PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Beberapa hari tepatnya beberapa minggu lalu di kota Serang Banten terjadi
peristiwa yang cukup mendapatkan perhatian publik. Apalagi peristiwa tersebut
terjadi pada bulan Ramadhan ini. Bagaimana tidak, peristiwa tersebut sangat
berhubungan dengan esensi Ramadhan yang terkenal dengan bulan suci, bulan
yang penuh berkah dan bulan yang sangat spesial bagi umat muslim di dunia tak
terkecuali di Indonesia.
Peristiwa ini terjadi berawaldari amanah Peraturan Daerah (Perda) Nomor
2 Tahun 2010 tentang Pencegahan, Pemberantasan, dan Penanggulangan Penyakit
Masyarakat, yang salah satu pasalnya yaitu setiap orang dilarang merokok,
makan, minum di tempat umum atau tempat yang dilintasi oleh umum pada siang
hari di bulan Ramadhan. Berdasarkan perda tersebut, pemilik restoran, kafe,
rumah makan, warung nasi, dan pedagang makanan atau minuman dilarang
melakukan kegiatan di atas pada bulan Ramadhan 1437 H, sejak pukul 04.30 WIB
sampai dengan pukul 16.00 WIB. Khusus untuk pemilik kafe dan sejenisnya yang
menyediakan sarana hiburan diwajibkan tutup mulai awal Ramadhan 1437 H
hingga akhir Ramadhan 1437 H. Berdasarkan amanah perda yang dianggap publik
bertentangan dengan nilai-nilai toleransi tersebut pemerintah kota Serang melalui
SATPOLPP (Satuan Polisi Pamong Praja) melakukan razia warung makan atau
warung nasi yang tetap buka atau melaksanakan aktivitasnya pada waktu yang
menyalahi aturan perda Nomor 2 Tahun 2010. Sehingga pada akhirnya Ibu Saeni
salah satu pemilik warung makan di kota Serang yang masih melaksanakan
aktivitasnya sebagai pemilik warung nasi di bulan ramadhan terkena razia
SATPOLPP pada hari Rabu 8 Juni 2016. Seluruh dagangan masakan warung
makannya disita pihak SATPOLPP kota Serang dan meninggalkan luka yang
cukup mendalam bagi Ibu Saeni, ia menangis meratapi masakan miliknya sebagai
alat usahanya harus rela disita aparat SATPOLPP Pemkot Serang Banten. Pada
hari itu Ibu Saeni menderita kerugian kurang lebih sekitar Rp. 600.000, bukan
untung yang diperoleh tetapi rugi yang didapatkan.
Peristiwa razia warung makan di Serang oleh SATPOLPP terhadap warung
makan milik Ibu Saeni tersebut menyedot perhatian publik termasuk media.
Media memberitakan peristiwa tersebut dari berbagai versidan berakhir pada
polemik yang timbul di masyarakat.Polemik yang terjadi ditimbulkan oleh kesan
pemaksaan yang dilakukan oleh SATPOLPP kota serang terhadap pemilik warung
makan dalam menyita barang dagangannya. Sikap tersebut dianggap sangat
melanggar nilai-nilai toleransi, tidak manusiawi dan lebih parah dianggap sebuah
tindakan kekerasan yang berimplikasi pada kesucian bulan ramadhan serta
dianggap mencederai kekhusukan bulan yang penuh berkah ini.
Polemik yang terjadi atas peristiwa razia warung makan Ibu Saeni oleh
SATPOLPP di Serang banten ada yang diberitakan oleh media dengan
pengemasan yang tendensius, negatif dan antisyariat Islam. Misalnya oleh
pemberitaan oleh Kompas.com dalam judul Cerita Pilu Penjual Nasi Saeni dan
Kritik Atas Intoleransi, Polemik Razia Warung Nasi, Pantaskah Serang Dilabeli
Kota Islami?,Larangan Warung Buka Saat Bulan Puasa Dinilai Merusak Citra
Islam dan Toleransi, dan sebagainya. Sedikit banyak pemberitaan pada
Kompas.com tersebut menimbulkan citra negatif Islam serta menimbulkan
Intoleransi pada benak masyarakat luas akan ajaran Islam. Oleh sebab itu menarik
bagi penulis untuk mengkaji framing yang dilakukan Kompas.com tentang
pemberitaan razia warung makan di Serang Banten.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang penulis rumuskan
adalah Bagaimana Framing Pemberitaan Razia Warung Makan Di Serang
Banten Pada Laman Kompas.com yang berdampak polemik khususnya
Intoleransi Islam?
C. OBJEK DAN FOKUS PENELITIAN
Objek dan Fokus pada penelitian ini adalah berita pada laman
Kompas.com tentang seputar Razia Warung Makan di Serang Banten pada tanggal
11 Juni 2016 pada jam 03.40, 18.45, 18.58, dan 22.49 WIB.
D. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah pendekatan kualitatif.
Menurut Boghdan dan Taylor, metode kualitatif adalah suatu prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong,2006)
Teknik analisis penelitian yang digunakan adalah Analisis Framing.
Analisis Framing adalah satu metode analisis media, seperti halnya analisis isi dan
analisis semiotik. Framing secara sederhana adalah membingkai sebuah peristiwa
digunakan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang wartawan
ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang dan perspektif itu pada
akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan
dihilangkan serta hendak dibawa kemana berita tersebut (Kriyantono,2007).
