Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Persepsi

a. Pengertian persepsi

Setiap orang mempunyai presepsi sendiri mengenai apa yang dipikirkan,

dilihat, dan dirasakan. Hal tersebut sekaligus berarti bahwa persepsi

menentukan apa yang akan diperbuat seseorang untuk memenuhi berbagai

kepentingan baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan

masyarakat tempat berinteraksi. Persepsi inilah yang membedakan

seseorang dengan yang lain. Persepsi dihasilkan dari kongkritasasi

pemikiran, kemudian melahirkan konsep atau ide yang berbeda-beda dari

masing-masing orang meskipun objek yang dilihat sama. Berikut

merupakan persepsi menurut beberapa ahli (Rahmadani, 2015).

Persepsi merupakan istilah dari dunia psikologi. Istilah tersebut dalam

perkembangannya memiliki arti yang bermacam-macam mulai dari yang

sederhana hingga sampai yang kompleks. Dalam kajian etimologis, persepsi

(dalam Bahasa Inggris perception) berasal dari bahasa latin perception, dari

percipere, yang memiliki makna menerima atau mengambil. Persepsi adalah

proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak

manusia, melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan

dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan dengan indranya, yaituindra

penglihatan, pendengaran, peraba, perasa dan pencium menurut Slameto

(2010:102).

8
9

Persepsi merupakan sebuah aktivitas berupa mengindra, mengintegrasikan,

serta memberikan penilaian pada objek-objek fisik ataupun social.

Pengindraan tersebut biasanya tergantungdari stumulus fisik dan social yang

berada didalam lingkungannya. Sensari dan lingkungan inilah yang akan

diolah bersama dengan hallainnya yang sudah dipelajari sebelumnya, baik

berupa harapan, nilai, ingatan, sikap dan lainnya (Young Dalam Ardian,

2010).

Menurut Chaplin (2006) dalam Pieter dan Lubis (2011) persepsi adalah

proses untuk mengetahui atau mengenal objek atau kejadian objektif

yang menggunakan indera dan kesadaran dari proses-proses organis.

Secara umum persepsi adalah proses mengamati dunia luar yang

mencakup perhatian, pemahaman, dan pengenalan objek-objek atau

peristiwa (Pieter dan Lubis, 2011).

Persepsi adalah proses internal yang mana telah diakui oleh individu ketika

menyeleksi dan mengatur stimuli yang berasal dari luar. Stimuli ini

ditangkap oleh indra yang dimiliki oleh seseorang, kemudian secara spontal

perasaan dan pikiran individu akan memberikan makna dari stimuli yang

ada tersebut. Secara sederhana, dapat dikatakan jika presepsi adalah proses

individu dalam memahami hubungan atau kontak dengan dunia yang ada

disekelilingnya (Suranto Aw, 2010).

Berdasarkan definisi persepsi diatas dapat diketahui bahwa persepsi

merupakan suatu penafsiran, penilaian dan pendapat seseorang tentang suatu

hal. Apabila sesorang memiliki persepsi yang baik tentang suatu hal, maka

hal itu akan mempengaruhi sikapnya menyukai hal tersebut.

b. Macam – macam persepsi

Ada dua macam persepsi yaitu :


10

1) Eksternal perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya ransangan

yang datang dari luar individu.

2) Self-perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya ransangan yang

berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah

dirinya sendiri (Sunaryo, 2004).

c. Syarat terjadinya persepsi

Menurut Walgito (2010) faktor-faktor yang berperan dalam presepsi yaitu

terjadinya stimulasi alat indera dan ditafsirkan.

1. Objek yang di persepsi

Objek menimbulkan stimulus yamg mengenai alat indra atau reseptor

stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga

dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung

mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.

2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di

samping iti juga harus ada syaraf sensori sebagai alat untuk meneruskan

stimulus yang diterima reseptor kepusat sususan syaraf yaitu otak

sebagai pusat kesadaran.

3. Perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya

perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan

dalam rangka mengadakan presepsi.

d. Sifat persepsi

Menurut Baihaqi, (2007), ada beberapa sifat yang menyertai proses

persepsi, yaitu:
11

1) Bahwa persepsi timbul secara spontan pada manusia, yaitu ketika

seseorang berhadapan dengan dunia yang penuh dengan rangsang indra

manusia menerima 3 milyar perdetik, 2 milyar diantaranya diterima oleh

mata.

2) Persepsi merupakan sifat paling asli, merupakan titik tolak perbuatan

kesadaran.

3) Dalam presepsi tidak selalu di persepsikan secara keseluruhan, mungkin

hanya sebagian, sedangkan yang lainnya cukup dibayangkan.

4) Persepsi tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi atau bergantung pada

konteks dan pengalaman berarti pengalaman-pengalaman yang dimiliki

dalam kehidupan sebelumnya.

5) Manusia sering tidak teliti sehingga dia seringkeliru, ini terjadi karna

sering ada penipuan dibidang presepsi. Sesuatu yang nyata pada bayangan.

Selain itu adapula ilusi presepsi yaitu presepsi yang salah sehingga

keadaannya berbeda dengan keadaan sebenarnya.

6) Persepsi sebagian ada yang dipelajari dan sebagian ada bawaan. Presepsi

yang sifatnya dipelajari dibuktikan dengan kuatnya pengaruh pengalaman

terhadap presepsi. Sedangkan yang sifatnya bawaan dibuktikan dengan

miliknya persepsi ketinggian pada bayi.

7) Dalam presepsi, sifat benda yang dihayati biasanya bersifat permanent dan

stabil, tidak dipengaruhi oleh penerangan, posisi, dan jarak.

8) Presepsi bersifat prospektif, artinya mengandung harapan

9) Kesalahan presepsi bagi orang normal, ada cukup waktu untuk

mengoreksi, berbeda dengan orang yang terganggu jiwanya.

e. Proses terjadinya persepsi


12

Proses terjadinya presepsi dimulai dari adanya objek yang menimbulkan

stimulus, dan stimulus mengenai alat indera. Stimulus yang diterima alat

indera diteruskan oleh syafar sensori ke otak. Kemudian terjadilah proses di

otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat,

atau apa yang didengar, atau apa yang dirasa. Respon sebagai akibat dari

presepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai macam bentuk

(Walgito, 2010).

f. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Rakhmat (2009) merangkum hasil penelitian eksperimen dari beberapa ahli

kedalam factor-faktor yang mempengaruhi persepsi dalam bukunya yang

berjudul Psikologi Komunikasi. Dari hasil rangkuman tersebut didapat tiga

faktor yang dapat mempengaruhi persepsi ditinjau dari segi fungsional yaitu

kondisi biologis seseorang, suasana mental, dan kelompok social.

Hal yang berbeda diungkapkan oleh Notoatmodjo (2010) yang mengatakan

bahwa faktor internal yang ada pada seseorang akan mempengaruhi

bagaimana seseorang menginterpretasikan stimulus yang dilihatnya. Itulah

sebabnya stimulus yang sama dapat dipersepsikan secara berbeda. Contoh-

contoh dari faktor internal tersebut adalah pengalaman atau pengetahuan

harapan dan expectation, kebutuhan, motivasi, emosi dan budaya.

Berdasarkan rangkuman dari kedua sumber tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah segi

fungsional yang terdiri dari kondisi biologis seseorang, suasan mental ,

kelompok social, kemudian faktor internal dan banyaknya pengalaman

seseorang dapat mempengaruhi persepsi.


13

2. Sikap

a. Pengertian

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang tertutup terhadap suatu

stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat tapi

hanya untuk terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata

menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi yang bersifat emosional

terhadap stimulasi social (Azwar, 2011).

b. Komponen pokok sikap

Menurut Azwar (2011), menyatakan bahwa sikap itu mempunyai 3

komponen pokok yaitu :

1) Kepercayaan ( Keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

2) Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.

3) Kecenderungan untuk bertindak.

c. Pembentukan sikap

Menurut Sunaryo (2004),ada 3 komponen pembentukan sikap yaitu :

1) Komponen kognitif, yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan,

pandangan, keyakinan misalnya hal-hal yang berhubungan dengan

bagaimana orang mempersepsi terhadap sikap.

2) Komponen afektif, yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang

atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang

positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negative,

komponen ini menunjukkan arah sikap yaitu positif dan negatif.

3) Komponen konatif, yaitu komponen yang berhubungan dengan

kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini


14

menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya

kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap.

Menurut Azwar, (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan

sikap antara lain :

1) Pengalaman pribadi

Pengalaman yang telah kita alami akan ikut membentuk dan

mempengaruhi sikap kita terhadap stimulus sosial.

