Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN RESUME FILM

JUDUL FILM : CIN(T)A

MATA KULIAH : SOSIOLOGI BUDAYA DAN ANTROPOLOGI KESEHATAN

KELOMPOK : 5

1. NAMA : AGNI MUTMAINNAH AZAHRA .NIM : 211FI03091


2. NAMA : OKRAN YUBERTU TLOIM .NIM : 211FI03092
3. NAMA : EKA HARMENITHA .NIM : 211FI03093
4. NAMA : INDRA FEBRIA SAPUTRA .NIM : 211FI03094
5. NAMA : KRESNA VALDINA .NIM : 211FI03095
6. NAMA : RIFKI RAHMAN HAKIM .NIM : 211FI03096
7. NAMA : M TAUFIQ IBZA RAHMADHANU .NIM : 211FI03097
8. NAMA : RAHMA EL YUNISIAH S .NIM : 211FI03098
9. NAMA : FIERZA TETA OKTAVENNI .NIM : 211FI03099
10. NAMA : RINI DAMAYANTI .NIM : 211FI03101

PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG, 2022
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Resume Film


Tentang “Manusia dan Budaya”

Disajikan sebagai salah satu tugas


Untuk melengkapi nilai Mata Kuliah “Sosiologi Budaya & Antropologi Kesehatan”

Mengetahui, Bandung, 15 Maret 2022


Ketua Kelompok (wajib ada ttd virtual mhs) Sekretaris,

(...................................................) (...................................................)
NIM. NIM.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya pada kita semua sehingga kami bisa menyelesaikan Laporan
Resume Film tentang Manusia dan Budaya dengan judul CIN(T)A ini dengan baik dan
lancar, untuk melengkapi nilai Mata Kuliah Sosiologi Budaya & Antropologi
Kesehatan, dan mengembangkan kemampuan menulis.
Kami menyadari meskipun segala upaya telah penulis lakukan dalam
penyusunan laporan ini, namun pastilah ada kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami berharap kepada semua pihak yang sekiranya membaca laporan
ini dapat memberikan saran agar di kemudian hari kami dapat menyempurnakan laporan
ini.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada yang
terhormat:
1. Fikri Mourly Wahyudi, M.KM., selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan
Keperawatan Anestesiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bhakti
Kencana Bandung.
2. Richa Noprianty, S.Kep., Ners., MPH selaku Koordinator mata kuliah Sosiologi
Budaya & Antropologi Kesehatan, yang telah membimbing dalam penulisan
Laporan Resume Film yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan
selama ini.
3. Mahasiswa semester II Tahun Akademik 2021/2022 yang telah bekerjasama
dengan baik selama menyusun Resume Film ini.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Resume Film ini.
Semoga segala bantuan dan dukungan yang diberikan kepada kami, mendapat
imbalan yang berlipat dari Allah Subhanahu Wata’ala, amin.

Bandung, 15 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
1. Latar Belakang Masalah ................................................................................................... 1
2. Tujuan ............................................................................................................................... 4
3. Waktu Pelaksanaan ........................................................................................................... 4
BAB II SINOPSIS / SUMMARY FILM ................................................................................. 5
BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................................... 8
1. Hasil Resume Film (menggunakan Bahasa mahasiswa sendiri ) ..................................... 8
2. Penjelasan (dikaitkan dengan teori yg ada tentang manusia, budaya, lingkungan,
nilai/norma, hukum, peradaban dan lainnya) ................................................................... 8
BAB IV PENUTUP..................................................................................................................... 10
1. Simpulan .......................................................................................................................... 10
2. Saran ................................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 12

