Anda di halaman 1dari 61

TEKNIK MENULIS BERITA

Berita adalah merupakan laporan peristiwa aktual dan penting. Berita merupakan produk
jurnalistik.
Menulis berita adalah merupakan suatu upaya menyampaikan sebuah informasi maupun
kabar yang mengenai sesuatu kejadian atau hal dalam bentuk tertulis. Seorang penulis
berita yang baik dapat menuliskan sebuah berita dengan lengkap dan komunikatif. Sehingga
pembaca berita dapat memahami segala sesuatu yang disampaikan dalam berita tanpa
kesulitan serta tanpa adanya kesalahan tafsir. Seorang penulis berita akan memilih mana
peristiwa yang layak untuk dijadikan berita.
Hal tersebut bertujuan agar apa yang dituliskan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat
maupun orang pembaca berita. Tentu dalam menulis berita harus dapat memilih berita yang
dapat menambah wawasan dan pengetahuan.
Dalam menulis berita berdasarkan susunan teks berita yang telah disusun dengan prinsip
5W+1H (What, Where, When, Who, Why, How) juga mengikuti kaidah jurnalistik.

Berita sudah menjadi konsumsi wajib bagi semua orang sebab dengan melalui berita bisa
mendapatkan berbagai informasi baik itu mengenai peristiwa terbaru serta
perkembangannya. Berita bisa didapatkan melalui media cetak, elektronik, internet, maupun
sekedar dari mulut ke mulut. Ragam jenis berita yang bisa dibaca juga beragam yakni mulai
dari ragam berita olahraga, ekonomi hingga politik, dll.

Tidak semua peritiswa maupun kejadian yang layak untuk dijadikan berita. Dalam menulis
berita yang perlu diperhatikan okeh penulis berita yakni bagaimana menulis sebuah berita
yang baik, menarik, serta sesuai aturan.
Berikut cara menulis berita :

1. Menemukan peristiwa maupun kejadian untuk dijadikan berita.

* Berita berisi peristiwa maupun kejadian yang sifatnya aktual serta penting untuk disebar
luaskan, misal ; peritiwa atau kejadian kebakaran, bencana alam, serta kejadian mendadak
lainnya yang menarik perhatian umum. Juka tidak peritiwa maupun kejadian maka perlu
dilakukan pencarian kegiatan-kegiatan maupun peristiwa atau kejadian unik yang muncul di
kalangan masyarakat, seperti berita mengenai pejabat yang blusukan ke pasar tradisional.

2. Pencarian Sumber Berita

* Ketika peristiwa atau kejadian yang akan dijadikan sebagai berita telah ditemukan, maka
penulis berita perlu mencari sumber informasi yang tepat agar supaya isi berita akurat,
mislanya berita tentang pencurian, perampokan, kecelakaan dan lain-lain maka dari itu
untuk mendapatkan informasi yakni dengan melakukan wawancara dengan pihak kepolisian
terkait, saksi mata, atau warga setempat/sekitar.

3. Wawancara, Observasi dan Dokumentasi

* Melakukan wawancara perlu dilakukan untuk mendapatkan fakta mengenai peristiwa


maupun kejadian yang terjadi, data korban, tempat kejadian / kronologi kejadian serta data
korban dan proses kejadian. Wawancara dilaksanakan melalui tanya jawab dengan sumber
informasi. Observasi dilakukan dengan dengan mengamati gejala yang tampak di lokasi
kejadian. Sedangkan dokumentasi dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data yang
bersumber dari buku, atau dokumen lainnya.

4. Mencatat Hal-Hal Penting

* Dalam proses pencarian informasi perlu dilakukan pencatatan hal-hal yang penting
berkenaan dengan berita yang akan ditulis.
Dalam pencatatan penulisan berita dapat dipandu dengan pertanyaan 5W1H yakni :

* What : peristiwa apa yang terjadi.

* Who : siapa yang terlibat dalam. peristiwa maupun kejadian tersebut.

* Where : dimana peristiwa maupun kejadian tersebut terjadi.

* When : kapan peristiwa maupun kejadian tersebut terjadi.

* Why : mengapa peritiwa atau kejadian tersebut terjadi.

* How : bagaimana proses terjadinya peristiwa maupun kejadian.

5. Membuat Kerangka Berita

* Kerangja berita adalah merupakan gambaran kasar bagaimana informasi yang telah
dikumpulkan tersebut akan diramu dalam sebuah laporan berita. Berita terdiri dari 3 (tiga)
unsur yakni judul, teras, serta kelengkapan atau penjelasan berita. Model berita yang ditulis
juga bisa berupa berita langsung yang mengemukakan unsur 5W+1H pada awal paragraf
(biasanya di alenia kesatu dan kedua) atau juga berita tidak langsung yang mengemukakan
unsur 5W+1H pada pertengahan hingga akhir paragraf.

6. Menulis Teras Berita

* Teras Berita adalah merupakan alenia pertama sebuah berita. Teras berita sebaiknya
dibuat diringkas, serta sebaiknya diawali dengan unsur "who" (siapa) dan "what" (apa).
Sesuaikan struktur penulisan dengan kaidah bahasa Indonesia yaitu SPOK (Subjek,
Predikat, Objek, dan Keterangan). Untuk berita mengenai peristiwa maupun kejadian yang
akan terjadi, unsur waktu dan tempat biasanya ditempatkan di bagian akhir paragraf.
Gunakan seminim mungkin kutipan atau pertanyaan pada teras berita.

7. Menulis Isi Berita

* Isi berita adalah merupakan detail informasi yang ingin disampaikan dalam sebuah berita.
Isi berita ditulis setelah teras berita. Dalam penulisan isi berita sebaiknya disusun dalam
paragraf-paragraf pendek yang berisi 3 hingga 5 kalimat. Usahakan pula agar setiap
paragtaf hanya berisi satu ide. Paragraf tang pendek serta hanya berisi satu ide akan
mendorong pembaca untuk melanjutkan membaca serta memudahkan pembaca untuk
melakukan pemindaian.

8. Penyuntingan Berita

* Penyuntingan Berita dilakukan untuk menghindari kesalahan-kesalahan penulisan


informasi yang mungkin terjadi, seperti ejaan (nama, lokasi, dan lainnya), tata bahasa,
makna kalimat, pembedaan opini dengan fakta. Dalam penulisan berita yang akan di
publikasikan juga harus memperhatikan agar tidak melanggar kode etik jurnalistik. Setelah
melakukan revisi sebaiknya di baca kembali berita yang akan dibuat, kemudian revisi lagi,
baca lagi, serta revisi lagi berulang kali hingga benar-benar yakin bahwa berita yang ditulis
tidak memiliki kesalahan.

9. Tidak Mengandung Fitnah, Hasutan, dan Kebohongan


* Konten berita yang dipublikasikan harus memberikan kemanfaatan serta perlindungan
terhadap publik. Dalam menulis konten berita dilarang mengandung hal-hal yang bersifat
fitnahan, hasutan, menyesatkan, serta berisi kebohongan atau hoax. Dalam menulis serta
mempublikasikan berita harus diperhatikan agar isi berita tidak merugikan serta
menimbulkan dampak negatif di masyarakat.

10. Tidak Menonjolkan Unsur Kekerasan, Seksulitas, Perjudian, Penyalahgunaan Narkotika


dan Obat Terlarang.

* Berita yang dibuat dan disiarkan kepada publik untuk mempertimbangkan munculnya
kemungkinan ketidaknyamanan publik, memperhatikan privasi, serta melakukan
penggolongan siaran untuk kepentingan anak. Oleh sebab itu juga diatur agar dalam
pembuatan dan penyiarannya dilakukan pembatasan terhadap unsur yang bermuatan
seksual, kekerasan, narkotika dan sejenisnya, dan perjudian serta lainnya.

11. Tidak Mempertentangkan Suku, Agama, Ras atau Golongan.

* Dalam Penulisan Berita diwajibkan menghormati perbedaan suku, agama, ras, dan
golongan. Baik itu kelompok golongan berdasarkan perbedaan budaya, usia, gender
maupun sosial ekonomi. Dalam mewujudkan penghormatan, dalam penulisan berita dilarang
mengandung konten yang sifatnya merendahkan, mempertentangkan atau melecehkan
suku, agama, ras, dan golongan tertentu. Ketika menyiarkan berita mengenai peristiwa
konflik sekalipun, penulis berita diwajibkan untuk menjaga independensi dan netralitas.

12. Tidak Merendahkan Nilai-Nilai Yang Berlaku Dalam Masyarakat.

* Berita yang dibuat serta diaiarkan kepada publik untuk mempertimbangkan munculnya
kemungkinan ketidaknyamanan publik. Oleh karena itu dalam dalam penulisan berita yang
akan disiarkan kepada publik perlu menunjukkan sikap menghormati nilai dan norma,
kesopanan, serta kesusilaan yang berlaku dalam masyarakat. Penulis berita harus
menunjukkan sikap penghormatan terhadap perbedaan nilai yang ada dalam berita yang
dibuatnya.

13. Tata Bahasa dan Kosokata

* Dalam Penyusunan Kalimat gunakan tata bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia (SPOK). Gunakan kata ganti orang ketiga dalam menggambarkan peristiwa.
Dalam penyusunannya lebih baik menggunakan kalimat aktif dibanding kalimat pasif.

14. Tanda Baca dan Struktur Kalimat

* Tanda baca diperlukan untuk melakukan pemenggalan kalimat. Pastikan meletakkan tanda
baca dengan baik, yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia serta tidak merusak
makna kalimat. Hindari kalimat panjang (maksimal 16 kata). Sebab susunan kalimat yang
pendek akan lebih mudah dimengerti dan enak dibaca dibanding kalimat yang panjang.

15. Kutipan dan Atribusi

* Kutipan diperlukan untuk memperkuat, menegaskan atau memberi fakta dalam berita yang
dituliskan sedangkan atribuso diperlukan dalam berita yang bersifat opini.

Dalam literatur jurnalistis ada jenis-jenis berita yakni sebagai berikut :


1. Straight News (Berita Langsung)
* Straight News adalah merupakan jenis berita yang ditulis secara singkat, padat, dan lugas.
Halaman depan surat kabar dan situs berita (news site, online media) sebagian besar berisi
straight news.

Straight News dibagi lagi menjadi dua jenis berita, yaitu ;

a). Hard News adalah merupakan berita keras, serius, hangat, heboh, kadang
menegangkan, mengerikan, mengagetkan, seperti berita politik atau bencana.

b). Soft News adalah merupakan berita ringan, tidak terlalu serius, seperti berita selebritis,
info artis, kabar dari dunia hiburan, wisata, peluncuran produk baru.

2. Opinion News (Berita Opini)

* Opinion News adalah merupakan berita yang berisi pendapat, analisis, komentar atau
pernyataan seseorang tentang sebuah peristiwa atau isu aktual. Wartawan biasanya
memberitakan pendapat atau pernyataan pejabat, pakar, pelaku, korban, atau saksi suatu
kejadian maupun kasus.

