Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENELITIAN

INTERNAL

PENYUTRADARAAN FILM PENDEK “AFORISME”

TIM PENELITI:

Jabatan Nama NIM


Ketua Fandika Wirayudha 2022000005
Anggota Airlangga 2022000001
Anggota Riska Amelia Putri 2022000014
Anggota Aji Purnomo 2022000002
Anggota Ibnu Wafidz 2022000009

UNIVERSITAS POTENSI UTAMA


FAKULTAS SENI DAN DESAIN

i
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ........................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................ ii
Bab 1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
Bab 2 Perumusan Masalah ................................................................................ 3
Bab 3 Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 4
Bab 4 Metode Penelitian .................................................................................... 5
Bab 5 Biaya Dan Jadwal Penelitian .................................................................. 7
Daftar Pustaka .................................................................................................... 8
Lampiran

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sosial Media merupakan kumpulan aplikasi yang berbasis di internet yang

memberikan fungsi untuk saling berkomunikasi, bertukar informasi, dan juga

saling berpendapat. Tapi jika dinilai dari sisi negatifnya permasalahan yang timbul

dari social media Sering sekali berupa pengguna media sosial yang hanya ikut-

ikutan menyebarkan atau berkomentar tentang hal-hal yang sedang hangat atau

ramai dibicarakan di social media tanpa membaca berita secara keseluruhannya

(Anwar, 2017). Dampak dari hal ini dapat menghasilkan permasalahan seperti

perudungan. Perudungan memiliki banyak bentuk, salah satunya adalah cyber

bullying.

Cyber-bullying adalah suatu bentuk bullying yang terjadi secara online,

lewat social media. Berbeda dengan bullying pada umumnya, Cyber-bullying

dapat terjadi setiap hari, setiap saat, dan mencapai korbannya dimanapun dia

berada termasuk di rumah (Anwar, 2017). Tak jarang Cyber-bullying juga

berujung kepada Tindakan bullying di sekolah. Contohnya seperti bowo alpenlible

yang pernah viral di Indonesia karena melakukan meet and greet berbayar kepada

penggemarnya yang berujung dirinya dibully tidak hanya di dunia maya namun

juga di sekolahnya. Perudungan atau pembullyan juga dapat berujung kepada

kematian. Contoh kasus kematian karena korban bullying adalah Fifi Kusrini,

anak berusia 13 tahun yang melakukan bunuh diri pada 15 Juli 2005. Hal ini

dipicu oleh rasa minder dan frustrasi karena sering diejek sebagai anak tukang

bubur oleh teman-teman sekolahnya. Untuk hal itu penulis ingin menciptakan film

pendek. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

1
menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu

tempat tertentu. (Effendy, 1986). Untuk itu film dapat mempengaruhi

penontonnya dan juga menjadi media yang tepat dalam menyampaikan sebuah

pesan kepada masyarakat banyak.

1.2. Tujuan Dan Manfaat Penciptaan

1.2.1. Tujuan Penciptaan

Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penciptaan film Fiksi ini adalah:

1. Menambah pengetahuan masyarakat mengenai tindak perudungan yang

bisa terjadi di lingkungan sekolah maupun di dunia maya.

2. Memaparkan psychology korban yang di bully di social media dimana

masyarakat di era modern sudah tidak peduli dengan kebenaran sebuah

kejadian itu benar atau tidak.

3. Menghasilkan penyutradaraan film pendek dengan judul “Aforisme”.

1.2.2. Manfaat Penciptaan

Manfaat dari penciptaan ini adalah:

1. Diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal Tindakan perudungan dan

dampaknya kepada korban.

2. Diharapkan dapat menambah wawasan dalam penyutradaraan karya film

pendek fiksi dari pencetusan ide menjadi suatu karya.

2
BAB 2

PERUMUSAN MASALAH

2.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis jabarkan, maka penulis

mengidentifikasi adanya hal-hal yang menjadi masalah penelitian, yaitu:

1. Kurangnya kepedulian terhadap toleransi dan perasaan peduli di masyarakat

sekarang dalam menggunakan social media.

2. Kurangnya kepedulian terhadap korban perudungan yang dapat terjadi di

sekolah dan juga di dunia maya.

2.2. Batasan Masalah

Bagaimana penyutradaraan film fiksi “aforisme” tentang perudungan

melalui media social yang terjadi di sekolah.

2.3. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah penciptaan film yang berjudul

“Aforisme” sehingga mampu memberikan informasi kepada masyarakat secara

jelas.

3
BAB 3

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Teori film

3.1.1. Film

Film adalah karya buatan manusia yang mengandung estetika atau sebuah

media komunikasi yang bisa digunakan sebagai media untuk menyalurkan

maupun menyebarluaskan pesan dari pembuatnya kepada public (Rangga et al.,

2019). Film sebagai media massa menjadi sarana komunikasi yang sangat efektif

karena bersifat audio visual dan mampu bercerita banyak dalam waktu singkat.

Film juga bagian dari komunikasi yang merupakan bagian terpenting dari

sebuah sistem yang digunakan individu maupun kelompok yang berfungsi untuk

mengirim dan menerima pesan. (Ibrahim ,201)

Ada beberapa tokoh yang mengidentifiasi film dengan berbagai macam

pemikirannya. Menurut Arsyad (2003:45) film merupakan kumpulan dari

beberapa gambar yang berada di dalam frame, dimana frame demi frame

diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar

gambar itu menjadi hidup. Sedangkan menurut Baskin (2003: 4) film merupakan

salah satu bentuk media komunikasi massa dari berbagai macam teknologi dan

berbagai unsur-usur kesenian.

3.1.2. Film Fiksi

Film dapat dibedakan menjadi dua yaitu film fiksi dan film non fiksi. Film

fiksi adalah film yang di ciptakan lewat imaginasi manusia, dengan kata lain film

fiksi tidak berdasarkan dari kejadian nyata. Film fiksi lebih terikat dengan plot

dan cerita yang disajikan pun diluar kejadian nyata.

4
Film fiksi mempunyai konsep peradeganan yang sudah dirancang sejak awal,

dari segi produksi film fiksi memiliki proses yang lebih kompleksdari pada jenis

film lainnya. Baik dari segi manajeman karena menggunakan jumlah kru yang

tidak sedikit, begitu juga dari segi waktu yang lama karena membutuhkan waktu

untuk mengatur lokasi entah itu di studio maupun diluar studio. Berbeda dengan

film documenter yang tidak terlalu menonjolkan unsur hiburan, sedangkan film

fiksi cendurung sebagai sarana hiburan.

3.1.3.Penyutradaraan

Penyutradaraan merupakan hal yang berhubungan dengan proses yang

dilakukan dari awal hingga tampilanya sebuah pembuatan film. Dalam kamus

Bahasa Indonesia, penyutradaraan adalah proses pembuatan menyutradarai. Orang

yang menyutradarai sebuah film disebut sutradara.

Sutradara adalah orang yang membawa sebuah naskah daram atau film

dengan menafsirkan naskah tersebut dan menvisualisasikan kedalam sebuah film

yang utuh. Sutradara berperan untuk menggatur dan mengarahkan segala sesuatu

yang kemudian akan diwujutkan secara visual dalam teknis produksi.

Menurut Hasanudin W.S berpendapat bahwa “sutradara adalah seorang yang

mengkoordinir dan mengarahkan segala unsur dalam pembuatan sebuah film atau

daram, memberikan penafsiran pokok atas naskah, dan hal-hal lain nya, dengan

kecakapannya sehingga mecapai suatu pembuatan film” (Hasanudin W.S,

2009:198)

Seorang sutradara harus menguasai atau mempunyai kepekaan terhadap

rumus 5C close up, camera angel, composition, cutting, dan continuity (Hartoko

1997:17).

5
3.1.4.Sinematografi

Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmu yang membahas

tentang Teknik manangkapgambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut

sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide. Pengambilan

gambar merupakan tahapan yang sangat penting di dalam proses pembuatan

sebuah film atau vidioklip. Gambar yang diambil harus mampu menyampaikan

gagasan dari alur cerita.

Oleh karna itu pengambilan gambar yang baik sangat ditekan kan pada proses

ini. Jadi Teknik sinematografi adalah metode yang akan digunakan untuk

mengambil gambar agar penonton mudah menangkap pesan yang disampaikan

melalui sebuah gambar. Kita harusnya bisa selalu menampilkan gambar yang

menarik, mempunyai arti lain atau dengan kata lain, gambar kita harus mampu

berbicara (Semedhi:2011 hlm 47).

Aspek yang terdapat dalam sinematografi Camera Angel adalah penggunaan

angel kamera yang baik dan benar akan menambah visualisasi dramatikdari cerita,

dan sebaliknya bila pemilihan sudut pandang kamera. Angel camera dibagi

menjadi beberapa aspek, yaitu Angel Camera Objektif, Angel Camera subjektif,

dan Angel Camera Point Of View.

6
BAB 4

METODE PENCIPTAAN

4.1 Deskripsi Karya

Penulis memilih format film fiksi dalam produksi ini yang mengangkat

sebuah cerita yang mengulas perudungan dan juga kekerasan seksual yang

terjadi di masyarakat.

1. Judul : Aforisme

2. Tema : Perudungan, dan kekerasan seksual

3. Genre : Drama

4. Media : Film

5. Format Program : Film Fiksi

6. Format Produksi : Outdoor dan Indoor

7. Unsur Produksi : Video

8. Segmentasi : Semua Umur

9. Durasi : ± 12 menit

4.2 Data dan Sumber Data

Guna melengkapi penciptaan film Pendek ini, sumber data merujuk kepada

beberapa berita dan juga kejadian kejadian yang terjadi di masyarakat.

4.2.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses penyusunan proposal ini sumber data sangat penting, agar

laporan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Terdapat beberapa teknik

7
pengumpulan data untuk membantu penulis mendapatkan informasi dan data yang

berguna sebagai bahan olahan penulis untuk membuat karya.

A. Studi Literatur

Studi Literatur adalah merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

dengan mengumpulkan sejumlah buku buku, majalah yang berkaitan dengan

masalah dan tujuan penelitian. Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk

mengungkapkan berbagai teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang

sedang dihadapi/diteliti sebagai bahan rujukan dalam pembahasan hasil penelitian.

B. Internet Searching

Penggunaan internet sebagai salah satu sumber dalam teknik pengumpulan

data dikarenakan dalam internet terdapat banyak informasi yang berkaitan dengan

penelitian. Beragam informasi ini tentunya sangat berguna bagi penelitian, serta

dilengkapi sengan beragam literatur yang berasal dari penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya dari berbagai belahan dunia.

8
BAB 5

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

5.1. Anggaran Biaya

Tabel 5.1 Ringkasan Anggaran Biaya Produksi

No. Uraian Hari Jumlah (Rp)


Pra Produksi
1 Kertas Rp.40.000,-
Produksi
1 Fee talent 2 Rp.500.000-
2 Konsumsi 2 Rp.460.000,-
3 Sewa alat 2 Rp.1.500.000,-
Jumlah Total Biaya Produksi Rp.2.500.000,-

5.2. Jadwal Penelitian

Tabel 5.2 Jadwal Penelitian


Mei Juni Juli
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Ide dan konsep
Menyusun proposal
Pra produksi
Produksi
Editing 1
Final edit
Publikasi

9
Daftar Pustaka

Journal online

http://journal.ubm.ac.id/”PELECEHAN SEKSUAL PADA LAKI-LAKI”,


diakses pada 7 juni 2022 pukul 15:18.
http://ejournal.pamaaksara.org/”GAMBARAN PSIKOSOSIAL PADA
REMAJA KORBAN KEKERASAN SEKSUAL”, diakses pada 7 juni 2022 pukul
15:30
https://jurnal.kominfo.go.id/”MEDIA SOSIAL: ANTARA KEBEBASAN
DAN EKSPLOITASI”, diakses pada 7 juni 2022 pukul 15:47
http://journal.um.ac.id/”Tindak Perundungan di Sekolah Dasar dan Upaya
Mengatasinya”, diakses pada 7 juni 2022 pukul 16:12
https://journal.untar.ac.id/”Perubahan dan Permasalahan Media Sosial”,
diakses pada 7 juni 2022 pukul 16:33

10

Anda mungkin juga menyukai