Anda di halaman 1dari 20

Analisis Isi Film Negeri 5 Menara

Untuk Tugas UTS


Teori Komunikasi Massa.

Indi Hikami
109051100039
Konsentrasi Jurnalistik
Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi.
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ahmad Fuadi (lahir di Bayur Maninjau, Sumatera Barat, 30 Desember 1972; umur 40 tahun)
adalah novelis, pekerja sosial dan mantan wartawan dari Indonesia. Novel pertamanya adalah
novel Negeri 5 Menara yang merupakan buku pertama dari trilogi novelnya dan diangkat
menjadi sebuah film. Karya fiksinya dinilai dapat menumbuhkan semangat untuk berprestasi.
Walaupun tergolong masih baru terbit, novelnya sudah masuk dalam jajaran best seller tahun
2009. Kemudian meraih Anugerah Pembaca Indonesia 2010 dan tahun yang sama juga
masuk nominasi Khatulistiwa Literary Award, sehingga PTS Litera, salah satu penerbit di
negeri jiran Malaysia tertarik menerbitkan di negaranya dalam versi bahasa melayu. Novel
keduanya yang merupakan trilogi dari Negeri 5 Menara, Ranah 3 Warna telah diterbitkan
sejak 23 Januari 2011. Fuadi mendirikan Komunitas Menara, sebuah yayasan sosial untuk
membantu pendidikan masyarakat yang kurang mampu, khususnya untuk usia pra sekolah.
Saat ini Komunitas Menara punya sebuah sekolah anak usia dini yang gratis di kawasan
Bintaro, Tangerang Selatan.
Memulai pendidikan menengahnya di KMI Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo
dan lulus pada tahun 1992. Kemudian melanjutkan kuliah Hubungan Internasional di
Universitas Padjadjaran, setelah lulus menjadi wartawan Tempo. Kelas jurnalistik
pertamanya dijalani dalam tugas-tugas reportasenya di bawah bimbingan para wartawan
senior Tempo. Tahun 1998, dia mendapat beasiswa Fulbright untuk kuliah S2 di School of
Media and Public Affairs, George Washington University. Merantau ke Washington DC
bersama Yayi, istrinya---yang juga wartawan Tempo-adalah mimpi masa kecilnya yang
menjadi kenyataan. Sambil kuliah, mereka menjadi koresponden TEMPO dan wartawan
VOA. Berita bersejarah seperti peristiwa 11 September 2001 dilaporkan mereka berdua
langsung dari Pentagon, White House dan Capitol Hill.
Tahun 2004, jendela dunia lain terbuka lagi ketika dia mendapatkan beasiswa Chevening
untuk belajar di Royal Holloway, University of London untuk bidang film dokumenter.
Penyuka fotografi ini pernah menjadi Direktur Komunikasi di sebuah NGO konservasi: The
Nature Conservancy.
Ia adalah cucu Buya H. Sulthany Datuk Rajo Dubalang dan Buya Sulaiman Katik Indo
Marajo.

B. Pembatasan Masalah
dapat diidentifikasi sebagai berikut,
Unsur sastra yang dianalisis terbatas pada unsur intrinsik yang meliputi alur, pelaku, dan latar
film dan ektrinsik
Film yang dianalisis terbatas pada Film yang berjudul negeri 5 menara Karya Ahmad
Fuadi.
Penyusunan model bahan ajar terbatas pada kompetensi dasar Menjelaskan alur cerita,
pelaku, dan latar film .
C. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, penulis dapat


merumuskan masalah ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut,
Sejauh manakah siswa memahami unsur intrinsik alur cerita, pelaku, dan latar Film yang
berjudul negeri 5 menara Karya Ahmad Fuadi.
Bagaimanakah menyusun bahan ajar menganalisis unsur intrinsik Film dengan
memanfaatkan hasil analisis alur cerita, pelaku, dan latar Film yang berjudul negeri 5
menara Karya Ahmad Fuadi.
D. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang unsur
intrinsik film Indonesia.
Adapun secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk memperoleh gambaran tentang alur cerita, pelaku, dan latar film yang berjudul negeri
5 menara Karya Ahmad Fuadi.
Menyusun model bahan ajar dengan memanfaatkan hasil analisis unsur instrinsik alur cerita,
pelaku, dan latar film yang berjudul negeri 5 menara Karya Ahmad Fuadi.
E. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, terutama bagi penulis, Mahasiswa dan pembaca.
Manfaat bagi Mahasiswa
Mengetahui kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya sastra, (film)
Menambah keterampilan siswa dalam mengapresiasi karya sastra, (film)
Menarik minat baca siswa terhadap karya sastra, (film)
Manfaat bagi pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman dalam mempelajari unsur intrinsik dan ektrinsik suatu film.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian film
Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie. Film, secara kolektif, sering disebut
sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film juga sebenarnya
merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa di kenal di dunia para sineas sebagai
seluloid. Pengertian secara harafiah film (sinema) adalah Cinemathographie yang berasal dari
Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie = grhap (tulisan = gambar = citra), jadi
pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak dengan
cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa kita sebut dengan kamera.
Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu)
dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Kamera film menggunakan pita seluloid (atau
sejenisnya, sesuai perkembangan teknologi). Butiran silver halida yang menempel pada pita
ini sangat sensitif terhadap cahaya. Saat proses cuci film, silver halida yang telah terekspos
cahaya dengan ukuran yang tepat akan menghitam, sedangkan yang kurang atau sama sekali
tidak terekspos akan tanggal dan larut bersama cairan pengembang (developer).

Definisi Film Menurut UU 8/1992, adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan
media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan
direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil
penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi,
proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan
dan/atau ditayangkan dengan sistem Proyeksi mekanik, eletronik, dan/atau lainnya;
Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastik yang dilapisi dengan zat
peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografi film ini
menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap
lensa. Pada generasi berikutnya fotografi bergeser padapenggunaan media digital elektronik
sebagai penyimpan gambar.
Dalam bidang sinematografi perihal media penyimpan ini telah mengalami perkembangan
yang pesat. Berturut-turut dikenal media penyimpan selluloid (film), pita analog, dan yang
terakhir media digital (pita, cakram, memori chip). Bertolak dari pengertian ini maka
film pada awalnya adalah karya sinematografi yang memanfaatkan media selluloid sebagai
penyimpannya.
Sejalan dengan perkembangan media penyimpan dalam bidang sinematografi, maka
pengertian film telah bergeser. Sebuah film cerita dapat diproduksi tanpa menggunakan
selluloid (media film). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan media
selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi gambar yang telah
diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang fleksibel. Hasil
akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada media selluloid, analog maupun digital.
Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah mengubah pengertian film dari istilah
yang mengacu pada bahan ke istilah yang mengacu pada bentuk karya seniaudio-visual.
Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan
audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.Istilah film pada mulanya mengacu pada
suatu media sejenis plastik yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini
sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografi film ini menjadi media yang dominan
digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap lensa.
Pada generasi berikutnya fotografi bergeser padapenggunaan media digital elektronik sebagai
penyimpan gambar. Dalam bidang sinematografi perihal media penyimpan ini telah
mengalami perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal media penyimpan
selluloid (film), pita analog, dan yang terakhir media digital (pita, cakram, memori chip).
Bertolak dari pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya sinematografi yang
memanfaatkan media selluloid sebagai penyimpannya.
Sejalan dengan perkembangan media penyimpan dalam bidang sinematografi, maka
pengertian film telah bergeser. Sebuah filmcerita dapat diproduksi tanpa menggunakan
selluloid (media film). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan media
selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi gambar yang telah
diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang fleksibel. Hasil
akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada media selluloid, analog maupun digital.
Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah mengubah pengertian film dari istilah
yang mengacu pada bahan ke istilah yeng mengacu pada bentuk karya seniaudio-visual.
Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan
audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.
B. Unsur-Unsur Film

