Anda di halaman 1dari 5

1. Definisi Komunikasi Massa dan karakternya.

Jawaban :
Definisi Komunikasi Massa :
Bitter (Rakhmat, 2003: 188), Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui
media massa pada sejumlah besar orang.

Karakteristik Komunikasi Massa :


 Komunikator Terlembagakan
 Pesan Bersifat Umum
 Komunikannya Anonim dan Heterogen
 Media Massa Menimbulkan Keserempakan
 Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
 Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
 Stimulasi Alat Indra Terbatas
 Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak langsung (Indirect)

2. Teori pers

Jawaban :
 Teori Pers Otoritarian. mempunyai tugas untuk mendukung dan membantu politik
pemerintah yang berkuasa untuk mengabdi kepada negara.
 Teori Pers Liberal. memiliki tujuan untuk melakukan pengawasan terhdap kinerja
yang dilakukan oleh pemerintah.
 Teori Pers Totalitarian. Tujuan utama teori ini adalah membantu suksesnya dan
berlangsungnya sistem sosial Soviet, khususnya keberlangsungan diktator partai.
 Teori Tanggung Jawab Sosial Pers. orum yang dijadikan sebagai tempat untuk
memusyawarahkan berbagai masalah dalam rangka tanggung jawab terhadap
masyarakat/orang banyak (sosial).
 Sistem Pers Indonesia. kebebadan berdautan dan bertanggung jawab yang berasaskan
prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum dan berfungsi sebagai
media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial.

3. 10 teori Komunikasi Massa

Jawaban :
1. Teori Jarum Hipodermik (Hypodermic Needle Theory)
Istilah model jarum hipodermik dalam komunikasi massa diartikan sebagai media massa
yang dapat menimbulkan efek yang kuat, langsung, terarah, dan segera. Efek yang segera dan
langsung itu sejalan dengan pengertian Stimulus-Respon. Teori Peluru Ajaib (juga disebut
teori jarum suntik) menunjukkan bahwa komunikasi massa seperti senjata yang
menembakkan peluru informasi ke audiens yang pasif. Khalayak sama sekali tidak memiliki
kekuatan untuk menolak informasi setelah disampaikan oleh media massa seperti halnya
disuntik obat bius melalui jarum suntik
2. Teori Pengembangan (Cultivation Theory)
Teori kultivasi adalah teori sosial yang meneliti efek jangka panjang dari televisi pada
khalayak, khususnya memfokuskan pada tema-tema kekerasan di televisi. Menurut teori ini,
televisi menjadi media atau alat utama di mana para penonton televisi belajar tentang
masyarakat dan kultur di lingkungannya. Ketika seseorang sangat sering menonton adegan
kekerasan melalui televisi. Dalam kehidupan nyatanya ia takut berjalan sendiri di malam hari,
karena dipenuhi bayangan bahwa ia akan dirampok bahkan dibunuh
3. Teori Imperialisme Budaya (Cultural Imperialism Theory)
Teori imperialisme budaya menyatakan bahwa negara Barat mendominasi media di seluruh
dunia. Alasannya, media Barat mempunyai efek yang kuat untuk mempengaruhi media dunia
ketiga. Media Barat sangat mengesankan bagi media dunia ketiga, sehingga mereka ingin
meniru budaya yang muncul lewat media tersebut. Dalam perspektif teori ini, ketika terjadi
proses peniruan media negara berkembang dari negara maju, saat itulah terjadi penghancuran
budaya asli di negara ketiga.
4. Teori Persamaan Media (Media Equation Theory)
Media Equation Theory atau teori persamaan media ini ingin menjawab persoalan mengapa
orang-orang secara tidak sadar dan bahkan secara otomatis merespons apa yang
dikomunikasikan media seolah-olah (media itu) manusia. Menurut asumsi teori ini, media
diibaratkan manusia. Teori ini memperhatikan bahwa media juga bisa diajak berbicara. Media
bisa menjadi lawan bicara individu seperti dalam komunikasi interpersonal yang melibatkan
dua orang dalam situasi face to face
5. Teori Spiral Keheningan (Spiral of Silence Theory)
Teori ini dikemukakan oleh Elizabeth Noelle Neuman, Pada dasarnya teori ini tergantung dari
sebuah pendapat yang diharapakan oleh masyarakat serta pendapat yang dipikirkan
masyarakat, dalam teori ini hanya ada 2 asumsi, yakni opini yang dapat diterima oleh
masyarakat serta opini yang ditolak. Teori Spiral Of Silence atau yang biasa dikenal dengan
teori Spiral keheningan merupakan sebuah teori yang berkaitan dengan opini masyarakat
antara masyarakat mayoritas dan masyarakat minoritas. Dalam teori ini opini masyarakat
mayoritas akan menekan opini masyarakat minoritas, sehingga muncul sebuah keraguan dari
sisi minoritas untuk mengeluarkan opininya dikarenakan adanya ketakutan akan kaum
mayoritas sehingga opini kaum minoritas seakan-akan seperti terisolasi dan tidak bebas
6. Teori Determinisme Teknologi (Technological Determinism Theory)
Teori determinisme teknologi ini pertama kali dikemukakan oleh Marshall McLuhan di tahun
1962. Ide dasar dari teori ini yakni bahwa perubahan yang terjadi di berbagai macam cara
berkomunikasi akan membentuk juga keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk
individu terkait bagaimana cara mereka berpikir dan berperilaku dalam masyarakat. Sehingga
teknologi tersebut pada akhirnya mengarahkan manusia untuk bergerak lebih maju.
7. Teori Difusi Inovasi
Munculnya teori difusi inovasi dimulai tahun 1903 oleh seorang sosiolog yang berasal dari
Perancis, yakni Gabriel Tarde. Menurut teori difusi inovasi ini, sesuatu yang baru akan
menimbulkan keingintahuan masyarakat untuk mengetahuinya. Di mana seseorang yang
menemukan hal baru cenderung akan mensosialisasikan dan menyebarkannya. Sehingga,
teori ini lebih fokus bahwa manusia saat menemukan hal yang baru, cenderung akan
membagikan informasi tersebut kepada orang lain melalui media massa.
8. Teori Penggunaan dan Kepuasan
Teori penggunaan dan juga kepuasan ini dicetuskan oleh Herbert Blumer, Elihu Katz, dan
juga Michael Gurevitch. Di mana teori yang satu ini adalah kebalikan dari teori jarum
hipodermik. Dalam teori jarum hipodermik, media akan sangat aktif dan berpengaruh besar.
Sedangkan audiens berada di pihak yang pasif. Sementara di dalam teori ini menekankan
bahwa audiens aktif berperan untuk menentukan media mana yang seharusnya dipilih untuk
memuaskan kebutuhannya.
9. Teori Pengaturan Agenda
Teori pengaturan agenda akan menciptakan public awareness atau kesadaran masyarakat
dengan menekankan sebuah isu yang dinilai paling penting untuk didengar, dilihat, dibaca,
dan dipercaya di media massa. Tokoh yang mencetuskan teori ini yaitu Bernard Cohen,
Maxwell McCombs, dan juga Donald Shaw. Teori yang satu ini didasari oleh asumsi para
peneliti, yakni bahwa pers dan media tidak merefleksikan kenyataan yang sebenarnya kepada
khalayak umum. Media lebih mengajak untuk membahas isu tersebut dibandingkan dengan
membahas isu lainnya.
10. Teori Media Kritis
Teori media kritis ini berasal dari aliran ilmu-ilmu kritis yang bersumber dari ilmu sosial
Marxis. Dimana teori ini melihat bahwa media tidak lepas kepentingan, terlebih sarat dengan
kepentingan kaum pemilik modal, negara, ataupun kelompok yang lebih kuat lain. Dalam
artian lain, media menjadi alat untuk mendominasi masyarakat. Berikutnya, teori kritis
melihat bahwa media merupakan pembentukan kesadaran. Representasi yang dilakukan oleh
media dalam sebuah struktur masyarakat lebih mudah dipahami sebagai media yang bisa
memberikan konteks pengaruh kesadaran. Inilah sebabnya media dijadikan sebagai agen
sosial yang bisa mempengaruhi masyarakat secara luas.