iii
DAFTAR LAMPIRAN

1. CV MAHASISWA ( KELOMPOK 5 )

iv
v
vi
2. SCREENSHOOT SAAT MENONTON FILM
Awal film

Pertengahan film

Akhir film

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Film merupakan media pandang dengar (audio visual) yang sangat
menarik untuk diperhatikan. di samping mempunyai fungsi menghibur, film juga
berfungsi sebagai media yang dapat menyampaikan informasi dan edukasi
kepada masyarakat. Oleh karena itu, saat ini sangat banyak production house
yang bermunculan dan seolah berlomba-lomba untuk memproduksi film yang
menarik untuk ditonton. Production house tersebut banyak menghasilkan film-
film yang merupakan ide-ide para sutradara dan penulis skenario. Film-film
yang beredar di Indonesia, memiliki genre yang yang beragam. Mulai dari
horror, action, komedi, drama percintaan yang mengharu biru, serta film-film
yang menampilkan keragaman budaya Indonesia yang ada di daerah, seperti
Senandung Di Atas Awan, Laskar Pelangi dan Negeri 5 Menara.
Oey Hong Lee sebagaimana dikutip oleh Alex Sobur menyebutkan, film
sebagai ala komunikasi massa yang kedua muncul di dunia, mempunyai masa
pertumbuhannya pada akhir abad ke-19, dengan perkataan lain pada unsur-unsur
yang merintangi perkembangan surat kabar sudah dibikin lenyap. Ini
menunjukkan bahwa dari permulaan sejarahnya, film dapat dengan mudah
menjadi alat komunikasi yang sejati, karena tidak mengalami unsur-unsur
teknik, politik, ekonomi dan demografi (Sobur, 2006:126). Film-film yang ada
di Indonesia tidak hanya diwarnai oleh film dari production house besar. Tetapi
juga diisi oleh produksi-produksi film yang penggarapannya dilakukan dengan
swadaya, atau disebut juga sebagai film independen atau yang lebih dikenal
dengan film indie. Sesuai dengan namanya, awalnya film indie memang digarap
secara swadaya oleh tim produksinya. Namun saat ini, film indie di Indonesia
mencoba menawarkan taste baru dalam menghasilkan karya-karya mereka.
Eksplorasi dalam film indie mempunyai kadar yang tidak terbatas. Sifatnya yang
mandiri dan swadaya, membuat apa yang ingin disampaikan oleh creator bisa
bebas ditampilkan. Karena tidak terbatasnya eksplorasi pada film indie, tentunya

1
2

film ini mempunyai peluang yang sangat besar bagi terbukanya wacana
intelektual.
Kebebasan eksplorasinya berimbang dengan kebebasan tafsir. Kebebasan
mempertanyakan sekaligus mencari jawab. Dengan begitu memungkinkan
lahirnya pemahaman-pemahaman baru atas tawaran konsep.
Film Cin(T)a yang merupakan salah satu film indie garapan sutradara
muda Sammaria Simanjuntak memberikan nilai-nilai mengenai pluralisme yang
terdapat pada pesan verbal dan nonverbalnya. Hal tersebutlah yang mendasari
peneliti untuk mengangkat film tersebut pada penelitian ini. Di samping jalan
ceritanya unik, karena hanya menampilkan dua tokoh sentral pada film tersebut.
Film yang dirilis pada 19 Agustus 2009 ini, memberikan gambaran mengenai
pluralisme yang terlihat pada beberapa adegannya. Film Cin(T)a sebagai sebuah
film independen digarap secara swadaya oleh kru-krunya. Saat diwawancarai
oleh Project Tapanuli, sutradara muda yang pernah menamatkan pendidikannya
di Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Bandung ini mengutarakan perihal dana
yang diperoleh untuk pembuatan film tersebut. “Tentunya seperti sutradara
pemula lainnya, untuk film pertama tentunya saya meng-approach orang-orang
yang sudah percaya sama saya. Yang sudah tahu kalau saya ga akan bawa
duitnya kemana-mana. Dana untuk pembuatan film ini saya dapatkan dari
keluarga dan teman-teman.” Filmografi film Cin(T)a keluaran Moonbeam
Creation dan Sembilan Matahari ini adalah :
• Tanggal rilis : 19 Agustus 2009
• Genre : Komedi, Drama
• Sutradara : Sammaria Simanjuntak
• Penulis Naskah : Sally Anom Sari
• Sammaria Simanjuntak
• Produser : Adi Panuntun
• Sammaria Simanjuntak
• M. Budi Sasono
• Rumah Produksi : Moonbeam Creation Sembilan Matahari
• Durasi : 79 menit
• Klasifikasi Penonton : 17 tahun ke-atas (17+)
3

• Portal : http://godisadirector.com/En/home.html
• Pemain : Saira Jihan sebagai Anissa & Sunny Soon sebagai Cina

Wacana mengenai pluralisme di Indonesia sudah sejak lama terdengar.


