Anda di halaman 1dari 3

PSIKOLOGI KOMUNIKASI

PERTEMUAN I

SENIN / 6 SEPTEMBER 2021

WAKTU: 10.40 – 13.10

19.31 – 22.01

POKOK SUB POKOK BAHASAN


BAHASAN

PERKENALAN  Nama: Bertha Komala Sinambela, S.Sos, M.Si


 Kontak Person : 081294446164
 Menjelaskan Rencana Pembelajaran Semester
 Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan secara online
di LMS E-STUDY.
 Mahasiswa wajib mengerjakan TUGAS, ikut UTS dan
UAS melalui LMS E-STUDY
 Membentuk ketua kelas pada mata kuliah Psikologi
Komunikasi
 Membentuk WhatsApp Group
 Membuat kesepakatan perkuliahan
PENGERTIAN A. Pengertian Psikologi Komunikasi
PSIKOLOGI Komunikasi sangat vital dalam menumbuh-
KOMUNIKASI, kembangkan kepribadian manusia. Berbicara tentang
TEORI, DAN
komunikasi tidak akan pernah lepas dari perilaku serta
RUANG LINGKUP
pengalaman kesadaran manusia. Dalam psikologi
komunikasi dipandang sebagai perilaku, baik bersifat
manusiawi, menarik, dan banyak melibatkan orang di
berbagai situasi. Psikologi secara tajam mengupas diri kita
sebagai pelaku komunikasi dan komponen komunikasi
lainnya.
Dari keduanya melahirkan psikologi komunikasi yang
berusaha untuk memahami, menjelaskan, dan memprediksi
bagaimana pikiran, perasaan, dan tindakan manusia
dipengaruhi oleh manusia lainnya.
Interaksi sosial dapat terjadi karena adanya kontak
dan komunikasi. Dapat dikatakan bahwa komunikasi
adalah peristiwa sosial yang akan menuntun kita pada
pendekatan psikologi sosial. Psikologi komunikasi adalah
bagian dari psikologi sosial. Dengan demikian,
pendekatan psikologi sosial adalah juga pendekatan
psikologi komunikasi.

B. Teori Psikologi Komunikasi

Psikologi telah lama menelaah efek media massa


pada perilaku komunikan. Sistem komunikasi massa
mempunyai karakteristik psikologis yang khas. Hal ini
terlihat dalam pengendalian arus informasi. Adanya
umpan balik, stimulasi alat indera, dan proporsi unsur isi
dengan hubungan.
Berikut beberapa teori komunikasi yang mencoba untuk
melihat efek komunikasi terhadap bertambahnya
pengetahuan dan mempengaruhi sikap khalayak.

1. Teori Kultivasi
Teori ini dicetuskan oleh George Gerbner, yang
mengasumsikan bahwa media massa khususnya televisi
merupakan media yang paling ampuh untuk menanamkan
ideologi kepada khalayak. Teori kultivasi adalah teori yang
bermedia untuk melakukan analisa terhadap akibat yang
ditimbulkan dari penanaman ideology tersebut.
Dalam mengembangkan konsepnya Gerbner
memakai “meantraming” atau mengikuti arus. Hal ini
dimaksudkan sebagai kesamaan di antara pemirsa berat
pada berbagai kelompok demografis dan perbedaan dari
kesamaan ini pada pemirsa ringan.

2. Teori Agenda Setting


Teori ini dikembangkan oleh Maxwell E. Comb
dan Donald E. Shaw. Agenda setting adalah efek media
massa terhadap pengetahuan. Menurut pendekatan ini,
media massa memiliki pengaruh terhadap apa yang
dipikirkan orang, kemudian disimpulkan bahwa media
massa memilih informasi yang diinginkan serta dianggap
penting untuk mempengaruhi khalayakj tentang informasi.
Tujuannya adalah pembentukan persepsi oleh khalayak
berdasarkan informasi yang diterima tentang suatu
peristiwa.

3. Teori Peluru
Pencetus teori ini Melvin De Fleur. Dimana
menurut teori ini, media menyajikan stimuli perkasa yang
secara seragam diperhatikan oleh massa, dan
mengasumsikan bahwa massa tidak memiliki kekuatan
dalam menghadapi stimuli yang dikirim oleh media massa.
Teori peluru atau model jarum hipodermik, ini
menganalogikan pesan komunikasi seperti obat yang
disuntikkan dengan jarum ke bawah kulit pasien. Teori ini
menunjukkan kekuatan media massa untuk mengarahkn
dan membentuk perilaku khalayak dimana faktor
lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui
proses pelaziman klasik, operasi, atau imitasi. Khalayak
dianggap sebagai kepala kosong yang siap menampung
pesan komunikasi yang dicurahkan kepadanya.

4. Teori Kegunaan dan Kepuasan


Pendekatan teori ini diungkapkan oleh Elibu Katz.
Pendekatan ini berpandangan bahwa khalayak sebagai
komunikan berpartisipasi aktif sebagai bagian dari sistem
komunikasi massa. Partisipasi aktif dimaksudkan dalam
menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya.
Dengan demikian, efek media massa diasrtikan sebagai
situasi ketika kebutuhan tersebut terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai