Anda di halaman 1dari 5

Tugas Mata Kuliah:Psikologi Kominikasi UTS-SMT -IV

Dosen : Hendro Susilo M.I.Kom


Nama : Iwan Hermawan
NIM : A2101385

1. PSIKOLOGI KOMUNIKASI
Psikologi komunikasi secara umum dapat diartikan sebagai adalah cabang ilmu yang
mempelajari tentang karakter, sikap lawan bicara tanpa mengabaikan aspek kejiwaannya.
Psikologi komunikasi dapat pula diartikan sebagai interaksi komunikasi. Dimana komunikasi
akan timbul karena terjadi rangsangan terhadap isi pesan dari komunikator.
Menurut para ahli :
1. George A. Miller
Psikologi komunikasi menurut George A. Miller adalah ilmu yang meramal, mengendalikan
dan menguraikan insiden mental seseorang. Termasuk mengetahui kebiasaan seseorang
dalam komunikasi.
2. Gita Sekar Prihanti
Sementara Gita Sekar Prihanti dalam bukunya berjudul EMpati dan Komunikasi,
mengartikan psikologi komunikasi sebagai rangkaian proses untuk mengetahui informasi
terkait oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktor lingkungan psikologis yang mampu
mempengaruhi sikap seseorang, dan mampu juga menghambat sikap seseorang.
Gita juga berpendapat, jika psikologi komunikasi juga dapat dijadikan untuk mengenali dan
mengetahui karakter dan sikap komunikan tanpa mengabaikan aspek kejiwaannya.
3. Kurt Lewin, Paul Lazarzfild dan Carl I Hovland
Ketiga tokoh ini adalah bapak komunikasi yang memiliki ketertarikan di bidang psikologi.
Menurut mereka, psikologi komunikasi merupakan bagian paling penting untuk mengetahui
pertumbuhan kepribadian manusia. Jadi, psikologi komunikasi memiliki cakupan yang
sangat luas, karena bisa menjangkau hingga gelombang suara, sistem, energi, dan
organisme yang memiliki pengaruh secara khusus bagi pasien dalam psikoterapi.
4. Prof. Nina W. Syam
Berbeda dengan pandangan Prof. Nina W. Syam yang mengartikan psikologi komunikasi
adalah unsur terpenting untuk mengetahui gejala kejiwaan yang ada pada aliran psikologi.
Psikologi komunikasi dapat pula dimanfaatkan untuk menganalisis proses komunikasi
interpersonal.

Apa yang dimaksud dengan komunikasi yang efektif?


Maksud dari komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil mencapai
kesepahaman antara pengirim dan penerima pesan.
Menurut Tommy Suprapto dalam buku Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi
(2009),
komunikasi dikatakan efektif apabila komunikan menerima pesan, makna, atau maksud,
sebagaimana yang dikehendaki oleh pengirim pesan.
Wilbur Schramm menyebutkan komunikasi sebagai suatu proses berbagi atau sharing
process. Hal ini bisa dimaknai bahwa komunikasi merupakan upaya menumbuhkan
kebersamaan (commonness) dengan lawan bicaranya.
Komunikasi efektif bisa diketahui secara verbal, maupun nonverbal. Verbal berarti
komunikasi efektif bisa dilihat dari penyampaian dan penerimaan pesan. Sedangkan
nonverbal bisa dilihat dari gerak-gerik tubuh serta raut wajahnya.
Berikut contohnya:
Kesepahaman tentang peraturan organisasi
Dalam organisasi, komunikasi bisa dikatakan efektif apabila tiap anggota organisasi
memahami peraturan yang ada. Misalnya anggota organisasi menaati dan menjalankan
peraturan.
Mahasiswa memahami penjelasan dosen
Dalam pembelajaran, komunikasi bisa dikatakan efektif jika mahasiswa memahami dan
mengerti penjelasan dosen. Misalnya penjelasan tentang materi dan tugas perkuliahan.
Menanggapi dengan baik orang yang sedang berbicara
Salah satu ciri komunikasi yang efektif adalah menjadi pendengar yang baik, termasuk
memberi tanggapan atau respon terkait pesan atau informasi yang dikirimkan.
Berbicara dengan menggunakan bahasa yang sopan Komunikasi efektif dapat terwujud
ketika kedua belah pihak berbicara menggunakan bahasa yang sopan dan sesuai dengan
norma yang berlaku.
2. PERSEPSI
Persepsi dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah tanggapan (penerimaan)
langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca
inderanya.
Apa yang dimaksud dengan persepsi dalam psikologi?
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh
dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan, Persepsi dapat diartikan
memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli).
Pengertian Persepsi
Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari bahasa Latin
perception yang artinya menerima atau mengambil. Persepsi adalah pengalaman tentang
suatu peristiwa yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Persepsi yakni pemberian makna pada penginderaan kita.
Dalam buku Psikologi Umum karya Sumanto tertulis persepsi adalah proses pemahaman
atau pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus diperoleh dari
respon terhadap objek, peristiwa, atau hubungan.
Sementara menurut Abdul Rahman Saleh melalui bukunya yang bertajuk Psikologi: Suatu
Pengantar dalam Perspektif Islam, istilah persepsi biasanya digunakan untuk
mengungkapkan tentang pengalaman terhadap suatu benda ataupun suatu kejadian yang
dialami.
Dari istilah-istilah tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah respon atau
proses yang menggabungkan data dari panca indera kita.
Jenis Persepsi
Deddy Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi membagi persepsi menjadi dua, yaitu persepsi
terhadap objek dan persepsi terhadap sosial. Tentunya persepsi terhadap manusia lebih
sulit dan kompleks, karena manusia bersifat dinamis dengan segala perbedaan karakternya.
1. Persepsi Objek
Persepsi objek sesuai namanya akan merespon melalui lambang-lambang fisik yang tak
bergerak dan menanggapi sesuatu dari luar diri. Faktor yang mempengaruhi persepsi objek
adalah:
Latar belakang pengalaman
Latar belakang budaya
Latar belakang psikologis
Latar belakang nilai, keyakinan, dan harapan
Kondisi faktual alat-alat panca indra
2. Persepsi Sosial
Persepsi sosial akan merespon melalui lambang-lambang verbal dan nonverbal. Persepsi ini
lebih efektif penyampaiannya, namun melibatkan banyak hal seperti perasaan, motif,
harapandan sebagainya.
Persepsi manusia atau sosial adalah proses menangkap arti kejadian-kejadian yang kita
alami di lingkungan kita. Setiap orang memiliki gambaran berbeda-beda mengenai realitas di
sekelilingnya.