Dengan keberagaman yang dimiliki Indonesia, menuntut rasa toleransi yang
tinggi.
- Pada film Cin(T)a, wacana mengenai pluralisme ini digambarkan melalui
dialog-dialog antara Cina dan Anissa sebagai tokoh sentral dalam film ini.
Masalah pluralisme sendiri dianggap sebagai isu yang sensitif di Indonesia.
Seringkali konflik tidak terelakkan, karena konteks pluralisme yang sangat
lekat dengan isu Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA). Isu-isu ini
sangat rentan menghancurkan pluralisme yang ada di Indonesia. Pada tahun
2010 terdapat 47 kasus yang menimpa Gereja dan pada 2011 terdapat 30
kasus yang juga menimpa Gereja.
- Dialog-dialog mengenai konsep Tuhan menurut sudut pandang Cina dan
Anissa yang dalam film ini dinyatakan sebagai the unpredictable character
dikemas dengan dialog yang santai tanpa konflik, namun sarat makna.
Pengertian pluralisme sendiri dijabarkan secara detail menurut Diana L. Eck,
Ketua Komite Studi Agama dalam Fakultas Seni dan Ilmu Pengetahuan di
Universitas Harvard mengungkapkan ada 4 poin pemikiran mengenai
pluralisme, yaitu:
1) Pluralisme bukan hanya beragam atau majemuk, keragaman adalah
fakta yang dapat dilihat tentang dunia dengan budaya yang beraneka
ragam, namun pluralisme membutuhkan keikutsertaan atau dengan
kata lain ikut berusaha dalam menciptakan yang harmonis, tanpa hal
tersebut akan menimbulkan masalah yang terus bertambah karena
perbedaan.
2) Pluralisme lebih dari sekedar toleransi dengan usaha yang aktif untuk
memahami orang lain. Toleransi saja tidak cukup untuk
menjembatani jurang stereotip, ketakutan yang mendasari suatu
perpecahan dan kekerasan.
4

3) Pluralisme bukan relativisme, pertautan komitmen antara komitmen


religius yang nyata dan komitmen sekuler yang nyata. Paradigma
baru pluralisme adalah sebuah ikatan, bukan pelepasan perbedaan
atau yang bersifat kekhususan. Namun berarti memegang perbedaan
kita dengan baik, bahkan perbedaan agama kita, tidak dipisahkan,
namun terikat dalam hubungan yang baik dan saling mendukung satu
sama lainnya.
4) Pluralisme didasarkan pada dialog. Bahasa pluralisme adalah dialog
dan pertemuan, baik berbicara dan mendengar, dan proses yang
mengungkapkan pemahaman baik umum dan perbedaan nyata, dan
kritik yang bersifat demokratis. Masyarakat Indonesia sendiri hidup
dalam keberagaman ini sudah sejak lama. Oleh sebab itu, masyarakat
membutuhkan tayangan yang memiliki muatan pesan mengenai nilai-
nilai toleransi baik itu antar agama, suku, ras dan golongangolongan
tertentu.
2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah pernyataan masalah yang telah dirumuskan
(Suriasumantri, 2010:313). Tujuan dari penelitian ini adalah:
• Untuk mengetahui apa makna-makna denotasi yang terkandung dalam
pesan-pesan verbal dan nonverbal dalam film Cin(T)a.
• Untuk mengetahui apa makna-makna konotasi yang terkandung dalam
pesan-pesan verbal dan nonverbal dalam film Cin(T)a.
• Untuk mengetahui mitos apakah yang terbentuk dari makna konotasi
pada pesan-pesan verbal dan nonverbal mengenai pluralisme dalam film
Cin(T)a.
• Untuk mengetahui representasi pesan-pesan verbal dan nonverbal
mengenai pluralisme dalam film Cin(T)a

