Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI

“Pendekatan Neurobiologi dan Pendekatan Psikoanalisis dalam Psikologi


Komunikasi”

OLEH:
KELOMPOK 1 A

1. WA ODE MIFTAHUL JANNAH (D1E120013)


2. HELSA PATIUMALA (D1E120005)
3. DIFA CAHYANI RAHIM (D1E120003)
4. DESSRI NATALIA PUTRI (D1E120007)
5. NENGAH WIRASTA (D1E120009)

JURUSAN/PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini berjudul "Pendekatan Neurobiologi dan Pendekatan Psikoanalisis dalam
Psikologi Komunikasi". Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok
pada mata kuliah “Psikologi Komunikasi” yang diampuh oleh Ibu Sukmawati
Abdullah, S.P., M.Si.
Dalam makalah ini kami membahas terkait pendekatan-pendekatan dalam
psikologi komunikasi, terkhusus pada pengertian, ciri dan contoh pendekatan
neurobiologi dan pendekatan psikoanalisis.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi dan pemahaman
yang bermanfaat bagi pembaca mengenai arti dari pendekatan neurobilogi dan
psikoanalisis dalam psikologi komunikasi. Kami menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan dalam makalah ini, olehnya itu kami sangat mengharapkan masukan
dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bahan referensi yang berguna.

Kendari,4 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
2.1 Pendekatan Psikologi ...................................................................... 3
2.2 Pendekatan Neurobiologis dan Contohnya ..................................... 4
2.3 Pendekatan Psikoanalisis dan Contohnya ....................................... 6
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 8
3.2 Saran .................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah mahluk sosial yaitu mahluk yang tidak dapat hidup sendiri
tanpa bantuan orang lain, manusia dalam hidupnya tidak dapat lepas tanpa
berinteraksi dengan orang lain, dan manusiapun selalu hidup bermasyarakat atau
berorganisasi mulai dari ruang lingkup yang kecil maupun ruang lingkup yang
besar. Sebagai mahkluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan
manusia lainnya. Ia ingin mengetahui keadaan lingkungan sekitarnya, bahkan ia
ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya, dan rasa ingin tahu inilah yang
memaksakan manusia perlu berkomunikasi.
Komunikasi tidak dapat dipisahkan dalam hidup orang banyak dan bahkan
mempunyai makna tersendiri bagi setiap orang. Memahami makna komunikasi
seseorang menjadi sebuah hal yang mutlak dilakukan untuk mencapai komunikasi
yang efektif merupakan bagian dari psikologi komunikasi. Komunikasi antar
manusia begitu menarik perhatian psikologi menjadikan Komunikasi adalah
bagian penting dalam pertumbuhan karakter atau pribadi seseorang dan berkaitan
dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia. Batasan pemahaman makna
yang dimiliki oleh psikologi komunikasi meliputi organisme atau sistem, simbol
di antara tempat, gelombang suara dan segala penyampaian energi.
Ilmu Psikologi secara spesifik tertarik pada komunikasi di antara individu,
yaitu bagaimana pesan atau informasi dari seorang individu menjadi stimulus,
disampaikan yang kemudian menimbulkan respons pada individu lainnya.
Komunikasi boleh ditujukan untuk memberikan informasi, menghibur, atau
memengaruhi. Persuasif sendiri dapat didefinisikan sebagai proses memengaruhi
dan mengendalikan perilaku orang lain melalui pendekatan psikologis.
Psikologi melihat komunikasi dimulai dengan masuknya stimulus pada
organ- organ pengindraan kita yang berupa data-data mentah yang kemudian
direspons secara psikis oleh otak kita. Psikologi komunikasi juga melihat
bagaimana respons yang terjadi pada masa lalu dapat meramalkan respons yang

1
akan datang. Bila individu-individu berinteraksi dan saling memengaruhi maka
terjadilah 1) proses belajar yang meliputi aspek kognitif dan afektif (aspek
berpikir dan aspek merasa), 2) proses penyimpulan dan penerimaan lambang-
lambang (komunikasi) dan 3) mekanisme penyesuaian diri seperti sosialisasi,
permainan peranan, identifikasi, proyeksi, agresi, dan sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pendekatan psikologi komunikasi?
2. Apakah pengertian dari Pendekatan Neurobiologis dalam psikologi
komunikasi dan contohnya?
3. Apakah pengertian dari Pendekatan Psikoanalisis dalam psikologi
komunikasi dan contohnya?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui terkait pendekatan psikologi komunikasi
2. Untuk mengetahui pengertian dari Pendekatan Neurobiologis dalam
psikologi komunikasi dan contohnya
3. Untuk mengetahui pengertian dari Pendekatan Psikoanalisis dalam
psikologi komunikasi dan contohnya

