Film merupakan salah satu alat yang ampuh di tangan orang yang mempergunakannya secara
efektif untuk sesuatu maksud terutama terhadap masyarakat kebanyakan dan juga anak-anak
yang memang lebih banyak menggunakan aspek emosinya dibanding aspek rasionalnya, dan
langsung berbicara ke dalam hati sanubari penonton secara meyakinkan.
Film juga sangat membantu dalam proses pembelajaran, apa yang terpandang oleh mata dan
terdengar oleh telinga, lebih cepat dan lebih mudah diingat daripada apa yang hanya dapat
dibaca saja atau hanya didengar saja.
Pada awalnya, film atau gambar hidup ini hanya berupa serangkaian gambar diam yang
diletakkan rapat-rapat ditunjukkan berganti-ganti dengan kecepatan tinggi, orang yang
melihatnya akan mengalami ilusi seolah-olah terdapat gerakan. Pada perkembangan
selanjutnya, William Friese Greene dan Thomas Alva Edison menciptakan kamera pertama
yang secara khusus didesain untuk merekam film gambar hidup (disebut kinetograph).
Saat ini dengan berkembangnya teknologi, peralatan film sudah mengalami perkembangan
yang sangat pesat. Perkembangan tekhnologi perfilman yang serba digital, telah memberikan
kemudahan kepada kita sebagai praktisi pendidikan, untuk meningkatkan dan
mengembangkan pemanfaatan film-film pendidikan yang lebih kreatif dan inovatif.
Dalam pembahasan makalah ini, kami hanya membahas mengenai pengertian film,
kegunannya dalam pendidikan, kelebihan dan kelemahan film sebagai media pembelajaran,
dan jenis-jenis film yang digunakan dalam pendidikan.
PEMBAHASAN
1.Pengertian dan Fungsi Film dalam Proses Pembelajaran
Film secara sederhana dapat didefinisikan sebagai cerita yang dituturkan kepada penonton
melalui rangkaian gambar bergerak.
Menurut Azhar Arsyad, film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame
dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga
pada layar terlihat gambar itu hidup. Sama halnya dengan film, video dapat menggambarkan
suatu obyek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai.1
Fungsi film dalam proses pembelajaran terkait dengan tiga hal, yaitu untuk tujuan kognitif,
untuk tujuan psikomotor, dan untuk tujuan afektif.
Dalam hubungannya dengan tujuan kognitif, film dapat digunakan untuk:
1.Mengajarkan pengenalan kembali atau pembedaan stimulasi gerak yang relevan, seperti
kecepatan obyek yang bergerak, dan sebagainya
2.Mengajarkan aturan dan prinsip. Film dapat juga menunjukkan deretan ungkapan verbal,
seperti pada gambar diam dan media cetak. Misalnya untuk mengajarkan arti ikhlas,
ketabahan, dan sebagainya.
3.Memperlihatkan contoh model penampilan, terutama pada situasi yang menunjukkan
interaksi manusia.
Dalam hubungannya dengan tujuan psikomotor, film digunakan untuk memperlihatkan
contoh keterampilan gerak. Media ini juga dapat memperlambat atau mempercepat gerak,
mengajarkan cara menggunakan suatu alat, cara mengerjakan suatu perbuatan, dsn
sebagainya. Selain itu, film juga dapat memberikan umpan balik tertunda kepada siswa secara
visual untuk menunjukkan tingkat kemampuan mereka dalam mengerjakan keterampilan
gerak, setelah beberapa waktu kemudian.
Dengan hubungannya dengan tujuan afektif, film dapat mempengaruhi emosi dan sikap
seseorang, yakni dengan menggunakan berbagai cara dan efek. Ia merupakan alat yang cocok
untuk memperagakan informasi afektif, baik melalui efek optis maupun melalui gambaran
visual yang berkaitan.
KESIMPULAN
Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame
diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu
hidup.
Film sebagai media pendidikan mempunyai kelebihan dan kelemahan. Film dibagi menjadi 3
jenis, yaitu: film dokumenter, film docudrama, film drama atau semi drama. Film dokumenter
yaitu film yang dibuat berdasarkan fakta bukan fiksi dan bukan pula memfiksikan yang fakta.
Film dokudrama yaitu film dokumenter yang membutuhkan pengadegan. Kisah – kisah yang
ada dalam docudrama adalah kisah yang diangkat dari kisah nyata dari kehidupannyata, bisa
diambil dari sejarah. Film drama atau semi drama yaitu keduanya melukiskan human relation.
Tema-temanya bisa dari kisah nyata dan bisa juga tidak dari kisah nyata, yakni dari nilai-nilai
kehidupan yang kemudian diramu menjadi sebuah cerita.
Langkah pengunaan film sebagai media pengajaran meliputi: langkah persiapan guru,
mempersiapkan kelas, langkah penyajian, aktifitas lanjutan berupa tanya jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. H. Asnawir dan M. Basyirudin Usman. Media pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press.
2002.
Arief S. Sadiman, dkk. Media pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya.
Jakarta: Rajawali. 2009.
Munadi , Yudhi. Media pembelajaran: Sebuah pendapatan baru. Ciputat:Gaung Persada.
2008.
Arsyad, Azhar. Media pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2009.
Anderson, Ronald H. Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. Jakarta:
Rajawali. 1987.