Film mempunyai unsur-unsur yang terkandung di dalam unsur-unsur tersebut adalah:


a. unsur Intrinsik
unsur yang terdapat di dalam karya sastra.yang mempengaruhi karya sastra tersebut,unsure
intrinsik dalam cerita meliputi
Tema
Pokok persoalan dalam cerita.
Karakter tokoh
Tokoh dalam cerita. Karakter dapat berupa manusia, tumbuhan maupun benda
Karekter dapat dibagi menjadi:

Karakter utama: tokoh yang membawakan tema dan memegang banyak peranan
dalam cerita

Karakter pembantu: tokoh yang mendampingi karakter utama

Protagonis : karakter/tokoh yang mengangkat tema

Antagonis : karakter/tokoh yang memberi konflik pada tema dan biasanya berlawanan
dengan karakter protagonis. (Ingat, tokoh antagonis belum tentu jahat).

Konflik
Konflik adalah pergumulan yang dialami oleh karakter dalam cerita dan . Konflik ini
merupakan inti dari sebuah karya sastra yang pada akhirnya membentuk plot. Ada empat
macam konflik, yang dibagi dalam dua garis besar:
Konflik internal
Individu-diri sendiri: Konflik ini tidak melibatkan orang lain, konflik ini ditandai dengan
gejolak yang timbul dalam diri sendiri mengenai beberapa hal seperti nilai-nilai. Kekuatan
karakter akan terlihat dalam usahanya menghadapi gejolak tersebut
Konflik eksternal
Individu Individu: konflik yang dialami seseorang dengan orang lain
Individu alam: Konflik yang dialami individu dengan alam. Konflik ini menggambarkan
perjuangan individu dalam usahanya untuk mempertahankan diri dalam kebesaran alam.
Individu- Lingkungan/ masyarakat : Konflik yang dialami individu dengan masyarakat
atau lingkungan hidupnya.
Seting
Keterangantempat, waktu dan suasana cerita.
Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta
keadaan ketika cerita berlangsung
Plot
Jalan cerita dari awal sampai selesai

Eksposisi : penjelasan awal mengenai karakter dan latar( bagian cerita yang mulai
memunculkan konflik/ permasalahan)

Klimaks : puncak konflik/ ketegangan

Falling action: penyelesaian

Sudut pandang
Sudut pandang yang dipilih penulis untuk menyampaikan ceritanya.

Orang pertama: penulis berlaku sebagai karakter utama cerita, ini ditandai dengan
penggunaan kata aku. Penggunaan teknik ini menyebabkan pembaca tidak
mengetahui segala hal yang tidak diungkapkan oleh sang narator. Keuntungan dari
teknik ini adalah pembaca merasa menjadi bagian dari cerita.

Orang kedua: teknik yang banyak menggunakan kata kamu atau Anda. Teknik ini
jarang dipakai karena memaksa pembaca untuk mampu berperan serta dalam cerita.

Orang ketiga: cerita dikisahkan menggunakan kata ganti orang ketiga, seperti: mereka
dan dia.

Teknik penggunaan bahasa


Dalam menuangkan idenya, penulis biasa memilih kata-kata yang dipakainya
sedemikian rupa sehingga segala pesannya sampai kepada pembaca. Selain itu, teknik
penggunaan bahasa yang baik juga membuat tulisan menjadi indah dan mudah dikenang.
Teknik berbahasa ini misalnya penggunaan majas, idiom dan peribahasa.
Amanat
Nilai (amanat) : pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang emalalui
cerita
b. unsur Ekstrinsik
DikatakanFananie (2001:77) Faktor ekstrinsik adalah segala faktor luar yang
melatarbelakangi penciptaan karya sastra. Ia merupakan milik subjektif pengarang yang bisa
berupa kondisi social, motivasi, tendensi yang mendorong dan mempegaruhi kepengarangan
seseorang. Faktor-faktor ekstrinsik itu dapat meliputi:
1) tradisi dan nilai-nilai,
2) struktur kehidupan sosial,
3) keyakinan dan pandangan hidup,
4) suasana politik,
5) lingkungan hidup,
6) agama, dan sebagainya.

BAB III
ANALISIS
A. SINOPSIS
Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah
Minangkabau. Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, bermain
bola di sawah berlumpur dan tentu mandi berkecipak di air biru Danau Maninjau.
Tiba-tiba saja dia harus naik bus tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa
menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau
Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah Ibunya: belajar di
pondok.

Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan mantera sakti
man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses.
Dia terheran-heran mendengar komentator sepakbola berbahasa Arab, anak menggigau dalam
bahasa Inggris, merinding mendengar ribuan orang melagukan Syair Abu Nawas dan terkesan
melihat pondoknya setiap pagi seperti melayang di udara.
Dipersatukan oleh hukuman jewer berantai, Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan,
Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Di
bawah menara masjid yang menjulang, mereka berenam kerap menunggu maghrib sambil
menatap awan lembayung yang berarak pulang ke ufuk. Di mata belia mereka, awan-awan itu
menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing. Kemana impian jiwa muda ini
membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah: Jangan pernah remehkan
impian, walau setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.
Bagaimana perjalanan mereka ke ujung dunia ini dimulai? Siapa horor nomor satu mereka?
Apa pengalaman mendebarkan di tengah malam buta di sebelah sungai tempat jin buang
anak? Bagaimana sampai ada yang kasak-kusuk menjadi mata-mata misterius? Siapa Princess
of Madani yang mereka kejar-kejar? Kenapa mereka harus botak berkilat-kilat? Bagaimana
sampai Icuk Sugiarto, Arnold Schwarzenegger, Ibnu Rusyd, bahkan Maradona sampai
akhirnya ikut campur? Ikuti perjalanan hidup yang inspiratif ini langsung dari mata para
pelakunya. Negeri Lima Menara adalah buku pertama dari sebuah trilogi.
B. HASIL ANALISIS
Unsur-Unsur Intrinsik
1. Tema
Tema Film Negeri 5 Menara adalah Pendidikan, hal ini dapat kita lihat sendiri dari lembaranlembaran novel ini yang menceritakan bagaimana tokoh-tokoh utama di dalamnya
mengenyam pendidikan di dunia pesantren, apalagi dalam Film ini dibuka dengan kata
mutiara dari Imam Syafi'i yang berhubungan dengan penuntutan ilmu .
2. Penokohan