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pendekatan Psikologi Komunikasi


Psikologi memandang komunikasi dengan makna yang lebih luas yang
meliputi penyampaian energi alat indera ke otak, proses saling pengaruh di antara
berbagai sistem organisme dan diantara organisme. Oleh karena itu
bila komunikasi didefinisikan melalui pendekatan/prespektif psikologi akan
didapatkan pengertian sebagai berikut :“ the process by which an individual
transmitt the stimuli to modify the behavior of other individual” (Hovland &
Janis) atau dapat diartikan psikologi adalah proses individu menyampaikan
stimulus untuk merubah/mempengaruhi perilaku individu lain.
Menurut Aubrey Fisher ada empat pendekatan psikologi pada komunikasi
yang meliputi 4 tahapan yaitu :
a. Penerimaan stimuli secara inderawi (sensory reception of stimuli)
b. Proses yang mengantarai stimuli dan respon (internal mediation of stimuli)
c. Prediksi respon (predictions of respon)
d. Peneguhan respon (reinforcement of response)
Psikologi melihat komunikasi dari dikenainya indera manusia oleh stimuli
(berbentuk pesan, suara, warna dsb). Stimuli tersebut diolah dalam jiwa yang
tidak terlihat (tangeable). Kesimpulan dari proses dalam jiwa tersebut terdapat
dalam respon yang tampak. Respon pada masa lalu dapat digunakan untuk
meramal respon masa datang. Jika respon terjadi secara berulang dan sama maka
ini yang disebut sebagai peneguhan.
Sedangkan menurut Barlund yang dimaksud dengan komunikasi dalam
konteks psikologi adalah “Perbuatan dan kesadaran manusia sebagai respon
motor-motor urat syaraf yang dapat memperoleh dan mengubah suatu stimulus”.
Pendekatan psikologi terhadap komunikasi terdiri dari 3 asumsi yang meliputi :
1. Asumsi pertama : subjektivitas manusia berada secara bebas dalam bidang
stimulus yang mereka terima maupun yang mereka hasilkan. Titik berat
asumsi ini menekankan bahwa perilaku manusia dalam

3
berkomunikasi merupakan hasil dari penerimaan suatu stimulus. Teori ini
menekankan pada rumusan sederhana S – R (stimulus respon )
2. Asumi yang kedua bahwa setiap orang dapat memodifikasi setiap stimulus
yang diterimanya. Perilaku manusia dalam komunikasi semula dilukiskan
sebagai sesuatu yang sederhana S – R, namun respon sesungguhnya juga
dimodifikasi oleh organisme ( O ) yang bersifat aktif mengolah stimulus
yang datang. Rumusan asumsi disini adalah S – O – R
3. Asumsi ke tiga bahwa persepsi yang datang bersama stimulus diterima
secara selektif karena organisme membuat pilihan terhadap apa yang perlu
direspon akibat pilihannya terhadap stimulus yang dipersepsi. Ini terjadi
karena manusia sadar akan perbedaan konsekuensi yang
diterimamnya apabila memberikan respon yang berbeda-beda pula.
Penekanan pada asumsi ke tiga di sini adalah berorientasi pada S – O – R
– C (consequence)

2.2 Pendekatan Neurobiologi dan Contohnya


Pada dasarnya semua kejadian psikologi dikemudikan dengan cara-cara
tertentu oleh kegiatan otak dan sistem jaringan saraf yang berkaitan dengan sistem
tubuh yang lain. Salah satu pendekatan studi mengenai manusia adalah usaha
menghubungkan tindakan dengan kejadian yang berlangsung di dalam tubuh
terutama dalam otak dan susunan saraf. Pendekatan ini mencoba menjelaskan
hubungan antara perilaku yang dapat diamati dan kejadian-kejadian mental(seperti
pikiran dan emosi) menjadi proses biologis, yang selanjutnya dikenal dengan
pendekatan neurobiologis.
Pendekatan Neurobiologis berupaya mengaitkan perilaku yang terlihat
dengan impuls listrik dan kimia yang terjadi di dalam tubuh serta menentukan
proses neurobiologi yang mendasari perilaku dan proses mental, karena pada
dasarnya tingkah laku manusia dikendalikan oleh aktivitas otak dan sistem syaraf.
Perspektif neurobiologis didasari oleh pengaruh fungsi otak pada inteligensi.
Berdasarkan letak dan fungsinya otak dapat dipisah menjadi dua yaitu otak kiri
dan otak kanan (Gardner dkk, 1996). Otak kiri lebih dominan untuk sinyal bahasa,