3. Interpretative News (Berita Interpretasi)

* Interpretative News adalah merupakan berita yanh dikembangkan dengan pendapat atau
penelitian yang dilakukan oleh wartawan. Ringkasnya, laporan peristiwa yang dilengkapi
dengan interpretasi atau penilaian. Jenis berita ini adalah pengembangan berita langsung
yang ditambah atau dilengkapi denhan berbagai informasi yang mendukung isu tersebut,
misal : berita mengenai banjir dilengkapi dengan komentar pakar lingkungan dan
masyarakat.

4. Depth News (Berita Mendalam)

* Depth News disebut juga Depth Reporting adalah merupakan berita yang lebih lengkap
dan lebih detail dari berita straight news. Berita mendalam dikembangkan dengan menggali
fakta atau fata baru dengan penekan unsur why dan how. Biasanya jenis berita ini
menjelaskan mengapa peristiwa tersebut bisa terjadi, bagaimana dampaknya, dan apa yang
haris dilakukan. Depth News juga merupakan pengembangan dari berita lama yang masih
belum selesai serya dinilai perlu ditindaklanjuti untuk mendapat info baru dengan cara
mewawancarai berbagai pihak yang terkait dengan berita lama.

5. Investigation News (Berita Investigasi).

* Berita Investigasi lebih lengkap dan mendalam dari depth news. Berita Investigasi
dikembangkan berdasarkan penelitian ataupun penyelidikan yang dilakukan dari berbagai
macam sumber. Berita investigasi ditulis berdasarkan penyelidikan. Data-data yang cari atau
diperoleh dari berbagai sumber. Berita investigasi ini biasanya mengungkap sebuah
peristiwa yang misterius atau penh teka teki karena banyaknya fakta yang tidak teringkap
atau ditutupi.

Untuk dapat dipublikasikan di media sebiah berita harus memenuhi karakteristik yang
dikenal dengan " nilai-nilai berita".
Tujuh Tips Belajar Menulis Ala Jurnalis
Admin prokomsetda | 14 Oktober 2019 | 3586 kali

Menulis pekerjaan yang gampang-gampang susah. Gampang karena tinggal menuliskan


apa yang terlintas di kepala Anda. Susah untuk menjadikannya menarik dan mudah dibaca.

Terus terang saya tidak pernah belajar menulis secara khusus. Apalagi ikut kelas penulisan
atau sejenisnya. Ilmu yang saya pakai sederhana. Biarkan ide mengalir lalu tuliskan segera.
Bahasa kerennya, keep your hand moving.

Walaupun demikian, semakin sering menulis, Anda akan menyadari perbedaan antara
tulisan berkualitas dan tidak. Anda juga mulai bisa membedakan dengan jelas mana tulisan
yang mudah dimengerti dan mana yang harus mengernyitkan dahi.

Beruntung saya menemukan buku “Kalimat Jurnalistik – Panduan Mencermati Penulisan


Berita” karangan A. M. Dewabrata, seorang mantan redaktur senior koran Kompas. Tulisan
beliau membuka wawasan baru buat saya terutama memahami mengapa berita atau artikel
di media massa ditulis dengan prinsip-prinsip dasar tertentu.

Meskipun buku ini sangat dekat dengan penulisan berita yang menjadi sarapan sehari-hari
para jurnalis, namun saya merasakan sangat aplikatif dan bisa diterapkan dalam bentuk
tulisan lainnya. Termasuk buat Anda yang suka menulis blog.

Berikut intisari buku tersebut dalam 7 poin utama:

1. Kalimat Harus Jernih dan Komunikatif


Sebuah tulisan terutama yang bersifat berita haruslah jernih sekaligus komunikatif. Jernih
dalam arti mudah dipahami dan tidak menimbulkan multi tafsir. Komunikatif dalam arti
mampu berbicara kepada pembaca yang tidak menyaksikan langsung sebuah kejadian.

Karena itu, tulisan harus dibuat runtut, sesuai nalar, dan menggunakan bahasa yang lazim
dipakai masyarakat banyak. Dengan cara tersebut, pembaca akan mudah mengerti dan
mengambil kesimpulan dari berita/artikel/tulisan yang dibaca. Termasuk di dalamnya
menggunakan kalimat yang singkat dan efektif.

2. Susunan Kalimat Tidak Harus Teratur


Masih ingat dengan pelajaran bahasa Indonesia dulu? Salah satu bagian yang paling saya
ingat adalah struktur S-P-O-K (Subjek, Predikat, Objek, Keterangan). Inilah susunan baku
dalam bahasa kebanggaan kita.

Walaupun demikian, sebuah tulisan jurnalistik boleh mengabaikan susunan tersebut. Ini
dilakukan dengan alasan utama untuk menjernihkan maksud dari sebuah kalimat.

Jika kalimat hanya sesederhana “Saya membeli buku di pasar.” tentu tidak sulit
memahaminya. Akan tetapi jika sudah beranak cucu bahkan cicit akan sulit dipahami
pembaca.
Salah satu tips penting adalah menempatkan keterangan dekat dengan yang diterangkan.
Atau Anda juga bisa mengubah posisi keterangan di depan.

Berikut contoh yang saya kutip dari buku tersebut: “Saya dan sanak saudara dari ibuku
membersihkan kebun dari pagi hingga siang sedangkan adikku bersama teman-temannya
dari Akademi Perhotelan Alengkadiraja makan nasi goreng dan minum sirup jambu kemarin
di rumah nenek dekat warung Nyak Arum.”

Perhatikan bahwa “kemarin” dan “di rumah nenek dekat warung Nyak Arum” adalah
keterangan waktu dan keterangan tempat yang berfungsi menjelaskan seluruh kejadian.
Namun kalimat tersebut berpotensi salah tafsir ketika pembaca mengira hanya “adikku
bersama teman-temannya yang berada di rumah nenek”. Sedangkan “saya dan sanak
saudara membersihkan kebun entah di mana.”

Secara sederhana kalimat tadi bisa diperbaiki:

“Kemarin, di rumah nenek dekat warung Nyak Arum, Saya dan sanak saudara dari ibuku
membersihkan kebun dari pagi hingga siang sedangkan adikku bersama teman-temannya
dari Akademi Perhotelan Alengkadiraja makan nasi goreng dan minum sirup jambu.”

Kemungkinan pembaca tersesat menjadi lebih kecil. Dengan mudah pembaca akan
mengetahui bahwa kemarin di rumah nenek yang kebetulan dekat warung Nyak Arum ada
dua kejadian. Kejadian pertama saya membersihkan kebun bersama saudara. Dan kejadian
kedua adikku makan nasi goreng dan minum sirup jambu bersama temannya.

3. Sesuai Nalar dan Logika


Membaca adalah proses mencerna dan memahami. Terdapat nalar dan logika di sana.
Seorang penulis yang baik akan membuat tulisan yang sesuai nalar dan logika. Diantaranya
adalah hubungan sebab akibat yang secara langsung atau tidak langsung terdapat dalam
sebuah kalimat.

Perhatikan contoh berikut: “Politisi sipil sekarang banyak yang mengincar militer untuk
dicalonkan menjadi kandidat presiden. Ini membuktikan gagalnya pemerintahan sipil.”

Kalimat pertama mungkin sudah benar. Tapi kalimat kedua terasa tidak “nyambung”.
Apakah banyaknya calon dari militer mengindikasikan gagalnya pemerintahan sipil? Belum
tentu. Bisa ya, bisa tidak. Ada logika yang tidak lengkap di sana.

4. Akurasi
Sebuah tulisan harus akurat, terlebih jika menulis berita yang dijadikan rujukan banyak
pembaca. Bayangkan jika Anda menulis berisi fakta yang salah, maka kredibilitas akan
dipertaruhkan.

Tidak hanya itu, fakta yang tidak akurat bisa membuat informasi dipahami dengan keliru.
Akibatnya sebuah berita bukannya menjernihkan permasalahan, malah membuat semakin
keruh.

Jadi, jika Anda menulis menggunakan fakta dan data, pastikan terlebih dahulu
kebenarannya. Jika ragu, konsultasikan kepada pemilik fakta dan data.
Jangan lupa berikan atribusi kepada sumber berita agar pembaca mengetahui siapa yang
mengatakan dan dalam konteks apa dikatakan. Ini penting untuk menjadi penulis yang
bertanggung-jawab.

Termasuk jika Anda mengutip dari buku atau blog lain, cantumkan sumber rujukan yang
dipakai.

5. Hukum DM dan MD
Masih ingat pelajaran ini? Diterangkan-Menerangkan atau Menerangkan-Diterangkan?
Secara umum bahasa Indonesia menggunakan pola Diterangkan Menerangkan. Frasa
“rumah makan” adalah rumah tempat orang makan. “Rumah” adalah kata yang diterangkan
sedangkan “makan” berfungsi menerangkan rumah seperti apa yang dimaksud.

Namun dalam kalimat tulisan dan berita hukum DM bisa lebih rumit ketika yang bergabung
tidak hanya kata+kata seperti contoh di atas. Bisa juga yang terjadi adalah kata+frasa,
kata+klausa, frasa+frasa, klausa+klausa, atau kombinasi lainnya.

Ketika ini terjadi maka tak jarang pembaca menjadi tersesat dalam sebuah kalimat. Untuk itu
tempatkanlah sesuatu yang menerangkan dekat dengan yang diterangkan.

Jika perlu, tempatkan yang menerangkan di depan yang diterangkan jika hal tersebut
menghindari kerancuan.

6. Gunakan Kata “Kecuali” dan “Tidak” Secara Tepat


Kata “kecuali” berfungsi menyisihkan sesuatu dari kelompok. Sedangkan kata “tidak”
berfungsi menegasikan sesuatu.

Perhatikan contoh sederhana berikut:

“Saya bersedia kau ajak ke mana saja, kecuali ke tempat judi.”

“Kecuali ke tempat judi, saya bersedia kau ajak ke mana saja.”

Kedua kalimat bisa dipakai dan mudah dipahami. Akan tetapi secara kejernihan, kalimat
kedua lebih baik. Alasannya, pada bagian pertama kalimat disebutkan saya bersedia diajak
ke mana saja. Ini menunjukkan sebuah cakupan. Kemudian dikecualikan tempat judi.
Dengan demikian seolah-olah saya mau kemanapun, lalu dikecualikan tempat tertentu.

Pada kalimat kedua sesuatu yang dikecualikan sudah disisihkan di awal. Kemudian sisanya
baru menyebutkan kesediaan untuk kemana saja selain yang sudah disisihkan di awal tadi.

Perhatikan contoh berikutnya:

“Saya tidak suka naik mobil sedan berwarna merah.”

Sepertinya kalimat tersebut mudah. Namun bisa menciptakan multi interpretasi:

Saya tidak suka naik mobil sedan, tapi mau naik mobil jenis lainnya.

Saya hanya tidak suka naik mobil sedan yang berwarna merah, tapi mau naik sedan yang
berwarna lain.
Untuk itu tempatkan kata “tidak” sedekat mungkin dengan yang dinegasikan. Prinsip umum
kata “tidak” atau “bukan” menegasikan sesuatu yang terdekat setelah kata itu.

Kalimat di atas bisa diperbaiki sesuai maksud sebenarnya yang dikendakai penulis misal:

Saya mau naik mobil bukan sedan berwarna merah (mungkin mau naik truk dan warnanya
apa saja).

Saya mau naik mobil sedan bukan berwarna merah (mungkin mau naik sedan berwarna
putih atau hitam).

7. Memilih Kata Dengan Luwes


Pemilihan Kata (diksi) sangat penting untuk memberikan “rasa” atas apa yang dituliskan.
Dalam konteks penulisan, pemilihan kata didasarkan untuk memperjelas, memperkuat dan
membuat efektif apa yang ditulis. Pemilihan kata sebaiknya juga sesuai dengan nalar umum.

Oleh karena itu frasa “tambah pendek” kurang pas dengan nalar. Bagaimana mungkin
sesuatu yang bertambah menjadi pendek bukannya panjang? Frasa makin pendek atau
memendek akan lebih tepat.

Kata “mengatakan” memiliki padanan diantaranya: menyebutkan, menyampaikan,


mengungkapkan, menjawab, menyatakan, membenarkan, menegaskan dan sebagainya.
Lalu mana yang harus dipilih?

Pilihlah yang memiliki makna paling dekat. Jika yang dikatakan bersifat memperkuat apa
yang sudah diketahui sebelumnya, bisa menggunakan kata “menegaskan”.

Jika sesuatu yang dikatakan mengangkat ke permukaan apa-apa yang sudah dilupakan
atau diabaikan orang, maka pilihlah “mengungkapkan”.

Jika yang dikatakan berupa jawaban atas sebuah pertanyaan, gunakan kata “menjawab”.

Dengan cara ini, pembaca akan dapat menangkap lebih jelas pesan yang dimaksud seorang
penulis.

Penutup
Itulah tujuh poin menulis ala jurnalis yang dapat Anda pelajari dari buku Kalimat Jurnalistik.
Ada banyak pelajaran berharga dari buku tersebut yang bisa Anda pelajari untuk menulis
lebih baik dan lebih jernih.

Semoga bermanfaat buat Anda semua para jurnalis, penulis, blogger dan pembaca di
manapun berada. Mari jadikan setiap tulisan lebih jernih dan bermakna.

sumber: https://www.muhammadnoer.com/tips-belajar-menulis-jurnalis/
Tulisan cepat (stenografi) adalah suatu sistem untuk menulis dengan cepat menggunakan
tangan, dan terutama berguna untuk menulis pidato. Konsep tulisan cepat telah ada hampir
sama waktunya sejak penciptaan tulisan itu sendiri. Kebudayaan kuno Mesir, Yunani, Roma,
dan Cina semuanya memiliki alternatif sederhana dari tulisan standar mereka.[1] Saat ini,
keahlian menggunakan tulisan cepat tetap merupakan keahlian yang berharga bagi mereka
yang bekerja di bidang jurnalisme, bisnis, dan administrasi. Mempelajari sistem tulisan cepat
yang efisien membutuhkan latihan dan waktu, tetapi hal itu dapat dilakukan!
Bagian 1
Memilih Sistem Tulisan Cepat
1.

1
Pertimbangkan faktor-faktor yang menentukan sebelum memilih suatu
metode. Ada beberapa sistem tulisan cepat, dan sistem-sistem itu berbeda satu sama
lainnya. Anda perlu mempertimbangkan beberapa hal berbeda:
 Berapa banyak waktu yang Anda miliki untuk mempelajari sistem
tersebut?
 Seberapa cepat kemampuan menulis yang Anda inginkan?
 Apakah ada suatu sistem tulisan cepat standar untuk profesi Anda?
[2]
2.

2
Pilihlah sistem Gregg Pre-Anniversary, Gregg Anniversary, atau New Era
Pitman untuk kecepatan maksimum. Sistem Gregg dan Pitman telah menjadi
sistem utama yang bersaing dalam tulisan cepat untuk bahasa Inggris sejak abad
sembilan belas, dan keduanya juga telah diadaptasikan ke beberapa bahasa lain.[3]
 Sistem Gregg dikembangkan oleh John Robert Gregg pada tahun
1888 dan sejak saat itu telah mengalami beberapa penyesuaian.
Sistem Gregg Pre-Anniversary dan Anniversary masing-masing
mengacu pada sistem yang diuraikan pada tahun 1916 dan 1929.
Lambang yang harus diingat sangat banyak, tetapi kelebihannya
adalah mampu menulis lebih dari dua ratus kata per menit.[4] [5]
 Sistem Pitman dikembangkan oleh Sir Isaac Pitman pada tahun
1837. Sistem New Era Pitman, yang berasal dari tahun 1922 dan
merupakan versi yang lebih efisien dibanding sistem awalnya,
merupakan sistem yang cukup rumit tetapi juga membuat Anda
mampu menulis lebih dari dua ratus kata per menit.[6] Karena tulisan
yang tebal dan tipis mewakili pasangan suara yang berbeda, maka
Anda akan membutuhkan pena dengan ujung baja untuk menulis.
Dan juga, Anda membutuhkan kertas bergaris, karena garis tersebut
juga merupakan bagian dari sistem.[7]
3.

3
Cobalah sistem Gregg Simplified jika menginginkan sistem penulisan cepat
dengan tingkat pembelajaran sedang. Dengan sistem Gregg Simplified, Anda
masih dapat menulis dua ratus kata per menit. Versi ini, yang diperkenalkan oleh
perusahaan McGraw-Hill pada tahun 1949, adalah tulisan cepat pertama yang lebih
ditujukan untuk bisnis dibanding untuk penggunaan dalam sidang. Lambang yang
harus diingat jauh lebih sedikit dibanding sistem Gregg Anniversary.[8]
4.
4
Pelajari sistem Gregg Diamond Jubilee atau Pitman 2000 jika Anda hanya
memiliki sedikit waktu luang. Dengan metode-metode ini, Anda masih dapat
menulis hingga 160 kata per menit, tetapi waktu yang dibutuhkan jauh lebih sedikit.
[9]
5.
5
Gunakan sistem abjad jika Anda menginginkan proses pembelajaran yang
cepat dan mudah. Sistem abjad berdasarkan pada abjad, tidak seperti sistem
dengan lambang yang menggunakan berbagai garis, lengkungan dan lingkaran untuk
mewakili suara. Hal ini membuat sistem abjad lebih mudah dipelajari, meskipun
Anda tidak akan dapat memperoleh kecepatan menulis yang sama. Namun seorang
penulis cepat yang baik mampu menulis hingga 120 kata per menit.[10]
 Tiga contoh sistem seperti ini adalah Speedwriting, AlphaHand,
dan Keyscript.
6.

6
Pilihlah Teeline Shorthand jika Anda seorang jurnalis. Teeline adalah sistem
hibrida yang sebagian besar berdasarkan pada bentuk huruf abjad. Sistem ini adalah
sistem tulisan cepat yang lebih disukai pada Dewan Nasional Inggris untuk
Pelatihan Jurnalis dan diajarkan pada jurusan jurnalisme di sana.[11]
AD
Bagian 2
Mengumpulkan Bahan-Bahan tentang Tulisan Cepat
1.
1
Kunjungi perpustakaan lokal atau toko buku untuk mencari buku-buku
tentang cara mempelajari tulisan cepat. Cara lainnya, Anda dapat memesan buku
tentang tulisan cepat melalui Internet.
 Banyak buku tentang tulisan cepat kemungkinan sudah tidak
diterbitkan lagi. Inilah sebabnya mengapa perpustakaan, toko buku
bekas, atau toko buku daring (online) mungkin dapat memberikan
pilihan buku yang lebih banyak.
 Beberapa buku tentang tulisan cepat ada dalam ranah publik dan
tersedia untuk diunduh secara gratis melalui Internet.
2.
2
Carilah alat-alat bantu belajar model lama. Jika Anda ingin belajar tulisan cepat,
alat-alat bantu belajar ini dirancang untuk Anda. Alat-alat ini termasuk rekaman atau
pita kaset yang berisi dikte, tulisan, tes untuk diri sendiri, dan bahan-bahan
tambahan.
 Ingatlah bahwa alat-alat bantu belajar ini kemungkinan
membutuhkan peralatan untuk mendengarkan suara dari kaset.[12]
3.
3
Dapatkan kamus tulisan cepat untuk sistem Anda. Buku-buku terbitan ini dapat
menunjukkan bagaimana kata-kata yang berbeda ditulis dalam tulisan cepat.
4.

4
Manfaatkan sumber-sumber tulisan cepat yang banyak tersedia di
Internet. Hal ini termasuk tutorial, pendiktean, dan contoh-contoh tulisan cepat.
5.

5
Ikuti kursus tulisan cepat. Kursus semacam ini dapat dilakukan melalui Internet
atau pertemuan secara langsung.
 Pastikan bahwa Anda memahami jangka waktu kursus dan bahwa
Anda memiliki waktu yang cukup dalam jadwal Anda untuk
mengikuti kursus tersebut.
Bagian 3
Berlatih Tulisan Cepat
1.
1
Mulailah dengan perkiraan yang realistis. Suatu klaim yang menyatakan bahwa
Anda dapat mempelajari tulisan cepat hanya dalam beberapa jam sebaiknya jangan
dipercaya. Waktu yang Anda butuhkan tergantung pada seberapa sering Anda
berlatih, tingkat kesulitan sistem, dan kecepatan menulis yang Anda inginkan. Hal
ini dapat membutuhkan usaha keras hingga satu tahun lamanya untuk benar-benar
menguasai tulisan cepat yang berguna.[13]
2.
2
Prioritaskan penguasaan dibanding kecepatan. Anda harus sepenuhnya
menguasai prinsip-prinsip pembentukan kata lebih dahulu. Peningkatan kecepatan
menulis akan dapat dicapai setelah menguasai hal itu.[14]
3.
3
Berlatihlah setiap hari. Usahakan berlatih sedikitnya 45 menit hingga satu jam,
jika memungkinkan. Tetapi ingat, bahwa melakukan sesi latihan setiap hari
meskipun pendek waktunya akan lebih baik dibanding satu atau dua sesi latihan
panjang setiap minggu.
4.

4
Lakukan secara bertahap. Mulailah dengan abjad, isi setiap baris dari selembar
kertas catatan kecil dengan satu huruf. Selanjutnya, tingkatkan dengan menulis kata-
kata, dengan melakukan hal yang sama. Ketika sudah siap, tingkatkan lagi dengan
menulis sekumpulan kata-kata yang umum.[15]
 Mengucapkan kata-kata dengan keras ketika menulisnya akan
membantu otak membuat hubungan antara suara fonemik dengan
lambangnya.[16]
5.
5
Tingkatkan kecepatan dengan latihan pendiktean. Pendiktean tulisan cepat
memiliki beberapa kecepatan berbeda (jumlah kata per menit), jadi Anda dapat
berlatih dengan kecepatan yang makin meningkat.
 Berlatihlah pada setiap kecepatan (30, 40, 50, 60, dan lain-lain)
hingga Anda merasa nyaman, lalu tingkatkan.
 Jika Anda ingin berlatih sesering mungkin, tempatkan rekaman
pendiktean pada perangkat pemutar MP3 dan berlatihlah ketika
Anda memiliki waktu luang meskipun hanya beberapa menit.[17]
Tips
 Yang terbaik adalah menuliskan catatan yang tertulis dalam tulisan cepat sesegera
mungkin ketika arti dari tulisan cepat itu masih dapat diingat.

 Sediakan kertas yang murah, karena Anda akan banyak menggunakannya. Tetapi
pastikan kertasnya halus, sehingga tidak kusut dan menghambat penulisan.

 Sistem tulisan lain yang menggunakan huruf-huruf abjad juga telah dikembangkan
untuk membantu penulisan yang lebih cepat tanpa mengorbankan keterbacaan seperti
pada sistem tulisan cepat. Sistem tulisan ini biasanya berbeda dari tulisan cepat, dalam
arti tidak perlu mempelajari lambang-lambang baru, dan dengan menggunakan sistem
singkatan kata-kata.
Peringatan
 Mencari tahu arti dari tulisan cepat yang telah lama ditulis sebelumnya dapat terasa
sulit dilakukan. Tulisan cepat dimaksudkan untuk memberi gambaran kata-kata atau
suara-suara dan difokuskan untuk meningkatkan kecepatan menulis dibanding
memastikan keterbacaan tulisan.
Stenografi: Ilmu dan Seni Istimewa untuk
Menulis Cepat
Lintang Larissya

Ilustrasi sebuah Stenografi (pixabay)

Apakah kamu sering menemukan tulisan dokter yang sulit dibaca? Bisa jadi tulisan tersebut
menggunakan teknik stenografi. Apa sih stenografi itu? Yuk, cari tahu!
Mengenal Stenografi
Stenografi dapat diartikan sebagai sebuah ilmu atau seni untuk menulis lebih cepat dan
ringkas. Menurut CHR. Jimmy L. Gaol melalui buku "Keandalan dan Sukses Sekretaris
Perusahaan dan Organisasi" (2015), stenografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu 'stenos'
berati singkatan atau pendek dan 'graphein' berarti tulisan.
Tidak sembarangan, stenografi juga memiliki syarat huruf seperti ukuran, arah penulisan, dan
bentuk. Bahkan ada beberapa buku yang membahas lengkap tentang ilmu stenografi.

Apa Fungsi Stenografi?


Seperti pada penjelasan di atas, fungsi stenografi adalah agar dapat menulis lebih cepat dan
ringkas. Namun, tidak semua orang atau pekerjaan menerapkan ilmu ini.
Pekerjaan yang sekiranya menerapkan tenik ini adalah sekretaris, yang menggunakan teknik
ini untuk mencatat kembali hasil rapat, berita atau pesan penting yang diucapkan secara lisan.

Ada pula di profesi kesehatan yang membutuhkan ilmu stenografi untuk menghemat waktu
dalam menulis resep dan pesan, agar pasien tidak terlalu lama menunggu.

Pada zaman dulu, keahlian stenografi sangat dibutuhkan untuk profesi wartawan. Pasalnya,
wartawan harus mampu melaporkan hasil berita atau hasil wawancara narasumber secara
cepat dan akurat. 

Stenografi juga seringkali dipakai untuk membuat 'sandi rahasia,' di mana tidak semua orang
dapat membaca dan memahami huruf steno sehingga 'sandi' tersebut dapat menjadi alat
komunikasi bagi yang hanya memiliki keahlian. 

Perkembangan Stenografi di Indonesia


Ditemukannya teknik penulisan stenografi sejak beberapa abad sebelum masehi. Hal ini
dibuktikan dengan beberapa penemuan di seluruh dunia.

Meskipun tidak semua negara mengenal teknik ini, tapi banyak tokoh yang ikut berperan
mengembangkan huruf ini. Misalnya saja stenografi yang dikarang oleh Timothy Bright pada
1588 yang berasal dari Inggris, hingga A. W. Groote yang membuat huruf steno di Belanda
pada 1899.

Di Indonesia sendiri memiliki Bapak Stenografi Indonesia, yaitu Karundeng. Ia membuat


huruf steno pada tahun 1925. Mengutip Anedya Blogspot, berdasarkan Surat Keputusan No.
51/1968 tanggal 1 Januasi 1968 telah ditetapkan sistem Karundeng sebagai sistem stenografi
standar mata pelajaran pada Lembaga-Lembaga Pendidikan dan Lingkungan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Hal ini membuat Sistem Karundeng menjadi sistem Nasional
untuk stenografi di Indonesia.

Meskipun saat ini tidak banyak yang menerapkan teknik penulisan ini, stenografi sempat nge-
tren di Indonesia pada tahun 50-an.

Apakah kamu tertarik untuk mempelajarinya? Bagi kamu yang tertarik, kamu dapat
mempelajari huruf-hurunya melalui google atau buku yang membahas tentang stenografi.
Penulisan berita di media online, media internet, media siber, atau situs berita
harus menggunakan gaya menulis online (online writing style). Berikut ini
tips jurnalistik online tentang cara atau teknik menulis berita di media online.

Pengertian Media Online

Media online –disebut juga media daring, media siber, atau situs berita–
adalah media yang tersaji secara online di internet.

Secara umum, media online adalah segala jenis atau format media yang
hanya bisa diakses melalui internet. Media online berupa website dan aplikasi
(app) berisikan teks (tulisan), foto, video, dan suara yang
disebut posting atau content.

Secara khusus, media online yaitu media yang terkait dengan pengertian
media dalam konteks komunikasi massa, yaitu media yang menyajikan
karya jurnalistik (berita, artikel, feature) secara online.

BACA JUGA :  7 Makanan Pengganti Nasi Putih, Bagus Untuk Program Diet

Penulisan berita di media online (website) menggunakan gaya menulis online


(online writing style) karena perbedaan karakteristik media dan pembaca
online dengan media/pembaca media konvensional atau media cetak (koran,
tabloid, majalah).

Pengertian Berita

Berita adalah informasi tentang sesuatu peristiwa penting dan menarik. Berita
(news) dipahami sebagai laporan wartawan yang meliput sebuah kejadian
melalui observasi atau pengamatan langsung, wawancara, dan riset data.

Dalam buku Here’s the News, Paul De Maeseneer mendefinisikan berita


sebagai informasi baru tentang kejadian yang baru, penting, dan bermakna
(signifikan).

Nilai Berita
Dengan demikian, sebuah peristiwa layak menjadi berita atau dilaporkan
melalui media massa jika memenuhi unsur yang dikenal dengan istilah nilai
berita(news value).

BACA JUGA :  Cara Download Video Twitter Tanpa Aplikasi Dari PC/Laptop

Nilai berita tersebut meliputi:

1. Magnitude. Pengaruh suatu peristiwa bagi publik


2. Significance. Penting atau menyangkut kepentingan orang banyak.
3. Timeliness. Aktualitas, immediacy, atau newnews yang artinya
kebaruan.
4. Proximity. Kedekatan peristiwa terhadap khalayak secara geografis,
psikologis, dan ideologis.
5. Prominence. Ketokohan atau keterkenalan yaitu melibatkan public
figure seperti artis, pejabat, atau idola.
6. Impact. Semakna dengan nilai berita nomor 1 dan 2.
7. Conflict. Peristiwa ketegangan, perang, kericuhan, selalu menarik.
8. Human Interest. Menyentuh perasaan kemanusiaan (human touch)
9. Unusualness. Disebut juga oddity, uniqueness. Keluarbiasaan,
keunikan, ketidaklaziman.
10. Sex. Ada ungkapan, semua tulisan/berita membosankan, kecuali
tentang seks.
Nilai Berita

Unsur Berita

Peristiwa yang memenuhi minimal salah satu nilai berita di atas dilaporkan
wartawan dengan mengacu pada elemen berita yang dikenal dengan
unsur 5W+1H.

1. Who – Siapa
2. What – Apa
3. When – Kapan
4. Where – Di mana
5. Why – Kenapa
6. How – Bagaimana
 

Jika memahami 51H1, menulis berita sangat mudah dilakukan. Cukup


memakai rumus standar berdasarkan elemen 5W1H, maka sebuah berita
sudah bisa dibuat.

Pengertian detail 5W1H adalah sebagai berikut:

1. Who (siapa): siapa-siapa saja yang terlibat dalam kejadian/peristiwa;


pelaku, korban, pemeran utama, peran pengganti, figuran, orang,
lembaga, organisasi, pejabat tertentu, dan sebagainya.
2. What (apa): peristiwa apa yang terjadi, kejadiannya apa, acara apa?
3. When (kapan): kapan kejadiannya? Ini unsur waktu yang biasa ditulis
dalam bentuk hari dan tanggal, misalnya, Senin (22/4/2020)
4. Where (di mana): di mana kejadiannya? Ini tentang lokasi atau
tempat acara. Misalnya, “di Depan Gedung Sate Jln
Diponegoro Kota Bandung.
5. Why (kenapa) : kenapa peristiwa itu terjadi? Apa penyebabnya, apa
latar belakangnya, apa tujuannya, mengapa itu dilakukan, dan
sebagainya.
6. How (bagaimana): proses kejadiannya atau suasana peristiwa; apa
saja acaranya, siapa saja pembicaranya, bagaiana jaannya aksi
demo, dll.

BACA JUGA :  7 Makanan Pengganti Nasi Putih, Bagus Untuk Program Diet

Dengan demikian, secara sederhana teknik menulis berita di media online itu
“hanya” menyusun unsur 5W1H itu. Biasanya dimulai dengan
unsur who atau what, diikuti unsur where dan when,
kemudian why dan how di alinea berikutnya.

Gaya Penulisan Berita di Media Online

Banyak ulasan tentang gaya menulis online. Di antaranya Web Writing Style


Guide dan Style Guide for Writer.

Dipadukan dengan “hasil pengamatan” terhadap situs berita seperti BBC


Indonesia, inilah lima teknik dasar menulis di media online, dengan fokus
pada “tampilan naskah”:

1. Alinea pendek

Tulisan online, termasuk di blog, hendaknya menggunakan alinea (paragraf)


pendek. idealnya, satu alinea maksimal lima baris (five lines per paragraph).
Contoh terbaik bisa disimak situs BBC Indonesia.

2. Jarak antar alinea

Harus ada jarang antar alinea, menyisakan “ruang kosong” atau “ruang putih”
(white space) antar-alinea. Ini membuat naskah online mudah dipindai dan
enak dibaca.

3. Tidak ada indent

BACA JUGA :  Cara Menonaktifkan BPJS Kesehatan Secara Online Lewat E-Dabu
Tulisan online tidak mengenal indent, tekuk / lekuk ke dalam di awal alinea,
seperti gaya naskah koran atau majalah. Ide penulisan online nomor 3 ini
boleh diabaikan, tapi jadinya “tidak lazim”. Coba simak situs-situs terkemuka,
adakah indent?

4. Rata kiri (align eft)

Perataan teks kiri merupakan standar penulisan di website atau media online.


Rata kiri akan membuat naskah menjadi nyaman dibaca, scannable, dan
banyak menyisakan “ruang istirahat mata”.

Jika menggunakan “align justify”, maka tulisan akan terkesan formal, serius,
dan kaku. Jarang sekali ada situs yang menggunakan “justify”, misalnya situs
instansi pemerintah yang “terbawa suasana formal-birokratis”.

5. Highlight

Berita di media online akan lebih scannable dan enak dibaca jika tulisan


online diberi tanda-tanda khusus pada bagian khusus, seperti ditebalkan
(bold), dimiringkan (italic), diberi warna (color), atau di-block qoute. Ini akan
menjadikan naskah online Anda “eye catching” menarik perhatian mata user.

Gaya atau teknik penulisan berita di media online tersebut dilaksanakan


dengan baik oleh situs-situs besar. Contohnya penulisan berita dari BBC
Indonesia berikut ini.
Contoh sajian teks naskah berita di media online (Sumber)

Komposisi Naskah Berita Online

Unsur berita 5W1H disajikan dalam sebuah komposisi naskah berita dengan
urutan sebagai berikut:

1. Judul atau kepala berita (headline)


2. Baris tanggal (dateline) plus by line dan place line.
3. Teras berita (news lead)
4. Tubuh berita (news body).
Perhatikan contoh sajian berita online dari Republika Online berikut ini:
Ko
mposisi Naskah Berita Online (Gambar: romeltea.com)
Komposisi naskah berita tersebut tersusun dalam format pemberitaan yang
dikenal dengan sebutan piramida terbalik, yaitu mengedepankan fakta
terpenting dan paling menarik di bagian awal (judul dan teras).

Metode penulisan berita format piramida terbalik umumnya digunakan dalam


berita langsung (straight news) yang biasa menghiasai halaman depan media
cetak (surat kabar) dan media siber.

Tujuannya adalah untuk memudahkan atau mempercepat pembaca dalam


mengetahui apa yang diberitakan serta memudahkan redaktur memotong
bagian tidak atau kurang penting yang terletak di bagian paling bawah dari
tubuh berita.

BACA JUGA :  Cara Menonaktifkan BPJS Kesehatan Secara Online Lewat E-Dabu
Gaya Penulisan
Berita Piramida Terbalik (SPI).*

Penulisan Judul Berita

Judul berita (news headline) merupakan bagian berita yang pertama kali
dilihat pembaca. Judul berita akan menentukan apakah pembaca akan
membaca berita tersebut atau tidak.

Berikut ini teknik dan standar penulisan judul berita:

1. Menggambarkan, meringkas, atau mencerminkan isi berita.


2. Ringkas dan to the point (lugas).
3. Kalimat lengkap, minimal terdiri dari Subjek dan Predikat (Inggris:
Subject + Verb).
4. Nama seseorang hanya digunakan dalam judul jika dia tokoh.
5. Menggunakan tanda kutip tunggal –jika judul berupa kutipan.
6. Jelas atau tidak bermakna ganda.
7. Menggunakan kalimat aktif.
8. Hindari kalimat tanya.

BACA JUGA :  Cara Melihat Password WiFi Tetangga Menggunakan Aplikasi WiFi
Master

Judul boleh menghilangkan prefix atau awalan dalam kata kerja. Misalnya,


“Presiden Tinjau Lokasi Banjir”. Namun, dalam teras dan tubuh berita,
kata tinjau harus tetap menggunakan awalan me- menjadi “Pesiden meninjau
lokasi banjir”.

Semua kata di dalam judul dimulai dengan huruf besar (kapital), kecuali kata
sambung seperti dan, di, yang, bila, dalam, ke,  dan kepada. Misalnya:
“Presiden dan Wapres Ucapkan Selamat Lebaran kepada Masyarakat”.

Hindari pula penulisan judul dengan menggunakan huruf kapital semua (All
Caps), apalagi dalam teras dan isi berita.

 Salah: GNPF-MUI KUMPULKAN ORMAS ISLAM BAHAS AKSI


DAMAI
 Benar: GNPF-MUI Kumpulkan Ormas Islam Bahas Aksi Damai

Penulisan Teras Berita

Teras (lead) adalah alinea pertama dalam sebuah naskah berita. Wartawan
biasanya menyampaikan inti berita atau fakta terpenting di bagian ini.

Pemula (newbie) atau yang sedang belajar menulis berita umumny menulis
teras dimulai dengan unsur when atau where, berbeda dengan wartawan
profesional yang umumnya mengawali teras dengan unsur who atau what.

Contoh:

1. Newbie: Pada hari Sabtu tanggal 13 Juni 2020 telah diadakan


seminar oleh Yayasan Rumah Komunikasi bertempat di Gedung
Sate Bandung.
2. Pro: Yayasan Rumah Komunikasi menggelar seminar di Gedung
Sate Bandung, Sabtu (13/6/2020).
Teras berita adalah kalimat sekaligus alinea pembuka. Lead yang menarik
akan merangsang pembaca untuk terus membaca isi berita atau artikel yang
dbuat.
Banyak jenis teras dalam literatur jurnalistik. Namun, secara praktis,
umumnya wartawan termasuk jurnalis media online menggunakan jenis Lead
5W1H yaitu mengedepankan salah satu unsur berita –
khususnya what atau who.

Teras 5W1H disebut juga straight news lead dan summary lead karena


meringkas inti berita di bagian awal.

Contoh Teras Berita:

Sejumlah mahasiswa Jabodetabek akan melakukan Aksi Bela Rakyat


121 pada 12 Januari 2017 di depan Istana Merdeka, Jakarta, terkait
kebijakan pemerintah yang dianggap memberatkan rakyat, seperti
kenaikan biaya mengurus STNK dan BPKB.

“Kami mahasiswa Jabodetabek akan menggelar aksi bela rakyat, menuntut


pemerintah untuk segera bertanggung jawab dengan kebijakan yang mereka
ambil,” ujar Ketua BEM PNJ (Politeknik Negeri Jakarta) Fikri Azmi, saat
dimintai keterangan tentang Aksi Bela 121 oleh Antara di Jakarta, Senin.

Fikri menambahkan, banyak kebijakan pemerintah yang dianggap


memberatkan masyarakat di awal 2017, mulai dari naiknya tarif dasar listrik,
biaya pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Buku Pemilik
Kendaraan Bermotor (BPKB), serta kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Teras berita di Republika Online itu terdiri dari unsur berikut:

1. Who – Sejumlah mahasiswa Jabodetabek


2. What – akan melakukan Aksi Bela Rakyat 121
3. When – pada 12 Januari 2017
4. Where – di depan Istana Merdeka, Jakarta
5. Why – terkait kebijakan pemerintah yang dianggap memberatkan
rakyat, seperti kenaikan biaya mengurus STNK dan BPKB.
6. How – Renacanya beberapa perguruan tinggi yang terdapat di
Jabodetabek akan ikut serta dalam aksi tersebut.

BACA JUGA :  Cara Download Video Twitter Tanpa Aplikasi Dari PC/Laptop

Demikian cara menulis berita di media online bagian teras. Mudah bukan?
Penulisan Isi Berita

Jika teras berita sudah berhasil disusun dengan baik, maka penulisan isi
berita akan mengalir lancar karena news body merupakan uraian, detail, atau
penjelasan dari fakta yang sudah disampaikan dalam teras.

Jika unsur What, Who, When, dan Where sudah dikemukakan dalam teras,


maka isi berita berisi unsur Why dan How, seperti tujuan acara, penyebab
kejadian, suasana acara, dan fakta penting lain dalam sebuah kejadian.

Tips Lainnya

Wartawan media cetak mungkin hanya bertugas meliput dan menulis berita.
Setelah berita dibuat, ia hanya menyerahkan naskah kepada editor untuk
diedit dan dimuat. Beres!

BACA JUGA :  7 Makanan Pengganti Nasi Putih, Bagus Untuk Program Diet

Namun, jurnalis media online mungkin harus mengupload sendiri beritanya,


khususnya media “kecil” yang memungkinkan wartawan mengedit dan
memposting sendiri berita ke website.

Selain soal gaya penulisan dan teknis menulis berita lainnya, khusus berita
untuk media online juga harus diperhatikan hal-hal berikut ini untuk
meningkatkan SEO berita:

1. Foto/Gambar

Siapkan foto peristiwa. Jika tidak ada, siapkan gambar ilustrasi. Foto harus
dioptimalkan lebih dulu dari sisi nama file (file name), ukuran file (file size),
dan ukuran gambar (image size). Edit dulu fotonya sebelum diupload.

Nama file harus deskriptif, misalnya seminar-pendidikan.jpg. Ukuran file


sekecil mungkin agar tidak memberatkan loading web. Ukuran gambar jangan
terlalu besar. Standarnya maksimal lebar 800 pixel atau sesuai dengan
lebar content area website –biasanya 640 pixel.

2. Alt Text

Pastikan gambar yang diupload diberi keteranan dalam alternative tex (alt
text), juga caption jika diperlukan.
3. Label, Tag, Kategori

Pastikan juga mengisi kategori berita, tag, atau label jika ada.

Demikian cara menulis berita di media online. Poin terpentingnya adalah


penulisan judul, teras, dan gaya penulisan online yang berbeda dengan
format naskah untuk media cetak. (SUMBER: katalisnet). Teknik Menulis
Berita.
https://tempoinstitute.com/course/detail/menulis-berita-untuk-wartawan-muda

Kelas Kartu Prakerja

Teknik Menulis Berita untuk Wartawan Muda

“Hakikat jurnalis adalah menulis dan mengabadikan sejarah hari ini,”


Amarzan Loebis, wartawan senior TEMPO

Di zaman yang serba cepat dan ringkas, pembaca hanya akan membaca berita yang istimewa
dan menarik. Di TEMPO, sebuah informasi ditimbang kelayakan beritanya. Hanya peristiwa
aktual, penting, menarik, menyangkut tokoh penting, dan unik yang akan ditindaklanjuti
menjadi berita. Wartawan yang terlatih secara otomatis menyeleksi informasi yang
diperolehnya. 

Peristiwa yang bernilai berita kemudian dikemas menjadi berita hardnews atau pun feature.


Berita yang baik menghadirkan suasana peristiwa kepada pembacanya. Karena itu, wartawan
perlu mereportase dengan mengerahkan  seluruh panca inderanya untuk merekam detail
sebuah peristiwa. 

Sayangnya, banyak wartawan muda yang tidak pandai menulis reportase. Berita yang
seharusnya menggambarkan sebuah peristiwa, akhirnya dipenuhi kutipan sana sini. Padahal
wartawan dapat merekonstruksi peristiwa melalui reportase yang kuat, dan memverifikasi
informasi di lapangan dengan ketat. Sehingga pembaca menjadi lebih paham terhadap suatu
persoalan atau peristiwa. 

Di kelas ini, peserta akan belajar dasar menulis berita seperti menggali ide berita yang
menarik, menggali data dan bahan liputan, hingga menulis berita.

Kelompok Sasaran:

Kelas ini cocok bagi siapapun termasuk jurnalis, dan para pekerja di bidang kehumasan yang
ingin mendalami penulisan berita yang enak dibaca dan mudah dipahami.

Jadwal Kelas:

 Kamis, 9 September 2021


 Kamis, 7 Oktober 2021
 Kamis, 11 November 2021
 Kamis, 2 Desember 2021

Waktu:

Pukul 09.00 - 15.00 WIB

Pengajar:

1. Syailendra Persada (Kepala Desk Nasional dan Hukum Tempo.co)


2. Juli Hantoro (Kepala Desk Metro Tempo.co) 
Aspek Kompetensi:

1. Mengusulkan dan merencanakan liputan.


2. Menerima dan melaksanakan penugasan.Mencari bahan liputan, termasuk informasi
dan referensi
3. Melaksanakan wawancara.
4. Membangun dan memelihara jejaring dan lobi.
5. Mengolah hasil liputan dan menghasilkan karya jurnalistik.

Apa yang akan dipelajari?

Tujuan Pembelajaran

 Tujuan Umum: di akhir kelas, peserta diharapkan mampu memahami ilmu jurnalistik
dasar dan menulis berita yang enak dibaca.
 Tujuan Khusus: mampu menggali ide dan perencanaan liputan; mampu meriset bahan
liputan; mampu melakukan observasi dan reportase; mampu melaksanakan wawancara

Materi yang dipelajari

 Menggali Ide dan Membuat Outline


 Teknik Menggali Bahan: Riset, Observasi, Wawancara
 Teknik Menulis Berita
 Praktik Menulis Berita

2 Teknik Rahasia Menulis CEPAT


Brili Agungin
 
Teknik Menulis
7 years
Berani taruhan dengan saya? Saya yakin dan berani bertaruh, sebagian besar dari Anda yang
membaca tulisan ini sering mengalami kejadian seperti ini.
Nulis baru satu kalimat, terhenti dan akhirnya tak berlanjut lagi. Begitu seterusnya hingga
negara api menyerang. Sampai akhirnya anda kapok sendiri dan dengan jahat men-judge diri
Anda tidak berbakat untuk menulis.

Ingat kata-kata saya :

Jadikan Menulis Sebagai Kegiatan Anda untuk BERSENANG-SENANG!

Tulisan Anda bukan untuk langsung dihakimi dan di edit. Itu adalah kerja otak kiri. Menulis
bekerja dengan cara yang sebaliknya. Kita harus menangkap berbagai imajinasi di dalam
pikiran kita dan membuatnya menjadi sebuah tulisan. Bayangkan bahwa imajinasi adalah
seperti burung-burung dalam jumlah banyak yang berterbangan di sekitar kita. Pada saat
menulis kita harus menangkap salah satu dari burung-burung tersebut. Pekerjaan ini tidak
mudah, terutama bagi orang ber-“otak kiri”.

Dengan demikian pada saat kita melakukan proses kreatif ini, kita harus mengijinkan otak
kanan untuk mengambil alih sementara. Otak kiri mulai mengambil peran saat kita mulai
membentuk plot (plot harus logis) dan mulai mengisi kerangka dengan isi cerita serta editing.

Untuk melatih otak kanan Anda saat menulis, Anda bisa bersenang-senang dengan dua teknik
yang akan saya bagikan ini

Menulis Buta (Blind Technique Writing)


Untuk menulis buta, yang Anda perlukan hanyalah selembar kertas kosong. Gunakan itu
untuk menutupi layar laptop Anda. Lalu tugas anda menulis tanpa mengedit. Lanjutkan saja
tulisan Anda sampai tangan Anda pegal.

Menulis bebas (freewriting)

dapat digunakan untuk melatih otak kanan bekerja dengan luwes. Manfaat dari teknik ini
adalah:

1. Membiarkan otak kanan bekerja terlebih dahulu daripada otak kiri. Dengan
demikian kita membiasakan diri mendapat ide tanpa filter dari otak kiri
2. Menimbulkan reflek menulis (Ingatlah, orang yang latihan beladiri sekian
lama akan mempunyai reflek bertarung tanpa berpikir terlebih dahulu apakah
harus menangkis atau menendang. Semuanya berjalan otomatis)
3. Mengatasi writer block
4. Menggali ide menulis
5. Dan tentu saja………ini adalah cara penulis bersenang-senang
Langkah-langkah berikut dapat digunakan untuk latihan menulis bebas:

1. Ambil alat untuk menulis. Bisa pena dan kertas atau laptop
2. Tetapkan waktu, minimal 10 menit
3. Dalam waktu yang sudah anda tetapkan, tulislah segala sesuatu yang melintas
di pikiran anda. Jangan menghakimi pikiran anda, tulis saja tanpa sensor
Ini adalah contoh hasil saya Menulis Buta dipadukan dengan Menulis Bebas Selama 5 Menit
yang saya lakukan:

Hari ini aku bahagia. Entah mengapa namun ini merupakan kegiatan alami yang bisa
kulakukan. Pengen tidur. Tapi mata masih melek. Angin . api. Ngantuk dan sedikit haus.
Sedikit gila namun akhirnya penuh makna. Ingin emndapatkan hasil terbaik untuk
perusahaan. Segera menikah dan membahagiakan orang tua. Asik sih, santai dan sekaligus
bisa bersenang-senang. Mbuh. Sing penting iso tenang. Buku selanjutnya udah di depan mata.
Menunggu untuk dilaunching. Optimis insyaallah bakal laku besar. Dann itu buat modal
nikah. Hahaha. Terdengar konyol tapi asik pas mikirinnya. Aku pun ingin segera
membuktikan bahwa dari buku bisa untuk modal buku yang lain. Yaitu buku nikah. Makan.
Ayam. Pengen durian. Efek di medan kali ya. Perjalanan jauh itu biasa. Mninggalkan dalam
waktu lama itu kadang menyiksa. Aiiih.. Suara motor mengagetkanku. Deruman. Entah apa
ini yang kutulis. Mengalir saja tanpa henti. Kamu juga bisa meencobanya dengan teknik ini
dan tekik ini ampuh untuk emmbiasakan kita menulis cepat tanpa hambatan. Iya juga sih.
Jrang nyoba, tapi sekalinya nyoba rasanya jadi ketagihan. Udah ya. Selamat mencoba gaes..

Selamat mencoba dan selamat bersenang-senang.


https://katalisnet.com/teknik-menulis-berita-di-media-online/

Teknik Menulis Berita di Media Online

Katalisnet
September 13, 202010,722 views
 Click to share on Facebook (Opens in new window)
 Click to share on Twitter (Opens in new window)
 Click to share on WhatsApp (Opens in new window)
 Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
 Click to share on Pinterest (Opens in new window)

Penulisan berita di media online, media internet, media siber, atau situs berita harus
menggunakan gaya menulis online (online writing style). Berikut ini tips jurnalistik online
tentang cara atau teknik menulis berita di media online.
Contents [hide]
 1 Pengertian Media Online
 2 Pengertian Berita
 3 Nilai Berita
 4 Unsur Berita
 5 Gaya Penulisan Berita di Media Online
 6 Komposisi Naskah Berita Online
 7 Penulisan Judul Berita
 8 Penulisan Teras Berita
 9 Penulisan Isi Berita
 10 Tips Lainnya

Pengertian Media Online


Media online –disebut juga media daring, media siber, atau situs berita– adalah media
yang tersaji secara online di internet.

Secara umum, media online adalah segala jenis atau format media yang hanya bisa
diakses melalui internet. Media online berupa website dan aplikasi (app) berisikan teks
(tulisan), foto, video, dan suara yang disebut posting atau content.

Secara khusus, media online yaitu media yang terkait dengan pengertian media dalam
konteks komunikasi massa, yaitu media yang menyajikan karya jurnalistik (berita, artikel,
feature) secara online.

BACA JUGA

 Clickbait: Wajah jurnalisme online yang berubah


 SEO Kunci Sukses Website, Media Online, Situs Berita
 Cara Menulis Berita – Tips bagi Pemula

Penulisan berita di media online (website) menggunakan gaya menulis online (online
writing style) karena perbedaan karakteristik media dan pembaca online dengan
media/pembaca media konvensional atau media cetak (koran, tabloid, majalah).

Pengertian Berita
Berita adalah informasi tentang sesuatu peristiwa penting dan menarik. Berita (news)
dipahami sebagai laporan wartawan yang meliput sebuah kejadian melalui observasi atau
pengamatan langsung, wawancara, dan riset data.

Dalam buku Here’s the News, Paul De Maeseneer mendefinisikan berita sebagai informasi
baru tentang kejadian yang baru, penting, dan bermakna (signifikan).

Nilai Berita
Dengan demikian, sebuah peristiwa layak menjadi berita atau dilaporkan melalui media
massa jika memenuhi unsur yang dikenal dengan istilah nilai berita(news value).

Nilai berita tersebut meliputi:

1. Magnitude. Pengaruh suatu peristiwa bagi publik


2. Significance. Penting atau menyangkut kepentingan orang banyak.
3. Timeliness. Aktualitas, immediacy, atau newnews yang artinya kebaruan.
4. Proximity. Kedekatan peristiwa terhadap khalayak secara geografis, psikologis,
dan ideologis.
5. Prominence. Ketokohan atau keterkenalan yaitu melibatkan public figure seperti
artis, pejabat, atau idola.
6. Impact. Semakna dengan nilai berita nomor 1 dan 2.
7. Conflict. Peristiwa ketegangan, perang, kericuhan, selalu menarik.
8. Human Interest. Menyentuh perasaan kemanusiaan (human touch)
9. Unusualness. Disebut juga oddity, uniqueness. Keluarbiasaan, keunikan,
ketidaklaziman.
10. Sex. Ada ungkapan, semua tulisan/berita membosankan, kecuali tentang seks.

Nilai Berita
Unsur Berita
Peristiwa yang memenuhi minimal salah satu nilai berita di atas dilaporkan wartawan
dengan mengacu pada elemen berita yang dikenal dengan unsur 5W+1H.

1. Who – Siapa
2. What – Apa
3. When – Kapan
4. Where – Di mana
5. Why – Kenapa
6. How – Bagaimana
 

Jika memahami 51H1, menulis berita sangat mudah dilakukan. Cukup memakai rumus
standar berdasarkan elemen 5W1H, maka sebuah berita sudah bisa dibuat.

Pengertian detail 5W1H adalah sebagai berikut:

1. Who (siapa): siapa-siapa saja yang terlibat dalam kejadian/peristiwa; pelaku,


korban, pemeran utama, peran pengganti, figuran, orang, lembaga, organisasi,
pejabat tertentu, dan sebagainya.
2. What (apa): peristiwa apa yang terjadi, kejadiannya apa, acara apa?
3. When (kapan): kapan kejadiannya? Ini unsur waktu yang biasa ditulis dalam
bentuk hari dan tanggal, misalnya, Senin (22/4/2020)
4. Where (di mana): di mana kejadiannya? Ini tentang lokasi atau tempat acara.
Misalnya, “di Depan Gedung Sate Jln Diponegoro Kota Bandung.
5. Why (kenapa) : kenapa peristiwa itu terjadi? Apa penyebabnya, apa latar
belakangnya, apa tujuannya, mengapa itu dilakukan, dan sebagainya.
6. How (bagaimana): proses kejadiannya atau suasana peristiwa; apa saja acaranya,
siapa saja pembicaranya, bagaiana jaannya aksi demo, dll.

Dengan demikian, secara sederhana teknik menulis berita di media online itu “hanya”
menyusun unsur 5W1H itu. Biasanya dimulai dengan unsur who atau what, diikuti
unsur where dan when, kemudian why dan how di alinea berikutnya.
Gaya Penulisan Berita di Media Online
Banyak ulasan tentang gaya menulis online. Di antaranya Web Writing Style
Guide dan Style Guide for Writer.

Dipadukan dengan “hasil pengamatan” terhadap situs berita seperti BBC Indonesia, inilah
lima teknik dasar menulis di media online, dengan fokus pada “tampilan naskah”:

1. Alinea pendek

Tulisan online, termasuk di blog, hendaknya menggunakan alinea (paragraf) pendek.


idealnya, satu alinea maksimal lima baris (five lines per paragraph). Contoh terbaik bisa
disimak situs BBC Indonesia.

2. Jarak antar alinea

Harus ada jarang antar alinea, menyisakan “ruang kosong” atau “ruang putih” (white
space) antar-alinea. Ini membuat naskah online mudah dipindai dan enak dibaca.

3. Tidak ada indent

Tulisan online tidak mengenal indent, tekuk / lekuk ke dalam di awal alinea, seperti gaya
naskah koran atau majalah. Ide penulisan online nomor 3 ini boleh diabaikan, tapi jadinya
“tidak lazim”. Coba simak situs-situs terkemuka, adakah indent?

4. Rata kiri (align eft)

Perataan teks kiri merupakan standar penulisan di website atau media online. Rata kiri
akan membuat naskah menjadi nyaman dibaca, scannable, dan banyak menyisakan
“ruang istirahat mata”.

Jika menggunakan “align justify”, maka tulisan akan terkesan formal, serius, dan kaku.
Jarang sekali ada situs yang menggunakan “justify”, misalnya situs instansi pemerintah
yang “terbawa suasana formal-birokratis”.

5. Highlight

Berita di media online akan lebih scannable dan enak dibaca jika tulisan online diberi
tanda-tanda khusus pada bagian khusus, seperti ditebalkan (bold), dimiringkan (italic),
diberi warna (color), atau di-block qoute. Ini akan menjadikan naskah online Anda “eye
catching” menarik perhatian mata user.

Gaya atau teknik penulisan berita di media online tersebut dilaksanakan dengan baik oleh
situs-situs besar. Contohnya penulisan berita dari BBC Indonesia berikut ini.

 
Contoh sajian teks naskah berita di media online (Sumber)
Komposisi Naskah Berita Online
Unsur berita 5W1H disajikan dalam sebuah komposisi naskah berita dengan urutan
sebagai berikut:

1. Judul atau kepala berita (headline)


2. Baris tanggal (dateline) plus by line dan  place line.
3. Teras berita (news lead)
4. Tubuh berita (news body).

Perhatikan contoh sajian berita online dari Republika Online berikut ini:
Ko
mposisi Naskah Berita Online (Gambar: romeltea.com)
Komposisi naskah berita tersebut tersusun dalam format pemberitaan yang dikenal
dengan sebutan piramida terbalik, yaitu mengedepankan fakta terpenting dan paling
menarik di bagian awal (judul dan teras).

Metode penulisan berita format piramida terbalik umumnya digunakan dalam berita
langsung (straight news) yang biasa menghiasai halaman depan media cetak (surat kabar)
dan media siber.

Tujuannya adalah untuk memudahkan atau mempercepat pembaca dalam mengetahui


apa yang diberitakan serta memudahkan redaktur memotong bagian tidak atau kurang
penting yang terletak di bagian paling bawah dari tubuh berita.
Gaya Penulisan
Berita Piramida Terbalik (SPI).*
Penulisan Judul Berita
Judul berita (news headline) merupakan bagian berita yang pertama kali dilihat pembaca.
Judul berita akan menentukan apakah pembaca akan membaca berita tersebut atau
tidak.

Berikut ini teknik dan standar penulisan judul berita:

1. Menggambarkan, meringkas, atau mencerminkan isi berita.


2. Ringkas dan to the point (lugas).
3. Kalimat lengkap, minimal terdiri dari Subjek dan Predikat (Inggris: Subject + Verb).
4. Nama seseorang hanya digunakan dalam judul jika dia tokoh.
5. Menggunakan tanda kutip tunggal –jika judul berupa kutipan.
6. Jelas atau tidak bermakna ganda.
7. Menggunakan kalimat aktif.
8. Hindari kalimat tanya.

Judul boleh menghilangkan prefix atau awalan dalam kata kerja. Misalnya,


“Presiden Tinjau Lokasi Banjir”. Namun, dalam teras dan tubuh berita, kata tinjau harus
tetap menggunakan awalan me- menjadi “Pesiden meninjau lokasi banjir”.
Semua kata di dalam judul dimulai dengan huruf besar (kapital), kecuali kata sambung
seperti dan, di, yang, bila, dalam, ke,  dan kepada. Misalnya: “Presiden dan Wapres
Ucapkan Selamat Lebaran kepada Masyarakat”.

Hindari pula penulisan judul dengan menggunakan huruf kapital semua (All Caps), apalagi
dalam teras dan isi berita.

 Salah: GNPF-MUI KUMPULKAN ORMAS ISLAM BAHAS AKSI DAMAI


 Benar: GNPF-MUI Kumpulkan Ormas Islam Bahas Aksi Damai

Penulisan Teras Berita


Teras (lead) adalah alinea pertama dalam sebuah naskah berita. Wartawan biasanya
menyampaikan inti berita atau fakta terpenting di bagian ini.

Pemula (newbie) atau yang sedang belajar menulis berita umumny menulis teras dimulai
dengan unsur when atau where, berbeda dengan wartawan profesional yang umumnya
mengawali teras dengan unsur who atau what.

Contoh:

1. Newbie: Pada hari Sabtu tanggal 13 Juni 2020 telah diadakan seminar oleh
Yayasan Rumah Komunikasi bertempat di Gedung Sate Bandung.
2. Pro: Yayasan Rumah Komunikasi menggelar seminar di Gedung Sate Bandung,
Sabtu (13/6/2020).

Teras berita adalah kalimat sekaligus alinea pembuka. Lead yang menarik akan


merangsang pembaca untuk terus membaca isi berita atau artikel yang dbuat.

Banyak jenis teras dalam literatur jurnalistik. Namun, secara praktis, umumnya wartawan
termasuk jurnalis media online menggunakan jenis Lead 5W1H yaitu mengedepankan
salah satu unsur berita –khususnya what atau who.

Teras 5W1H disebut juga straight news lead dan summary lead karena meringkas inti


berita di bagian awal.

Contoh Teras Berita:

Sejumlah mahasiswa Jabodetabek akan melakukan Aksi Bela Rakyat 121 pada 12
Januari 2017 di depan Istana Merdeka, Jakarta, terkait kebijakan pemerintah yang
dianggap memberatkan rakyat, seperti kenaikan biaya mengurus STNK dan BPKB.

“Kami mahasiswa Jabodetabek akan menggelar aksi bela rakyat, menuntut pemerintah
untuk segera bertanggung jawab dengan kebijakan yang mereka ambil,” ujar Ketua BEM
PNJ (Politeknik Negeri Jakarta) Fikri Azmi, saat dimintai keterangan tentang Aksi Bela 121
oleh Antara di Jakarta, Senin.
Fikri menambahkan, banyak kebijakan pemerintah yang dianggap memberatkan
masyarakat di awal 2017, mulai dari naiknya tarif dasar listrik, biaya pengurusan Surat
Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), serta
kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Teras berita di Republika Online itu terdiri dari unsur berikut:

1. Who – Sejumlah mahasiswa Jabodetabek


2. What – akan melakukan Aksi Bela Rakyat 121
3. When – pada 12 Januari 2017
4. Where – di depan Istana Merdeka, Jakarta
5. Why – terkait kebijakan pemerintah yang dianggap memberatkan rakyat, seperti
kenaikan biaya mengurus STNK dan BPKB.
6. How – Renacanya beberapa perguruan tinggi yang terdapat di Jabodetabek akan
ikut serta dalam aksi tersebut.

Demikian cara menulis berita di media online bagian teras. Mudah bukan?

Penulisan Isi Berita


Jika teras berita sudah berhasil disusun dengan baik, maka penulisan isi berita akan
mengalir lancar karena news body merupakan uraian, detail, atau penjelasan dari fakta
yang sudah disampaikan dalam teras.

Jika unsur What, Who, When, dan Where sudah dikemukakan dalam teras, maka isi berita
berisi unsur Why dan How, seperti tujuan acara, penyebab kejadian, suasana acara, dan
fakta penting lain dalam sebuah kejadian.

Tips Lainnya
Wartawan media cetak mungkin hanya bertugas meliput dan menulis berita. Setelah
berita dibuat, ia hanya menyerahkan naskah kepada editor untuk diedit dan dimuat.
Beres!

Namun, jurnalis media online mungkin harus mengupload sendiri beritanya, khususnya
media “kecil” yang memungkinkan wartawan mengedit dan memposting sendiri berita ke
website.

Selain soal gaya penulisan dan teknis menulis berita lainnya, khusus berita untuk media
online juga harus diperhatikan hal-hal berikut ini untuk meningkatkan SEO berita:

1. Foto/Gambar

Siapkan foto peristiwa. Jika tidak ada, siapkan gambar ilustrasi. Foto harus dioptimalkan
lebih dulu dari sisi nama file (file name), ukuran file (file size), dan ukuran gambar (image
size). Edit dulu fotonya sebelum diupload.
Nama file harus deskriptif, misalnya seminar-pendidikan.jpg. Ukuran file sekecil mungkin
agar tidak memberatkan loading web. Ukuran gambar jangan terlalu besar. Standarnya
maksimal lebar 800 pixel atau sesuai dengan lebar content area website –biasanya 640
pixel.

2. Alt Text

Pastikan gambar yang diupload diberi keteranan dalam alternative tex (alt text),
juga caption jika diperlukan.

3. Label, Tag, Kategori

Pastikan juga mengisi kategori berita, tag, atau label jika ada.

Demikian cara menulis berita di media online. Poin terpentingnya adalah penulisan judul,
teras, dan gaya penulisan online yang berbeda dengan format naskah untuk media
cetak.*
Menulis berita cepat untuk media online adalah suatu tuntutan. Teknik yang tidak pernah
diajarkan di bangku kuliah bisa langsung dipraktikkan saat menulis berita. Contoh
sederhana menggunakan "gadget" untuk menulis berita, biasanya menggunakan telepon
seluler dengan yang dilengkapi keypad QWERTY. Cara ini tidak pernah diajarkan di
sekolah. Rekan jurnalis saya di Kompas.com sudah terbiasa mewawancara narasumber
sambil mengetik di keypad ponsel. Hebat, bukan? Di luar teknik menggunakan "gadget"
untuk menulis, rahasia apa sebenarnya untuk bisa menulis cepat baik untuk keperluan
berita, opini atau fiksi? Sebelum menjawab pertanyaan ini, saya ingin berbagi
pengalaman selama tiga hari berada di New Delhi, India, meliput sekitar 3 jam acara
peluncuran sebuah produk "gadget" dari perusahaan ponsel ternama. Acaranya hanya
satu hari saja dan puncak acara 3 jam saja, yakni pada tanggal 9 Mei 2013 lalu. Akan
tetapi, saya mampu menulis 8 berita hanya dari acara 3 jam itu itu saja. Sekali lagi, 8
berita. Bagaimana bisa? Mungkin saya tidak perlu bersombong diri, sebab rekan saya ada
yang mampu menulis belasan berita hanya dari satu acara liputan semacam ini. Tetapi
jangan salah, rekan-rekan jurnalis saya itu masih muda-muda, umurnya antara 20-27
tahunan. Wajar mereka punya tenaga dan semangat serta kecepatan yang luar biasa
dalam menulis. Akan tetapi mengingat usia saya sudah termasuk "lanjut" untuk jurnalis di
lapangan, tentu Anda bertanya, bagaimana saya bisa menulis 8 berita sebanyak itu dalam
satu sesi acara saja? Apa rahasianya? Sekaligus menjawab pertanyaan saya di awal tadi,
jawabannya sederhana dan sama sekali tidak ada rahasia-rahasiaan, yaitu memiliki
passion, menguasai materi, rajin bertanya kepada narasumber, tidak cepat lelah menggali
materi, tidak cepat puas dengan hasil, dan konsentrasi penuh pada setiap paparan.
Lupakan makan siang, lupakan jalan-jalan sebelum tugas benar-benar selesai! Passion itu
lebih kepada "desire" atau minat yang dalam terhadap satu masalah, dan karena minat
yang dalam dengan sendirinya menguasai masalah, menguasai materi atau objek liputan.
Rahasia lainnya, saya membekali kepala saya dengan background informasi yang
memadai mengenai objek liputan sehingga punya gambaran sebelum terjun ke lapangan.
Saya akan memperhatikan dan mencatat setiap detail pemaparan. Jika wawancara
dilakukan, saya mencatat point-point penting saja, tanpa alat perekam lagi. Saat
pemaparan berlangsung, misalnya, saya memanfaatkan laptop MacBook Air mungil saya
dan tersambung ke WiFi lalu menulis langsung apa yang diucapkan pemateri. Saya
menulisnya dalam bahasa Inggris atau langsung saya terjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dalam bentuk draft. Tidak pernah saya rekam karena akan bekerja dua kali dan
bikin stress saja. Dengan cara itu, saya berhasil menulis 8 berita, dua di antaranya
"berbau" feature news dalam satu gebrakan event saja. Sekali lagi, bukan bermaksud
menyombongkan diri dengan pencapaian 8 berita, tetapi memang demikianlah tuntutan
wartawan yang bertugas di media online. Kecepatan adalah kunci, tetapi kecepatan yang
tidak ngawur. Berbeda dengan jurnalis tulis sebagaimana saya pernah lakukan untuk
menulis berita di Harian Kompas (print), saya tidak perlu dituntut kecepatan, tetapi
ketepatan. Di online untuk Kompas.com, saya mempraktikkan keduanya; kecepatan
sekaligus ketepatan di usia saya yang tidak bisa dibilang muda lagi. Maka Anda yang
masih muda-muda, semangatlah! Tanpa bermaksud mengiklankan satu produk tertentu
(semata-mata untuk contoh berita), berikut 8 berita dimaksud dan telah ditayangkan di
Kompas.com. Jika dirunut dari awal sampai akhir, akan nampak berupa sebuah
rangkaian (sekuel) cerita mengenai acara tersebut: 1. Nokia Masih Rahasiakan Produk
yang Diluncurkan di India 2. Stephen Elop Perkenalkan Nokia Asha 501 3. Inilah Spesifikasi
Nokia Asha 501 4. Nokia Asha 501 Berikan Akses Facebook Gratis 5. Nokia Asha 501
Dipatok Rp 970 Ribu 6. CEO Nokia: Papan Ketik Fisik Makin Tak Diminati 7. Asha 501 Bakal
Bunuh Ponsel "Low-end" di Indonesia? 8. Cari Tempat Asyik dengan HERE City Lens ***
Mirroring dari Nulis bareng Pepih

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Rahasia Menulis Cepat Berita
untuk Media Online", Klik untuk baca:

https://www.kompasiana.com/pepihnugraha/552e04816ea834dc1d8b45a1/rahasia-
menulis-cepat-berita-untuk-media-online

Kreator: Pepih Nugraha

Kompasiana adalah platform blog, setiap konten menjadi tanggungjawab kreator.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com


Teknik Menulis Efektif di Media Online

Romeltea
November 27, 2012109 views





Menulis di media online harus beda dengan menulis di media cetak apalagi
elektronik (radio/TV). Karakter media online dan perilaku pembaca media
online berbeda. Berikut ini tips efektif menulis di media online.

Bagi sebagian orang, jika suatu topik menarik minat mereka, mereka cukup puas
untuk membenamkan diri dalam artikel online yang luas yang tidak dapat
dibedakan dari konten cetak.

Namun, sebagian besar pengunjung situs Web memiliki harapan yang berbeda
ketika mereka membaca di layar komputer.

Teknik Menulis Efektif di Media Online


Hampir setiap media memiliki aturannya sendiri; berikut adalah tujuh tips untuk
membantu Anda menulis untuk audiens online, apakah Anda memiliki situs
atau blog Anda sendiri atau apakah Anda mengirimkan konten ke situs orang lain.
1. Menulis untuk pemindai, bukan untuk pembaca.

BACA JUGA

 Daftar Top 10+ Situs Berita Terpopuler di Indonesia


 Standar Perusahaan Pers Terbaru: Satu Badan Hukum Bisa Terbitkan Banyak Media
 Pengertian Creative Writer, Penulis Kreatif

Sebelum Anda membeli buku, Anda mungkin membaca salinan jaket – sinopsis,


testimonial, biografi penulis. Ketika Anda mengambil majalah atau koran, Anda
dengan cepat membaca berita utama.

Prinsip yang sama berlaku secara online: Memberikan titik masuk untuk pemindai
– tajuk utama, subjudul, daftar peluru, keterangan. Tuliskan kalimat yang jelas dan
singkat. Buat paragraf dan blok salinan lainnya pendek dan ketat.

Yang paling penting, perlu diingat bahwa pengunjung mungkin tidak pernah
mengklik dari pemindaian untuk membaca, jadi kemas sebanyak mungkin
informasi ke titik masuk.

2. Kenali audiens Anda.

Apakah Anda ingin pembaca mengetahui tentang beberapa topik teknologi tinggi?
Apakah Anda berharap mereka akan kembali ke situs Anda karena Anda memberi
peringkat produk secara efektif dan mereka tahu mereka dapat mengandalkan
Anda?

Haruskah mereka meninggalkan situs Anda mengetahui apa yang terjadi di dunia
saat ini? Apakah tujuan Anda untuk membuat mereka mem-bookmark situs Anda
karena Anda merusak isi mereka dengan prosa cerdas Anda? Bentuk konten Anda
sesuai – tidak hanya bagaimana itu dibaca tetapi juga bagaimana tampilannya.

3. Rancang konten Anda.

Berikan petunjuk visual tentang pengorganisasian, maksud, dan konten: Jadikan


subjudul lebih kecil dari tajuk utama. Dalam tajuk untuk daftar pro dan kontra,
warna “Pro” hijau dan “Kontra” merah.

Di situs tentang penembakan target, ganti titik-titik dalam daftar peluru dengan
gambar peluru asli, atau, di situs berkebun, bertukar bunga-bunga kecil di tempat-
tempat titik-titik. Tapi jangan desak – pesan bawah sadar Anda harus “Lihat
seberapa bermanfaat / menghibur situs ini?” bukan “Lihat seberapa pintar aku?”

4. Berpikir seperti jurnalis.


Think like journalist. Salah satu prinsip penulisan jurnalistik adalah menyajikan
informasi dalam piramida terbalik yang sangat penting bagi hal-hal sepele, dengan
siapa, apa, kapan, di mana, dan mengapa (atau dikenal sebagai 5 W) tepat di atas.

Beri tahu pembaca apa yang Anda ingin mereka ketahui, sekarang, dan simpan
informasi latar belakang dan detail tambahan untuk nanti.

5. Terjemahkan konten cetak.

Saat Anda mengunggah salinan yang sudah diterbitkan di atas kertas, gunakan
kembali untuk Internet: Tawarkan poin masuk, kencangkan dan bagi kalimat yang
kompleks, pisahkan paragraf panjang, dan potong konten yang tidak ada
kaitannya.

6. Berhematlah.

Sebanyak menyakitkan penggemar hukuman dan aliterasi untuk menulis ini,


meninggalkan selera humor Anda di pintu (kemudian menyelinap masuk nanti).
Judul langsung menjadi hasil pencarian mesin pencari dan menarik pembaca;
permainan kata chucklesome tidak. Simpan barang-barang aneh untuk setelah
mereka berkomitmen untuk tetap di situs Anda.

7. Tautan. Tautan. Tautan.

Sertakan kink! Saat membuat argumen atau memberikan contoh, alih-alih


mengulangi apa yang sudah dipublikasikan secara online, masukkan tautan ke
sumbernya.

Jangan takut kehilangan pengunjung; Anda telah mengikuti seluruh saran saya,
sehingga mereka akan kembali.

Source: dailywritingtips.com

Anda mungkin juga menyukai