3. Waktu pelaksanaan
Hari selasa, pukul 13.46 WIB
BAB II
SINOPSIS

Cin(t)a yang dibuat oleh sutradara Sammaria Simanjuntak adalah sebuah


film yang sangat jelas bukan film yang sanggup dinikmati semua orang bahkan
moviegoers sekalipun. Alasannya jelas terlihat dari banyak aspek yang
ditampilkan. Dari cerita saja sudah bisa dibilang kontroversial yaitu mengenai
cinta beda Agama dan memunculkan pertanyaan - pertanyaan mengenai maksud
perbedaan yang dibuat oleh Tuhan kepada umat-umatNya. Dari gaya
penceritaannya juga film ini termasuk unik dan tidak semua orang bisa
mengikuti apalagi menikmatinya.
Cina (Sunny Soon) adalah seorang mahasiswa teknik arsitektur berumur
18 tahun yang merupakan keturunan chinesse dan batak. Cina juga adalah
seorang penganut agama Kristen. Sedangkan Annisa (Saira Jihan) adalah sosok
wanita yang mempunyai latar belakang yang jauh beda dengan Cina. Annisa
yang juga mahasiswi teknik arsitektur adalah muslimah, beretnis Jawa, dan
bekerja juga sebagai seorang aktris. Selain perbedaan-perbedaan tadi masih
banyak juga hal yang membuat Cina dan Annisa sangatlah berbeda seperti Cina
adalah mahasiswa pintar dan miskin, sedangkan Annisa bodoh tetapi kaya. Tapi
pada dasarnya perbedaan Agama adalah jurang pemisah paling lebar antara
mereka berdua.
Mereka yang pada awalnya kurang mengenal bahkan bisa dibilang tidak
terlalu suka satu sama lain mulai dekat setelah Cina secara tidak sengaja

5
6

merusakkan maket milik Annisa lalu kemudian diperbaikinya bahkan


mendapatkan hasil yang lebih bagus dari buatan Annisa. Hal itulah yang
akhirnya membuat mereka dekat dimana Cina menjadi orang yang membantu
Annisa dalam menyelesaikan Tugas Akhir-nya. Sampai lama-kelamaan benih
cinta tumbuh diantara mereka berduayang tentunya terhalangi oleh tembok besar
yang muncul karena perbedaan keyakinan. Tapi mereka berusaha mencari
makna dibalik perbedaan tersebut.
Yang paling bisa diingat dalam film ini jelas rangkaian dialog yang
diucapkan oleh Cina dan Annisa yang bagaikan pameran quote tapi tidaklah
mengganggu. Jenis dialog film ini mirip-mirip dengan dialog yang dipakai
dalam pertunjukkan teater surrealis atau semi surrealis. Memang akhir-akhir ini
banyak penulis naskah lokal yang mencoba membuat rangkaian dialog filmnya
menjadi sok puitis tapi berakhir dengan kegagalan dan terdengar maksa. Tapi
"Cin(t)a" tidak meninggalkan kesan seperti itu karena memang dialognya
sebenarnya sederhana tapi mempunyai makna yang dalam yang jika direnungi
maka akan terasa kebenarannya.
Dengan tema kontroversial macam ini penonton harus bisa berpikir
objektif dan tidak asal mencerna karena bisa jadi mereka akan merasa agama
mereka dicela. Saya sendiri cukup berusaha keras karena film ini cukup kritis
dalam menyajikan tema percintaan beda agama. Sebuah keberanian yang patut
diacungi jempol. Sangat sulit membuat film bertema begini yang netral dan film
ini juga tidak lepas dari permasalahan kadang lebih memihak satu sisi agama.
Kalau anda bukan tipe orang yang bisa menyikapi film ini dengan objektifitas
tingkat tinggi mungkin akan berat memandang film ini sebagai karya seni yang
bagus tanpa menyalahkan atau mencela pihak tertentu.
Satuhal yang membuat film ini luar biasa adalah sinematografinya yang
begitu indah. Pergantian adegannya mungkin agak susah diikuti jika tidak benar-
benar memperhatikan, tapi gambar-gambar yang ditampilkan tidak kalah puitis
jika dibandingkan dengan dialognya. Adegan yang kadang ditampilkan hanya
satu shot seperti Cina dan Annisa berdiri didepan tulisan ditembok yang
berbunyi "Berbuka puasalah pada waktunya" sangatlah efektif dan menarik.
7