Ada beberapa prinsip penting mengenai persepsi sosial yaitu:


1. Persepsi Berdasarkan Pengalaman
Merupakan persepsi manusia terhadap seseorang, objek, atau kejadian dan reaksi mereka
terhadap hal-hal itu berdasarkan pengalaman masa lalu.
2. Persepsi Bersifat Selektif
Setiap manusia sering mendapatkan rangsangan indrawi. Atensi kita pada suatu rangsangan
merupakan faktor utama yang menentukan sifat selektif atas rangsangan tersebut.
3. Persepsi Bersifat Dugaan
Terjadi karena data yang kita peroleh tidak lengkap sehingga proses persepsi yang bersifat
dugaan ini memiliki suatu sudut pandang.
4. Persepsi Bersifat Evaluatif
Kebanyakan dari kita mengatakan bahwa apa yang kita persepsikan itu adalah suatu yang
nyata, tapi sejatinya kita mungkin masih meragukan persepsi tersebut sehingga masih perlu
dievaluasi.
5. Persepsi Bersifat Kontekstual
Maksudnya bahwa dari semua pengaruh dalam persepsi kita, konteks merupakan salah satu
pengaruh yang paling kuat. Ketika kita melihat seseorang, konteks rangsangan sangat
mempengaruhi persepsi kita.
Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Dalam proses persepsi, banyak rangsangan yang masuk ke panca indra namun tidak semua
rangsangan tersebut memiliki respon yang sama. Menurut Rhenald Kasali dalam buku
Manajemen Public Relation dan Aplikasinya di Indonesia, persepsi ditentukan oleh faktor
berikut:
a. Latar Belakang Budaya
Persepsi itu terkait oleh budaya. Bagaimana kita memaknai suatu pesan, objek, atau
lingkungan bergantung pada sistem nilai yang kita anut. Semakin besar perbedaan budaya
antara dua orang semakin besar pula perbedaan persepsinya.
b. Pengalaman Masa Lalu
Setiap individu umumnya pernah memiliki suatu pengalaman tertentu atas objek yang
dibicarakan. Makin intensif hubungan antara objek tersebut dengan audiens, maka semakin
banyak pengalaman yang dimiliki. Pengalaman masa lalu ini juga bisa diperkuat oleh
informasi lain seperti berita dan kejadian yang melanda objek.
c. Nilai yang Dianut
Setiap individu memiliki nilai yang dianut, mencakup kepercayaan dan kepuasan. Nilai ini
berkaitan erat dengan normatif yang bersumber dari lingkungan.
Proses Terjadinya Persepsi
Ada beberapa tahapan dalam proses terjadinya persepsi pada individu, yaitu obyek
menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Berikut tahapan-
tahapan dalam proses terjadinya persepsi:
a. Proses Fisik atau Kealaman
Tanggapan tersebut dimulai dengan objek yang menimbulkan stimulus dan akhirnya
stimulus itu mengenai alat indra atau reseptor.
b. Proses Fisiologis
Stimulus diterima oleh alat indera kemudian dilanjutkan oleh saraf sensorik ke otak.
c. Proses Psikologis
Proses yang terjadi dalam otak sehingga individu dapat menyadari apa yang dilihat dan
didengar, sebagai suatu respon dari stimulus yang diterima.
Contoh Persepsi
Contoh Persepsi Objek:
Terdapat obyek kulit pisang yang tergeletak di lantai.
Persepsinya:
Orang pertama hanya menyepelekan dan sekedar melihat itu sebagai sampah kulit pisang
Orang kedua mulai menyadari ada bahaya, sehingga memutuskan untuk membuangnya
Terdapat objek botol plastik bekas di pojok ruangan.
Persepsinya:
Orang pertama merasa botol tersebut adalah sampah sehingga membuangnya.
Orang kedua merasa botol tersebut bisa dimanfaatkan menjadi pot tanaman sehingga
membawanya pulang.
Contoh Persepsi Sosial:
Orang Barat mandi di bak mandi milik orang Jawa, karena biasanya mandi dengan shower
atau bathtub, bukan dengan gayung.
Orang Barat tidak mengenal maaf-maafan pada hari Raya Idul Fitri.

Anda mungkin juga menyukai