4
terutama pada area Broca dan Wernicke, sedangkan otak kanan lebih dominan
untuk musik dan suara lain yang bersifat non verbal.
Pendekatan neurobiologis juga merupakan pendekatan yang menjelaskan
hubungan perilaku dengan psikologi manusia. Pandangan bahwa faktor biologis
memainkan peran penting dalam perilaku sosial datang dari psikologi evoluisioner
yang menyatakan bahwa manusia, seperti makhluk lainnya di planet Bumi ini,
telah mengalami proses evolusi biologis selama sejarah keberadaannya. Hasil dari
proses ini adalah kita sekarang memiliki sejumlah besar mekanisme psikologis
yang merupakan hasil evolusi yang membantu kita untuk tetap hidup atau
mempertahankan keberadaan kita.
Penemuan-penemuan penelitian telah menunjukan bahwa ada hubungan
yang erat antara aktivitas otak dengan perilaku dan pengalaman. Misalnya reaksi
emosi seperti takut dan marah pada hewan dan manusia dapat dirangsang dengan
aliran listrik lemah di daerah tertentu yang jauh dibagian dalam otak. Rangsangan
listrik pada daerah tertentu yang lain didalam otak manusia dapat menimbulkan
rasa senang atau sakit bahkan dapat menimbulkan ingatan jelas pada kejadian
masa lalu. Dari berbagai penelitian dikatakan, tindakan manusia yang paling rumit
pada akhirnya mempunyai kemungkinan untuk diperinci dan diteliti dasar
mekanisme neurobiologisnya.
Teori neurobiologis yang lengkap cakupannya sekarang baru merupakan
harapan. Oleh karena rumitnya otak dan kenyataan bahwa otak manusia hidup,
jarang dapat dipkai unttuk penelitian., lowongan-lowongan mengenai fungsi
syarat banyak yang belum teris. Konsep psikologi mengenai manusia yang hanya
berdasarkan neurobiologi kurang memadai untuk menjelaskan perilaku manusia.
Beberapa contoh dari pendekatan neurobiologi ini yaitu diantaranya
terdapat pada penelitian, dimana seorang lelaki berusia 30 tahun yang
membutuhkan operasi setelah menderita auerisma otak. Dia dan istrinya
menjelaskan bagaimana, sebelum cedera, dia cepat tersinggung, marah dan
biasanya muram. Namun pasca cedera, sebaliknya, dia tertwa dan bercanda serta
lebih pasif dan santai.

5
Contoh lain apabila Ketika kita merasa gugup atau cemas, tubuh akan
otomatis mengaktifkan respons flight of fight yang disebut juga "bertarung atau
berlari". Resspons ini menyebabkan berbagai reaksi pada tubuh kita, salah satunya
yang menyebabkan telapak tangan menjadi dingin.Ini disebabkan karena adanya
respons bernama hiperventilasi. Hiperventilasi adalah saat kita mengembuskan
karbon dioksida terlalu cepat dari dalam tubuh kita. Selain itu contohnya yaitu
seseorang yang mengalami penyakit mental berupa Skizorfenia. Skizorfenia
memiliki arti penyakit dengan gejala pikiran terbagi atau terpecah. Seseorang
yang mengalami penyakit ini biasanya akan sering menafsirkan realitas dengan
abnormal, sering mengalami halusinasi khayalan, ketakutan berlebihan dan
gangguan pada pemikiran dan perilaku Penyebab pasti dari penyakit tersebut
belum diketahui, namun beberapa peneliti percaya bahwa penyakit ini dapat
terjadi akibat unsur kimia pada otak bermasalah.
Berdasarkan contoh kasus tersebut, maka dapat dikatakan bahwa segala
perilaku atau tindakan yang kita lakukan, merujuk pada pendekatan neurobiologis
bahwa hal tersebut terjadi karena proses kerja atau respon organ biologis yang ada
dalam tubuh.
2.3 Pendekatan Psikoanalisis dan Contohnya
Psikoanalisa sendiri dicetuskan Freud karena banyak pasiennya yang
mengalami kelumpuhan pada tubuh karena faktorpsikis. Awal mulanya terapi
yang dijalankan Freud itu berupa Hypnosis, tetapi banyak pasien yang sulit untuk
diHipnosys maka dia membuat asosiasi bebas yaitu pasien. Yang menjadi
anggapan dasar freud adalah bahwa perilaku manusia ditentukan oleh insting
bawaan yang sebagian besar tidak disadari. Proses ketidak sadaran ini menurut
freud adalah proses terpengaruhnya perilaku oleh pikiran, ketakutan atau
keinginan-keinginan yang tidak didasari oleh orangnya. Hal terpenting dari
pendekatan psikoanalisis adalah bahwa tindakan manusia mempunyai sebab.
Namun, penyebabnya seringkali berupa motif-motif yang tidak disadari, bukan
alasan rasional yang diberikan oleh seseorang terhadap perilakunya. Dalam
pandangan psikoanalis, kepribadian manusia merupakan interaksi antarai d,ego,
superego. Ketiganya adalah nama bagi proses dan bukan sebagai agen yang