Analisis Penokohan
Tokoh Protagonis
Tokoh Protagonis yaitu Tokoh berprilaku baik didalam suatu cerita. Didalam Film yang
berjudul NEGERI 5 MENARA ini tokoh- tokoh yang termasuk tokoh protagonis yaitu :
1. Alif Fikri
Dia adalah pemeran utama dalam novel ini, dia berasal dari Maninjau BUKIT TINGGI, Dia
anak yang baik, selalu usaha dalam melakukan sesuatu.
Berikut cuplikannya: kalau begitu,kalau kita mau berhasil ujian ini, kita belajar sedikit lebih
lama dari kebanyakan teman teman di Kamp konsentrasi ,Simpulku.
Bismillah ya Tuhan, sudah aku kerahkan segala usaha, sekarang aku serahkan
penampilanku kepadamu dengan segala ikhlas,gumamku.
2.
Raja Lubis
Dia merupakan teman Alif pada waktu di PM,dia anak yang pintar dan memiliki pengetahuan
yang luas.
Berikut Cuplikannya : Untuk menarik perhatian pendengar, selain menggunakan suara yang
lantang, ikat meraka dengan matakau, pandang mata mereka dengan lekat, saran Raja sambil
mengarahkan 2 jari kemataku.
Arti harfiahya Kotak, bukan lemari (tempat pakaian buku dan segala macam yang kita
punya.Lemari kecil yang lebih menyerupai kotak, terang raja yang memiliki banyak
informasi dan dengan senang hati berbagi.
3.
Baso Salahuddin
Dia adalah teman alif di PM,dia anaknya pendiam , sangat taat terhadap aturan dan
mempunyai keinginan untuk menghafal Al-Quran .
Berikut kutipan ceritanya : melihat yang bukan mukhrim bisa menghilangkan hapalan AlQuran ku, kata baso dengan suara rendah.
4.
Said Jufri
Dia adalah teman alif di PM, dia anak yang selalu optimis memberikan saran sarannya .
berikut kutipan ceritanya : tenang akhi , sebentar lagi kita akan selamat . asrama tinggal 100
m lagi insyaallah tidak akan kena hukum, kata said dengan sangat optimis.
Said , Ya akhi , sebelum keasrama ,kita ke studio foto dulu yuk . kapan lagi tiga orang
berkepala shaolin berfoto pakai sarung. , said memang selalu tau bagaimana mengambil sisi
positif dari setiap bencana .
5. Atang
Dia adalah teman Alif pada waktu di PM, dia anak yang memiliki wajah serius, mudah
mengenal seseorang, patuh terhadap aturan dan juga baik.
Berikut kutipan ceritanya : Eh......kenalkan nama saya Atang, sambil menyorongkan
tangannya, dan buru buru dia menambahkan , saya dari Bandung urang sunda,
Said, ingat jangan kita menjadi Jasus 2x dalam 2 bulan, sahut Atang disaat hendak
melakukan kesalahan.
Aku juga tidak punya duit sekarang, tapi aku bisa menjamin tinggal kalian selama
diBandung. Pergi ke Bandung jelas tidak bayar karena naik mobil bapakku, untuk ongkos
kembali dari Bandung ke PM aku bisa meminjamkan nanti, bujuk Atang pada saat ingin
mengajak Alif dan Baso.
6.

Dulmajid

Dia adalah teman Alif juga pada waktu di PM, dia anak yang baik, suka bercanda, setia
kawan.
Berikut kutipan ceritanya : Lif, aku akan menunggumu sampai kamu selesai mengerjakan
tugas itu , kata Dulmajid
7. Amak
Beliau merupakan Ibu Alif , yang memiliki sifat jujur, adil sekaligus baik hati. Berikut
kutipan ceritanya : Bang Ambo ingin berlaku adil , dan keadilan hrus dimulai dari diri
sendiri, bahkan anak sendiri. Aturannya siapa yang tak mau praktek menyanyi dapat angka
merah, kata Amak ketika Ayah bertanya, kok tega memberi angka buruk pada anak.
Kita disini adalah pendidik. Kalau kayak begini ini bukan mendidik, kemana muka kita
disembunyikan dari Allah yang maha melihat.Ambo tak mau ikut bersokongkol dalam ke
tidak jujuran ini, frontal dan pas di ulu hati.
8. Ayah Alif
Beliau adalah orang yang baik, tidak banyak bicara tapi sekali bicara langsung merasuk di
hati. Berikut kutipa ceritanya : Pak anak ambo kelakuanya baik dan NEMnya termasuk
paling tinggi di Agam, kami kirim untuk mendalami agama, ucap ayah pada saat berbicara
dengan pak Sutan yang menjengkelkan.
9.
Kyai Rais
Beliau adalah guru besar Alif pada waktu di PM, Beliau orang yang sangat sabar,
berwibawa, dan setiap kata katanya enak didengar, merasuk dalm hati dan selalu benar
terjadi jika dilaksanakan dengan sungguh sungguh.
Berikut kutipan ceritanya : Mandirilah maka kamu akan jadi orang merdeka dan maju.
Itimad Ala Nafsi, bergantung pada diri sendiri, jangan dengan orang lain, cukuplah bantuan
Tuhan yang menjdi panutanmu, Nasihat Kyai Rais.
10. Kak Iskandar
Dia adalh ketua asrama Al barq, tenpat Alif dengan Sahibul yang lain tidur, dia orang yang
tegas dan baik.
Berikut kutipannya : Sebelum tidur, kami akan bacakan Qonun, aturan tidak tertulis yng
tidak boleh dilanggar. Pelanggaran pasti akan diganjar sesuai dengan kesalahannya dan
ganjaran paling berat adalah dipulangkan dari PM selama lamanya, katanya dengan serius
dan tegas.
11. Randai
Dia adalah teman kecil (teman akrab) Alif di Maninjau (dikampungnya), dia anaknya sedikit
sombong, tapi dia juga baik.
Berikut kutipannya : Kmu belum pernah lihat Komputer kan ? nah disini semua murid ikit
belajar komputer karena sekolahku baru membuat Lab komputer yang paling modern di kota
kita,senagnya katanya dengan bangga hati.
12. Ust Faris
Dia adalah Guru Alif di PM, beliau mengajar Al- Quran Hadist,orangnya baik dan selalu
memberi nasihat yang baik pula.
Berikut kutipannya : Bacalah Al Quran dan Al Hadist dengan mata hati kalian, resapi dan
lihatlah mereka secara menyeluruh, saling berkait menjadi pelita bagi kehidupan kita,
katanya dengan suara Bariton yang sangat terjaga vibranya.

