KAJIAN TEORITIK
Ada beberapa pengertian persepsi menurut para ahli, yaitu: Persepsi menurut
Pride dan Ferrel dalam Fadila dan Lestari (2013:45), persepsi adalah segala proses
untuk menghasilkan makna. Menurut Boyd, dkk dalam Fadila dan Lestari (2013:45),
persepsi (perception) adalah proses dengan apa seseorang memilih, mengatur dan
adalah dimana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk
tanggapan setelah terjadi proses pengalaman terhadap suatu obyek yang dilakukan
8
9
atau peristiwa. Hal ini membuat persepsi sangat dipengaruhi oleh objek
persepsi terdiri atas: “1) persepsi sensoris, yaitu persepsi yang terjadi tanpa
kemampuan melihat kejadian di tempat lain, jauh dari tempat orang yang
dalam otak manusia dapat melalui dari berbagai kemampuan yang ada.
merupakan proses dalam memakai sesuatu yang diterima memalui kelima indra
informasi. Persepsi atau pendapat setiap orang terhadap suatu hal berbeda-beda
dikarenakan setiap orang memiliki ciri khas mereka tersendiri yang sesuai
dipersepsi, 2) Alat indera dan pusat susunan saraf-saraf serta pusat susunan saraf,
2) alat indera, saraf dan susunan saraf dan 3) perhatian. Sehingga jelas
terlihat bahwa ada 3 faktor yang akan berpengaruh bagi seseorang yakni objek,
seseorang mengosentrasikan diri pada salah satu alat indera kita dan
ditentukan oleh faktor fungsional yaitu berasal dari kebutuhan, pengalaman masa
lalu dan hal-hal yang merupakan personal. (c) Faktor-faktor struktural yang
menentukan persepsi. Faktor struktural yaitu berasal dari sifat stimulasi fisik dan
Hal serupa juga dikemukakan oleh Irham & Wiyani (2013:30) menyatakan
bahwa beberapa syarat yang harus terpenuhi dalam persepsi yang baik ialah: (a)
Stimulus yang diinderakan cukup besar, (b) Alat indera yang digunakan dalam
kondisi baik dan sehat, dan (c) Perhatian manusia terhadap stimulus yang
diberikan.
mempengaruhi persepsi yakni ada faktor internal dan faktor lingkungan. Faktor
internal yaitu apa yang ada dalam diri individu seperti alat indera, termasuk saraf
dan pusat susunan saraf, serta perhatian sedangkan faktor eksternal yaitu faktor
yang berasal dari lingkungan seperti objek yang akan dipersepsikan. Pendapat
11
yang berperan yaitu : objek atau stimulus yang dipersepsi, alat indra, saraf, serta
pusat susunan saraf yang merupakan saraf fisiologis. Berdasarkan pendapat dari
indikator sebagai berikut: (a) Penyerapan terhadap rangsang atau objek dari luar
individu. Rangsangan atau objek tertentu yang diserap atau diterima oleh panca
oleh alat-alat indera tersebut akan mendapatkan gambaran, tanggapan, atau kesan
di dalam otak. (b) Pengertian dan pemahaman. Setelah terjadi gambaran atau
diperoleh tersebut dengan kriteria atau norma yang dimiliki individu secara
ada dua macam, yaitu : (a) Penerimaan. Proses penerimaan merupakan indikator
menangkap rangsang dari luar. (b) Evaluasi Rangsang-rangsang dari luar yang
telah ditangkap indera, kemudian dievaluasi oleh individu. Evaluasi ini sangat
subjektif. Individu yang satu menilai suatu rangsang sebagai sesuatu yang sulit
dan membosankan. Tetapi individu yang lain menilai rangsang yang sama tersebut
tersebut, yaitu Robbin dan Walgito, ternyata indicator persepsi dapat disajikan
Menilai / evaluasi.
dengan Bimo Walgito bahwa indikator persepsi ada tiga butir, yaitu menyerap,
yaitu lebih lengkap dan memadahi pendapat dari Robbin. Selanjutnya indicator -
19.
pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Hal ini senada dengan pendapat
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah. Dapat
orang yang perkataan dan perbuatannya dipatuhi dan dianut itu sudah sepantasnya
penelitian yang dilakukan oleh Kuswati (2009:14) yang menyatakan bahwa guru
pembelajaran serta mampu menata atau mengelola kelas agar peserta didik dapat
pendidikan. Sehingga guru memiliki pengaruh yang sangat besar dalam proses
pembelajaran.
guru sangat banyak baik yang terkait dengan kedinasan dan profesinya di sekolah.