6
terpisah dalam mengoperasikan kepribadian, tetapi merupakan fungsi-fungsi
kepribadian sebagai keseluruhan Komponen biologis, tempat bersemayamnya
naluri, buta, menuntut, dan mendesak.
Id adalah satu satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir,
aspek kepribadiannya sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif. Id
didorong oleh prinsip kesenangan yang berusaha untuk memenuhi semua
keinginan dan kebutuhan, apabila tidak terpenuhi maka akan timbul kecemasan
dan ketegangan.
Ego adalah tempat bersemayamnya inteligensi dan rasionalitas yang
mengawasi impuls-impuls buta dari Id. Menurut Freud, ego berkembang dari id
dan memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat
diterima di dunia nyata. Dengan kata lain fungsi ego adalah menyaring dorongan-
dorongan yang ingin dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan.
Superego adalah suatu gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral
masyarakat yang ditanam oleh adat-istiadat, agama, orangtua, dan lingkungan.
Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian, baik yang benar atau
yang salah.
Contohnya yaitu Id melahirkan keinginan kita untuk memiliki rumah
mewah, mobil mewah, pasangan cantik jelita dan ganteng, dan atribut-atribut
kemewahanlainnya. Oleh karena posisi memungkinkan, keinginan itu tidak
diwujudkandengan korupsi. Namun dorongan korupsi menjadi kuat karena
banyak orang yang melakukannya. Ego melihat realitas ini dan memberi
kemungkinan kepada id untuk merealisasikankeinginannya. Namun super ego
memperingatkan bahwakorupsi tidak boleh dilakukan. Oleh karena nilai sosial
dan kultural masih dipegang seperti itu, Ego pun menjadi bingung dan frustasi.
boleh atau tidakkah korupsi dilakukan? Biasanya Ego akan melakukan distorsi
realitas, misalnya berfikir, si A yang terkenal idealis itu pun akhirnya korupsi
juga.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Psikologi memandang komunikasi dengan makna yang lebih luas yang
meliputi penyampaian energi alat indera ke otak, proses saling pengaruh di antara
berbagai sistem organisme dan diantara organisme. Psikologi melihat komunikasi
dari dikenainya indera manusia oleh stimuli (berbentuk pesan, suara, warna dsb).
Stimuli tersebut diolah dalam jiwa yang tidak terlihat (tangeable).
Pendekatan Neurobiologis berupaya mengaitkan perilaku yang terlihat
dengan impuls listrik dan kimia yang terjadi di dalam tubuh serta menentukan
proses neurobiologi yang mendasari perilaku dan proses mental, karena pada
dasarnya tingkah laku manusia dikendalikan oleh aktivitas otak dan sistem syaraf.
Pendekatan psikoanalisis adalah bahwa tindakan manusia mempunyai
sebab. Namun, penyebabnya seringkali berupa motif-motif yang tidak disadari,
bukan alasan rasional yang diberikan oleh seseorang terhadap perilakunya. Dalam
pandangan psikoanalis, kepribadian manusia merupakan interaksi antarai d,ego,
superego.
3.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan kepada pembaca agar memberikan masukan
dan kritikan yang membangun terkait penulisan makalah ini, demi perbaikan dan
kesempurnaan makalah.

8
DAFTAR PUSTAKA

Arista, dkk (2018). Model Komunikasi. Jakarta: Akademia Permata, 110


Maulana, H., & Gumelar, G. (2013). Psikologi Komunikasi dan Persuasi.
Jakarta: Akademia Permata, 113
Putriana, A, dkk. 2021. Psikologi Komunikasi. Yayasan Kita Menulis:
Medan

Anda mungkin juga menyukai