Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 4

PSIKOLOGI SOSIAL

“KONSEP PERSEPSI SOSIAL”

DOSEN PEMBINA

Prof. Dr. Firman, M,S,. Kons.

OLEH :

Yunia Ritika (21006102)

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
A. Pengertian Persepsi Sosial

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan, yaitu proses diterimanya
stimulus oleh individu melalui alat indra atau bisa disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak
berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya disebut proses
persepsi. Proses tersebut mencakup pengindraan setelah informasi diterima oleh alat indra, informasi
tersebut diolah dan diinterpretasikan menjadi sebuah persepsi yang sempurna.

Persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-
organ bantunya yang kemudian masuk ke dalam otak. Didalamnya terjadi proses berpikir yang pada
akhirnya terwujud dalam sebuah pemahaman. Pemahaman ini yang kurang lebih disebut persepsi.
Menurut stephen P. Robbins (2005) berpendapat bahwa persepsi adalah A process by which individuals
organize and interpret their sensory impressions in order to give meaning to the irenvironment, Persepsi
sebagai suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikandan menafsirkan atau
menginterpretasikan kesan-kesan indera mereka agar memberikanmakna bagi lingkungan mereka.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan, penerimaan langsung dari
suatu serapan, atau merupakan proses seseoarang mengetahui beberapa hal melalui panca indranya.
Sedangkan menurut Matsumoto (2008) persepsi adalah tindakan menyusun informasi dari organ-organ
sensorik menjadi suatu keseluruhan yang bisa kita pahami. Apabila yang dipersepsikan keberadaan
orang lain sebagai objek persepsi disebut dengan persepsi sosial.

Persepsi sosial menurut Baron & Byrne (2004) suatu proses lebih tepatnya proses-proses yang
digunakan untuk mencoba memahami orang lain. Pendapat lain yaitu oleh Robbins (dalam Hanurawan,
2010) bahwa persepsi sosial merupakan sebuah proses yang berasal dari dalam diri seseorang yang
menunujukkan organisasi dan interpretasi terhadap kesan kesan indrawi, dalam usaha untuk
memberikan sebuah makna terhadap orang lain yang menjadi sebagai objek persepsi. Persepsi juga
dipahami pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diindera seseorang sehingga
merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu (Walgito,
2010).

Sarwono (2002) juga menjelaskan bahwa individu dapat mempunyai persepsi sosial yang sama
dan juga ada kemungkinan mempunyai persepsi sosial yang berbeda tentang stimulus yang ada di
lingkungannya. Hal ini disebabkan antara lain oleh pengaruh sosial budaya dari lingkungan individu,
objek yang dipersepsi, motif individu, dan kepribadian individu. Lebih jauh, sarwono (2002)
menambahkan bahwa persepsi sosial juga sangat tergantung pada komunikasi. Artinya, bagaimana
komunikasi yang terjadi antara satu individu dengan individu lainnya akan mempengaruhi persepsi di
antara keduanya.

Persepsi sosial juga dianggap sebagai bagian dari kognisi sosial yaitu pembentukan kesan-kesan
tentang karakteristik-karakteristik orang lain. Kesan yang diperoleh tentang orang lain tersebut biasanya
didasarkan pada tiga dimensi persepsi, yaitu:
1) Dimensi evaluasi yaitu penilaian untuk memutuskan sifat baik buruk, disukai-tidak disukai,
positif-negatif pada orang lain.

2) Dimensi potensi yaitu kualitas dari orang sebagai stimulus yang diamati (kuat-lemah, sering-
jarang, jelas-tidak jelas).

3) Dimensi aktivitas yaitu sifat aktif atau pasifnya orang sebagai stimulus yang diamati.

Maka dalam persepsi sosial tercakup tiga hal yang saling berkaitan, yaitu:

1) Aksi orang lain, yaitu tindakan individu yang berdasarkan pemahaman tentang orang lain
yang dinamis, aktif dan independen.

2) Reaksi orang lain, merupakan aksi individu menghasilkan reaksi dari individu, karena aksi
individu dan orang lain tidak terpisah. Pemahaman individu dan cara pendekatannya terhadap orang
lain mempengaruhi perilaku orang lain itu sehingga timbul reaksi.

3) Interaksi dengan orang lain, yaitu reaksi dari orang lain mempengaruhi reaksi balik yang akan
muncul.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Sosial

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi bisa terletak dalam diri pembentuk persepsi, dalam
diri objek atau target yang di artikan, atau dalam konteks situasi dimana persepsi tersebut dibuat. David
Krech dan Richard S. 4 Crutchfield (1977) menyebutnya sebagai faktor fungsional, faktor situasional,
faktor struktural, dan faktor personal.

1. Faktor Fungsional
Faktor fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal. Misalnya kebutuhan individu, usia,
pengalaman masa lalu, kepribadian, jenis kelamin, dan hal-hal lain yang bersifat subjektif. Faktor-
faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi ini lazim disebut sebagai kerangka rujukan, sedang
di dalam kegiatan komunikasi, kerangka rujukan mempengaruhi bagaimana orang memberikan
makna pada pesan yang diterimanya.

2. Faktor Personal
Faktor personal yang mempengaruhi persepsi orang terhadap kita atau sebaliknya adalah
pengalaman dan konsep diri. Beberapa faktor personal terdiri atas pengalaman, motivasi, dan
kepribadian.

3. Faktor Situasional
Pengaruh situasional dapat dijelaskan dari eksperimen Solomon E. Asch dalam psikologi komunikasi
karangan Jalaludin Rakhmat, menerangkan bahwa kata yangdisebutkan pertama akan mengarahkan
penilaian selanjutnya, atau bagaiman kata sifat mempengaruhi penilaian terhadap seseorang.
Sebagai contoh, bila seseorang digambarkan sebagai seorang yang cerdas dan rajin maka kesan
yang muncul dalam benak kita adalah orang tersebut pasti seorang kutu buku. Petunjuk proksemik,
petunjuk kinesik, petunjuk wajah, petunjuk paralinguistik adalah beberapa dari faktor situasional
yang mempengaruhi persepsi.

4. Faktor Struktural
Faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimulus fisik dan efek-efek saraf yang
ditimbulkannya pada sistem saraf. individuFaktor struktural adalah faktor di luar individu, misalnya
lingkungan, budaya, dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang dalam
mempersepsikan sesuatu.

Menurut Toha (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut:

➢ Faktor internal: perasaan, sikap dan karakteristik individu, prasangka, keinginan atau harapan,
perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan
motivasi.

➢ Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan
sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak
asingan suatu objek.

Faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu:

1. Faktor Internal

➢ Usia Usia adalah umur individu yang dihitung mulai saat dilahirkan sampai ulang tahun. Semakin
cukup umur, kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja.
(Nursalam, 2009).

➢ Pendidikan Menurut Notoadmojo (2007) menjelaskan bahwa orang yang mempunyai pendidikan
tinggi biasanya akan memberikan tanggapan yang lebih rasional dibandingkan dengan orang yang
berpendidikan rendah.

➢ Pekerjaan Dengan bekerja seseorang dapat berbuat sesuatu yang bermanfaat, memperoleh
pengetahuan yang baik tentang sesuatu hal sehingga lebih mengerti dan akhirnya mempersepsikan
sesuatu itu positif (Notoatmojo, 2010).

➢ Jenis kelamin Perempuan lebih banyak melihat penampilan secara detail, sementara lakilaki
kurang memperhatikan itu, laki-laki kurang memperhatikan dan tidak terlalu memikirkan sesuatu
apabila tidak merugikannya, sedangkan perempuan memperhatikan hal- hal kecil (Nursalam, 2009).
2. Faktor Eksternal

➢ Lingkungan Persepsi kita tentang sejauh mana lingkungan memuaskan atau mengecewakan kita,
akan mempengaruhi perilaku kita dalam lingkungan itu (Rachmat, 2010).

➢ Informasi Semakin banyak informasi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang dan hal
tersebut menimbulkan kesadaran yang akhirnya mempengaruhi perilaku sesuai dengan
pengetahuan yang dimiliki (Notoatmojo, 2010).

➢ Pengalaman Pengalaman mempengaruhi kecermatan persepsi. Pengalaman tidak selalu dengan


proses belajar formal. Pengalaman dapat bertambah melalui rangkaian peristiwa yang pernah
dihadapi (Rachmat, 2010).

C. Implikasi Terhadap Layanan Bk

Persepsi sosial sebagai suatu gambaran penyederhanaan kesimpulan tentang orang lain, terkadang
juga dapat menimbulkan masalah-masalah dengan kesalahan persepsi. Dalam hal ini guru BK perlu
memberikan berbagai layanan bantuan sesuai dengan kebutuhan siswa. Layanan BK yang dapat
digunakan untuk mengembangkan persepsi sosial siswa adalah dengan memberikan pemahaman
berupa hal-hal positif. Karena persepsi dapat menghasilkan pemahaman yang bersifat positif dan
negatif.

Salah satu layanan yang dapat diberikan yaitu layanan konseling individual. Menurut Prayitno (2008:
288) “konseling pribadi merupakan layanan konseling yang diselenggarakan oleh seorang konselor
terhadap seorang klien dalam rangka pengentasan masalah pribadi klien”. Siswa yang memperoleh
layanan pribadi akan memperoleh berbagai bahan informasi tentang beberapa nilai-nilai sosial seperti
nilai baik buruk, nilai kesopanan serta nilai-nilai lain yang ada di dalam kehidupan sosial agar dapat
menyesuaikan diri dengan baik di masyarakat. Melalui layanan bimbingan dan konseling para peserta
didik dibantu mengenal diri dan lingkungannya, serta perencanaan masa depan.

Anda mungkin juga menyukai