Anda di halaman 1dari 46

HAMBATAN DAN EFEK

DALAM KOMUNIKASI MASSA


HAMBATAN DALAM PROSES KOMUNIKASI
MASSA TERBAGI ATAS :

 Hambatan Psikologis
 Hambatan Sosiokultural

 Hambatan Interaksi
Verbal
HAMBATAN PSIKOLOGIS
Kepentingan, Prasangka, Stereotipe dan
Motivasi
Hambatan Psikologis Kepentingan
(Interest)
 •Setiap inidividu memiliki kepentingan
yang berbeda, sehingga ia akan
melakukan seleksi terhadap berbagai
informasi yang disampaikan di media
massa.

 •Informasi yang diterimanya adalah


berbagai informasi yang sesuai dengan
kepentingannya atau menarik minat
individu tersebut
HAMBATAN PSIKOLOGIS PRASANGKA
(PREJUDICE)

 Prasangka atau Prejudice berkaitan dengan persepsi/


kecurigaan yang muncul terhadap seseorang atau
kelompok. Apabila proses komunikasi massa diawali
dengan adanya prejudice, maka dapat dipastikan
komunikasi tersebut tidak akan efektif
HAMBATAN PSIKOLOGIS STEREOTYPE

 Stereotype merupakan anggapan


tertentu yang diberikan pada individu
atau sekelompok orang meski belum
pasti kebenarannya.
 Apabila dalam proses komunikasi
massa terdapat stereotype negatif
yang diberikan komunikator kepada
komunikan, maka pesan yang
disampaikan menjadi tidak efektif
HAMBATAN PSIKOLOGIS MOTIVASI
(MOTIVATION)

Merupakan pengertian yang melingkupi semua


penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan
dalam diri manusia yang menyebabkan manusia
berbuat sesuatu.

Semakin sesuai pesan komunikasi dengan motivasi


seseorang, semakin besar kemungkinan
komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh
komunikan.
HAMBATAN
SOSIOKULTURAL
HAMBATAN SOSIOKULTURAL

Hambatan sosiokultural dalam komunikasi


terbagi dalam 5 unsur, yaitu:
1. Keragaman etnik,

2. Perbedaan norma sosial ,

3. Kekurangmampuan dalam berbahasa

4. Faktor semantik

5. Pendidikan yang kurang merata


KERAGAMAN ETNIK

Terkait dengan kebudayaan, suku,


adat istiadat. Budaya itu sendiri
merupakan tradisi yang biasa terjadi
secara turun-menurun, dan tanpa
disadari mengalami pelestarian.

- keanekaragaman etnik antar wilayah


biasanya menjadi hambatan dalam
kegiatan komunikasi massa
PERBEDAAN NORMA SOSIAL

Dilatarbelakangi karena perbedaan budaya


- Perbedaan budaya menyebabkan perbedaan
norma sosial yang berlaku disuatu daerah
- Norma sosial terkait dengan cara, kebiasaan,
tata krama dan adat istiadat yang disampaikan
secara turun-temurun yang dapat memberikan
petunjuk bagi seseorang untuk bersikap dan
bertingkah laku dalam masyarakat
KETIDAKMAMPUAN
BERBAHASA INDONESIA
- Pesan yang disampaikan
melalui media massa
distandarkan menggunakan
bahasa indonesia, kecuali
program acara tertentu.
FAKTOR SEMANTIK
- merupakan pengetahuan
tentang pengertian atau
makna kata sebenarnya
 Beberapa hambatan semantik:
a. Pengucapan kata yang salah akibat terlalu cepat dalam
berbicara
b. Perbedaan makna dan pengertian untuk kata atau istilah yang
sama sebagai akibat aspek psikologis
c. Pengertian yang konotatif

