; sebaliknya dap
at menjadi sumber potensi konflik dengan negara tetangga atau kehilangan hak milik p
ulau yang berada di daerah frontier seperti yang pernah terjadi dengan Pulau Sipadan
dan Ligitan

Syarat keberhasilan gatra geografi negara sebagai bagian dari aspek alamiah ketahanan
nasional adalah apabila wilayah geografi NKRI dapat dilindungi dan dipelihara kelestaria
nnya sebagai wadah dan ruang hidup bagi kelangsungan hidup bangsa dan negara Ind
onesia.

b. Pengaruh Gatra Keadaan dan Kekayaan Alam

Kondisi dan keadaan alam NKRI menyediakan berbagai sumber kekayaan alam yang se
mestinya diolah dan dimanfaatkan secara mandiri untuk hidup dan kehidupan bangsa d
an negara. Pola dasar pengelolaannya dilakukan menurut asas maksimal, lestari, dan da
ya saing. Pengelolaan sumber kekayaan alam yang tidak bertanggung jawab akan berp
otensi konflik sosial yang selanjutnya dapat mempengaruhi ketahanan nasional gatra ek
onomi, pertahanan-keamanan , politik, dan pada akhirnya terhadap ideologi pancasila.

Syarat keberhasilan gatra keadaan alam sebagai bagian dari aspek alamiah ialah apabila
sumber kekayaan alam dikelola atas dasar prinsip kesejahteraan dan keamanan, mengg
unakan iptek secara optimal sesuai dengan kondisi sumber kekayaan alam dan sumber
daya penduduk, didukung oleh kemampuan financial dan kesadaran dari seluruh elemen
bangsa dan negara dalam pengelolaannya serta kemampuan daya beli penduduk.

c. Pengaruh Gatra Keadaan dan Kemampuan Penduduk

Keadaan dan kemampuan penduduk yang mempengaruhi ketahanan nasional adalah:

1) Jumlah penduduk: karena kematian, kelahiran, perpindahan. Segi positif pertambahan


penduduk ialah pertambahan angkatan kerja. Segi negatifnya, apabila pertambahan pen
duduk tidak diimbangi dengan pertambahan kesempatan kerja akan menimbulkan peng
angguran dan masalah sosial lainnya.

2) Komposisi penduduk: dipengaruhi oleh fertilitas (kelahiran), terutama terhadap usia da


n jenis penduduk golongan muda. Bertambahnya penduduk golongan muda menimbulk
an persoalan penyediaan fasilitas pendidikan, dan perluasan lapangan kerja. Bila persoal
an tersebut tidak dapat diatasi akan menimbulkan kegoncangan sosial yang dapat mele
mahkan ketahanan nasional.
3) Persebaran penduduk: hal yang menjadi persoalan dalam persebaran penduduk adala
h distribusi penduduk yang tidak merata ke seluruh wilayah negara. Penduduk cenderun
g memadati daerah ekonomiNstrategis. Kondisi ini bila tidak dibuatkan kebijakan yang
mengatur persebaran penduduk ke seluruh wilayah negara akan melemahkan ketahanan
nasional.

4) Kualitas penduduk: dapat bersifat fisik dan nonfisik. Kualitas fisik meliputi kesehatan g
izi dan kebugaran, sedangkan nonfisik meliputiNkualitas mental, intelektual dan spiritual.
Penduduk yang dibina serius akan meningkatkan kecerdasan, keterampilan, sikap, mental
, dan kondisi sosial ekonomi yang berkualitas.

Syarat keberhasilan gatra keadaan dan kemampuan penduduk sebagai bagian dari aspe
k alamiah ketahanan nasional ialah apabila pemerintah mampu melahirkan kebijakan-keb
ijakan dan program-program tepat sasaran untuk mengatur, mengendalikan jumlah, kom
posisi, persebaran dan kualitasnya untuk kepentingan hidup dan kelangsungan kehidupa
n bangsa dan negara.

2. Pengaruh dan Syarat Keberhasilan Pancagatra

a. Pengaruh Gatra Ideologi

Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara RI merupakan sumber nilai dan aspirasi y
ang menggerakkan dan mempengaruhi bidang kehidupan poleksosbudhankam. Oleh kar
ena itu, syarat keberhasilan gatra ideologi Pancasila sebagai bagian dari aspek sosial ket
ahanan nasional apabila:

1) Seluruh bangsa Indonesia mengakui dan menyadari kehadiran Pancasila merupakan s


atu-satunya ideologi yang harus dikembangkan dalam setiap aspek kehidupan bermasya
rakat, berbangsa, dan bernegara.

2) Seluruh bangsa Indonesia memiliki kemampuan untuk menghayati dan mengamalkan


Pancasila secara murni dan konsekuen, objektif, dan subjektif.