Atau adegan yang memperlihatkan Cina memandang Annisa yang sedang


berwudhu dengan begitu terpana juga sama uniknya.
Melihat film ini berbagai pertanyaan yang sebelumnya pernah saya
pikirkan tapi kemudian terkubur kembali muncul seperti "mengapa Tuhan
menciptakan umat-Nya berbeda Agama jika hanya ingin disembah dengan satu
cara dalam artian satu agama yang paling benar?" Lalu "bagaimana dengan
orang yang terlahir dengan agama yang mungkin bukan agama yang benar
dimata Tuhan? Bukankah dia lahir ditentukan oleh Tuhan untuk lahir di keluarga
yang menganut agama itu?" Masih banyak juga pertanyaan-pertanyaan lain yang
intinya tetap berujung pada pertanyaan mengapa "Tuhan menciptakan manusia
untuk terlahir dalam agama yang berbeda-beda?" Sebuah pertanyaan yang
mungkin tidak akan terjawab dan muncul memang karena arognasi manusia
yang ingin mempertanyakan keputusan Tuhan.
BAB III
PEMBAHASAN

Film ini pada awalnya kami kira bercerita tentang pernikahan beda
agama, tapi pas alur cerita nya hampir mirip, bercerita tentang dua makhluk
yang bernama manusia yang masih bernyawa dan punya raga dipertemukan di
sebuah kampus entah itu kampus mana, Cina adalah mahasiswa baru keturunan
cina atau tioghoa, beragama Kristen, di film di kelihatan pintar dalam bidang ke
arsitekturan, apalagi masalah fisika. Sedangkan Annisa adalah mahasiswa
tingkat akhir yang IPKnya 2,1. Dia adalah seorang artis atau yang suka maen
film yang terkenal difilmya sih, mahasiswa yang udah tiga kali TA ga lulus –
lulus. Dia ini beragam Islam. Itu saja mungkin tentang karaktenya atau pemeran
dalam film ini. Film ini bercerita antara cinta dua orang yang tadi Cina dan
Annisa serta Tuhan mereka masing – masing. Yang kami suka dari film ini
cuma cara menyajikan toleransi umat beragamanya. film ini juga pernah
mendapatkan penghargaan Sebagai Best Original Script Festival Film Indonesia
(FFI) 2009 dan Winner Audience Award Jakarta Indie Film Festival (JIFFEST
2009). Didalam Film CIN(T) ini banyak memberikan pelajaran bagi kita semua,
secara garis besar film ini lebih terfokus pada bagaimana kita toleransi antar
umat beragama.
• BUDAYA
Setiap individu dapat menerima semua bentuk situasi apapun yang melibatkan
pertemuan antar budaya. Perbedaan antara dua atau lebih orientasi bidaya dapat
menimbulkan konflik antarbudaya.
• LINGKUNGAN
Setiap individu pasti tinggal dengan orang lain di satu tempat, maka manusia
dapat menumbuhkan karakternya sesuai dengan lingkungan dan dengan siapa
mereka berhubungan di lingkungannya.
• MANUSIA
Manusia merupakan makhluk hidup yang diciptakan untuk mengabdi pada
penciptanya, manusia tidak bisa lepas dari manusia yang lain. Pada film tersebut

8
9

sudah terlihat Cina membantu menyelesaikan tugas Annisa, kemudian mereka


berdua pun saling membantu persiapan pada hari raya.
• HUKUM
Hukum merupakan sistem terpenting dalam pelaksanaan atas rangkain
kekuasaan, dikaitkan dalam film ini mereka saling mencintai tetapi mereka
berbeda kekayakinan yang mana dalam aturan pun dilarang.

• NILAI/NORMA
Bersikap toleran merupakan solusi agar tidak terjadi perpecahan dalam
mengamalkan agama. Sikap bertoleransi harus menjadi suatu kesadaran pribadi
yang selelu dibiasakan dalam wujud interaksi sosial. Nilai merupakan sesuatu
yang dianggap baik atau buruk di masyrakat. Norma merupakan aturan yang
berlaku di masyarakat. Pada film ini nilai dan norma nya baik karena bisa
menyadarkan pada masyarakat bahwa toleransi itu harus kita terapkan terhadap
orang lain baik dalam segi agama, ras, suku,dll.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sebuah film drama romantis yang mengisahkan tentang dua orang yang
saling mencintai tetapi tidak bisa saling menyatu. yaitu karena perbedaan agama.
Cina (Kristen berdarah Batak Tionghoa) adalah anak dengan tekad yang kuat
cina dapat mewujudkan mimpinya. Anisa (mislim berdarah Jawa) adalah
seorang perempuan yang mengalami kesulitan untuk menyelesaikan studinya
karena karirnya di perfilman. Kecantikan dan ketenarannya yang membuat anisa
merasa kesepian hingga dia bersahabat dengan jari nya sendiri dengan ekspresi
wajah yang sedih. Tahun 2000 cina baru masuk menjadi mahasiswa jurusan
arsitektur Institut Teknologi Bandung. Tempat awal pertemuannya dengan
Anisa. Berawal dari Annisa yang mengalai kesulitan dalam menyelesaikan tugas
akhirnya sehingga Cina pun membantu menyelesaikan tugas akhir Annisa.
Setelah sekian sering bertemu akhirnya mereka berdua pun bersahabat dan
semakin lebih dekat. Hari-hari Cina telah dilewati dengan Annisa. Keduanya
pun saling jatuh cinta dan terjadilah dialog perkara tentang cinta, tuhan, agama
dan kehidupan. Pada saat perayaan Idul Fitri Cina membantu membuat ketupat
dan begitu pun saat Natal Annisa membantu Cina menghiasi pohon natal. Dalam
sebuah dialog yang dimana mengenasi siapa pendamping mereka nantinya.
Anisa yang sudah dijodohkan oleh ibunya dengan lelaki yang beragama islam.
Berbeda dengan Cina yang menginginkan istri yang mencintai tuhannya lebih
dari dirinya.
Film ini banyak memberikan pelajaran, secara garis besar film ini lebih
terfokus pada bagaimana kita toleransi antar umat beragama. Kisah cinta yang
terdapat di film ini banyak mewarnai sehinga menjadi ada daya Tarik tersendiri
bagi penonton, mengingat tidak sedikit orang yang saling mencintai dengan
orang yang berbeda keyakinan.

2. Saran
Menurut kami dialog-dialog yang terdapat di film ini memiliki makna,
meskipun dialog dikemas dengan sederhana, namun mengusik kesadaran

10
11

masyarakat karena di dalam film tersebut mengemas tentang banyak perbedann.


Pada judul film ini cinta antara Cina dan Annisa tersebut mengantarkan kita
untuk secara pribadi menaggapi pertanyaan-pertanyaan kedua insan itu tentang
cinta, tuhan, agama, dan kehidupan nyata.
Dalam pengemasannya, film ini menggunakan dua konsep sinematorafi.
memgingat keberadaan Tuhan sangat subjektif pada setipa orang. Film ini juga
menggunakan konsep “ dunia hanya milik berdua “, karena ketika kita sedang
jatuh cinta., dunia serasa milik berdua., ini terlihat dari awal hingga akhir, peran
dan dialog dari pemeran lain tetapi, tidak diperlihatkan wajahnya atau ada suara
tetapi tidak ada penampakan wujud.
DAFTAR PUSTAKA

https://movfreak.blogspot.com/2011/07/cinta-2009.html?m=1 diakses pada 15


Maret 2022 14:20
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/580/jbptunikompp-gdl-ratihgemau-28999-6-
unikom_r-.pdf diakses pada 15 Maret 2022 15:00

12
13

Anda mungkin juga menyukai