HAMBATAN SOSIOKULTURAL PENDIDIKAN YANG

BELUM MERATA;
Hambatan yang terjadi karena faktor pendidikan terjadi ketika

komunikan yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, tidak

dapat memaknai pesan yang disampaikan melalui media massa

karena keterbatasan pengetahuannya


HAMBATAN SOSIOKULTURAL FAKTOR
MEKANIS

Hambatan yang diakibatkan oleh faktor mekanis dapat

diartikan sebagai hambatan yang muncul karena noise

pada peralatan yang digunakan dalam komunikasi massa


HAMBATAN INTERAKSI VERBAL
1. POLARISASI;
Kecenderungan untuk melihat dunia dalam bentuk
lawan kata dan menguraikannya dalam bentuk
ekstrem. Contoh: pemberitaan media massa yang
tidak netral, berpihak pada satu konstituen.
2. ORIENTASI INTENSIONAL:
kecenderungan untuk melihat manusia atau objek
sesuai dengan ciri yang melekat pada mereka
(PELABELAN). Misalnya ketika seorang presenter
tampil dengan busana tidak menarik, secara
intensional, komunikan akan menilai presentasinya
pun tidak menarik.
3. EVALUASI STATIS (STATIC EVALUATION)
lahir dari persepsi kurang tepat tentang manusia atau
objek dan kemudian menetap (tidak berubah). contoh:
berbicara melalui televisi dengan topik tertentu, cara
berkomunikasi dan materi yang disampaikan tidak baik
4. INDISKRIMINASI
komunikan dihadapkan dengan seorang komunikator,
reaksi pertama komunikan adalah memasukkan
komunikator itu kedalam kategori tertentu. Bisa
berdasarkan bangsa, agama ataupun disiplin ilmu.
 Orang Batak : Keras
 Orang Padang : Pelit
 Orang Jawa : Lelet
 Orang Ambon : Debt Collector
 Orang Betawi : Urakan
EFEK KOMUNIKASI MASSA
Lenie Okviana
Universitas Gunadarma
Efek Media
Asumsi ?

Benarkah media memiliki efek/dampak/pengaruh?

Jika iya, apa buktinya? bagaimana mengukurnya?

Sejarah efek media


Riset awal efek media

Sejarah alami penelitian dan teori efek media : 4 tahap.

1. Tahap semua media berkuasa:


Media baru seperti film,pers, dan radio dianggap
memiliki kekuatan untuk mengubah opini dan
kepercayaan, merubah kebiasaan hidup dan membentuk
sikap menjadi kurang lebih sama degan keinginan
pengontrol ( Bauer, and Bauer,1960).
Pandangan ini bukan berdasarkan penelitian ilmiah
tetapi pada kekaguman pada persuasi massa yang
terbuka dan pengamatan terhadap popularitas media
yang besar yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari.
Tahap kedua : kekuatan media
diuji
Didasarkan pada perlunya riset empiris untuk mengukur
efek media. Penelitian awal seri Payne Fund Studies di
AS tahun 1930 an. Penelitian ini menguji pengaruh film
pada anak dan kaum muda. Hasilnya
mengkonfirmasikan pemikiran tentang efek terhadap
emosi, sikap dan perilaku kaum muda.
Era berlanjut sampai tahun 1960. terutama dengan
referensi thd efek televisi yang hadir setelah perang.
Era selanjutnya, riset tentang efek media semakin
canggih dan banyak aspek yang semakin
dipertimbangkan seperti variabel sosial dan demografis,
jenis kelamin, psikologi sosial, dll. Dan semakin banyak
variabel ditambahkan semakin sulit menyamakan dan
menghitung kontribusi media terhadap perubahan.
Tahap kedua : kekuatan media diuji
Barelson
“ Beberapa jenis komunikasi dalam topik tertentu telah
menarik perhatian masyarakat tertentu dalam kondisi
tertentu dan menghasilkan efek tertentu. ( Barelson,
1948 : 1972).

Tidak dapat dikatakan media tidak memiliki efek atau


pengaruh lebih kepada pernyataan tidak ada
hubungan langsung antara stimulus media dengan
respon khalayak.

Media ditujukkan untuk beroperasi pada struktur


hubungan sosial yang sudah ada sebelumnya dan
konteks sosbud tertentu.
Tahap 3 : Kekuatan media
ditemukan kembali.
Tahap ini merupakan tahap mendebat kembali kesimpulan
tahap sebelumnya bahwa media tidak memiliki efek
yang besar atau bahkan tidak ada.
Alasan mereka adalah kedatangan televisi pada tahun
1950-an dan tahun 1960-an, televisi menjadi media baru
dengan kekuatan daya tarik yang lebih besar dari
pendahulunya dan dengan dampak yang lebih besar
pada kehidupan sosial.
Perubahan dalam riset-riset adalah pergeseran dari efek
jangka panjang menjadi apa yang dipelajari masyarakat
secara langsung atau tidak langsung. Perhatian juga
digeser menjadi efek kolektif, defenisi realiita sosial,
ideologi, dan struktur opini dan kepercayaan.
Tahap 4 : Negosiasi Pengaruh Media

Dimulai akhir tahun 1970, pendekatan terhadap kebangkitan


efek media dapat disebut sebagai konstruktivis sosial (
Gamson dan Modigliani,1989). Intinya, perubahan ini
memandang media memiliki efek penting dalam perubahan
makna. Media cendrung menawarkan “pilihannya” dalam
pandangan realitas sosial (yang dianggap dapat diterima dan
reliabel)

Termasuk menyediakan informasi dan cara yang pantas dalam


mengartikan informasi, membentuk penilaian dan opini dan
bereaksi pada informasi tersebut. Ini adalah makna yang
disiapkan media secara sistematis.

Tidak ada perpindahan makna secara langsung melainkan


negosiasi antara yang ditawarkan dan diterima.
Teori Efek Media
Keith R. Stamm dan John E. Bowes,1990 membagi tiga efek
dalam komunikasi massa yaitu :

1. Teori Efek Tak Terbatas (1930-1950)

2. Teori Efek Terbatas (1950-1970)

3. Teori efek moderat (1970-1980).


Teori Efek Tak Terbatas
Asumsinya :

1. Ada hubungan yang langsung antara isi pesan dengan efek


yang ditimbulkan.

2. Penerima pesan tidak mempunyai sumber sosial dan


psikologis untuk menolak upaya persuasif yang dilakukan
media massa.

Untuk mendapatkannya:

1. Pengulangan.

2. Memfokuskan pada audiens tertentu.


Teori Efek Terbatas
Kesimpulan bahwa efek media sangat terbatas ada dua alasan
yang bisa diungkapkan secara umum:

1. Rendahnya terpaan media.

2. Perlawanan
Teori Efek Moderat
Pesan media tetap memiliki dampak tetapi pesan tidak serta
merta diterima audience secara membabi buta. Tetapi ada
banyak variabel yang ikut mempengaruhi proses penerimaan
pesan.

Artinya, adaefek dimiliki media massa, tetapi penerimaan efek


itu juga dipengaruhi faktor lain seperti pendidikan, lingkungan
sosial, kebutuhan, dan sistem nilai yang dianutnya).
Model Efek Media
Perse, 2001 menghadirkan 4 model efek media :
1. Efek langsung
2. Efek Bersyarat (bervariasi, tergantung pada faktor sosial dan
psikologis)
3. Efek kumulatif (berkelanjutan dan dalam jangka panjang)
4. Efek pertukaran kognitif (dengan referensi dan skema dan
framing)
Jenis Efek
Efek media merupakan konsekuensi dari apa yang media
perbuat, baik disengaja maupun tidak.

Pembagian secara luas :


1. Kognitif (berhubungan dengan pengetahuan dan opini)
2. Afektual ( berhubungan dengan sikap dan perasaan).
3. Efek pada tingkah laku.

Tipe efek media :


1. Perubahan opini atau kepercayaan berdasarkan maksud si
komunikator.
2. Perubahan dalam bentuk intensitas pikiran, kepercayaan
atau perilaku.
3. Konfirmasi tentang kepercayaan, opini, atau pola perilaku
yang ada oleh penerima. Klapper (1960).
Jenis Efek
Lang dan Lang (1981) menyampaikan jenis efek lain, yaitu:

1. Efek timbal balik : tahapan seorang individu atau institusi


dalam menjadi objek peliputan media.
2. Efek bumerang menyebabkan perubahan tujuan yang
bertolak belakang dari rencana awal, fenomena yang sangat
dikenal adalah berkampanye.
3. Efek pihak ketiga merujuk pada kepercayaan yang sering
dihadapi bahwa orang lain mungkin terpengaruh tetapi kita
tidak.

Selain itu ada efek penidur yaitu efek yang tidak muncul hingga
waktu yang lama.
Efek yang diinginkan dan tidak diinginkan dan
jangka waktu.
Efek yang direncakan

-Propaganda -Difusi Perkembangan


-Respon individual -Penyebaran berita
-Kampanye media -Difusi inovasi
-Pembelajaran berita -Distribusi dari ilmu
pengetahuan
-Framing
-Agenda Setting
Jangka Jangka
Pendek Panjang
- Reaksi Individu -Kontrol sosial
-Reaksi Kolektif -Sosialisasi
-Efek Undang-Undang -Hasil dari Peristiwa
- Mendefenisikan
kenyataan
-Perubahan institusional
-Pemindahan -Integrasi
sosial
-Perubahan sosial dan
budaya
Efek yang tidak direncakan
Kekerasan dan Kriminalitas

Banyak perhatian difokuskan terhadap potensi media untuk


mendorong, jika bukan menyebabkan kriminalitas, kekerasan,
serta perilaku agresif, antisosial dan bahkan kriminal.

Asumsinya adalah:
1. derajat yang tinggi dari penggambaran kriminalitas dan
kekerasan di segala jenis media populer.

2. Persepsi yang menyebar luas baik benar atau tidak, bahwa


kejahatan sosial yang disebutkan di atas tumbuh selangkah
demi selangkah dengan bangkitnya media massa di abad 20.
Kekerasan dan Kriminalitas
Riset US Surgeon General tahun 1960 menghasilkan tiga
kesimpulan utama:

1. Konten televisi secara kuat dipenuhi oleh kekerasan.


2. Anak-anak semakin banyak menghabiskan waktu untuk
terekspos konten kekerasan.
3. Secara umum, bukti yang mendukung hipotesis bahwa
menonton hiburan kekerasan meningkatkan kecendrungan
perilaku agresif.

