Anda di halaman 1dari 9

MEDIA

Dengan pengendalian jarak jauh, kita akan bisa memindahkan 50 saluran televisi dalam beberapa menit. Pada saat itu, kita akan mendapatkan gambaran tentang apa yang sedang terjadi. Jika berhenti beberapa saat pada saluran itu, kita akan dibawa pada dunia yang berisi berbagai hal seperti kesehatan, binatang, perang, memasak, ilmu pengetahuan dll.Menurut Marshall McLuhan kita hidup dalam apa yang disebut dengan global villange; di mana jutaan manusia yang hidup didunia ini akan secara terus menerus bisa terkoneksi. Media massa bukan hanya sebagai alat untuk menyebarkan informasi ke seluruh Bumi, akan tetapi media massa juga merupakan alat untuk menyusun agenda dan alat untuk memberi tahu yang penting untuk dihadiri. George Gerbner membuat kesimpulan tentang pentingnya media massa yakni kemampuan untuk menciptakan masyarakat, menjelaskan masalah, memberi referensi yang umum, memindahkan perhatian dan kekuasaan. Komunikasi massa merupakan proses organisasi media dalam menciptakan dan menyebarkan pesan kepada masyarakat dan proses pesan tersebut dicari, dipakai, dipahami dan dipengaruhi oleh khalayak. Model yang digunakan untuk menggambarkan pandangan ini adalah model yang dipakai oleh Harold Lasswell. Pada 1948, Lasswell menghadirkan model komunikasi sederhana yang sering digunakan yaitu, Siapa, Mengatakan apa, Di saluran mana, Untuk siapa, Dengan pengaruh apa.

TRADISI SEMIOTIK Semiotik sangat berkaitan dengan tanda, penanda dan pikiran manusia. Tradisi ini sangat berpengaruh dan membantu kita dalam melihat bagaimana tanda dan simbol digunakan, apa maknanya, dan bagaimana hal itu diatur. Maka dari itu, penelitian yang melihat pada pengaturan simbol dan sebuah pesan didasarkan pada pemikiran semiotik.

Jean Baudrilliard dan Semiotik Media Jean Baudrillian adalah seorang peneliti dari Prancis yang sangat yakin bawa tanda-tanda terpisah dari objek yang mereka tandai dan media dianggap telah menggerakkan proses tersebut hingga titik di mana tidak ada yang nyata. Pada awalnya, tanda merupakan sebuah representasi sederhana dari sebuah objek atau situasi. Tanda tersebut memiliki sebuah hubungan yang jelas dengan apa yang diwakilinya. Baudrillard menyebut tahapan ini dengan susunan simbolis atau symbolic order yang umum di masyarakat feodal. Tahapan kedua adalah peniruan atau counterfeits, di mana tanda dianggap sebagai hubungan yang kurang langsung dengan objek-objek kehidupan. Tanda dianggap melahirkan makna baru yang sesungguhnya bukan merupakan bagian alami dari pengalaman yang ditandainya. Tahapan selanjutnya selama revolusi industri yang disebut produksi di mana di dalamnya mesin-mesin yang ditemukan untuk mengganti manusia menjadi objek yang terpisah dari penggunaan manusia tentang penanda. Pada saat ini kita masuk pada era simulasi di mana

tanda tidak lagi mewakili akan tetapi menciptakan realitas bagi kita. Simulasi menentukan siapa kita dan apa yang akan dilakukan. Sebab, kita tidak lagi menggunakan alat-alat bantu untuk mewakili pengalaman kita, karena tanda yang akan membuatnya. Disneyland merupakan penggambaran era simulasi ini di mana taman bermain ini merupakan fantasi yang disusun dari tanda-tanda.

TRADISI SOSIOKULTURAL Tradisi ini akan membantu kita dalam memahami bagaimana fungsi dari dan respons terhadap media sebagai bagian dari konteks budaya yang lebih besar. Dalam tradisi ini bagaimana teori media menguji pengaruh sosiokultural terhadap media terlepas dari konteks. Bagaimana penyusunan agenda menelusuri pengaruh media terhadap agenda sosial dan bagaimana penelitian media yang menelusuri komunitas media itu. Teori Media Produksi media merespons atas perkembangan sosial dan budaya dan kemudian mempengaruhi perkembangan tersebut. Dalam media tertentu, seperti dengan adanya televisi mempengaruhi bagaimana kita berpikir dan merespons dunia. Sementara media bekerja dalam berbagai cara untuk segmen masyarakat yang berbeda, khalayak tidak semuanya terpengaruh tetapi berinteraksi dengan cara yang khusus dengan media. Teori Media Klasik. Marshall McLuhan dianggap sebagai tokoh yang terkenal atas pentingnya media sebagai media. McLuhan merupakan tokoh terkemuka pada tahun 1960 an dan kemudian menarik perhatian atas tulisan dan pemikirannya di mana karyanya yang dianggap tidak biasa dan gagasannya mampu mengubah pemikiran. Rincian teori McLuhan sering ditolak dalam teori media umum, namun tesisnya telah menerima penerimaan secara luas di mana media, terpisah dari apa pun isi yang disampaikannya, pengaruh individu atau pun masyarakat. Gagasan McLuhan disebut dengan Teori Media. Televisi telah mempengaruhi Anda terlepas dari apa yang telah Anda tonton. McLuhan bukan merupakan orang yang pertama yang menulisa gagasan tersebut. Gagasan McLuhan dipengaruhi oleh pemikiran Harold Adam Innis yang merupakan pengajarnya. Harold Adam mengajarkan bawa media komunikasi adalah intisari dari peradaban dan sejarah diarahkan media yang menonjol pada masanya. Bangunan pada Media Klasik. Walter Ong memperluas ide McLuhan, di mana pada hal tertentu, dia tertarik apa yang telah terjadi di masyarakat atas ide transisi dari yang dikatakan untuk ditulis. Dalam bukunya, Orality and Literacy, Ong merenungkan apa yang diinginkan dalam hidup di masyarakat bilamana tak ada sesuatu yang dituliskan. Donald Ellis memberikan satu tatanan preposisi yang menjadi wakil dalam sudut pandang kontemporer atas gagasan dasar Innis dan McLuhan. Ellis menulis media yang terbesar pada suatu waktu akan membentuk perilaku dan pemikiran. Pada saat media tersebut berubah, maka dengan cara pikir, cara mengatur informasi, dan cara berhubungan dengan orang lain juga berubah. Ada perbedaan antara media lisan, tulisan dan elektronik di mana masing-masing memiliki pengaruh yang berbeda dan bagaimana kita berinteraksi dengan setiap media. Komunikasi lisan sangat fleksibel dan organis. Pesan lisan sangat cepat dan

sifatnya sementara sehingga individu dan kelompok harus menyimpan informasi dalam pikiran mereka dan kemudian memberikannya lagi dalam bentuk pembicaraan. Tulisan setelah penemuan mesin cetak menyebabkan perubahan mendasar di masyarakat. Pada saat Anda menulis sesuatu, maka Anda dapat menisahkan dari waktu. Anda dapat memanipulasi, mengubah, menyunting dan menyebarkan ulang tulisan tersebut. Artinya, Anda dapat menggunakan informasi dan pengetahuan dalam cara yang tidak mungkin dalam tradisi lisan.

Teori Media Baru. Pada 1990, Mark Poster meluncurkan buku, The Second Media Age yang menjadi tonggak periode baru di mana teknologi interaktif dan komunikasi jaringan lebih tepatnya dunia maya akan mengubah masyarakat. Gagasan mengenai era media kedua yang sesungguhnya telah dikembangkan sejak 1980 hingga kini menandai adanya perubahan yang penting dalam teori media. Kekuatan media dalam dan dari media itu sendiri kembali menjadi fokus termasuk minat baru dalam karakteritik penyebaran dan penyiaran media.Era media pertama digambarkan oleh, sentralisasi produksi, komunikasi satu arah, kendali situasi untuk sebagian besar, reproduksi stratifikasi sosial dan perbedaan melalui media, audiens massa yang terpecah dan pembentukan kesadaran sisial. Era media kedua justru sebaliknya, dan dapat digambarkan sebagai; desentralisasi, dua arah, di luar kendali situasi, demokratisasi, mengangkat kesadaran individu dan orientasi individu. Ada dia pandangan yang dominan mengenai perbedaan antara era media yang pertama dengan penekanan pada penyiaran dan pada era media kedua dengan penekanan pada jaringan. Dua pandangan itu adalah pendekatan interaksi sosial dan pendekatan integrasi sosial. Pendekatan interaksi sosial lebih membedakan pada media berdasarkan seberapa dekat media dengan model interaksi tatap muka. Bentuk media penyiaran lebih lama dikatakan lebih cenderung pada penyebaran informasi yang mengurangi peluang adanya interaksi. Media itu disebut sebagai media informasional dan karena jadi mediasi realitas bagi khalayak. Sementara media baru lebuh cenderung interaktif dan menciptakan seuatu pemahaman baru tentang komunikasi yang bersifat pribadi.

Agenda Setting dan Framming Peneliti telah lama tahu bahwa media punya kemampuan untuk menyusun isu-isu bagi masyarakat. Penulis yang merumuskan pemikiran ini adalah Walter Lippmann yang juga merupakan seorang jurnalis dari Amerika Serikat. Lippman mempunyai pandangan masyarakat tidak merespons atas kejadian yang sebenarnya di lingkungan, akan tetapi gamparan yang ada di kepala kita yang oleh Lippmann dengan lingkungan palsu. Media memberi kita model yang lebih sederhana dengan menyusun agenda kepada kita. Konsep dari framming atau pengkerangkaan adalah lebih terkait dengan agenda setting atau penyusunan agenda dan dibicarakan lebih cepat didiskusikan lebih lanjut. Agenda Setting. Donald Shaw, Maxwell McCombs dan kolega mereka mengklaim bahwa media dapat menggambarkan efek bagaimana orang-orang berpikir tentang berita, mampu

membantu mengorganisasi dunia dengan pengalaman dan memukai dengan sukses dalam menceritakan kepada kita tentang apa yang akan dipikirkan. Dengan kata lain, agenda setting membentuk gambaran atau isu yang penting dalam masyarakat. Penyusunan agenda harus terjadi karena media harus selektif dalam menyampaikan berita. Saluran berita sebagai penjaga gerbang informasi membuat pilihan tentang apa yang harus dilaporkan dan bagaimana dilaporkan serta bagaimana melaporkannya. Apa yang masyarakat ketahui tentang situasi pada sutau waktu merupakan hasil dari penjagaan gerbang yang dilakukan media. Ada dua tingkat dalam agenda setting. Pertama, menentukan isu-isu umum yang dianggap penting. Kedua, menentukan bagian atau aspek dari isu-isu tersebut dianggap penting. Pada tahap tertentu, tahap kedua memiliki hal yang penting dengan tingkat pertama karena memberi kita cara untuk membuat kerangka isu-isu yang menjadi dasar agenda masyarakat dan media. Framming Media. Singkatnya, framming atau pengkerangkaan mengacu pada proses menempatkan berita secara bersama, termasuk cara bagiamana cerita tersebut dikelompokkan dan disusun. Penelitian Media Tindakan Sosial Banyak peneliti media yang yakin bahwa audiens tidak dapat digolongkan sebagai massa yang tidak punya susunan. Audiens terdiri banyak komunitas yang berbeda di mana masingmasing mempunyai nilai, gagasan, dan ketertarikan. Isi media ditafsirkan dalam komunitas berdasarkan makna yang dikembangkan secara sosial dan kelompok, sementara individu lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman mereka ketimbang oleh media. Gerald Schoening dan James Anderson menyebut pendekatan berdasar masyarakat dengan penelitian media tindakan sosial dan ada enam dasar pemikiran dalam penelitian ini. Pemikiran tersebut adalah: 1. Makna tidak ada dalam pesan itu sendiri, tapi dihasilkan oleh proses interpretatif di audiens. 2. Makna pesan-pesan media dan program tidak ditentukan secara pasif tapi dihasilkan secara aktif oleh audiens. 3. Makna media terus bergeser ketika anggota mendekati media dengan cara yang berbeda. 4. Makna program atau pesan tidak pernah ditentukan sendiri tapi sifatnya komunal. 5. Tindakan yang menentukan pemaknaan kelompok atas isi media dilakukan dalam interaksi antaranggota kelompok. 6. Peneliti bergabung dalam komunitas mereka teliti meskipun hanya sementara. TRADISI SOSIOPSIKOLOGIS Dalam tradisi ini pendekatannya berbeda denga sosioklutural di mana banyak teori media yang lebih konsentrasi pada pengaruh indivisu dari media. Dalam tradisi ini lebih banyak dikaji bagamana individu diyakini terpengaruh media.

Tradisi Pengaruh Teori tentang pengaruh komunikasi massa telah berkembang pesat pada abad ini. Pada masa sebelumnya, peneliti percaya terhadap "peluru ajaib" teori pengaruh komunikasi. Individu diyakini sangat dipengaruhi oleh pesan-pesan media karena dianggap kuat dalam membentuk opini masyarakat. Raymond Bauer mengamati audiens sangat sulit dibujuk atau bahkan disebutnya sebagai "keras kepala." Dia menolak ide pengaruh jarum suntik yang langsung terjadi antara pelaku komunikasi dan audiens serta menyatakan banyak variabel yang berinteraksi untuk membentuk pengaruh dengan berbagai cara. Teori jarum suntik didukung adanya hipotesis arus dua langkah yang beranggapan bahwa pengaruh media kecil. Hipotesis arus dua langkah adalah gagasan yang menganggap media memberi tahu pemimpin pendapat dan kemudian mempengaruhi orang lain melalui komunikasi interpersonal. Sebuah penelitian yang terkenal terkait pendekatan pengaruh ini adalah pendekatan penguatan yang dilakukan Joseph Klaper. Dia mengembangkan tesis bahwa komunikasi massa tidak langsung menyebabkan pengaruh terhadap audiens tetapi dimediasi oleh variabel-variabel lain. Artinya, media merupakan salah satu alasan pendukung.

Teori Pengembangan Penelitian yang dilakukan George Gerbner dkk tentang teori pengembangan menyatakan televisi hadir untuk memandang dunia. Dalam penelitian mereka tentang televisi, mereka melakukan pengembangan dan kemudian disebut dengan teori pengembangan atau cultivation theory. Garbner menyebut pengaruh tersebut dengan pengembangan karena televisi diyakini merupakan agen yang menyelaraskan dengan budaya atau mengembangkan suatu budaya. Analisis pengembangan ini berhubungan dengan keseluruhan rangkaian pola yang dikomunikasikan secara kumulatif oleh televisi dalam periode keterbukaan yang panjang bukan oleh isi atau pengaruh tertentu. Teori ini tidak berhubungan dengan apa yang dapat dilakukan oleh strategi atau kampanye apapun, tapi dengan pengaruh banyaknya strategi dan kampanye. Penggunaan, Kepuasan dan Ketergantungan Salah satu teori yang terkenal terkait komunikasi massa adalah dengan pendekatan penggunaan dan kepuasan atau uses and gratification. Pendekatan ini lebih menekankan terhadap konsumen ketimbang dari pesannya. Tidak seperti pada tradisi pengaruh yang kuat, pendekatan ini memandang audiens merupakan pemakai media yang berbeda. Dalam pendekatan ini, audiend dianggap sebagai pihak yang aktif dan diarahkan oleh tujuan. Audiens sangat tanggung jawab dalam memilih media untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dalam pandangan ini, media dianggap sebagai satu-satunya faktor yang mendukung bagaimana kebutuhan terpenuhi dan audiens dianggap sebagai perantara yang besar di mana mereka tahu akan kebutuhan mereka dan bagaimana cara memenuhi kebutuhan tersebut.

Teori Nilai Dugaan. Philip Palmgreen menciptakan sebuah penjabaran atas teori mengacu pada penelitiannya sendiri, penelitian Karl Rosengren dan lainnya. Teori tersebut menggunakan teori nilai dugaan atau expectancy value theory. Kepuasan yang Anda cari di media ditentukan oleh sikap Anda terhadap media, keyakinan Anda tentang suatu media apa yang dapat memuaskan Anda dan penilaian Anda tentang materi ini. Tingkat Anda dalam mencari kepuasan dalam semua kelompok media baik itu sebuah program, tipe program, jenis isi tertentu atau keseluruhan media akan ditentukan dalam rumus. Pada saat Anda memperoleh pengalaman dengan sebuah program, atau media, maka kepuasan yang Anda dapatkan selanjutnya akan mempengaruhi keyakinan Anda dan akan memperkuat pola penggunaan Anda. Teori Ketergantungan. Pendekatan penggunaan dan kepuasan adalah sebuah teori pengaruh terbatas. Artinya, pendekatan ini memberikan lebih banyak kendali pada individu tentang bagaimana mereka menggunakan media dalam kehidupan mereka. Kendati para peneliti memedia memecah pada seberapa kuat media tersebut, para peneliti membatah bahwa model-model pengaruh terbatas dan pengaruh kuat tidak sepenuhnya bertentangan. Teori ketergantungan bergerak lebih maju dalam menunjukkan bagaimana keduanya memaparkan pengaruh media. Sandra Ball-Rokeach dan Melvin DeFlour merupakan orang yang pertama kali mengusulkan teori ketergantungan. Seperti pada teori penggunaan dan kepuasan, pendekatan ini tidak setuju dengan anggapan klausal atas hipotesis penguat sebelumnya. Gagasan lama bahwa media bahwa hanya memperkuat sikap yang telah ada sebelumnya. Dalam mengatasi kelemahan ini, keduanya kemudian menggunakan pendekatan sistem yang lebih luas. Mereka mengajukan sebuah hubungan integral antara audiens, media dan masyarakat yang lebih besar. Teori ini sejalan dengan teori penggunaan dan kepuasan. Teori ketergantungan menduga bahwa Anda tergantung pada informasi yang ada di media untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan mencapai kebutuhan tujuan tertentu juga. Namun, Anda tidak tergantung pada semua media. Ada dua faktor yang mementukan seberapa besar Anda akan bergantung pada media. Menurut Ball-Rokeach dan DeFlour kedua faktor itu adalah, Anda akan menjadi lebih bergantung terhadap media yang memenuhi kebutuhan berapa Anda dari pada media yang hanya memberi kepuasan yang sedikit. Media bisa menjalankan beberapa fungsi seperti memantau pemerintah, melaporkan berita dan memberi hiburan. Yang kedua adalah, stabilitas sosial. Pada saat perubahan sosial dan konflik meningkat, situasi, keyakinan, dan kegiatan yang sudah terbangun mulai ditentang, maka akan mendorong adanya penilaian ulang dan mungkin pilihan-pilihan baru yang terkait dengan konsumsi media. Pada saat tersebut, kebutuhan informasi media akan meningkat. Sementara, semakin stabil keadaannya, ketergantungan Anda terhadap media akan menurun.

TRADISI SIBERNETIKA

Pengaruh dari opini masyarakat dan isi media merupakan fenomena yang menarik diperhatikan. Dalam tradisi ini, kita akan memperhatikan teori-teori yang menggambarkan hubungan ini dan merupakan proses sibernetika. Spiral yan Tenang Bahasan mengenai opini masyarakat telah menjadi masalah yang besar dalam ilmu politik. Masalah ini telah didefinisikan sebagai opini yang disampaikan secara umum, opini yang menyangkut urusan masyarakat dan opini yang berhubungan dengan sebuah kelompok khususnya kelompok individu yang lebih kecil. Teori dari Elisabeth Noelle-Neumann tentang sepiral yang tenang meneluskan analisis ini dengan menunjukkan bagaimana komunikasi interpersonal dan media bisa saling berjalan dalam perkembangan opini masyarakat. Noelle-Neumann merupakan peneliti politik dari Jerman. Dia mengamati bahwa dalam pemilihan umum, pandangan tertentu akan lebih banyak mendapatkan peran daripada pandangan yang lainnya. Kadang, manyimpan opini mereka ketimbang membahasnya. Selanjutnya, Noelle-Neumann menyebut spiral yang tenang. Spiral yang tenang ini terjadi pada saat individu merasa opini mereka terkenal senang mengungkapkan diri, sementara mereka yang tidak senang memikitkan opininya terkenal sebagai orang yang diam. Proses ini terjadi pada sebuah spiral sehingga salah satu masalah berakhir dengan banyaknya publisitas dan sisi yang lainnya dengan sedikit publisitas. Berdasarkan teori ini, manusia cenderung melakukan hal-hal ketika mereka merasa bahwa orang lain membagi opini mereka dan tidak akan melakukannya lagi jika orang lain tidak melakukan hal yang sama. Tesis ini berdasarkan pada dua pemikiran. Pertama, manusia akan mengetahui opini mana yang bersifat umum dan opini mana yang tidak. Artinya, manusia bisa membuat tebakan-tebakan tentang opini masyarakat dan memiliki pemahaman tentang persentase populasi untuk melawan kedudukan tertentu. Asumsi yang kedua adalah, manusia menyesuaikan pengungkapan opini mereka dengan persepsipersepsi.

TRADISI RETORIKA

Keseeeeellll...ngantukkkk

TRADISI KRITIS Dalam tradisi ini, media bukan hanya mekanisme yang sederhana dalam menyampaikan informasi, namun media merupakan organisasi kompleks yang membentuk institusi sosial masyarakat yang penting. Intinya, media adalah pemain utama dalam perjuangan ideologis. Kebanyakan teori komunikasi kritis berhubungan dengan media terutama karena kekuatan media untuk menyebarkan ideologi yang dominan dan kekuatannya untuk mengungkapkan ideologi alternatif lainnya serta ideologi yang bertentangan. Teori kritis pada umumnya melebihi penelitian tentang media sebab implikasi atas budaya yang luas.

Teori Kritis Media Mengacu pada McQuaail terdapat lima cabang yang paling dominan dalam teori kritis media. 1. Marxisme klasik. Dalam padangan ini, media dianggap sebagai alat bantu dari kelas yang dominan dan sebuah upaya dari para kapitalis menunjukkan ketertarikan mereka dalam memperoleh keuntungan. Media menyebarkan ideologi dari desakan yang berkuasa di masyarakat dan selanjutnya menindas kelompok tertentu. 2. Teori media ekonomi politik. Sama dengan marxisme klasik menyalahkan kepemilikan media bagi buruknya masyarakat. Isi media merupakan barang yang dijual di pasar dan informasi yang disebar diatur oleh apa yang diambil oleh pasar. 3. Frankfurt School. Teori ini melihat media massa sebagai cara untuk membangun budaya, menempatkan lebih banyak penekanan atas pemikiran dibandingkan materi. Cara pandang teori ini, media menghasilkan dominasi ideologi golongan atas. 4. Teori Hegemonis. Hegemoni merupakan dominasi atas ideologi palsu atau cara pikir terhadap kondisi sebenarnya. Ideologi tidak hanya disebabkan oleh sistem ekonomi, tetapi ditanamkan secara mendalam pada semua kegiatan masyarakat. 5. Penelitian budaya. Tradisi kritis ini mengambil arah yang berbeda dengan pendekatan McQuail. Ini sangat tergantung pada semiotik di mana para peneliti sangat tertarik atas pemaknaan budaya tentang hasil-hasil media; mereka melihat pada cara isi media ditafsirkan, termasuk penafsiran yang dominan dan oposional. Penelitian Media Feminis Penelitian media feminis merupakan wilayah penelitian yang kuat dalam meneliti budaya. Penelitian selama ini telah bergeser dari ketertarikan dalam mengkritisi stereotip gender dan kemudian melihat pada bagaimana penggambaran wanita di media dipahami oleh audiens. Pada akhir-akhir ini, peneliti telah tertarik bagaimana audiens membentuk, atau menyamakan makna pesan-pesan media. Maka dari itu, dengan adanya pergeseran ini sudut pandang mengenai gender juga mengalami perubahan. Penggambaran dan Penerimaan: Dalam penelitian awal tentang stereotip di media, gender dianggap sebagai suatu kategori yang cukup stabil untuk membedakan antara karakteristik dan gambaran perempuan dan laki-laki. Misalnya, seorang laki-laki diamati dan digambarkan sebagai sosok yang kuat, sementara perempuan sebagai sosok yang rtunduk. Dalam penelitian penerimaan, fokusnya adalah faktor-faktor sosial dan budaya dalam keluarga, institusi dan kekuatan lain yang mempengaruhi bagaimana penggambaran media diterima dan dipahami. Negoisasi. Teori terbaru melihat bagaimana individu menyamakan makna gender di media dengan membuat pilihan tentang bagaimana mereka akan memandang berbagai macam aspek program media. Kritik Media oleh Bell Hooks Kritik media yang dilakukan oleh Bell Hooks membutuhkan penggunaan komunikasi guna mengacaukan dan menghapus ideologi dominasi, terakit apa yang dia artikan sebagai patriarki kapitasi supremasi kulit putih. Ideologi dominasi menggunakan penggabungan

sistem seks, rasis, golongan elite, kapitalisme dan heteroseks. Menurut Hooks, kritik media dianggap sangat penting karena sifat penyebaran dan kekuasaan media. Menurut Hooks, kritik media dianggap sangat penting karena sifat penyebaran dan kekuasaan media. Ia tidak membuat media yang bertanggung jawab atas ideologi penindasan. Menurut Hooks, mereka yang terpinggirkan memiliki tanggung jawab untuk mengacaukan wacana yang hegemonik atau menindas karena mereka melihat dari luar ke dalam dan dari dalam ke luar.

Anda mungkin juga menyukai