13. Ust Kholid


Beliau adalah ustad yang sangat berpengalaman, dia juga pernah menuntut ilmu di Kairo,
orangnya baik.
Brikut kutipannya : Iya sederhanya, kalau kita mewaqafkan tanah jesekolah maka tanah itu
berpindah ketangan sekolah itu selamanya untuk kepentingan sekolah dan umat. Dan saya,
karena tidak punya tanah, yang saya waqafkan diri saya sendiri, kata Ust Khalid.

14. Ust Salman


Beliau adalah Wali Kelas Alif di PM, orangnya baik, dan beliau mengajar pelajaran sejarah di
PM.
Berikut kutipannya : Sejarah bukan seni bernostalgia, tapi sejarah adalah ibrah pelajran yng
bisa kita tarik ke masa sekarang, untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik,
jelasnya.
Jadi pilihlah suasana hati kalian, dalam situasi paling kacau sekalipun, karena kalianlah
master dan penguasa hati kalian. Dan hati yang selalu bisa dikuasai pemiliknya adalah hati
orang sukses, tandasnya dengan mata berkila - kilat.
Tokoh Antagonis
Tokoh Antagonis yaitu tokoh yang biasanya memiliki prilaku yang jelek atau jahat, dalam
Novel ini tokoh yang bertidak sebagai tokoh antagonis yakni :
1. Tyson ( Rajab Sujai)
Dia merupakan orang terhoror (paling di takuti) Alif selama di PM,wajahnya sangat
menyeramkan dan mudah marah begitu saja.
Berikut kutipannya : Hei...... nanti dulu, kalian tetap dihukum, di PM tidak ada kesalahan
yang berlangsung tanpa dapat ganjaran , hardik si Tyson.
2.
Ust Torik
Dia adalah orang keduayang paling ditakuti setelah Tyson, dia tidak banyak bicara tapi sekali
bicara menakutkan.
Berikut kutipannya : Kamu ngomong apa ??? bicara yang jelas, lihat mata saya,
potongnya , matanya yang dalm mencorong tajam
Tokoh-tokoh dan watak dalam Film Negeri 5 Menara, yaitu:
a) Amak
Seorang wanita separuh baya yang ramah : [Mukanya selalu mengibarkan senyum ke siapa
saja]
Rela Berkorban : [Amak terpaksa menjadi guru sukarela yang hanya dibayar dengan beras
selama 7 tahun]
Peduli akan nasib umat Islam : [Bagaimana nasib umat Islam nanti? ]
Seorang ibu yang konsisten terhadap keputusannya : [Pokoknya Amak tidak rela waang
masuk SMA!]
Adil : [Keadilan harus dimulai dari diri sendiri, bahkan dari anak sendiri. Aturannya
adalah siapa yang tidak mau menyanyi dapat angka merah)]
b) Ayah

Seorang pria separuh baya yang membela kebenaran : [Mungkin naluri kebapakannya
tersengat untuk membela anak dan sekaligus membela dirinya sendiri ]

Dapat dipercaya : [Amanat dari jamaah surau kami untuk membeli seekor sapi untuk
kurban idul adha minggu depan telah ditunaikan Ayah]

d)

e)

f)

g)

h)

i)

j)

k)

l)

m)

Alif
Seorang lelaki yang penurut : [Selama ini aku anak penurut ]
Ragu-ragu : [Bahkan sesungguhnya aku sendiri belum yakin betul dengan keputusan ini]
Teliti : [Sejenak, aku cek lagi kalau semuanya telah rapi dan licin, tidak ada gombak dan
kusut]
Dulmajid
Seorang lelaki yang Mandiri : [Tentu saja saya datang sendiri,]
Semangat : [Animo belajarnya memang maut]
Jujur, tegas serta setia kawan : [Aku menyadari dia orang paling jujur, paling keras, tapi
juga paling setia kawan yang aku kenal.]
Raja
Seorang lelaki yang Percaya diri : [Raja Lubis yang duduk di meja paling depan maju]
Ekspresif : [Tampak mengayun-ayunkan tinjunya diudara sambil berteriak Allahu
Akbar!]
Pantang menyerah : [Jangan. Kita coba dulu. Aku saja yang maju duluan, ]
Atang
Menepati Janji : [Sesuai Janji, Atang yang membayari ongkos]
Baik : [Aku bersyukur sekali mempunyai teman-teman yang baik dan tersebar dibeberapa
kota seperti Atang dan Said.]
Said
Seorang lelaki yang memberi motivasi : [senyum dan cerita yang mengobarkan
semangat]
Berfikir dewasa : [Perawakan yang seperti orang tua dan cara berpikirnya yang dewasa
membuat kami menerimanya sebagai yang terdepan]
Seorang lelaki yang mengambil kebaikan dari suatu kejadian : [Aku sendiri mengagumi
caranya melihat segala sesuatu dengan positif]
Baik : [Aku bersyukur sekali mempunyai teman-teman yang baik dan tersebar dibeberapa
kota seperti Atang dan Said.]
Baso
Seorang lelaki yang Disiplin : [Dia begitu disiplin menyediakan waktu untuk membaca
buku favoritnya ]
Rajin : [Baso anak paling rajin diantara kami]
Sunguh-sungguh : [Hampir setiap waktu kami melihat Baso membaca buku pelajaran dan
Al-Quran dengan sungguh-sungguh]
Pendiam, Pemalu serta Tertutup : [Selama ini memang Baso lah kawan kami yang paling
Pendiam, Pemalu dan tertutup]
Ustad Salman
Seorang lelaki yang Kreatif : [Itulah gaya unik Ustad Salman, selalu mencari jalan kreatif
untuk terus memantik api potensi dan semangat kami]
Kiai Rais
Seorang lelaki separuh baya yang menjadi contoh di PM : [yang menjadi panutan kita
dan semua orang selama di PM ini]
Berbakat : [Kiai Rais adalah sosok yang bisa menjelma menjadi apa saja ]
Tyson
Seorang lelaki yang Tegas : [Terlambat adalah terlamabat. Ini pelanggaran ]
Ustad Torik

Seorang lelaki yang Tegas : [Kalian sudah tahu aturan adalah aturan. Semua yang ikut ke
Surabaya saya tunggu di kantor. SEKARANG JUGA.]