2) Pengaruh orang lain

Pengaruh orang lain dianggap penting oleh individu dalam pembentukan

sikap. Pengaruh itu bisa datang dari orang tua, orang yang status sosialnya

lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri, suami,

dan lain-lain. Pada umumnya, individu memiliki sikap yang konfermis

atau sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggap penting.

Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk

menghindari konflik dengan orang lain.

3) Pengaruh Kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan sikap kita. Kebudayaan telah menanamkan

pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.

4) Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu system yang

mempengaruhi dalam pembentukan sikap, dikarenakan keduanya

meletakkan dasar-dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

5) Media massa
15

Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa

membawa pesan-pesan berisi sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut,

apabila cukup kuat akan member dasar afektif dalam menilai suatu hal.

6) Pengaruh faktor emosional

Suatu bentuk sikap yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai

penyaluran frustasi atau peralihan untuk mekanisme pertahan ego.

d. Tingkatan sikap

Berbagai tingkatan sikap menurut Azwar (2011) :

1) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (obyek).

2) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan sesuatu dan

menyelsaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3) Menghargai (Valuting)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap.

4) Bertanggung jawab (Responsile)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

Pengukuran sikap seseorang dapat dilakukan dengan menggunakan

beberapa teknik pengukuran sikap, diantaranya yaitu skala Thurstone,

skala Likert, unobstrusive measure, serta multimedimensional scaling

(Wawan dan Dewi, 2011). Penelitian ini menggunakan skala Likert terdiri

dari item favourable dan unfavourable. Responden diminta memberikan


16

jawabannya dalam rentang skala jawaba sangat setuju sampai sangat tidak

setuju (Wawan dan Dewi, 2011).

3. Pengobatan Komplementer Terapi Bekam

a. Pengertian

Bekam atau hijamaah yang dikenal dengan istilah blood letting di Negara-

negara barat sudah lama dilakukan sejak zaman Hipocrates. Bekam atau

hijamaanh (bahasa lainnya canduk, kop, cupping) adalah terapi yang

bertujuan membersihkan tubuh dari darah yang mengandung toksin dengan

penyayatan tipis atau tusukan-tusukan kecil pada permukaan kulit. Bekam

juga sering disebut sebagai terapi yang berfungsi untuk mengeluarkan darah

kotor. (Umar, 2008).

Pengobatan komplementer adalah pengobatan konvensional yang ditujukan

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan upaya promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitative yang diperoleh melalui pendidikan

terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi (Kemenkes

RI, 2011).

Komplementer adalah sebuah terapi yang digunakan sebagai tambahan untuk

terapi konvesional yang direkomendasikan oleh penyelenggara pelayanan

kesehatan. Terapi komplementer dipergunakan untuk melengkapi terpai

konvensional (Potter, 2010).

b. Macam – macam terapi bekam


17

Bekam dibagi menjadi 2 yaitu, bekam kering dan bekam basah. Bekam kering

adalah bekam yang dilakukan dengan cara menghisap permukaan kulit tetapi

tidak diambil darahnya. Sedangkan bekam basah setelah penghisapan akan

dilakukan penyayatan kulit dan diambil darahnya (Umar, 2008).

c. Manfaat Terapi Bekam

Terapi bekam bermanfaat membersihkan darah dari racun-racun sisa

makanan, melancarkan peredaran darah, mengatasi gangguan tekanan darah

yang tidak normal, mengatasi pengapuran pembuluh darah (arterioskleriosis),

memperbaiki permaebilitas pembuluh darah, menghilangkan kejang-kejang

dank ram otot, menghilangkan sakit bahu, dada, punggung dan sebagainya

(Fatahillah, 2006).

Bekam basah berkhasiat untuk berbagai penyakit, terutama penyakit yang

terkait dengan terganggunya sistem peredaran darah ditubuh. Bekam kering

hanya dapat menyembuhkan penyakit-penyakit ringan, maka bekam basah

dapat dapat menyembuhkan penyakit-penyakit yang lebih berat, akut, kronis

ataupun degenerative, seperti darah tinggi (Widada, 2011).

d. Hal-hal penting merekomendasikan pengobatan komplementer terapi

bekam. (Catherine, 2004)

1) Keparahan penyakit

2) Kesembuhan penyakit dengan pengobatan konvensional

3) Tingkat ivasi dari pengobatan komplementer

4) Toksisitas dari pengobatan komplementer

5) Ketersediaan, kualitas merupakan bukti pengobatan komplementer

6) Pengetahuan dan kemauan pasien untuk menerima manfaat dan resiko

pengobatan komplementer

7) Kematangan niat pasien untuk memilih pengobatan komplementer


18

8) Kepatuhan penggunaan obat yang diresepkan

e. Strategi pengobatan komplementer terapi bekam

trategi pengobatan harus selaras dengan fungsi alami tubuh :

1) Pendayagunaan kekuatan alami (Vis Medicatrix Natural)

2) Tidak mencederai (Primus Non Nocare) yaitu noninfasif

3) Temukan penyebab (Tolle Causama) yaitu pola makan, gaya hidup

4) Mengobati secara menyeluruh (Holistik)

5) Tindakan pencegahan yaitu pasien diajari prinsip hidup sehat


19

B. Kerangka Teori

Faktor dalam situasi : Komponen Pembentukan


sikap :
1. Waktu
2. Keadaan Sosial 1. Komponen kognitif
2. Komponen afektif
3. Keadaan kerja
3. Komponen konatif

Persepsi Sikap

Faktor pada pemersepsi :


Tingkatan sikap :
1. Sikap
2. Motif 1. Menerima
3. Pengalaman 2. Merespon
4. Harapan 3. Menghargai
5. Minat 4. Bertanggung
6. Kelompok Sosial Jawab
7. Stimulus

Gambar 1. Kerangka Teori


20

C. Kerangka Konsep

V. Bebas V. Terikat

Persepsi pengguna Sikap pengguna jasa


jasa terapi bekam. terapi bekam.

Faktor-faktor yang
memperngaruhi proses
pembentukan sikap
masyarakat :

1. Pengalaman pribadi
2. Pengaruh orang lain
yang dianggap penting
3. Pengaruh kebudayaan
4. Media massa
5. Lembaga pendidikan
dan lembaga agama
6. Pengaruh faktor
emosional

V. Pengganggu

Keterangan :

= Diteliti

= Tidak diteliti

Gambar 2. Kerangka Konsep


21

D. Hipotesis Peneliti

Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap terjadinya hubungan variabel yang

akan diteliti (Notoatmodjo, 2012). Adapun hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah:

Ho: Tidak ada pengaruh antara presepsi dengan sikap penggunaan jasa terapi

bekam diwilayah Condong catur Yogyakarta Tahun 2019

Hα: Ada pengaruh antara presepsi dengan sikap penggunaan jasa terapi bekam

di wilayah Condong catur Yogyakarta Tahun 2019

Asumsi dari penelitian ini adalah:

1. Semakin sering terapi bekam dilakukan adanya perubahan presepsi dan sikap

penggunaan jasa terapi bekam

2. Tidak ada menggunakan terapi bekam tidak ada pengaruh antara presepsi dengan

sikap penggunaan jasa terapi bekam

E. Variabel penelitian

Definisi konseptual

a.Variable independen presepsi

Persepsi merupakan sebuah aktivitas berupa mengindra, mengintegrasikan, serta

memberikan penilaian pada objek-objek fisik ataupun social. Pengindraan tersebut

biasanya tergantungdari stumulus fisik dan social yang berada didalam

lingkungannya. Sensari dan lingkungan inilah yang akan diolah bersama dengan

hallainnya yang sudah dipelajari sebelumnya, baik berupa harapan, nilai, ingatan,

sikap dan lainnya (Young Dalam Ardian, 2010).


22

b. Variabel dependen sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang tertutup terhadap suatu

stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat tapi hanya

untuk terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukan

konotasi adanya kesesuaian reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulasi

social (Azwar, 2011).


2. Definisi operasional

Tabel 2.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala


1. Variabel Usaha tenaga kesehatan untuk Instrumen lembar Sesuai SOP Nominal
Independen: mempresepsikan penggunaan jasa terapi observasi
Presepsi penggunaan bekam di wilayah condong catur
jasa terapi bekam Yogyakarta 2019

2. Variabel Dependen: Bentuk prasangka dari sikap penggunaan Menggunakan skala Positif ( 4-7 ) Nominal
Sikap penggunaan jasa terapi bekam diwilayah condong likert yang terdiri dari Negatif ( 0-3 )
terapi bekam catur Yogyakarta 2019 7 item pertanyaan.

Anda mungkin juga menyukai