Roestiyah N.K. mengiventarisir tugas guru secara garis besar yaitu mewariskan
kepada muridnya, membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar
diri sebagai media dan perantara pembelajaran bagi anak didik, mengarahkan dan
mengawal dan menegakkan disiplin baik untuk dirinya, maupun murid dan orang
diberi tanggung jawab paling besar dalam hal perencanaan dan pelaksanaan
memahami dan menyelesaikan masalah yang dihadapi muridnya dan guru harus
dapat merangsang anak didik untuk memiliki semangat yang tinggi dan gairah
jawab mencari cara untuk mencerdaskan kehidupan anak didik dalam arti sempit
sebatas kata-kata, akan tetapi juga dalam bentuk perilaku, tindakan dan contoh-
contoh. Pengalaman menurut Anwar dan Sagala menunjukkan sikap dan tingkah
laku jauh lebih efektif disbanding dengan perkataan yang tidak dibarengi dengan
amal nyata.
guru sebagai pendidik, peranan guru sebagai pendidik memiliki tanggung jawab
yang lebih dalam dan luas di dunia dan akherat, baik yang bersifat inteletual,
moral, emosional, kinestetikal, dan estetika. Ada sebuah asumsi yang menyatakan,
dengan ilmu hidup menjadi mudah dengan seni hidup menjadi indah, dengan
agama hidup menjadi terarah. Kedua guru sebagai pengajar, sehubungan dengan
peran guru sebagai pengajar, berikut disajikan beberapa gaya mengajar yaitu, gaya
mengajar klasik peran guru di sini dangat dominan dalam menyampaikan bahan
guru disini juga berperan sebagai fasilitator dalam proses pembeljaaran peserta
sehingga dapat memfasilitasi terjadinya dialog interaktif antar peserta didik dalam
menciptakan atmosfir kelas yang ilmiah, agamis, dan menyenangkan. Hal ini
16
meskipun dalam hal ini dimodifikasi oleh penulis sebagai beriktut, guru harus
membangun kelas sebagai a place of worship yaitu kelas sebagai tempat untuk
wealth yaitu tempat untuk membangun kesejahteraan lahir dan batin sehingga
kelas menjadi tempat untuk berbagi dan menyejukkan hati sevara inovatif. Guru
harus dapat membangun kelas sebagai a place of warfare yaitu menjadikan kelas
sebagai tempat untuk memajukan peserta didik sebagai militant sejati dalam
belajar sehingga dapat melahirkan lulusan unggulan yang mampu bersanding dan
guru, bagi guru sekolah dasar, maupun dalam wadah musyawarah guru mata
pelajaran bagi guru-guru sekolah lanjutan dan sekolah lanjutan tingkat atas. Guru
dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh
bahwa Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan 14
sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif anatara dua
pihak, yaitu antara peserta didik dan pendidik yang melakukan kegiatan
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar yaitu mengalami proses untuk
membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta
sebagai suatu kombinasi yang tersusun, meliputi unsur manusia, materil, fasilitas,
dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis dalam konteks belajar
ada Lima ciri pembelajaran yang efektif, yaitu : 1. Siswa menjadi pengkaji yang
Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran
secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam
media internet atau media jaringa komputer yang bisa diakses kapanpun dan
Abidah dkk, (2020:39) bahwa media yang bisa digunakan yakni Smart Classes,
diakses dan gratis oleh siswa maupun guru. Selain itu pembelajaran daring juga
bisa dilakukan dengan beberapa akses seperti whatsapp group, classroom, zoom,
dan juga media sosial seperti facebook, twitter, youtube, dan instagram.
disiapkan melalui sumber online dengan skenario yang diarahkan pada eksporasi
19
kreativitas dan inovasi siswa Nabela & Effendi (2020:718). Hal itu menunjukkan
maka siswa memiliki banyak cara dalam menyelesaikan persolan dengan berbagai
101) bahwa Istilah model pembelajaran daring atau Online Learning Models
Classroom, Sistem akademik dan sebagainya. Hal tersebut berlaku bagi siswa
bagi siswa sekolah dasar tidak memanfaatkan hal tersebut karena selain belum
cukup usia yang tentunya akan menyulitkan mereka, di desa masih banyak yang
pembelajaran daring”.
Online Courses (komunikasi online tak langsung): siswa tidak harus belajar
secara real-time (live). Konten dan tugas sudah diberikan dalam jangka waktu
tertentu dan siswa dapat menyesuaikan kapan saja. Biasanya interaksi dilakukan
seperti ini cocok untuk siswa yang tidak memiliki keleluasaan waktu atau
langsung): siswa harus mengikuti kelas secara langsung dan dapat berinteraksi di
saat yang bersamaan. Tipe seperti ini memungkinkan student dari manapun dapat
berpartisipasi di saat yang bersamaan. Seperti zoom. (c) Hybrid Courses / blended
program belajar dalam format yang berbeda untuk mencapai tujuan yang umum.
21
muka.
fisik dan mental yang menyebabkan meraka harus tinggal di rumah, juga akan
1. Pembelajaran Individu
didik sendiri. Pembelajaran online melatih anak didik untuk mandiri, karena
konvensional dan manual, yaitu pada sistem pembelajaran online peserta didik
mereka sendiri, hal tersebut tentu membuatnya lebih paraktis, dari pada
sistem belajar mengajar secara daring juga dilaksanakan dengan terstruktur dan
sistematis. Guru sebelum mengajar online sudah lebih dulu mempersiapkan segala
materi pelajaran dan referensi dalam belajar. Kegiatan tersebut dilakukan oleh
aktif dari para peserta didik. Cara yang dapat dilakukan untuk membuat para
4. Keterhubungan
mandiri. Hal tersebut ternyata tak dapat dipungkiri bahwa pembelajaran online
juga saling terhubung dengan yang satu dan yang lainnya. Dalam pembelajaran
online juga sama halnya dengan pembelajaran konvensional bahwa dalam suatu
aktivitas pembelajaran terdapat hubungan antar guru dengan murid serta murid
23
dengan teman sebayanya, dalam sistem pembelajaran online hal tersebut juga
tetap terjadi, akan tetapi dilaksanakan tanpa harus saling bertatapan dengan
langsung.
diantaranya ialah: (1) Kegiatan belajar bergantung pada portal web berdasarkan
jaringan internet. (2) Adanya macam-macam jenis korelasi antara guru dan anak
didik, guru dan sumber belajar, anak didik dan sumber belajar, bahkan anak didik
dan teman-temannya. (3) Terwujudnya komunikasi dua arah. (4) Tidak tergantung
pada jarak, waktu, dan lokasi. (5) Adanya 2 jenis komunikasi, yaitu tatap muka
karakteristik di atas, maka timbullah sebuah kemampuan baru yang harus bisa
dimiliki oleh anak didik dan tenaga pendidik untuk menghadapi lingkungan
mengantungkan pada metode tatap muka dan masih terpaku oleh jarak dan waktu,
maka sekarang mulai menuju perubahan menjadi daring (dalam jaringan), yang
mana oleh kendala tersebut sudah tidak akan terjadi lagi. Perkembangan yang
sudah tersedia dan relatif mudah digunakan, berbagai lembaga pendidikan yang
belum mampu terkait hal tersebut, maka akan tertinggal dalam perlombaan untuk
terdapat 3 hal yang dapat memberikan efek terkait pembelajaran secara daring
pertukaran sinkronisasi dan asinkronisasi, siswa harus memiliki akses yang mudah
(misalnya melalui akses jarak jauh) dan jaringan seharusnya membutuhkan waktu
tetapi penerapan instruksional teknologi dari pengajar yang menentukan efek pada
pembelajaran, siswa yang hadir dalam kelas dengan instruktur yang memliki sifat
didik dengan kemampuan belajar dan kedisiplinan diri yang baik akan dapat
memahami pelajaran yang disampaikan secara biasa dengan baik, namun seorang
25
peserta didik yang memiliki kemampuan belajar dan kedisiplinan yang baik
disertai kepercayaan diri dalam belajar akan dengan cepat memahami pelajaran
tersendiri, diantaranya adalah sebagai berikut (Mastuti dkk, 2020): (1) Para siswa
bisa mengikuti kegiatan pembelajaran di mana saja tempatnya berada, (2) kegiatan
pembelajaran seperti ini dipandang lebih efisien karena menghemat waktu dan
biaya, (3) para siswa lebih leluasa untuk bertanya dalam sistem yang sudah
dalam terkait sistem informasi dan teknologi, (5) para siswa cenderung lebih
Kelima hal tersebut memang secara nyata dirasakan oleh para siswa yang
ada di beberapa sekolah di penjuru negeri ini, akan tetapi pada kasus penelitian
pendidikan dasar antara lain: (1) Fleksibilitas tempat belajar, yakni para siswa bisa
sekolah, orang tua pun jadi lebih rileks dalam mengurusi anaknya, (2) para siswa
belajar untuk mandiri serta terjaga motivasinya dalam belajar, (3) para siswa
26
dibiasakan untuk menggunakan teknologi pintar dalam hal-hal yang positif, (4)
terbangunnya komunikasi yang intensif antara sekolah, guru dan juga orang tua.
antara lain: (1) Bagi masyakarat dan orang tua serta guru yang latar belakang
internet, (2) belum terbiasanya para guru dan orang tua dengan sistem
pembelajaran daring ini membuat anak-anak juga kurang terlibat aktif dalam
kehidupan baik sosial maupun ekonomi. Dalam menghadapi pandemi seperti ini
Indonesia terkesan sangat lamban dalam menghadapi pandemi ini. Sejak awal
untuk beradaptasi dengan Covid-19. Kebiasaan dan perilaku yang baru berbasis
pada adaptasi untuk membudayakan perilaku inilah yang disebut sebagai new
membaik.
dilaksanakan di indonesia namun nyatanya hal ini belum dapat membuat angka
korban covid menurun. Dengan adanya kebijakan barupun tidak menjamin adanya
karena banyak masyarakat salah mengerti apa itu new normal dikarenakan
kurangnya sosialisasi tentang hal ini dan terbukti saat hari pertama penerapan,
kasus baru melonjak 1000 per hari. Dikutip dari CNCB bahwa kenaikan ini terjadi
Dampak pandemi ini tidak hanya pada ekonomi dan sosial namun juga
UNESCO menyebutkan bahwa sampai dengan 30 April 2020 total 191 negara
atau sebesar 91,3% dari populasi siswa dunia. Sejalan dengan itu setelah kasus
Sistem belajar yang sebelumnya mengharuskan tatap muka di dalam kelas harus
Hal ini tentu saja menyebabkan perubahan yang signifikan bagi pelajar,
mahasiswa serta pendidik. Tidak mudah untuk beradaptasi dengan sistem yang
baru dan terkesan dadakan. Ya, memang sistem kuliah atau belajar daring masih
melatar belakangi belajar daring yang menjadi kurang efektif. Seperti sarana dan
sehingga ketika belajar daring dilakukan hal ini tidak dapat secara optimal
yang utama tentu adanya keterbatasan sarana dan prsarana. Salah satunya koneksi
problematika saat diadakanya sistem belajar daring. Banyak siswa kesulitan saat
harus melakukan tatap muka melalui aplikasi dikarenakan koneksi internet yang
tidak mumpuni atau kendala mati listrik yang berdampak pada kualitas jaringan.
tepat sehingga semua muridnya dapat dengan mudah mengakses serta mengikuti
proses belajar. Masalahnya tidak sampai situ saja, kendala lain tenaga pendidik
juga tidak seluruhnya memiliki sarana dan prasarana yang mumpuni, belum lagi
pada beberapa kasus tim pendidik tidak begitu update dalam menggunakan
instansi pendidikankepada publik, baik itu siswa, guru, dinas pendidikan, dan
unsur terkait. Protokol kesehatan perlu disiapkan secara matang agar tidak
terbentuk kluster baru yang berdampak pada penambahan kasus. Protokol seperti
menggunakan masker, penggunaan hand sanitizer, serta tata letak ruang belajar
mengajar.
aktivitas dan tugas pembelajaran dapat bervariasi, sesuai minat dan kondisi
Perlunya alokasi dana khusus untuk mendukung pelaksanaan kebijakan agar dapat
merata keseluruh daerah di Indonesia, bukan hanya tugas pemerintah pusat dan
daerah namun juga berbagai pihak terkait yang tidak lepas dari kebijakan politik,
30
infrastruktur, kemajuan teknologi dan dukungan orang tua serta masyarakat agar
fisik dan mental yang menyebabkan meraka harus tinggal di rumah, juga akan
ini bisa dilihat dari guru-guru yang lahir tahun sebelum 1980-an. Kendala
juga dengan siswa yang kondisinya hampir sama dengan guru-guru yang
Kesejahteraan guru maupun murid yang membatasi mereka dari serba terbatas
Tidak semua lembaga pendidikan baik Sekolah dasar maupun sekolah menengah
dapat menikmati internet. Jika ada pun jaringan internet kondisinya masih belum
dan murid masih jauh dari harapan. Ketika mereka menggunakan kuota internet
untuk memenuhi kebutuhan media daring, maka jelas mereka tidak sanggup
kecakapan dan kemampuan finansial guru dan siswa belum melaju ke arah yang
sama. Negara pun belum hadir secara menyeluruh dalam memfasilitasi kebutuhan
dampak yang diakibatkan oleh pembelajaran online dimasa pandemi pada siswa
kegiatan belajar mengajar hanya dilakukan tatap muka saja sehingga adaptasi
maksimal. Hal ini juga berakibat kepada guru terutama guru senior yang kurang
32
paham akan teknologi saat ini. Akibatnya kompetensi dalam mengajar menurun
dilakukan secara efektif. Namun, untuk sekolah dasar, tidak semua kelas 1-3 dapat
dalam. Materi dapat diakses oleh pelajar dimana pun dan kapan pun. Dengan
pembelajaran daring para pelajar dapat membuka materi dan mempelajari nya
dengan mudah, hal ini di dukung oleh teknologi yang berkembang pesat yang
tertutup, dalam situasi pandemi covid-19 ini kita hanya bisa melakukannya
diruangan tertutup atau di rumah saja. (b) Dapat melakukan pembelajaran atau
belajar sembari melakukan kegiatan yang santai seperti di atas akan membuat kita
rileks dalam belajar, mengurangi kejenuhan Ketika belajar. Tentunya, kita tidak
dapat melakukan hal tersebut jika melakukan kegiatan belajar di sekolah karena
33
aturan yang terdapat di sekolah tersebut. (c) Aman dari bahaya virus corona.
Sebab dari virus corona adalah kita tidak dapat melakukan kegiatan belajar
mengajar secara tatap muka atau di sekolah, karena virus ini sangat cepat
dilakukan ini sangat berguna untuk memutuskan rantai penyebaran virus corona.
Ini sangat berguna untuk kesehatan pelajar dan pengajar, membantu pemerintah
dalam mengatasi pandemi, dan menjaga agar tidak menularkan kepada sanak
keluarga.
kebijakan pendidikan dalam masa darurat covid-19 pada point kedua (a) yaitu
mengenai belajar dari rumah melalui pembelajaran daring atau jarak jauh tentu
pendidikan disekolah dasar. Dengan adanya dampak positif dan negative dari
bagaimana cara mereka melihat dan pengetahuan dasar yang dimiliki. Ada 3
ini adalah adanya sebuah tantangan yang harus ditempuh agar apa yang
34
diharapkan untuk kedepannya tercapai dan terkait dengan tugas guru yaitu
muka menjadi secara daring atau dalam jaringan ini memiliki kendala atau
dalam penyampaian materi kepada siswa dan berbagai situasi dan kondisi serta
faktor lingkungan. Dengan adanya tantangan itu guru akan mengusahakan dengan
agar pembelajaran secara daring ini membuat pengalaman belajar siswa menjadi
lebih bermakna.
siswa dalam home learning ini bervariasi, ada yang siap, terpaksa siap, dan betul-
betul tidak siap. Tanpa persiapan apapun, sistem belajar mengajar berubah dari
yang terbiasa menggunakan perangkat teknologi dalam proses belajar tentu tidak
menemui banyak masalah. Namun, hal sebaliknya berlaku bagi siswa yang baru
fasilitas grup Whatsapp dalam perangkat telepon pintar. Para guru memberikan
tugas kepada para siswa melalui grup Whatsapp guru dan orang tua atau grup
kelas masing-masing. Tugas diberikan harian sesuai dengan jadwal mata pelajaran
hari itu dan jam-jam yang sudah ditentukan dalam bentuk video maupun pesan
35
2.4 Solusi Guru Pada Dampak Pembelajaran Secara Daring Dimasa Covid-
19
Robin M dan Frank R (2010: 14) bahwa dalam pembelajaran secara daring , guru,
narasumber ahli, dan bukan lagi menjadi satu-satunya penentu bagi pengalaman
pembelajaran siswa. Ketika menjadi fasilitator, sudah pasti tugas-tugas dari guru
pun berubah. Guru yang pada awalnya menjadi sumber belajar utama, pada
pembelajaran online sumber belajar dapat dari mana saja. Lalu apa saja tugas guru
berbeda jauh dengan guru pada proses pembelajaran konvensional. Guru sebagai
bertugas untuk mempersiapkan segala hal yang dapat merangsang siswa untuk
untuk dapat diakses oleh siswa. Selain itu guru juga merancang pembelajaran
guru tetap dapat berperan sebagai guru pada umumnya, yaitu berinteraksi dengan
sswa, hanya saja caranya yang berbeda. Pada pembelajaran secara daring, semua
interaksi dilakukan secara tidak langsung atau tidak tatap muka. Biasanya guru
36
pada pembelajaran secara daring akan membuat forum diskusi dimana siswa dan
guru dapat berinteraksi. Dalam forum diskusi, guru dapat menilai semua aktifitas
dan keaktifan siswa. Selain itu guru dalam pembelajaran online memiliki tugas
setiap siswa, dan meluruskan setiap pengetahuan ang diperoleh oleh siswa.
maka dapat dianalisis beberapa kompetensi yang diperlukan oleh seorang guru
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru pembelajaran secara daring, yaitu
sebagai berikut:
Dalam hal ini guru harus dapat memanfaatkan setiap teknologi yang dapat
mendukung proses belajar siswa. Selai itu guru harus paham dan menguasai setiap
teknologi dan internet. Jangan sampai siswa lebih mengerti mengenai teknologi
dan internet dar pada gurunya. Maka jika hal tersebut terjadi, tentunya akan
menyulitkan guru ketika ada siswa yang bertanya. Penguasaan teknologi dan
internet pada pembelajaran online dapat dikatakan hal penting untuk seorang guru
materi ini sangat penting untuk menyamakan setiap persepsi yang dimiliki siswa.
37
Selain itu penguasaan materi diperlukan ketika adanya permasalahan dalam proses
belajar, agar dapat diselesaikan dengan logika dan pengetauan yang dimiliki guru.
Guru diharapkan memiliki sifat kreatif dan inovatif. Hal ini diperlukan
dalam membuat materi pelajaran agar materi yang dibuat dapat menarik perhatian
siswa dan bermakna untuk siswa. Selain itu guru perlu memunculkan inovasi-
inovasi baru untuk meminimalisir kebosanan yang sering dialami oleh siswa.
Dengan pembelajaran yang kreatif dan inovaif akan lebih menarik perhatian
siswa, ketika ketertarikan siswa tinggi maka rasa ingin tahu siswa pun tinggi.
dilakukan oleh siswa. Tetapi sebagai seorang guru perlu terus memotivasi siswa
untuk terus belajar. Salah satu hal yang dpaat dilakukan oleh guru untuk
memotivasi siswa yaitu dapat dengan memberikan poin atau nilai tambahan
kepada siswa yang lebih aktif dalam pengerjaan tugas ataupun kepada siswa yang
dalam proses pembelajaran. Guru harus dapat memilah dan memilih desain
pembelajaran yang cocok untuk semua siswa. Desain pembelajaran yang dipilih
harus dapat mengaktifkan siswa dan memunculkan rasa ingin tahu yang tinggi.
38
Dengan begitu siswa akan termotivasi untuk belajar dan melakukan prose
yang diakibatkan oleh kerusakan sistem. Jangan sampai siswa terlambat belajar
Pemilihan bahan ajar dan sistem penilaian pun menjadi hal penting dalam
pembelajaran secara daring. Setiap bahan ajar dan penilain yang ada harus sesuai
memposisikan dirinya sebaik mungkin. Pada saat apa guru harus membantu siswa,
dan pada bagaimana guru harus memotivsi siswa. Dalam pembelajaran secara
daring guru harus bisa mengendalikan siswa untuk tetap menjalankan aktifitas
seperti siswa biasanya. Guru harus melatih siswa untuk tetap terus berinteraksi
dengan siswa lainnya. Hal ini dilakukan agar sifat individualisme siswa tidak
terlalu menonjol, karena manusia sebagai makhluk sosial. Maka guru harus tetap
bekerja sama, dan lain sebagainya. Selain itu juga guru dapat mengevaluasi siswa
dan dapat dipahami bahwa evaluasi mutlak dilakukan dan merupakan kewajiban
pembelajaran secara daring ini. Disebut demikian, karena menjadi salah satu tugas
39
pokok guru selain mengajar, adalah melaksanakan kegiatan evaluasi. Evaluasi dan
kegiatan mengajar merupakan satu rangkaian yang sangat erat dimana antara
tujuan instruksional khusus. Dengan fungsi ini dapatlah diketahui bahwa tingkat
penguasaan bahan pelajaran yang dikuasai oleh siswa. Dengan kata lain, dapat
diketahui bahwa hasil belajar siswa tersebut baik atau tidak baik. 2. Untuk
capaian hasil belajar yang diperoleh siswa tidak semata-mata disebabkan oleh
ketidakmampuan siswa itu sendiri. Tetapi boleh jadi karena guru yang kurang
bagus dalam mengajar. Dengan penilaian yang dilakukan akan dapat diketahui
apakah hasil belajar itu karena kemampuan siswa atau juga karena factor guru,
selain itu dengan penilaian tersebut dapat menilai guru itu sendiri dan hasilnya
berupa hasil penelitian, baik dalam bentuk skripsi maupun dalam bentuk jurnal.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui di mana letak perbedaan maupun persamaan
penelitian ini dengan penelitian yang sudah ada sebelumnya dengan mendasarkan
pada literature yang berkaitan dengan topik besar “persepsi guru pada
40
Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian ini yang
Daring di PAUD”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan informasi
rumah akibat dampak dari pandemi Covid-19. Informasi persepsi guru mengenai
pendekatan kualitatif. Informan terdiri dari 8 orang guru PAUD di kota Padang.
Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa kurang memadainya sarana dan
internet, koneksi internet yang kadang menjadi lamban, gaya belajar yang
cenderung visual, serta kurang leluasanya guru dalam mengontrol kegiatan siswa.
pendidikan anak usia dini yang berada di Kota Padang. kesimpulan dalam
penelitian ini adalah Berbagai ragam dampak dan tantangan yang dihadapi dalam
beban pada kuota internet, terlebih lagi jika berada di kawasan yang terganggu
sinyal, pemantauan perkembangan anak terbatas, guru merasa tidak leluasa seperti
penelitian studik kasus dan sasaran, sedangkan penelitian saya menggunakan jenis
2. Kedua yaitu penelitian oleh Wahyu Aji Fatma Dewi. dengan judul
implementasi pembelajaran daring dirumah pada siswa Sekolah Dasar akibat dari
sekolah dasar dapat dilakukan dengan baik. COVID-19 begitu besar dampaknya
rumah dengan menggunakan berbagai macam aplikasi seperti ruang guru, class
room, zoom, google doc, google from, maupun melalui grup whatsapp. Untuk
anak sekolah dasar kelas I sampai III belum dapat mengoperasikan gawai maka
dari itu dibutuhkannya kerjasama antara guru dengan orang tua,. Jadi, adanya
42
kerjasama dan timbal balik antara guru, siswa dan orang tua yang menjadikan
adalah pada subjek penelitian yaitu salah satunya guru dan siswa dan tujuan
“Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Proses Pengajaran bagi Guru dan Siswa”.
pengajaran bagi guru dan siswa. Penelitian ini juga ingin melihat dampak pandemi
covid-19 terhadap proses pembelajaran bagi guru, peserta didik dan orang tua
serta kendala yang dihadapi guru dalam melakukan pengajaran. Metode penelitian
pembelajaran bagi guru dan peserta didik maupun orang tua. Kemampuan dalam
penggunaan teknologi menjadi kendala utama bagi semua pihak untuk mengikuti
pembelajaran online. Tanpa adanya pelatihan awal, guru akan merasa asing
adalah, pada subjek penelitian yaitu salah satunya guru dan siswa dan tujuan
43
penelitian yang saya lakukan di Sekolah Dasar Swasta Adhyaksa I Kota Jambi.
pembelajaran yang memungkinan guru dan siswa berinteraksi dalam kelas virtual
yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja. Pembelajaran daring dapat
kelemahan dalam pembelajaran daring siswa tidak terawasi dengan baik selama
dampak pembelajaran daring pada masa pandemic covid-19 . Maka dari itu
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru pada dampak positif dan
persepsi guru pada dampak pembelajaran secara daring pada masa pandemic
Pembelajaran secara
Daring
Dampak Pembelajaran
secara Daring di Sekolah
Dasar
Guru Siswa
Persepsi