3. Latar
a) Latar tempat
Kantor Alif (Washington DC)
[Dari balik kerai tipis di lantai empat ini..]
Rumah Alif (Maninjau, Bukittinggi)
[Sampai sekarang kami masih tinggal di rumah kontrakan beratap seng dengan dinding dan
lantai kayu ]
Trafalgar Square (London)
[Tidak lama kemudian aku sampai di Trafalgar Square, sebuah lapangan beton yang amat
luas. ]

Pondok Madani
[Tidak terasa, hampir satu jam kami berkeliling PM. ]
Rumah Atang (Bandung)
[Kaca depan rumahnya menempel sebuah stiker hijau dengan gambar matahari di
tengahnya]
Rumah Said (Surabaya)
[...Mengajak kami keliling ke berbagai objek wisata di sekitar Surabaya... ]
Apartemen Raja (London)
[Malam itu kami menginap di apartemen Raja di dekat Stadion Wembley... ]
b) Latar waktu
Dini hari
[Dalam perjalananku dari Padang ke Jawa Timur, aku sempat sekilas melewati Jakarta jam
tiga dini hari. ]
Pagi hari
[Sejak dari pagi buta suasana PM sudah heboh.]
Sore hari
[Tidak siap menjawab pertanyaan interogatif di senja bergerimis dalam keadaan kepayahan
ini.]
Malam hari
[Malam ini adalah salah satu dari malam-malam inspiratif yang digubah oleh Ustad
Salman.]
c) Latar Suasana
Sepi
[Diam sejenak. Sebuah pesan baru muncul lagi ]
Emosi
[Sebelum mereka menyahut, aku telah membanting pintu dan menguncinya
Takut
[Aku katupkan mataku rapat-rapat. Apa yang akan dilakukan Tyson ini padaku ]

Gugup
[Kalimat yang sudah aku bayangkan tadi berantakan di bawah sorot mata Ustad Torik yang
bikin ngilu.]

Bahagia
[Dengan penuh kemenangan kami keluar dari gerbang PM ]


Sedih
[Di ujung kelopak matanya aku menangkap kilau air yang siap luruh. Suaranya kini
bergetar]
4. Alur
Alur yang ada dalam film yang di angkat dari novel Negeri 5 Menara, yaitu alur majumundur. Hal ini dibuktikan oleh beberapa tahapan sebagai berikut:

Pengenalan / Awal cerita


Awal cerita dalam film ini dibuka oleh Alif yang telah tinggal di Washington DC, Amerika
Serikat dengan pekerjaannya sebagai Wartawan VOA, lalu setelah itu ia kembali mengingat
masa lalunya saat konflik dimulai ["Aku tersenyum. Pikiranku langsung terbang jauh ke masa
lalu. Masa yang sangat kuat terpatri dalam hatiku"]
Timbulnya konflik / Titik awal pertikaian
Awal Pertikaian dimulai saat Amak menyuruh Alif untuk tidak melanjutkan sekolahnya ke
SMA tetapi ke Pesantren dan Alif menolak permintaan Amak pada saat baru diberitahukan.
Tetapi akhirnya, Alif pun bersedia bersekolah di pesantren yang terletak di luar pulau
Sumatera walaupun hanya setengah hati : [Jadi Amak minta dengan sangat waang tidak
masuk SMA. Bukan karena uang tapi supaya ada bibit unggul yang masuk madrasah
aliyah.]
Puncak konflik / Titik puncak cerita
Titik puncak cerita dimulai saat Alif sudah naik kelas 6 di Pondok Madani (PM) dan menjadi
puncak rantai makanan alias kelas tertinggi di Pondok Madani : [Seketika rasa ini melempar
ingatanku kembali ke PM, ketika kami naik kelas enam, kelas pemuncak di PM. ]
Antiklimaks
Antiklimaks dalam film ini dimulai pada saat Alif serta santri PM lainnya akan mengadakan
ujian akhir yang dilaksanakan oleh siswa tahun terakhir PM. [Inilah ujian yang paling berat
yang paling berat yang anak-anak temui di PM]
Penyelesaian masalah
Pada akhirnya, setelah alif menyelesaikan ujian pamungkas di PM serta lulus dari PM, cerita
berbalik ke Alif yang telah sampai di London untuk bertemu dengan Atang dan Raja yang
merupakan anggota Sahibul Menara .

5. Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam film tersebut, yaitu sudut pandang orang
pertama tunggal dengan Aku sebagai tokoh utama. Hal ini dibuktikan oleh pengarang yang
selalu menyebut tokoh utama dengan kata Aku saat di narasi, di mana seakan-akan
pengarang adalah si tokoh utama : [Iseng aja, aku mendekat ke jendela kaca dan menyentuh
permukaannya dengan ujung telunjuk kananku]
6. Gaya Bahasa
Majas Personifikasi
[Hawa dingin segera menjalari wajah dan lengan kananku]
Majas hiperbola
[Muka dan kupingku bersemu merah tapi jantungku melonjak-lonjak girang. ]
Majas Metafora
[Matahari sore menggantung condong ke barat berbentuk piring putih susu ]
7. Amanat
Amanat yang terkandung dalam film Negeri 5 Menara ini adalah bahwa dalam mengejar
semua cita-cita beserta impian, tidak semuanya berjalan sesuai dengan apa yang telah kita

rencanakan tapi semuanya berjalan seiring bagaimana kita menyelesaikan rintangan yang
datang menghadang dan untuk mendapatkan menggapainya juga, kita harus mengorbankan
sesuatu.
Adapun amanat dari novel ini adalah sebuah perenungan yang diberikan penulis bagi penbaca
untuk tidak putus asa dalam hidup dan bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat, bangsa
dan agama.
Kutipan film:
Jangan pernah meremehkan impian walau setinggi apapun, tuhan sesungguh maha
mendengar.
Man jadda wajada, siapa yang sungguh-sungguh akan berhasil.
Amanat bagi pembaca berikutnya adalah pentingnya kedinamaisan.
Berikut terdapat di Film Negeri 5 menara tentang pentingnya kedinamisan dalam hidup bagi
orang-orang yang berilmu
orang yang berilmu dan beradab tidak akan diam dikampung halaman. Tinggalkan
negerimu dan mernataulah ke negeri orang. Merantaulah, kaua kan mendapatkan pengganti
dari kerabat dan kawan. Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang ..
singa jika tak tinggalkan sarang tidak akan mendapatkan mangsa. Bijih emas bagaikan panah
biasa sebelum digali dari tambang. Jika matahari diorbitnya tidak bergerak dan terus diam
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.
Selain amanat yang telah dijelaskan diatas oleh Film negeri 5 menara juga member pesan
agar meraih ilmu dan pendidikan setinggi-tingginya. Karena orang berilmu memiliki derajat
yang lebih tinggi dari pada orang yang tidak berilmu. Menuntut ilmu karena tuhan
memudahkan jalan kalian ke surga, malaikat membentangkan sayap buat kalian, bahkan
penghuni langit dan bumi sampai ikan paus di lautan memintakan ampun bagi orang yang
berilmu. Reguklah ilmu di sini dengan membuka pikiran , mata dan hati kalian.
Pondok Pesantren Madani adalah salah satu sarana bagi siswa dalam menimba ilmu. Dari
kutipan ceramah Kiai Rais dapat dipahami bahwa para pencari ilmu adalah orang-orang yang
dimudahkan dalam meraih surga. Dari itu, dapat dimaknai bahwa penulis ingin
menyampaikan pesan kepada pembaca bahwa supaya masyarakat mencari ilmu setinggitingginya karena sesuai dengan kutipan tersebut bahwa pencari ilmu diberi kedudukan yang
lebih istimewa yakni dimudahkan jalan menuju surga. Pesan yang disampaikan penulis dapat
diartikan bahwa salah satu jalan menuju surga adalah mencari ilmu sebanyak-banyaknya .
jadi pesan penulis bagi pembaca yakni menganjurkan pembaca agar meraih ilmu yang
setinggi-tingginya meskipun harus keluar kampong dan jauh dari keluarga.
Disamping itu, terdapat amanat-amanat yang tersurat terdapat pula pesan singkat yang
tersirat. Pesan yang tersirat adalah pesan yang terkandung dalam sebuah karya sastra
meskipun tidak ada bukti konkrit dari naskah suatu karya sastra tersebut. Pesan tersirat
tersebut yakni mengenai keutamaan doa dan ridho orang tua dalam kehidupan Alif sang
pemeran utama adalah seorang anak yang datang dari keluarga sederhana dan masih memiliki
keturunan darah ulama . cita-cita Alif sebenarnya inginmenjadi seorang insinyur. Tokoh
idolanya adalah Habibie. Setelah ia lulus dari Madrasah Tsanawiyah , sebenatnya ia ingin
melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi yakni SMA. Karena ia menganggap tiga tajun
menempuh pendidikan di Tsanawiyah telah cukup bekal dasar ilmu agamanya. Ia ingin
mempelajari ilmu non agama dan melanjutkan kuliah di UI tai ITB. Namun keinginan dan
cita-citanya tersebut terhalang denagn keinginan orang tuanya ingin menjadikan putranya
seperti Buya Hamka. Pada awalnya Alif berontak tapi akhirnya ia berfikir bahwa tidak ada
gunanya melawan keinginan ibunya yang mulia itu. Hingga ia memutuskan untuk menempuh
pendidikan menengahnya di pesantren madani jawa. Banyak kisah yang ia hadapi bersama
teman-temannya yang datang dari berbagai daerah. Hingga akhirnya ia meraih kesuksesan di
Ameriak. Hal tersebut pada dasarnya tak luptu dari doa dan ridho yang diberikan oleh orang

tuanya. Penulis memberikan pesan kepada pembaca, bahwa doa dan ridho orang tua adalah
sesuatu yang harus diutamakan. Meskipun pesan tersebut tidak tersurat. Namun dapat
dipahami oleh pembaca yang telah selesai membaca keseluruhan cerita.
Unsur-Unsur Ekstrinsik
a. Nilai Ketuhanan
Sangat banyak nilai ketuhanan yang terkandung dalam novel Negeri 5 Menara, diantaranya
kita sebagai manusia sama di sisi ALLAH.
b. Nilai Moral
Kebersamaan Sahibul Menara dalam menghadapi segala hal dengan kerja sama dan pantang
menyerah
c. Nilai Sosial
Di kehidupan pesantren, kita tidak diajarkan untuk egois, tapi saling membantu satu sama
lain, mengutamakan kesolidaritasan.
d. Nilai Ekonomi
Para pengajar di Pondok Madani tidak meminta untuk dibyar, mereka ikhlas mendidik santri
karen ALLAH SWT, serta santri di Pondok Madani yang banyak kekurangan secara ekonomi
tetapi masih bisa bersekolah di Pondok Madani.
e. Nilai Budaya
Anak laki-laki dan seorang ayah masyarakat Minangkabau tidak pernah berangkulan : [Di
kampungku memang tidak ada budaya berangkulan anak laki-laki dan seorang ayah
f. Nilai Agama

Film ini menceritakan tentang kehidupan pesantren yang selalu mengajarkan nilai-nilai
agama, mulai dari keikhlasan, bersikap jujur, disiplin dan lain sebagainya : [Bacalah AlQuran dan hadits dengan mata hati kalian....]
C.
HASIL TEMUAN
Temuan yang didapatkan dalam filmNegeri 5 Menara
a. Disini penulis menemukan bahwa, anak-anak yang disekolahkan di pesantren identik dengan
anak-anak yang nakal, kekurangan baik secara ekonomi maupun akademik. [Akibatnya,
madrasah menjadi tempat murid warga kelas dua, sisa-sisa...].
b. Hal-hal yang harus kita hadapi dalam kehidupan pesantren yang keras, kita tidak boleh
berleha-leha, harus bisa mengatur waktu.

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Banyak kelebihan atau nilai-nilai positif yang terkandung dalam Film Negeri 5
Menara ini, diantaranya adalah:
Berbakti kepada orang tua & visi hidup
Alif menunjukkan sosok yang taat kepada keinginan orang tuanya, walaupun ia harus
mengorbankan cita-citanya untuk bersekolah di Bandung. Orang tua pasti ingin memberikan
yang terbaik untuk anaknya. Amak Alif menginginkan ada bibit unggul yang masuk ke dalam
pesantren, karena selama ini pesantren dianggap sebagai bengkel untuk merenovasi akhlak
dan perbuatan anak yang dimasukkan ke sana. Keinginan Amak Alif agar Alif menjadi ulama
seperti Buya Hamka, agar Alif bermanfaat untuk umat merupakan ide yang sungguh mulia.
Banyak di sekitar kita yang berlomba-lomba menyekolahkan anaknya di sekolah yang
popular secara akademis atau fasilitas, tanpa mempertimbangkan kebermanfaatannya ke
depan. Visi seorang Amak mampu menggiring penonton untuk berpikir bahwa kita
membutuhkan sosok-sosok yang bisa memikirkan dan bermanfat untuk sesama, bukan sosoksosok yang sibuk memikirkan dirinya sendiri. Keinginan Baso untuk menghafal Al Quran
juga didorong keinginannya untuk mempersembahkan jubah kemuliaan untuk orangtuanya
yang telah meninggal. Penonton akan diajak untuk merenungkan hal apa yang sudah
diberikan pada orang tua tercinta. Adegan ini mestinya mampu mengajak penonton untuk
berbakti pada orang tua.
Pola asuh demokratis
Walaupun Alif pada awalnya tidak setuju dengan keinginan orangtuanya untuk melanjutkan
pendidikan ke pondok pesantren, orang tua Alif tidak menunjukkan kesan memaksa, tetapi
tetap bersikap biasa seperti tidak terjadi masalah setelah Alif lari dari rumah dan mengurung
diri di kamar. Hal ini terlihat dari Amak yang membawakan makanan ke kamar Alif. Ketika
menemui perbedaan pendapat, orang tua sebaiknya tidak berkata keras kepada anak agar anak
tidak semakin membangkang. Dalam film ini terlihat orang tua Alif yang tetap bijak
menanggapi ketidaksetujuan Alif.
Keikhlasan
Tampak keikhlasan Alif ketika akhirnya menuruti keinginan orang tuanya untuk melanjutkan
sekolah di Pondok Madani. Ayah Alif juga terlihat ikhlas merelakan harta mereka yang
berupa kerbau untuk biaya sekolah Alif. Keikhlasan juga tampak setelah Alif membatalkan
rencana menjawab asal tes masuk pondok Madani. Para ustad yang menurut Kyai Rais tidak
dibayar pun mampu membuat kita membandingkan dengan banyak kalangan pegawai dewasa
ini yang masih suka menuntut gaji yang lebih tinggi. Segala sesuatu kalau ikhlas dilakukan
InsyaAllah akan menjadikan jalan yang ditempuh serasa ringan, bebas dari beban. Bayangkan
kalau semua anak didik di Indonesia tidak ikhlas bersekolah, apa yang akan mereka dapat di
sekolah? Di film ini, keikhlasan tergambarkan dengan cukup baik.
Motivasi
Ayah Alif memotivasi Alif melalui transaksi jual beli kerbau. Proses tawar-menawar kerbau
dilakukan di dalam sarung, dengan kode-kode tertentu. Ayah Alif memberikan pemahaman
kepada Alif agar kita harus berani mencoba rasanya dulu sebelum tahu baik atau buruknya
sesuatu, jadi Alif dianjurkan untuk tidak cepat menilai.
Kyai Rais dalam pidatonya mengatakan bahwa para santri akan dididik menjadi orang besar,
tetapi bukan orang besar seperti pengusaha besar, menteri, ketua partai, ketua DPR/MPR,
atau ketua ormas Islam. Orang besar yang dimaksud Kyai Rais adalah menjadi orang yang
akan menyebarkan ilmunya sampai ke pelosok negeri. Beberapa kali juga ditampilkan tulisan
Ke Madani, Apa Yang Kau Cari, sehingga tulisan ini seolah mengingatkan para santri untuk
terus meluruskan niat selama belajar di pondok pesantren.
Pada hari pertama masuk kelas, Ustad Salman membawa batang kayu dan pedang yang sudah
berkarat. Di depan kelas ustad Salman terus berusaha menebas batang kayu itu dengan
pedang tadi. Setelah ditebas terus-menerus, akhirnya batang kayunya dapat terbelah juga.

Kemudian Ustad Salman berseru Man Jadda Wajada, ingat, bukan yang paling tajam, siapa
yang bersungguh-sungguh, dia yang akan berhasil, Man Jadda Wajada!!!, akhirnya pepatah
alias mantra berbahasa arab ini terus-menerus didengungkan oleh para santri. Mantra ini
mampu menyihir keadaan yang pesimis menjadi optimis. Siapa sangka pedang tumpul
berkarat mampu menebas batang kayu yang kuat? Man Jadda Wajada, Siapa yang
bersungguh-sungguh akan berhasil, sebuah mantra ajaib yang senantiasa menyemangati
setiap usaha. Metode yang dipakai oleh ustad Salman itu patut dicontoh oleh para pendidik.
Kita membutuhkan ilustrasi yang tepat untuk dapat memotivasi anak didik agar tujuannya
tecapai. Saya rasa, adegan membelah kayu itu merupakan hal luar biasa, akan susah
dilupakan.
Persahabatan
Ada pesahabatan yang kokoh diantara Alif, Baso, Raja, Atang, Said, dan Dulmajid, yang
dijuluki Sahibul Menara. Kekokohannya tergambarkan dalam awal pesahabatan mereka di
pondok Madani sampai bertahun- tehun kemudian setelah mereka melalang buana ke negerinegeri impian mereka. Biasanya, seiring berjalannya waktu, jalinan persahabatan dengan
teman-teman sekolah semakin mengendor tergerus persahabatan baru yang terjalin, tetapi di
film ini digambarkan kebalikannya, ini menunjukkan ikatan silaturahmi yang dengan kuatnya
tetap terjaga. Dalam persahabatan itu mereka juga saling menguatkan, terlihat ketika Alif
mulai patah semangat, ingin meninggalkan pondok Madani dan meneruskan SMA di
Bandung. Setelah dikucilkan karena impiannya ini, ada temannya yang menguatkan Alif
untuk tetap meneruskan pendidikannya di pondok Madani.
Kerja sama
Di hari pertama, tampak sahibul menara saling bekerja sama mangangkat lemari yang baru di
beli. Kerja sama lainnya juga terlihat ketika sahibul menara membantu memperbaiki diesel
yang sering macet. Hal lain terlihat pula ketika Alif, Said, Atang, Raja, dan Dulmajid saling
bekerja sama membantu latihan lomba pidato bahasa Ingrisnya Baso dengan membuat orangorangan memakai kayu dan sarung. Pun ketika Baso mengalami kemacetan ketika lomba,
para sahibul menara langsung membantunya dengan menghadirkan orang-orangan itu ke
ruang lomba sehingga Baso pun akhirnya meraih juara. Ketika sahibul menara berkeinginan
menonton final piala Thomas, mereka mengajak ustad Salman untuk membujuk Ustad Thorik
menyetujui usul itu. Dengan kerja sama melalui strategi bermain bulu tangkis bersama sambil
mengobrol tentang pentingnya menyaksikan pertandingan final piala Thomas di televisi,
akhirnya keinginan itu bisa terwujud. Kerja sama yang sangat bagus juga ditunjukkan dalam
persiapan dan pelaksanaan pentas teater Ibnu Batutah. Dengan semangat sahibul menara
mesti jauh-jauh menuju perkotaan Ponorogo untuk membeli es. Di adegan film digambarkan
akhirnya sahibul menara kembali ke pondok Madani dengan mengendarai beberapa becak,
dengan becak terakhir berisi para tukang becak. Pementasan Ibnu Babtutah sendiri akhirnya
berjalan dengan memuaskan.
Kerjasama mutlak diperlukan karena setiap orang tidak mungkin bisa hidup sendiri. Kerja
sama yang baik ditunjukkan dalam film ini melalui pembagian tugas.
Tanggung jawab
Adegan tentang tangung jawab terlihat dalam adegan Alif yang mengerjakan soal tes masuk
pondok Madani menggunakan pena warisan kakeknya, setelah melihat dukungan ayahnya
dari luar jendela. Alif merevisi jawaban asalnya menjadi jawaban yang benar karena Alif
merasa bertanggung jawab kepada pilihannya akhirnya, yaitu belajar di pondok pesantren.
Kyai Rais juga meminta sahibul menara untuk bertanggung jawab memikirkan solusi dari
keluhan masalah diesel yang disampaikan sahibul menara. Manusia yang baik adalah
manusia yang bisa bertanggung jawab terhadap segala hal yang berasal dari dirinya. Di film
ini tergambarkan tanggung jawab terhadap pilihan dan tanggung jawab terhadap perbuatan.
Disiplin terhadap waktu

Ketika lonceng sudah dibunyikan, tanda bahwa para santri sudah harus ke masjid untuk salat
maghrib, sahibul menara masih berurusan dengan angkut-mengangkut lemari, sehingga
akhirnya mereka dihukum oleh penjaga ketertiban dengan hukuman jewer satu sama lain.
Visualisasi ini mengajarkan pada kita bahwa kalau kita tidak bisa memanfaatkan waktu
dengan baik, kerugian akan didapat.
Berani bermimpi
Kebiasaan sahibul menara memandang awan di bawah menara sambil menyatakan impianimpiannya pergi menuju berbagai negara merupakan hal yang patut diacungi jempol. Banyak
generasi muda kita yang bermimpi saja takut. Padahal, mimpi yang berani kita utarakan akan
mendorong kita melakukan langkah-langkah untuk mencapainya. Dan Tuhan adalah maha
mendengar dan maha menjadikan. Terbukti di akhir film, mimpi-mimpi sahibul menara
terwujud semua. Karena itu, kita diajari untuk tidak meremehkan mimpi.
Kerja keras
Kerja keras Alif terlihat ketika di tengah malam Alif masih mengerjakan laporan berita untuk
diberikan kepada Kak Fahmi sebagai syarat bergabung dalam majalah Syams, padahal temanteman sekamarnya sudah tidur semua. Alif juga berjuang untuk memenangkan taruhan dari
temannya untuk mendapatkan foto Sarah. Piala didapatkan Baso setelah dia berlatih keras
dalam lomba pidato bahasa Inggris. Apa yang kita inginkan menuntut kerja keras kita untuk
meraihnya. Jarang ada sesuatu yang instan yang bisa kita raih, semuanya membutuhkan
usaha, dan film ini menggambarkannya dengan baik.
Kreativitas
Adegan lucu Baso yang hampir terlambat menuju masjid dan terpaksa memakai selimut yang
sedang dijemur sebagai sarung merupakan sisi kreativitas yang coba dihadirkan di film ini.
Terkadang kita dituntut cepat untuk menyelesaikan masalah. Berpikir out of the box sering
menjadi jawaban atas banyak masalah.
Sikap jujur
Kyai Rais menolak mentah-mentah suap-an seorang tentara yang menginginkan anak
pimpinannya diloloskan untuk masuk ke pondok Madani, pasca ketidaklulusannya. Sikap
Kyai Rais ini memberikan keteladanan sosok pemimpin yang jujur, yang mana negeri kita
sekarang benar-benar haus akan sosok seperti ini.
Menetapkan prioritas
Baso akhirnya harus meninggalkan sekolahnya karena neneknya sakit keras. Segala bujukan
teman-temannya untuk tetap tinggal di pesantren ditolaknya secara halus. Ia mengatakan
bahwa yang datang menjemputnya jauh-jauh adalah tetangganya. Jika tetangganya saja sudah
berkorban sejauh itu untuk neneknya, maka memang Baso sebaiknya meninggalkan pondok
Madani. Hal yang hampir sama juga terjadi pada ustad Salman yang akhirnya harus
meninggalkan pondok Madani untuk berumah tangga. Dukungan untuk pergi dari pesantren
didapatkannya dari Kyai Rais. Hidup itu diwarnai dengan pilihan-pilihan. Maka menetapkan
hati dengan melihat baik-buruknya merupakan hal utama yang harus dilakukan dalam
menetapkan prioritas. Kita sebagai manusia berakal dituntut pintar dalam hal yang satu ini.
Sistem pendidikan modern pesantren
Dalam novel ini tergambar dengan jelas bahwa pesantren itu tidak selalu identik dengan
ngaji. Tetapi di pesantren pun kegiatan-kegiatan yang merupakan penyaluran hobi juga
digiatkan. Taruhlah kegiatan olah raga, kesenian, ataupun jurnalistik. Semua keinginan santri
terwadahi. Bahkan di film ini diperlihatkan sosok Kyai Rais, yang notabene adalah pimpinan
pondok pesantren, jago memainkan gitar.
Kurang rasanya kalau saya banyak membicarakan tentang nilai-nilai positif atau kelebihan
film Negeri 5 Menara tetapi tidak membicarakan kekurangannya. Ok, menurut saya,
kekurangan film ini diantaranya:
Akting dari seorang adik Alif terlihat sangat kaku, sehingga kurang terlalu enak untuk dilihat.

Baso terlihat lebih mendominasi dalam cerita dibanding tokoh utamanya, Alif.
Kurang tergambarkan kerja keras dan perjuangan para santri di pondok Madani dalam belajar.
Memang ada satu adegan dimana Alif megerjakan tugas sampai malam, tapi untuk kegiatan
belajar menjelang ujian misalnya, tidak tergambarkan di film.
Adegan ustad Salman ketika melihat Alif masih mengerjakan tugas sampai malam kemudian
mengatakan Going the extra miles tidak segera dilanjutkan dengan tahapan penjelasan
bahwa going the extra miles berarti berusaha di atas rata-rata orang kebanyakan. Padahal
menurut saya, kalimat ini penting, dan belum tentu semua orang yang menonton film ini
memahami arti kalimat yang disampaikan ustad Salman itu.
Akhir dari cerita ini terlalu tiba-tiba. Tidak diceritakan walau itu berupa tulisan-tulisan
singkat & cepat mengenai perjalanan kehidupan sahibul menara. Tahu-tahu, Alif, Raja. Dan
Atang sudah ada di Trafalgar Square London dan menghubungi anggota sahibul menara
lainnya.
Nilai negatif
Melawan terhadap orang tua, ketika ama menyuruh alif untuk meneruskan sekolah di
pesantren alif menghardik ibunya.
Kutipannya adalah aku tidak ingin,
Nilai negatif lainnya ketika alif meremehkan orang yang bersekolah di pesantren, dialog ini
terjadi saat Alif dan ibunya berdebat untuk masuk ke madrasah atau pesantren tapi bukan
salah ambo orang tua lain mengirim anak yang kurang cadiak masuk madrasah
Kutipan negative lainnya dalah ketika Alif mulai pesimis akan kemajuan hidupnya di
madrasah Tuhan mungkin kah aku bisa menginjakkan kaki di benua lainnya, dan akan kah
dengan bersekolah dimadrasah ini kehidupan ku akan berubah?
Ya Tuhan aku tidak punya tenaga untuk menhafal Al-Quran ini
Menjadi nilai negatif karena alif pesimis dan belum berusah untuk mengerahkan
kemampuannya.
B. SARAN
Adapun saran yang penulis berikan ialah :
1.

Diharapkan para pembaca makalah ini dapat lebih mengenal dan mengetahui akan
penokohan yang ada dalam makalah ini.

2. Hendaknya mengambil hikmah dari isi film ini sebagai salah satu acuan hidup para pemuda
Indonesia untuk kehidupan masa depan kelak.
3.

Hendaknya dapat meneladani sifat tokoh utama dalam kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA
Endraswara, Suwardi.( 2008). Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Medpress
Fuadi,
A.(
2009).
Negeri
5
Menara.
Jakarta
:
PT
Gramedia
Jauhari, Heri.( 2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia
Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gajah Mada University
Press

Ratna, Nyoman Kutha. (2009). Penelitian Sastra ( Teori, Metode, dan Teknik ). Yogyakarta :
Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai