Anda di halaman 1dari 5

NAMA : NONA NISMAYANI

NIM : 200301019
KELAS : KPI 2A
PRODI : KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS : DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

MACAM ETIKA DALAM KOMUNIKASI

I. PENDAHULUAN
Komunikasi adalah suatu aktivitas manusia yang saling berinteraksi antara satu orang
maupun lebih, konsep tentang komunikasi tidak hanya berkaitan dengan masalah cara
berbicara efektif saja melainkan juga etika bicara. Dalam pandangan agama Islam
komunikasi memiliki etika, agar jika kita melakukan komunikasi dengan seseorang maka
orang itu dapat memahami apa yang kita sampaikan.
komunikasi massa dapat diartikan sebagai proses komunikasi melalui media massa.
Komunikasi massa dapat diartikan dalam dua cara, yakni: (1)Pengertian secara luas yang
memandang komunikasi massa sebagai Komunikasi yang pesan-pesannya bersifat umum dan
terbuka. Tekanannya pada informasi atau pesan-pesan sebagai gejala sosial. Fokusnya pada
orang-orang yang melakukan pembagian informasi. (2) Pengertian secara khusus (teknis)
yang melihat komunikasi yang Pesan-pesannya disampaikan melalui media massa.
Tekanannya pada Media massa sebagai gejala teknik. Fokus kajiannya pada media yang
Menyebarkan informasi. 1
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni
komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui Media massa pada sejumlah
orang (Mass Communication is messages Communicated through a mass medium to a large
number of people). Dari Definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus
Menggunakan media massa (Ardianto, 2004:3).Ahli komunikasi massa lainnya Joseph A
Devito merumuskan definisi Komunikasi masa yang pada intinya merupakan penjelasan
tentang massa serta tentang media yang digunakannya. Devito mengemukakan definisinya
dalam Dua item yakni yang pertama adalah komunikasi massa adalah komunikasi Yang
ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua, komunikasi
massa adalah komunikasi.2

1
Abdul Halik, 2013 . Komunikasi massa. Makassar . UIN ALAUDDIN.
2
Abdul Choliq Dahlan. 2011. Hukum, profesi jurnalistik dan etika media massa. Jurnal hukum, Vol XXV
II. PEMBAHASAN
A. Macam Etika Dalam komunikasi masa
Masalah etika banyak dipersoalkan, tidak hanya di negara kita saja. Akan tetapi
pembicaraan tentang etika dan permasalahannya ini telah lama dan selalu diusahakan agar
etika ini benar-benar dapat berkembang dan melekat pada setiap profesi. Terutama etika
dalam berkomunikasi. Etika berfungsi umumnya untuk melindungi kepentingan manusia,
menggunakan etika dalam berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting
karna itu bisa mencerminkan diri kita.
Etika komunikasi massa terkait dengan peraturan kepemilikan media, media dan
globalisasi, dan representasi keragaman. Etika komunikasi massa mencakup beberapa bidang,
diantaranya adalah etika jurnalistik serta etika media.
1. Etika jurnalistik
Etika jurnalistik merupakan bagian dari etika komunikasi massa. Konsep awal etika
jurnalistik adalah untuk melayani kemanusiaan dibandingkan mencapai tujuan jurnalis
sendiri. Yang dimaksud dengan etika jurnalistik adalah cabang filsafat yang membantu para
jurnalis untuk menentukan bahwa apa yang dilakukannya adalah benar dan memberikan
standar bagi para Jurnalis dimana ia dapat menilai berbagai tindakan adalah benar atau salah,
baik atau buruk, bertanggung jawab atau tidak bertanggung jawab.
2. Etika media massa
Media massa diatur dengan hukum dan sebuah sistem etika. Tanpa adanya hukum dan
etika maka media massa dapat disalahgunakan atau dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab dan memiliki kepentingan tertentu. Yang dimaksud dengan etika
media adalah cabang filsafat yang membantu para profesional media untuk memiliki standar
moral. Etika media membantu siapa pun yang terlibat dalam kegiatan jurnalistik untuk
memutuskan apakah jurnalistik yang baik dan apakah jurnalistik yang buruk, apa yang dapat
diterima dan apa yang tidak dapat diterima melalui kinerja jurnalis dalam meliput,
memproses, dan menyebarkan beragam pesan yang dirancang sebagai pencerahan dan
hiburan bagi masyarakat.3
3. Etika komunikasi masa menurut Shoemaker dan Reese
Sejak kemunculannya hingga saat ini televisi diminati oleh banyak orang di seluruh
dunia. Selain televisi, media komunikasi massa yang saat ini sedang populer adalah internet.
Sebagian besar orang, terutama kaum milenial menghabiskan lebih banyak waktunya untuk
berselancar di dunia maya dibanding untuk menonton televisi.4
a. Tanggung jawab
Tanggung jawab yaitu kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan baik yang
disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban. Media massa serta jurnalis memiliki tanggung jawab
3
https://pakarkomunikasi-com.cdn.ampproject.org/v/s/pakarkomunikasi.com/etika-komunikasi-massa-
menurut-shoemaker-dan-reese.
4
serta berita yang dibuat dan di publikasikan nya. Jurnalis harus mempertanggung jawab kan
berita yang dibuat nya tersebut terhadap tuhan, masyarakat, profesi, serta terhadap dirinya
sendiri.
 Seorang jurnalis atau wartawan harus memiliki tanggung jawab dalam pemberitaan
atau apa pun yang ia siarkan yang dapat dipertanggungjawabkan,
 Apabila yang diberitakan menimbulkan konsekuensi yang merugikan, pihak media
massa harus bertanggung jawab dan bukan menghindarinya