3) Seluruh bangsa Indonesia mengakui dan menyadari dalam eksistensinya sebagai satu
tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia sehingga berkemampuan menjaga pe
rsatuan bangsa danNkesatuan wilayah sebagai pengamalan pancasila, perwujudan sesant
i Bhineka Tunggal Ika dan konsepsi Wawasan Nusantara.
b. Pengaruh Gatra Politik

NKRI, sebagai sebuah negara demokratis, menentukan sistem politik dengan kebijakan p
emerintah yang dapat memenuhi keinginan dan tuntutan rakyat namun tetap mengarah
pada pencapaian tujuan nasional. Sistem politik menentukan bagaimana kehidupan ber
masyarakat, berbangsa, dan berbegara diproses atau berproses dalam tatanan suprastru
ktur dan infrastruktur politik.

Syarat keberhasilan gatra politik sebagai bagian dari aspek sosial ketahanan nasional ial
ah dibangun atas dasar nilai-nilai Pancasila, atas dasar asas musyawarah mufakat, dan d
iciptakan keadaan stabil, baik di dalam negeri maupun di kawasan sekitar, serta diusaha
kan agar memperoleh bantuan dari mana saja dengan syarat-syarat ringan dan tidak a
da ikatan politik apapun.

c. Pengaruh Gatra Ekonomi

Pembangunan ekonomi nasional harus diarahkan melalui iklim usaha yang sehat, serta
pemanfaatan iptek, tersedianya barang dan jasa, terpeliharanya fungsi lingkungan hidup,
dan meningkatnya daya saing dalam lingkungan perekonomian global.

Syarat keberhasilan gatra ekonomi sebagai bagian dari aspek sosial ketahanan nasional i
alah apabila:

1) Diarahkan untuk dapat mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan m
erata.

2) Diselenggarakan dengan menghindari:

a. Sistem free fight liberalism yang hanya menguntungkan pelaku ekonomi kuat dan tid
ak memungkinkan berkembangnya ekonomi kerakyatan.

b. Sistem etatisme, dalam arti negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat domina
n.

c. Pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk monopoli yang mer
ugikan masyarakat.

3) Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling menguntungkan dalam ke


selarasan dan keterpaduan antar sektor pertanian dan perindustrian serta perdagangan
dan jasa.
4) Ekonomi Indonesia, yang merupakan usaha bersama atas dasar asas kekeluargaan di
bawah pengawasan anggota masyarakat, dimotivasi dan didorong peran serta masyarak
at secara aktif.

5) Kemampuan bersaing ditumbuhkan secara sehat dan dinamis untuk mempertahankan


dan meningkatkan eksistensi dan kemandirian perekonomian nasional.

d. Pengaruh Gatra Sosial-Budaya

Wujud ketahanan sosial-budaya bangsa Indonesia berupa nilai-nilai Pancasila. Pembentuk


an identitas budaya bagi bangsa dan negara Indonesia dapat dirujuk dari perkembanga
n kehidupan budaya daerah menjadi budaya nasional. Bangsa Indonesia terdiri atas ber
bagai suku bangsa dan subetnis, yang masing-masing memiliki kebudayaannya sendiri,
disebut kebudayaaan daerah. Dalam kehidupan bernegara saat ini, kebudayaan daerah
merupakan kerangka kehidupan kebudayaan nasional karena kebudayaan nasional bangs
a Indonesia nersumber pada interaksi budaya suku bangsa dalam kesetaraan yang kem
udian diterima sebagai nilai bersama seluruh bangsa. Kebudayaan nasional juga merupa
kan hasil interaksi dari nilai-nilai budaya yang telah ada dengan budaya luar (asing), ya
ng kemudian juga diterima sebagai nilai bersama dan menjadi identitas bangsa dan ne
gara Indonesia.

Syarat keberhasilan gatra sosial-budaya sebagai bagian dari aspek sosial ketahanan dala
m identitas sebagai bangsa Indonesia apabila:

1) Dibangun kembali kehidupan beragama. Ajaran agama dan hukum agama merupakan
sumber moralitas yang memberikan motivasi dan mendinamisasi kehidupan bermasyara
kat.

2) Diteruskan tradisi bangsa berupa seluruh kepercayaan, anggapan, dan tingkah laku y
ang terlambangkan dari generasi ke generasi sehingga memberikan sistem nilai dan nor
ma-norma untuk menjawab tatanan setiap tahap perkembangan sosial; yang harus dihin
dari adalah sikap memuji secara berlebihan terhadap kemajuan masa lalu.

3) Ditingkatkan pendidikan yang berorientasi pada kemajuan intelektual, pengendalian e


mosional dan pemantapan spiritual yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila guna mewuj
udkan tujuan nasional.

4) Ditunjang oleh kondisi sosial-ekonomi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.


e. Pengaruh Gatra Pertahanan-Keamanan

Wujud ketahanan pertahanan-keamanan tercermin dalam kondisi daya tengkal bangsa y


ang dilandasi oleh kesadaran bela negara seluruh rakyat. Undang-Undang Nomor 3 Tah
un 2002 tentang Pertahanan Negara menyebutkan bahwa Pertahanan Negara adalah se
gala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah NKRI, meli
ndungi kehormatan dan keselamatan segenap bangsa, melaksanakan operasi militer selai
n perang, dan ikut serta aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan inter
nasional. Pertahanan negara diselenggarakan melalui usaha membangun dan membina k
emampuan, daya tangkal negara dan bangsa, serta menanggulangi setiap ancaman yan
g disiapkan secara dini dan diselenggarakan oleh pemerintah. TNI sebagai komponen in
ti bersama-sama komponen cadangan dan pendukung ditempatkan untuk menghadapi
militer, sedangkan untuk menghadapi ancaman nonmiliter ditempatkan lembaga pemerin
tahan diluar pertahanan sebagai komponen inti, sesuai dengan bentuk dan sifat ancama
n, dan didukung oleh unsur- unsur lain kekuatan bangsa. Keikutsertaan warganegara dal
am pertahanan negara dapat melalui (1) Pendidikan kewarganegaraan, (2) pelatihan dasa
r kemiliteran secara wajib, (3) pengabdian sebagai prajurit TNI secara suka rela dan waji
b, dan (4) pengabdian sesuai dengan profesi.

Dasar pertahanan negara disusun dengan prinsip demokrasi, HAM, kesejahteraan umum,
lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional dan internasional dan kebiasaan internasi
onal, serta prinsip hidup berdampingan secara damai dengan memperhatikan kondisi ge
ografi Indonesia sebagai warga negara kepulauan.

Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang disele
nggarakan dengan kesadaran hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada ke
kuatan sendiri.

Tujuan pertahanan negara untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan
wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa Indonesia dari segala bentuk ancaman.

Fungsi pertahanan negara ialah mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah NKRI
sebagai satu kesatuan pertahanan (darat, laut, udara).

Pengelolaan dan pembinaan kemampuan pertahanan negara dipimpin oleh Presiden da


n beranggotakan Menteri Pertahanan, Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan
Panglima TNI. Polri bertujuan mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeli
haranya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggara
nya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya ket
etraman masyarakat dengan menjunjung tinggi HAM. Dalam rangka melaksanakan tugas
keamanan, Polri dapat meminta bantuan TNI, yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut
dengan peraturan pemerintah.

Syarat keberhasilan gatra pertahanan-keamanan sebagai bagian dari aspek sosial ketaha
nan nasional, apabila:

1) Bangsa Indonesia konsisten dengan pandangan tentang perang dan damai. Bangsa In
donesia cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatan.

2) Bangsa Indonesia tetap memegang prinsip pertahanan-keamanan negara sebagai perl


awanan rakyat semesta yang dilaksanakan berdasarkan sishankamrata. 3) TNI dan Polri y
ang lahir dari rakyat, sebagai tentara rakyat, pejuang, dan tentara nasional mendapat d
ukungan dari segenap rakyat Indonesia.

4) Bangsa Indonesia sadar dan tunduk pada ketentuan hukum serta memiliki kemauan
untuk melaksanakannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

5) Bangsa Indonesia dapat bersatu mengatasi usaha-usaha subversi dan infiltrasi yang di
bangkitkan melalui SARA, kegiatan politik, perekonomian, dan sosial-budaya yang bertuj
uan untuk mengacaukan ketentraman bangsa dan negara.

E Ketahanan Indonesia di Tengah Percaturan Global

1. Persengketaan

Persengketaan atau konflik dapat terjadi karena adanya interaksi sosial di dalam negeri
atau dengan bangsa-bangsa asing. Bentuk persengketaan itu sendiri berbeda-beda, mul
ai dari perbedaan pendapat, pertentangan kepentingan, sampai pada pertentangan dasa
r yang tidak dapat dipertemukan. Persengketaan dengan bangsa-bangsa asing atau anta
rbangsa dapat terjadi karena tiap-tiap bangsa memiliki aspirasi dan cita-cita, yang selanj
utnya melahirkan berbagai kepentingan dan tujuan nasional serta persepsi mengenai be
rbagai persoalan yang dihadapi. Persengketaan yang disebabkan oleh perbedaan kepent
ingan dan tujuan nasional biasanya diselesaikan dengan jalan diplomasi, baik melalui pe
rundingan langsung antarpihak yang terlibat maupun melalui arbitrase atau meminta pih
ak ketiga untuk menjadi penengah. Ketidakmampuan pihak-pihak yang bersengketa men
cari jalan penyelesaian melalui perundingan-perundingan dapat berakibat, antara lain pe
mutusan hubungan diplomatik dengan segala konsekuensinya.

2. Bentuk-bentuk Perang

Pada hakikatnya, perang merupakan pertarungan antara dua kekuatan yang saling berte
ntangan dengan menggunakan “kekuatan atau kekerasan senjata”. Bentuk perang melip
uti perang umum, perang terbatas, perang revolusioner, perang dingin, perang psikologi
, dan perang ekonomi.

Perang umum adalah persengketaan bersenjata antara dua negara adikuasa secara lang
sung yang dapat melibatkan negara-negara sekutunya. Perang terbatas adalah bentuk p
erang yang melibatkan pihak yang berperang secara sadar membatasi tujuan, alat, dan
kekuatan angkatan bersenjata yang dikerahkan serta membatasi daerah tempat perang
dilakukan. Perang revolusioner, pada hakikatnya dilakukan oleh rakyat negara bersangkut
an. Kekuatan bersenjata yang melakukan tipe-tipe perang banyak menggantungkan kebe
rhasilannya pada dua hal, yaitu memanfaatkan kondisi medan sebagai pelindung dan m
emanfaatkan masyarakat senagai pendukung gerakan dalam pencapaian tujuan operasi.
Perang dingin adalah suatu bentuk perang yang pada umumnya tidak menggunakan an
gkatan bersenjata secara langsung, tetapi mengutamakan pemanfaatan cara, alat, dan k
ebutuhan ideologi, politik, ekonomi, teknologi, psikologi, sosial dan lain-lain untuk menc
apai atau membantu tercapai tujuan nasional. Perang psikologi merupakan alat untuk m
encapai tujuan perang dingin. Esensi perang psikologi adalah penggunaan propaganda
yang terencana, diupayakan mempengaruhi jalan pikiran, opini, emosi, dan perilaku kelo
mpok masyarakat agar memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan perang psiko
logi. Perang ekonomi dapat memberikan dampak psikologi yang kuat. Perang ekonomi
meliputi segala sarana dan media yang dapat digunakan untuk ekspansi ekonomi bagi
si penyelenggara dan sekutu-sekutunya dengan menimbulkan atau melemahkan daya ta
han kemampuan dan potensi perekonomiannya.

3. Ancaman Ketahanan Nasional Indonesia

Bentuk ancaman dapat berupa:

a. Subversi dan injurensi


Subversi bertujuan menggulingkan pemerintah dan menggantikannya dengan sistem pe
merintahan yang lain. Injurensi bertujuan untuk membangkitkan oposisi dan pembangka
ngan terhadap wibawa atau kekuasaan pemerintahan yang sah.

b. Teror

Hakikat aksi terror yang mengancam negara-negara di dunia dewasa ini ialah dengan
menerapkan cara-cara sistematis dalam menebar rasa cemas dan ketakutan yang mence
kam di kalangan masyarakat pihak lawan dengan menyandera atau membunuh anggota
atau kelompok masyarakat yang bersangkutan.

4. Paham Bangsa Indonesia tentang Perang

Bagi bangsa Indonesia, perang merupakan jalan terakhir yang terpaksa ditempuh dalam
usaha mempertahankan falsafah Pancasila, kemerdekaan, dan kedaulatan negara serta k
eutuhan dan martabat bangsa Indonesia.

5. Bangsa Indonesia dalam Hubungan Internasional

Sesuai dengan Pembukaan UUD 1945, bangsa Indonesia berketetapan tekad untuk “…iku
t melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial…”. Hal ini berarti bangsa Indonesia secara aktif bersama bangsa-bangsa
lain ingin mewujudkan dunia yang tertib di atas landasan kemerdekaan, perdamaian ab
adi, dan keadilan sosial. Tiga landasan ini sejalan dengan United Nations Universal Decl
aration of Human Right yang lahir kemudian (1948). Dalam keikutsertaan melaksankan k
etertiban dunia, bangsa Indonesia menjalankan politik luar negeri bebas aktif ditengah p
ergaulan internasional dalam mewujudkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial di seluruh penjuru dunia. Dalam memperjuangkan kepentingan nasional, bangsa I
ndonesia tidak memihak baik pada blok barat maupun blok timur. Sejarah membuktikan
kebenaran prinsip ini, antara lain Indonesia mempelopori dan menjadi tuan rumah Kon
ferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955 serta mempelopori terbentuknya ASEAN
pada tahun 1967.

Anda mungkin juga menyukai