4. Hambatan dalam Komunikasi Massa

Jawaban :
Hambatan-hambatan dalam komunikasi massa :
 Hambatan psikologis, meliputi kepentingan, prasangka, stereotip, dan motivasi.
 Hambatan sosiokultural, melibatkan lingkungan sosial dan budaya seorang
komunikan. seperti keberagaman etnik, perbedaan norma sosial, kurang mampunya
berbahasa, faktor semantik, kurang meratanya pendidikan, dan berbagai hambatan
mekanis.
 Hambatan interaksi verbal (kata atau bahasa) Jenis-jenis hambatan interaksi verbal
terdiri dari polarisasi, orientasi intensional, evaluasi statis, dan indiskriminasi.
 Hambatan interaksi nonverbal (isyarat, simbol, ekspresi wajah, pakaian sergam dan
intonasi suara) hambatan pemahaman, hambatan sejarah, metodologi.

5. Efek media pada khalayak

Jawaban :
 Efek kognitif. Efek kognitif berkaitan dengan fungsi informatif media massa.
Informasi media massa dipandang sebagai tambahan pengetahuan bagi khalayak.
Pengetahuan yang dimiliki audiens dapat meningkatkan kesadaran pribadi dan
memperluas cakrawala berpikir. Seseorang yang mengkonsumsi media massa
khususnya yang berupa konten pesan informasional akan dapat membantunya dalam
menambah wawasan dan pengetahuannya.
 Efek Afektif. Efek afektif berkaitan dengan emosi, perasaan, dan sikap. Pesan media
massa yang dikonsumsi oleh khalayak membangkitkan sikap, perasaan, atau orientasi
emosional tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi efek afektif adalah mood
emosional, skema kognitif, dan situasi terpaan media.
 Efek Konatif. Efek konatif mengacu pada perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu
dengan cara tertentu. Setelah khalayak menerima informasi media massa yang diikuti
dengan kecenderungan sikap tertentu berdasarkan pengetahuan tersebut, khalayak
terpengaruh dalam bentuk tindakan nyata

6. Fungsi Komunikasi Massa

Jawaban :
1. Surveillance (Pengawasan).
Fungsi ini menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai
kejadian-kejadian dalam lingkungan maupun yang dapat membantu khalayak dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Interpretation (Penasiran).
Fungsi ini mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan
membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpesona atau komunikasi kelompok.
3. Linkage (Pertalian).
Fungsi ini bertujuan di mana media massa dapat menyatukan anggota masyarakat
yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan
minat yang sama tentang sesuatu.
4. Transmission of values (Penyebaran nilai-nilai).
Fungsi ini artinya bahwa media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu
ditonton, didengar, dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana
mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan.
5. Entertainment (Hiburan).
Fungsi ini bertujuan untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan
membaca berita-berita ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi dapat
membuat pikiran khalayak segar Kembali.
7. Komunikasi Massa, Media Sosial

Anda mungkin juga menyukai