0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
87 tayangan12 halaman
Analisis isi adalah teknik untuk mengumpulkan dan menganalisis konten dari teks untuk mengungkap informasi di balik datanya. Metode ini bermanfaat untuk menganalisis konten yang banyak, topik dengan jarak, dan pesan sulit diamati. Validitas dan reliabilitas merupakan hal penting untuk mengukur akurasi hasil analisis.
Analisis isi adalah teknik untuk mengumpulkan dan menganalisis konten dari teks untuk mengungkap informasi di balik datanya. Metode ini bermanfaat untuk menganalisis konten yang banyak, topik dengan jarak, dan pesan sulit diamati. Validitas dan reliabilitas merupakan hal penting untuk mengukur akurasi hasil analisis.
Analisis isi adalah teknik untuk mengumpulkan dan menganalisis konten dari teks untuk mengungkap informasi di balik datanya. Metode ini bermanfaat untuk menganalisis konten yang banyak, topik dengan jarak, dan pesan sulit diamati. Validitas dan reliabilitas merupakan hal penting untuk mengukur akurasi hasil analisis.
Wikal (15 11 027) Melia Yapari (15 11 029) Cindy Tristan (15 11 030) Apakah Analisis Isi? Secara umum, analisis isi berupaya mengungkap berbagai informasi di balik data yang disajikan di media atau teks. Analisis isi dapat didefinisikan sebagai sebuah teknik mengumpulkan dan menganalisis isi dari suatu teks. Isi dalam hal ini dapat berupa kata, arti (makna), gambar, simbol, ide, tema, atau beberapa pesan yang dapat dikomunikasikan (Neuman, 2003). Perumusan Masalah dalam Analisis Isi Ide pokok dalam analisis isi adalah bahwa beberapa simbol dalam teks dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori yang lebih sedikit (Weber, 1990). Ada dua hal pokok yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis isi. Pertama adalah menentukan topik penelitian yang kemudian diturunkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian. Kedua, dalam menentukan pertanyaan penelitian, satu hal yang harus menjadi pertimbangan adalah masalah ketersediaan data. Sebagaimana kita ketahui bahwa sumber data dalam analisis isi adalah objek berupa sumber tertulis atau sumber lain yang dapat diamati. Analisis isi bermanfaat untuk mengungkapkan tiga tipe permasalahan. Pertama, analisis isis membantu dalam masalah yang melibatkan isi atau informasi yang cukup banyak dalam suatu teks atau simbol. Peneliti dapat mengukur jumlah teks atau simbol menggunakan sampel dan beragam kode. Kedua, analisis isi sangat membantu ketika topic penelitian memiliki jarak. Ketiga, analisis isi membantu peneliti untuk menganalisis pesan (teks) yang sulit diamati dengan metode pengamatan biasa (Neuman, 2003). Pengukuran, Validitas, dan Rehabilitas
Masalah pengukuran dalam penelitian kuantitatif
merupakan unsur penting yang harus diperhatikan. Pengukuran dalam penelitian kuantitatif menunjuk pda bagaimana variable yang akan diuji dapat diukur dengan tepat. Riffe,et. Al. (2005) menjelaskan beberapa tahapan dalam pengukuran dalam analisis isi. Pertama, mengembangkan hipotesis atau pertanyaan dalam penelitian. Dua hal ini sanagat bermanfaat untuk menetukan varibel serta objek yang akan diteliti. Kedua, menguji literature yang digunakan untuk menjelaskan variable. Variabel-variabel ini akan sanagat baik jika dijelaskan dengan menggunakan terori formal. Ketiga, kita juga dapat memerhatikan metode pengukuran yang pernah digunakan peneliti sebelumnya. Dalam hal ininkita dapat me-review metode sebelumnya. Keempat, menyusun pedoman pengodingan. Dalam membuat pedoman, sebaiknya kita mendefinisikan secara jelas mengenai berbagai kode yang kita susun. Kelima, membuat buku kode yang digunakan sebagai pedoman untuk memasukkan data ke computer. Ada beberapa tipe validitas dalam analisis isi. Tipe validitas tersebut yaitu : Validitas konstruk (construck validity) , yaitu tingkat validitas ketika terdapat konsistensi antarkomponen konstruk yang satu dengan yang lain. Validitas ini dicapai dengan menguji konsistenti antara konsep (dan variabel) yang dioperasionalkan dengan hipotesis atau teori. Validitas isi (content validity) yang mengukur sejauh mana alat isi pengukur tersebut mewakli seluruh aspek yang dianggap sebagai kerangka konsep yang akan diukur. Validitas isi dapat dicapai dengan menyusun indicator konsep dan variabek yang cukup luas, sehingga ia benar-benar dapat mengukur variabel yang dioperasionalkan atau konkret. Validitas eksternal (external validity) atau disebut juga generalisibilitas, yaitu validitas yang diperoleh dengan cara mengorelasikan alat mengukur baru dengan tolak ukur eksternal yang dapat berupa alat ukur yang sudah valid. Validitas ini juga menunjuk pada kemampuan alat ukur dapat dieksplorasi atau diterapkan pada setting dan waktu yang lebih luas. Untuk mendapatkan validitas ini, sebaiknya sampel disusun lebih luas, sehingga mampu mewakili keseluruhan karakteristik populasi. Validitas rupa (face validity) menunjuk pada segi rupa sebuah alat ukur, suatu alat pengukur tampak mengukur apa yang akan diukur. Untuk mendapatkan validitas ini kita dapat menggunakna strategi dengan bertanya secara sembunyi-sembunyi mengenai sebuah objek. Validitas kriteria (criterion validity). Validitas ini adalah validitas yang menunjukkan sejauh mana suatu pengkuran menyentuh standar aray=u perilaku penting yang elah ada, yaitu standar eksternal untuk mengukur suatu gejala sosial. Selain itu, cara untuk mendapatkan validitas adalah dengan mengoperasikan variabel yang akan diukur dengan melakukan dua hal, yaitu : Mencari definisi atau rumusan mengenai konsep yang akan diukur yang telah ditulis oleh para ahli dalam literature. Jika sekiranya di dalam literature tidak dapat diperoleh definisi atau rumusan konsep yang akan diukur, maka tugas penelitilah yang membuat definisi dan rumusan konsep tersebut. Ada tiga jenis reabilitas dalam analisis isi (Neunendorf, 2002); Krippendorff, 2004). Reabilitasi tersebut adalah : reabilitas stabilitas, reprodusibilitas, dan akurasi. Reliabilitas stabilitas menunjuk pada sebuah kondisi ketika sebuah simbol (pesan) yang menjadi objek analisis isi dikode sebanyak dua kali oleh pengode yang sama, hasilnya tetap sama. Jika hasilnya berbeda, maka hasil pengodingan tersebut dikatakan tidak reliabel. Reliabilitas ini disebut juga incoder reliability. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan hasil pengodingan tersebut tidak reliabel. Salah satunya adalah pedoman pengodingan yang membingungkan atau ambigu. Faktor berikutnya adalah adanya ambiguitas dalam simbol yang dikode. Reliabilitas stabilitas mempunyai kelemahan karena hanya melibatkan satu pengode dan memerlukan waktu yang lebih lama karena seseorang harus mengode dua kali. Reliabilitas reprodusibilitas disebut juga dengan intercoder reliability memiliki metode hampir sama dengan eliabilitas stabilitas. Perbedaannya adalah pada jumlah pengode. Reliabiltas stabilitas hanya menggunakan satu pengode, sedangkan reliabilitas reprodusibilitas menggunakan dua pengode untuk mengecek konsistensi pengodingan. Apabila hasil pengodingan kedua pengode tersebut sama, maka hasil pedoman pengodingan tersebut dikatakan reliabel karena tidak mengandung ambiguitas, sehingga kedua pengode mempunyai penafsiran yang sama mengenai pendoman pengodingan dan simbol yang dikode tersebut. Reliabilitas ini relatif lebih cepat dilakukan daripada reliabilitas yang pertama tadi karena dua pengode dapat berkeja secara bersamaan. Akan tetapi, ketika melakukan pengodingan, kedua pengode harus berada ditempat terpisah agar tidak terjadi diskusi antara keduanya. Reliabilitas akurasi merupakan tipe reliabilitas yang paling tinggi tingkatannya. Reliabilitas ini dihibungkan dengan serangkaian teks atau simbol yang baku atau standar. Reliabilitas ini kadang-kadang digunakan untuk menguji kinerja atau kemampuan pengoding ketika standar pengodingan untuk beberapa teks telah disiapkan. Selain untuk tujuan pelatihan, standar pengodingan ini jarang disiapkan dalam penelitian analisis isi. Akibatnya, peneliti jarang menggunakan reliabilitas akurasi ini untuk mengukur kehandalan alat ukur karena mereka harus meluangkan waktu yang lebih lama untuk membekali pengode dengan pelatihan atau briefing. Sampel Dalam Analisis Isi Pengambilan sampel dalam analisis isi tidak serumit dalam penelitian survei. Hal ini dikarenakan sampel dalam analisis isi relatif homogen. Pada kasus tertentu analisis juga dapat menggunakan teknik nonprobability sampling. Jumlah sampel dalam analisis isi sangat tergantung dengan unit analisisnya. Bila unit analisisnya adalah surat kabar, maka sampel dapat diambil dari beberapa surat kabar dari beberapa edisi. Bila unit analisisnya adalah buku, maka jumlah sampel disesuaikan dengan jumlah bukunya, dapat diambil semua buku atau beberapa buku. Bila unit analisisnya adlah berita kasus kriminal, sampel dapat diambil menurut dimensi waktu, misalnya berita kriminal yang terjadi selama tahun 2009 atau selama bulan januari sampai maret, dan sebagainya, termasuk juga dengan unit analisis yang lain.