T/P : 2022/2023
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, Saya bisa menyelesaikan Tugas Artikel yang berjudul “Kualitas Perfilman di
Indonesia.’’
Tidak lupa Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Fitria Agustin S.Pd selaku Guru
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang telah membantu saya dalam mengerjakan Karya
Tulis Ilmiah ini. Saya menyadari ada kekurangan pada Ertikel ini. Oleh sebab itu, saran
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya Tulis ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
AFDAL ARRAHIM
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB II ISI........................................................................................................
BAB lV PENUTUP.........................................................................................
3.1 Simpulan..........................................................................................
3.2 Saran ................................................................................................
PENDAHULUAN
Perfilman di Indonesia akhir – akhir ini berkembang sangat pesat seiring dengan
majunya era globalisasi. Pengaruh Teknologi juga ikut mendorong industry kreatif Indonesia
Film merupakan salah satu media komunikasi modern yang efektif untuk menghibur
sekaligus menyampaikan pesan yang dapat mempengaruhi sikap, pola pikir dan membuka
wawasan bagi penonton. Film bukan hanya untuk hiburan tetapi juga untuk Pendidikan dan
penerangan yang dapat mengembangkan pemikiran penonton dengan cara menonton film.
Kita patut bangga akan karya Film Indonesia yang sudah mulai terkenal di Dunia
Internasional. Hal itu tak luput dari usaha dan kerja industry Perfilman yang ada di Indonesia.
Membuat film juga tidak mudah, dimulai dari persiapan naskah dan cerita yang menarik
perhatian penonton, latar syuting yang disesuaikan dengan naskah cerita yang menarik,
perlengkapan syuting, kamera yang memiliki spek tinggi, pemilihan pemeran serta acting
Dari hal hal diatas dapat kita ukur kualitas sebuah film. Akan tetapi, masih banyak
sinetron sinetron Indonesia yang ditayangkan di televisi yang kurang mengedukasi atau
memberi pesan kepada penonton. Hal tersebut dapat mengurangi kualitas perfilman di
Indonesia. Oleh karena itu dibutuhkan industry yang melakukan pengembangan dalam
1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi industry film agar dapat
sebuah film.
Kualitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu,
derajat, atau taraf mutu. Berkualitas diartikan bahwa sesuatu mempunyai kualitas atau mutu
yang baik. Definisi kualitas secara Internasional adalah tingkat yang menunjukkan
memenuhi ukurang tertentu. Beberapa ahli juga memiliki definisi tentang kualitas seperti
Juran (1962) mengatakan “ Kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya.”
kebutuhan pelanggan sekarang dan di masa mendatang.” Hal ini berarti bahwa kualitas
Film
Film secara harfiah berupa rangkaian gambar hidup ( bergerak ). Sering juga disebut movie.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film dapat diartikan dalam dua pengertian, film
merupakan selaput tipis yang dibuat dari soluloid untuk tempat gambar negative ( yang akan
dibuat potret ) atau untuk tempat gambar positif ( yang akan dimainkan di bioskop dan
televisi ), yang kedua, film diartikan sebagai lakon ( cerita ) gambar hidup. Definisi film
menurut Undang – undang Republik Indonesia nomor 8 Tahun 1992 adalah karya cipta seni
dan budaya yang merupakan media komunikasi masa pandang – dengan yang dibuat
berdasarkan asas sinematografi dengan direkam menggunakan pita seloloid, pita video,
BAB II
ISI
Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan Suatu
pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu. ( Effendy, 1986:
134 ). Pesan film pada komunikasi massa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film
tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik itu pesan
Pesan dalam film adalah menggunakan mekanisme lambang lambang yang ada pada
pikiran manusia berupa isi pesan, suara, perkataan, percakapan, dan sebagainya. Film juga
dianggap sebagai media komunikasi yang ampuh terhadap massa yang menjadi sasarannya,
karena sifatnya yang audio visual, yaitu gambar dan suara yang hidup. Dengan gambar dan
suara, film mampu bercerita banyak dalam waktu singkat. Ketika menonton film penonton
seakan akan dapat menembus ruang dan aktu yang dapat menceritakan kehidupan dan bahkan
kategori film cerita dan non cerita. Pendapat lain menggolongkan menjadi film fiksi dan non
fiksi. Film cerita adalah film yang diproduksi berdasarkan cerita yang dikarang, dan
dimainkan oleh actor dan aktris. Pada umumnya film cerita bersifat komersial, artinya
dipertunjukkan di bioskop dengan harga karcis tertentu atau diputar di televisi dengan
dukungan sponsor iklan tertentu. Film non cerita adalah film yang mengambil kenyataan
sebagain subyeknya, yaitu merekam kenyataan dari pada fiksi tentang kenyataan ( Sumarno,
1996: 10 ).
Film cerita agar tetap diminati penonton harus tanggap terhadap perkembangan
zaman, artinya ceritanya harus lebih baik, penggarapannya yang professional dengan Teknik
penyuntingan yang semakin canggih sehingga penonton tidak merasa dibohongi dengan trik
trik tertentu bahkan seolah olah justru penonton yang menjadi actor / aktris di film tersebut.
1. Film Horor
Film horror adalah film yang berusaha untuk memancing emosi berupa ketakutan dan rasa
ngeri dari penontonnya. Alur cerita mereka sering melibatkan tema tema kematian,
supranatural, atau penyakit mental Banyak cerita film horror yang berpusat pada sebuah
tokoh antagonis tertentu yang jahat. Horor dapat dikatakan sebagai suatu genre dalam film
2. Film Drama
Film drama adalah bagian dari ragam film yang poin inti dalam penggarapannya tergantung
pada pengembangan esensi unsur cerita dan konflik mendalam pada penekanan karakter
realistis yang seri mengusung tema emosional. Macam macam film drama bisa kita
Kolosal berarti luar biasa besar. Film kolosal umumnya diproduksi dengan dana yang sangat
banyak dan melibatkan banyak sekali pemain, mulai dari pemeran utama sampai figuran.
Biasanya, film kolosal hamper selalu bertema sejarah atau zaman kuno yang menampilkan
4. Film Misteri
Film Misteri adalah film yang menagndung unsur teka teki. Film jenis ini cukup banyak
peminatnya karena alur film yang tidak mudah untuk ditebak. Para penonton pun dipastikan
betah mengikuti cerita karena jawaban teka teki akan disuguhkan di akhir film.
5. Film Komedi
Film Komedi adalah genre film dimana penekanan utama adalah pada kelucuan dan
mengundang gelak tawa penontonnya. Diharapkan dengan kelucuan kelucuan itu, penonton
menjadi terhibur.
6. Science Fiction
Science fiction adalah salah satu genre dari cerita fiksi yang mempunyai ciri khusus yaitu
menggunakan science atau kemajuan teknologi yang berdasarkan pada hukum alam. Contoh
film yang termasuk dalam science fiction adalah Film Animasi, film pendek, film Panjang,
dalam 10 tahun terakhir terdapat 3 genre film paling diminati. Yaitu Film Komedi, Film
A. Film Komedi
Alasan masyarakat tertarik dalam film komedi karena dbanyak unsur lucu yang menggelitik
penonton. Masyarakat juga berpikir bahwa film komedi adalah film yang menyenangkan dan
bisa membuat awet muda, dikatakan awet muda karena dari jalan ceritanya yang lucu,
pemerannya yang mampu berakting komedi, membuat penontonnya tertawa tawa dan
pikirannya terasa fresh dan tenang. Disaat sedang menonton film genre ini, diusahakan
jangan memikirkan hal hal yang membuat pusing. Justru tujuannya menonton film komedi
adalah menghilangkan rasa stress dan kepenatan, maka cobalah untuk istirahat sejenak dan
nikmatilah filmnya.
B. Film Drama
Alasan masyarakat tertarik terhadap film drama adalah karena film ini terasa sangat nyata
bagi kehidupan kita. Seperti drama percintaan, pertemanan, persahabatan, kekeluargaan, dan
lain sebagainya. Setiap kali menonton film drama, penonton pasti akan terbawa suasana atau
ikut merasakan apa yang dirasakan oleh pemeran karena film drama menceritakan hal hal
C. Film Horror
Alasan masyarakat tertarik pada film horror karena film ini dapat memicu adrenalin yang
tinggi sebab penonton akan disajikan adegan adegan yang mencekam sekaligus bertempo tak
terduga. Film horror juga bisa menghilangkan penat dan stress karena penonton akan
menikmati tiap detik adrenalin yang tengah bergejolak sehingga tubuhnya masuk ke dalam
fase ternyaman.
2.4 Alasan Mengapa Masyarakat Tidak Menonton Film Di Bioskop
Pertama, masih rendahnya kualitas film local secara rata rata dan kurangnya pekerja
film yang berkualitas . Hal ini menyebabkan ketergantungan yang tinggi akan kehadiran film
film impor. Produser tentunya bukan hanya menginisiasi sebuah proyek, namun
mengamankan pembiayaan, terlibat dalam menjaga proses kreatif, hingga urusan distribusi
dan penjualan film. Jika film nya tidak laku, pihak bioskop tentu tidak bisa
Kedua, kurangnya layar dan akses ke bioskop. Saat ini jumlah layer bioskop di
Indonesia ada 1..117 layar dengan persebarannya yang tidak merata. Dibandingkan dengan
beberapa negara tetangga, Indonesia memiliki ratio per kapita yang sangat rendah.Riset portal
filmindonesia.or.id menunjukkan, hanya 13 persen kabupaten dan kota yang punya akses ke
bioskop. Ketimpangan persebaran bioskop juga terjadi dengan 87 persen layar terpusat di
Pulau Jawa, dan 35 persen layer berada di DKI Jakarta. Sehingga masyarakat yang tinggal
jauh dari perkotaan yang ingin menonton sebuah film di bioskop menjadi terhambat karena
sehingga pembajakan film secara fisik maupun digital masih merajalela. Apalagi di zaman
sekarang ini, teknologi semakin canggih. Banyak website dan aplikasi di internet yang
menyediakan film film bajakan yang sedang tayang di bioskop, alhasil masyarakat lebih
memilih untuk menonton film di internet karena tidak perlu membayar apa pun, sedangkan
Desember 1900 dimana surat kabar “Bintang Betawi” memuat iklan tentang Petoenjoekan
Besar Jang Pertama di Hindia Belanda. Hal itu menunjukkan bahwa pada masa itu film
sudah mulai masuk ke wilayah pribumi. Disinilah kisah film luar negeri banyak diminati.
Memang wajar film luar negeri diapresiasi sebab kualitas yang tersaji sudah tak
diragukan lagi. Namun, film produksi local juga tak kalah dengan prestasi. Hanya saja
beberapa stigma negative masih saja menghantui. Faktanya banyak film Indonesia menembus
industry film luar negeri, bahkan mendapatkan penghargaan serta apresiasi. Contohnya saja
film Garapan sutradara Timo Tjahjanto, The Night Comes For Us menjadi film Indonesia
pertama yang berhasil masuk salah satu platform Over The Top (OTT) yang berpusat di Los
Angeles, California yaitu Netflix. Sayangnya film film diatas masih tak mampu menarik
minat penonton local dan kalah bersaing dengan film Garapan Hollywood. Indikasi ini
menunjukkan bahwa film karya dalam negeri sebenarnya mampu bersaing dengan film film
produksi Hollyood, tetapi tetap saja tidak bisa mengalahkan jumlah penonton film box office
dari Amerika.
Usut punya usut, kualitas film yang menjadi penyebabnya. Menurut Badan Ekonomi
Kreatif (BEKRAF), Kualitas film di Indonesia Berkutat pada keragaman konten yang selama
ini menjadi tantangan. Tak heran jika genre film drama, komedi dan horror masih
mendominasi layer lebar Indonesia. Pada dasarnya kualitas film di Indonesia harus dilihat
dari berbagai sudut pandang yang ada. Entah dari jumlah dan reaksi penontonnya ataupun
muatan konten yang disajikan dalam suatu film. Kualitas ini tergantung pada pelaku sineas
yang secara langsung terjun dalam setiap Garapan film. Sehingga kualitas film di Indonesia
menjadikan jumlah perolehan penonton sebagai indicator dalam menilai kesuksesan dan
peningkatan. Namun hal tersebut masih dirasa kurang sebab peningkatannya dirasa masih
belum signifikan. Hal tersebut terjadi juga dilatarbelakangi oleh kurangnya apresiasi kepada
filmmaker. Pengembangan industry perfilman juga masih kurang disoroti oleh pemerintah,
hanya ada badan badan kecil yang menaunginya. Banyak dari mereka juga kurang tertarik
memasarkan filmnya di industry local. Mereka lebih banyak melempar karya nya ke festival
film luar negeri. Mungkin saja ini bergantung pada pemikiran dan sisi independensi
filmmaker masing masing. Mereka juga lebih suka membuat karya dengan selera mereka
daripada hanya hidup monoton dengan pasar penonton yang begitu begitu saja.
Perkembangan film di Indonesia terkesan lebih lambat dari negara negara lain karena
film belum sepenuhnya menjadi bagian hidup masyarakat Indonesia saat ini. Kurangnya
kreativitas dalam membuat film juga termasuk bagian dari alasan film Indonesia
perkembangannya lebih lambat, faktor kurangnya modal yang menyebabkan para sineas tidak
bisa mengembangkan kreativitas karena jika tidak ada yang memfasilitasi film tersebut bisa
saja berakhir menjadi sesuatu yang tidak menarik untuk ditonton karena kualitas cerita yang
3.1 Simpulan
Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan Suatu
pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu. Pesan film pada
komunikasi massa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut. Akan tetapi,
umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik itu pesan Pendidikan, hiburan,
dan informasi. Pada dasarnya film dapat dikelompokkan ke dalam dua pembagian dasar,
yaitu kategori film cerita dan non cerita. Pendapat lain menggolongkan menjadi film fiksi dan
non fiksi. Film cerita adalah film yang diproduksi berdasarkan cerita yang dikarang, dan
dimainkan oleh actor dan aktris. Pada umumnya film cerita bersifat komersial, artinya
dipertunjukkan di bioskop dengan harga karcis tertentu atau diputar di televisi dengan
dukungan sponsor iklan tertentu. Film non cerita adalah film yang mengambil kenyataan
sebagain subyeknya, yaitu merekam kenyataan dari pada fiksi tentang kenyataan. Terdapat
berbagai jenis film yaitu, Film Horror, Film Drama, Film Misteri, Film Komedi, Science
Alasan Masyarakat tidak menonton film di bioskop yaitu masih rendahnya kualitas
film local secara rata rata dan kurangnya pekerja film yang berkualitas, Kurangnya layar dan
sehingga pembajakan film secara fisik maupun digital masih merajalela. Jenis Film yang
paling diminati oleh masyarakat adalah film horror, film drama, dan film komedi.
Jika kita telisik ke belakang hingga saat ini, film Indonesia sejatinya mengalami
peningkatan. Namun hal tersebut masih dirasa kurang sebab peningkatannya dirasa masih
belum signifikan. Hal tersebut terjadi juga dilatarbelakangi oleh kurangnya apresiasi kepada
filmmaker. Pengembangan industry perfilman juga masih kurang disoroti oleh pemerintah,
hanya ada badan badan kecil yang menaunginya. Banyak dari mereka juga kurang tertarik
memasarkan filmnya di industry local. Mereka lebih banyak melempar karya nya ke festival
film luar negeri. Mungkin saja ini bergantung pada pemikiran dan sisi independensi
3.2 Saran
Dari hasil pembahasan dan kesimpulan, maka dapat diberikan saran saran sebagai
berikut :
1. Bagi industry local perfilman dalam hal ini harus lebih ditingkatkan kualitas film local.
2. Bagi pemerintah agar sebaiknya melakukan dukungan dan pembinaan terhadap industry
industry local dalam membuat sebuah karya film serta ikut membantu mempromosikannya ke
3. Bagi masyarakat agar sebaiknya mendukung film film industry local dengan cara
menonton film buatan Indonesia secara bijak dan tidak menonton di situs bajakan. Hal ini
agar kualitas perfilman di negara kita bisa menjadi lebih maju lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Mukhamad Akbar Makhbubi. 29 Maret 2020. Menyoal Kualitas Film Indonesia. Layak kah?
https://www.its.ac.id/news/2020/03/29/menyoal-kualitas-film-indonesia-layak-kah/
Emiliano – Farhano. 2020. Mengapa perkembangan film di Indonesia terkesan lebih lambat
dari negara negara sekitar, padahal banyak pelaku hebat (actor, sutradara, dll) di industry ini?
https://id.quora.com/Mengapa-perkembangan-film-di-Indonesia-terkesan-lebih-lambat-dari-
negara-negara-sekitar-padahal-banyak-pelaku-hebat-aktor-sutradara-dll-di-industri-ini
Muhammad Khairil. April 23, 2018. Kamu Pecinta Horor? Berikut 5 alasan orang suka film
horror! https://www.quipper.com/id/blog/tips-trick/alasan-orang-suka-film-horor/
https://id.quora.com/Mengapa-kualitas-film-Indonesia-sangat-rendah-daripada-film-dari-
negara-lain
https://adhitoge.wordpress.com/2013/09/01/pengertian-film/
https://kumparan.com/kumparanhits/masalah-dan-tantangan-perfilman-nasional