Peneliti akan menganalisis berita razia warung nasi di Serang Banten pada laman
berita Kompas.com, menyimpulkan hasil temuan dari analisis tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Seleksi isu, Aspek ini berhubungan dengan pemilihan fakta. Dari realitas
yang kompleks dan beragam itu akan dipilih satu aspek yang diseleksi
untuk ditampilkan. Dari proses ini selalu terkandung didalamnya ada
bagian berita yang dimasukkan, tetapi ada juga yang dikeluarkan. Tidak
konsep Entman dipraktikkan dalam studi kasus pemberitaan media dan digunakan
pula pada praktik jurnalistik, melihat bagaimana frame mempengaruhi kerja
wartawan dan bagaimana wartawan membuat satu informasi menjadi lebih
penting dan menonjol dibanding dengan cara yang lain. Analisis terhadap teks
berita bukan merupakan langkah akhir dari penelitian yang akan dilakukan.
Namun ingin diketahui sekilas, bagaimana kecenderungan atau perbedaan setiap
media dalam memproduksi informasi.
Model Framing Robert N. Entman mengoperasionalkan empat dimensi
struktural teks berita sebagai perangkat framing : define problems (pendefinisian
masalah), diagnose causes (sumber masalah), make a moral judgement
(keputusan), dan treatment recommendation (menekankan penyelesaian).
Skema Framing Robert N. Entman :
Define Problems
(Pendefinisian masalah)
Diagnose causes
yang
dianggap
sebagai
(aktor)
yang
dianggap
sebagai
penyebab masalah?
Nilai moral apa yang disajikan untuk
Treatment recommendation
(Menekankan penyelesaian)
masalah. Penyelesaian itu tentu saja tergantung pada bagaimana peristiwa itu
dilihat dan siapa dipandang sebagai penyebab masalah. (Eriyanto, 2002:191)
ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN RAZIA WARUNG MAKAN DI
SERANG BANTEN
1. Berita tentang razia warung makan oleh Pemkot Serang (SATPOLPP) pada
laman Kompas.com diawali dengan adanya pemberitaan dengan judul Ibu
Ini Menangis saat Dagangannya Disita karena Berjualan Siang Hari di Bulan
Ramadhan pada 11 Juni 2016 pada pukul 03.40 WIB.
Pembingkaian Kompas.com pada berita tersebut adalah :
Banten.
Diagnose Causes : SATPOLPP Pemkot Serang Banten dan Ibu Saeni
sebagai korban.
Moral Judgement : Razia dilakukan oleh SATPOLPP Pemkot Serang
Banten karena warung makan milik Ibu Saeni buka di siang hari dan
ANALISIS : Berita pada tanggal 11 Juni 2016 pada 18.45 WIB dengan judul
Larangan Warung Buka Saat Bulan Puasa Dinilai Merusak Citra Islam dan
Toleransi membeberkan tentang kelemahan Islam secara masif dalam hal
toleransi. Citra Islam seolah menjadi buruk dengan adanya pemberitaan tersebut.
Pengemasan berita yang bersifat tendensius Kompas.com lewat wawancara
dengan Muhammad Ali SyafiI dalam pernyataan-pernyataannya dalam berita
tersebut menegaskan dengan sangat gamblang bahwa dengan adanya larangan
warung makan yang buka pada siang hari oleh Pemkot Serang tersebut
menganggap Islam lemah dalam toleransi dan meragukan umat Islam akan
keimanannya. Hal ini jelas merusak citra Islam secara umum di mata publik yang
membaca berita tersebut.
3. Pada judul berita Intelektual NU: Hukum Islam Tak Melarang Warung Buka
Siang Hari pada Bulan Puasapada 11 Juni 2016 pukul 18.58 masih
mengetengahkan wawancara dengan Muhammad Ali Syafii. Bingkai
Kompas.com pada berita tersebut adalah sebagai berikut :
Define Problems : Dasar hukum Pemkot Serang melarang warung makan
ANALISIS : Berita Intelektual NU: Hukum Islam Tak Melarang Warung Buka
Siang Hari pada Bulan Puasapada 11 Juni 2016 pukul 18.58 benar-benar
dibingkai oleh Kompas.com sebagai pemberitaan yang tendensius berisi tentang
Intoleransi umat Islam. Kali ini Kompas.com membingkai terjadinya pertentangan
antara hukum Islam dengan kenyataan yang terjadi pada peristiwa razia warung
makan di Serang Banten. Toleransi umat islam menjadi sesuatu yang
dipertanyakan dalam berita tersebut.
4. Berita terakhir yang berjudul Polemik Razia Warung Nasi, Pantaskah Serang
Dilabeli Kota Islami? pada tanggal 11 Juni 2016 jam 22.49 dibingkai
Kompas.com
sebagai
dampak
dari
berita-berita
sebelumnya
yang
membeberkan Intoleransi umat Islam berdampak pada kota Serang kota asal
peristiwa razia warung makan berasal. Kota Serang dipertanyakan sebagai
Kota Islami paling aman di Indonesia.
Define Problems : Predikat kota Serang sebagai kota Islami paling aman di
Indonesia dipertanyakan bahkan dianggap suatu kebohongan buntut
dampak adanya peristiwa razia warung makan di bulan ramadhan oleh
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
menjelaskan
secara
tendensius
bahwa
toleransi
dibingkai
DAFTAR PUSTAKA