Stimulus Ketakutan
Efek lain dari konten kekerasan dan horor adalah rangsangan
atas ketakutan dan gangguan emosional.
Media, Anak-anak dan Remaja
Efek yang tidak diinginkan dari konsumsi media :

1. Peningkatan dalam isolasi sosial


2. Pengurangan waktu dan perhatian terhadap pekerjaan
rumah.
3. Sifat pasif yang semakin meningkat
4. Berkurangnya waktu untuk bermain dan berolahraga
5. Mengurangi waktu untuk membaca
6. Melemahkan otoritas orang tua
7. Pengetahuan dan pengalaman seksual secara dini
8. Kebiasaan makan tidak sehat dan obesitas
9. Dukungan akan kecemasan terhadap citra diri yang berujung
pada anoreksia
10. Kecendrungan depresif.
Media, Anak-anak dan Remaja
Efek yang menguntungkan :

1. Persyaratan sebagai basis untuk interaksi sosial.


2. Mempelajari mengenal dunia yang lebih luas.
3. Mempelajari sikap dan perilaku prososial.
4. Efek pendidikan
5. Membantu membentuk identitas.
6. Membangun imajinasi.
Efek Reaksi Kolektif
Konsep “menular”.

Cthnya : Satu jenis efek yang penting ditampilkan dalam


kepanikan yang meluas sebagai respon terhadap informasi
yang meresahkan, tidak utuh, atau menyesatkan.

Distribusi Sosial dari Pengetahuan

Adanya kapasitas media untuk memberikan informasi dan


menginformasikan masyarakat skala besar dengan cara
yang konsisten dengan kebutuhan dari ekonomi modern dan
proses demokrasi partisipan.
Distribusi Sosial dari
Pengetahuan
Telah lama diasumsikan bahwa pers dan penyiaran telah
menambah banyak sekali aliran informasi publik dan
mereka membantu mengubah perbedaan pengetahuan
yang disebabkan oleh ketidaksetaraan pendidikan.
Sosialisasi
Media memainkan peran dalam sosialisasi awal pada anak-anak
dan sosialisasi jangka panjang dari orang dewasa memang
secara luas diyakini walaupun sifat dasar masalah ini sangat
sulit dibuktikan.

Media dapat meneguhkan dan mendukung agen sosialisasi yang


ada namun juga media bisa dipandang sebagai ancaman
potensial terhadap perangkat nilai yang dibuat oleh orang
tua, pendidik, dan agen kontrol sosial lainnya.
Kultivasi
Semakin banyak seseorang menghabiskan waktu menonton
televisi maka ia akan semakin mengadopsi pandangan
dominan mengenai dunia yang ditampilkan di media tersebut.

Efek Hiburan

Hiburan dapat dianggap dalam artian jenis efek yang lebih


khusus, termasuk terkagum-kagum, terangsang secara
emosi sehingga merasakan kesedihan, kebahagiaan,
kemarahan, perasaan lega, kesenangan, ketakutan, dsb.
Musik juga memiliki sejumlah efek terutama bagi perasaan
dan kepribadian dan juga ransangan.
Faktor yang Mempengaruhi Efek

1. Faktor Individu
Lebih banyak dipengaruhi oleh pemikiran psikologi. Seperti :

1. Selective attention, selective perception, selective retention.


2. Motivasi dan pengetahuan
3. Kepercayaan, pendapat, nilai, dan kebutuhan
4. Pembujukan
5. Kepribadian dan Penyesuaian diri.
Selective Attention
Individu cenderung menerima dan memerhatikan terpaan pesan
media massa yang sesuai dengan pendapat dan minatnya.
Dan juga menghindarib pesan yang tidak sesuai pendapat
dan minatnya.

Prinsip Selective attention:


1. Perbedaan individu merupakan hasil dari struktur kognitif
seseorang yang berbeda dalam menerima pesan-pesan
media, jenis media massa pun beragam silih berganti
menerpa seseorang
2. Keanggotaan sosial pada berbagai kelompok sosial pun ikut
mempengaruhi pesan mana yang kita pilih.
3. Orang lebih berminat kalau suatu informasi dapat
membangun citra hubungan dengan orang lain.
Selective Perception
Selective Perception: Seorang individu secara sadar akan
mencari media yang bisa mendorong kecendrungan dirinya.

Selective Rettention : Kecendrungan seseorang hanya untuk


mengingat pesan yang sesuai dengan pendapat dan
kebutuhan dirinya.
Faktor Sosial
Berangkat dari pemikiran sosiologis. Komponennya :

1. Umur dan Jenis Kelamin


2. Pendidikan
3. Pekerjaan dan Pendapatan
4. Agama
5. Tempat tinggal
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai