Komunikasi
Massa
NAMA KELOMPOK
PENGERTIAN
EFEK KOMUNIKASI MASSA
Menurut Wiryanto dalam buku Teori Komunikasi Massa (2003), efek komunikasi
adalah tiap perubahan yang terjadi dalam diri komunikan (penerima pesan).
KOMUNIKASI MASSA
1.Efek Kognitif Komunikasi Massa
Efek kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang
semula tidak tahu menjadi tahu, yang tadinya tidak mengerti, menjadi mengerti,
yang tadinya bingung menjadi jelas. Banyak kejadian dimuka bumi ini tidak
sedih, bahkan terawa terbahak-bahak apabila telah diterpa oleh media massa.
Apabila perasaan berubah maka masyarakat tersebut telah terkena efek afektif
komunikasi massa.
Contoh rubrik atau acara media massa yang dapat menimbulkan efek afektif
antara lain, pojok, sajak, photo, cerita bergambar, cerita bersambung, sandiwara
secara langsung melainkan didahului oleh efek kognitif dan efek afektif disebut juga
KOMUNIKASI
1. Teori Efek Tidak Terbatas (1930-1950)
Teori ini sebelumnya hanya digunakan untuk membagi rentang waktu efek
komunikasi massa yang populer pada tahun 30-an sampai 50-an. Efek yang
media massa mempunyai efek yang besar ketika menerpa audience. Kemudian efek
tidak terbatas ini didasarkan pada teori atau model peluru (bullet) atau jarum
hipodermik (hypodermic needle). Jadi, media massa diibaratkan peluru. Jika peluru
itu ditembakkan ke sasaran, sasaran tidak akan bisa menghindar. Analogi ini
menunjukkan bahwa peluru mempunyai kekuatan yang luar biasa di dalam usaha
“memengaruhi” sasaran.
2. Teori Efek Terbatas (1956-1970)
Berbeda dengan asal usull “efek tidak terbatas” yang meragukan, sumber model
efek terbatas (limited effect) sangat terkenal. Efek terbatas awalnya diperkenalkan
oleh Joseph Klaper. Ia pernah menulis disertai tentang efek terbatas media massa
yang dipublikasikannya dengan judul “Pengaruh Media Massa” pada tahun 1960.
Dua efek sebelumnya dianggap terlalu berat sebelah. Meskipun diakui bahwa
munculnya kedua efek itu karena tuntutan zamannya. Ketika zaman terus berubah
pula. Model efek moderat ini sebenarnya mempunyai implikasi positif bagi
yang ingin disampaikan dengan mudah apabila ia memiliki pengetahuan yang luas. Seorang komunikator yang memiliki
tingkat pengetahuan tinggi, ia akan lebih mudah memilih kata-kata (diksi) untuk menyampaikan informasi baik verbal
2.Perkembangan
Perkembangan memiliki dua aspek, yaitu:
-Pertumbuhan manusia
Pertumbuhan dapat mempengaruhi pola pikir manusia. Bagaimana komunikan menyikapi informasi yang diberikan
komunikator dan bagaimana komunikator menyampaikan informasi kepada komunikan. Setiap orang memiliki cara masing-
masing untuk menyampaikan informasi agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Misalnya cara menyampaikan
informasi kepada anak balita dengan remaja tentu saja berbeda. Ada cara-cara tersendiri yang dapat kita sesuaikan dengan
kita menghadapi remaja maka kita lebih baik mengetahui bahasa-bahasa yang digunakan dalam kesehariannya atau
disebut dengan bahasa gaul. Dengan demikian kita dapat menjalin komunikasi dengan baik. Begitu pula dengan bayi, bayi
memiliki keterampilan bahasa hanya dengan isyarat (non verbal) seperti menangis jika sakit, haus, atau lapar.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
pandangan. Pembentukan persepsi ini terjadi berdasarkan pengalaman, harapan, dan perhatian. Proses pemahaman
manusia terhadap suatu rangsangan atau stimulus ini dapat memiliki padangan yang berbeda-beda. Selain dapat menjadi
dibicarakan termasuk cara menyampaikan informasi atau teknik komunikasi. Komunikator yang belum menjalin hubungan
berpengaruh baik terhadap proses komunikasi. Ada juga faktor yang mempengaruhi lingkungan, seperti faktor eksternal, nilai
6.Emosi
Emosi adalah reaksi seseorang dalam menghadapi suatu kejadian tertentu. Emosi terkadang tidak dapat dikendalikan oleh
diri sendiri. Sehingga emosi juga mempengaruhi proses komunikasi itu sendiri bahkan emosi dapat menjadi hambatan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
8.Jenis kelamin
Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam berkomunikasi dapat dilihat dari gaya berbicara dan interpretasi.
Menurut Tannen, kaum perempuan menggunakan teknik komunikasi untuk mencari konfirmasi, meminimalkan keintiman.
Sementara kaum laki-laki lebih menunjukkan independensi dan status dalam kelompoknya.