b. Ketepatan dan objek aktivitas


Ketepatan dan objektivitas di sini berarti dalam menulis berita wartawan harus akurat,
cermat, dan diusahakan tidak ada kesalahan. Maksud ketepatan disini adalah bahwa dalam
menulis berita wartawan harus akurat, cermat dan Menghindari adanya kesalahan sekecil
apapun. Objektivitas yang dimakud adalah pemberitaan yang didasarkan fakta-fakta di
lapangan, bukan opini wartawan yang bersangkutan.
 Penyiar radio atau reporter televisi harus bisa membedakan dan menekankan dalam
ucapannya mana laporan berita dan mana opini dirinya.
 Editorial yang partisan dianggap melanggar profesionalisme atau semangat
kewartawanan.
 Artikel khusus atau semua bentuk penyajian yang isinya berupa pembelaan atau
keseimpulan sendiri penulisnya harus menyebutkan nama dan identitas dirinya.

c. Tindakan adil untuk semua orang


Media massa memperjuangkan kepentingan umum, bukan kepentingan individu atau
kelompok. Media harus berani untuk melawan campur tangan individu dalam media,
menolak Mengistimewakan individu atau kelompok tertentu.
 Media harus melawan campur tangan individu dalam medianya.
 Media tidak boleh menjadi “kaki tangan” pihak tertentu yang akan memengaruhi
proses pemberitaannya.
 Media berita mempunyai kewajiban membuat koreksi lengkap dan tepat jika terjadi
ketidaksengajaan kesalahan yang dibuat (fair play).

d. Kebebasan Pers

kebebasan pers (freedom of the press) adalah hak yang diberikan oleh konstitusional atau
perlindungan hukum yang berkaitan dengan media dan bahan-bahan yang dipublikasikan
seperti menyebar luaskan, pencetakan dan penerbitkan surat kabar, majalah, buku atau
dalam material lainnya tanpa adanya campur tangan atau perlakuan sensor dari
pemerintah.
Pentingnya kebebasan pers di Indonesia dipertegas dalam Undang-Undang Nomor 40
Tahun 1999 tentang pasal 4 ayat 1 hingga ayat 4, sebagai berikut:

1. Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara,


2. Pers Nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau pelarangan penyiaran,
3. Menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh,
dan menyebarluaskan gagasan dan informasi
4. Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan
mempunyai Hak Tolak bahkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 disebutkan
antara lain dalam pasal 28F bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan
memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta
berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

e. Masalah Etis
Jurnalis mengabdi kepada kepentingan umum, bukan individu atau kelompok tertentu.
Jurnalis sebaiknya tidak terlibat atau melayani organisasi masyarakat tertentu (termasuk
organisasi politik), untuk menghindari adanya konflik kepentingan
 Wartawan atau jurnalis harus mencari berita yang memang benar-benar melayani
kepentingan public, bukan untuk kepentingan individu atau kelompok tertentutif yang
dijadikan pegangan oleh pers.
 Seorang jurnalis atau wartawan harus melaksanakan kode etik kewartawanan untuk
melindungi rahasia sumber berita. Tugas wartawan adalah menyiarkan berita yang
benar-benar terjadi.

III. Kesimpulan

Etika pers adalah kesadaran moral, yaitu pengetahuan tentang pers baik dan
buruk, benar dan salah, tepat dan tidak tepat, bagi orang-orang yang terlibat dalam kegiatan
pers. Harus ada etika dalam pergaulan hidup, baik yang tersurat maupun yang tersirat, tidak
ada orang yang memperdebatkannya. Adanya jiwa pengabdian setia serta persiapan teknis
dan mental bagi pelaksanaan suatu profesi. Dalam perspektif komunikasi, pembahasan
tentang etika komunikasi akan dititikberatkan pada pengertian tentang etika itu sendiri. Untuk
mengukur kualitas etika yang baik, dapat dilihat dari sejauh mana kualitas teknis
berkomunikasi itu sesuai dengan nilai-nilai kebaikan yang berlaku. Dalam konteks
komunikasi, maka etika yang berlaku harus sesuai dengan norma-norma setempat.
Berkomunikasi yang baik menurut norma agama berarti harus sesuai dengan norma agama
yang dianut.

DAFTAR PUSTAKA

Onong nehjana Effendy. 2007. Ilmu komunikasi teori dan praktek. UIN MATARAM
Abdul Halik. 2013 . Komunikasi massa. Makassar . UIN ALAUDDIN.
Abdul Choliq Dahlan. 2011. Hukum, profesi jurnalistik dan etika media massa. Jurnal
hukum, Vol XXV
https://pakarkomunikasi-com.cdn.ampproject.org/v/s/pakarkomunikasi.com/etika-
komunikasi-massa-menurut-shoemaker-dan-reese. Di akses pada 8 Maret 2021

Anda mungkin juga menyukai