OLEH:
ADNAN FADZIL
IMELDA H.
NUR FAJRIAH
PUTRIAYU MADAGASKAR
UYUNI RIZKIYANA
BAB I PEMBAHASAN...........................................................................................................1
A. PENGERTIAN PSIKOLOGI.........................................................................1
B. PENJELASAN PERSEPSI.............................................................................1
C. PENJELASAN MOTIVASI................................................................................. 3
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
BAB I
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PSIKOLOGI
Psikologi adalah sebuah sebuah bidang imu pengetahuan dan ilmu terapan yang
mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Psikologi pada
awalnya adalah bagian dari ilmu filsafat dan sudah melalui perjalanan panjang. Setelah
Wundt mendeklarasikan laboratorium psikologinya tahun 1879 yang dipandang sebagai
kelahiran psikologi sebagai ilmu. Menurut para ahli psikologi merupakan ilmu tentang
tingkah laku manusia, dengan pengertian bahwa tingkah laku itu berasal dari kegiatan dan
merupakan manifestasi kehidupan psiskis (jiwa) manusia. Psikologi memeplajari banyak hal
diantaranya persepsi dan motivasi. Berikut penjelasannya.
B. PENJELASAN PERSEPSI
1. Pengertian Persepsi
Presepsi secara etimologi adalah presepsi berasal dari bahasa latin preception, yang
artinya menerima atau mengambil. Adapun proses dari presepsi itu sendiri adalah yang telah
ada didalam otak. Presepsi juga memiliki artian yang sempit adalah penglihatan, bagaimana
cara seseorang melihat sesuatu. Dan dalam artian luas adalah pandangan atau pengertian,
yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.
Ada dua teori utama yang dipelajari tentang cara manusia memahami dunia. Sebuah
teori, persepsi konstruktif (constructive perception), menyatakan bahwa manusia
“mengkonstruksi” persepsi dengan secara aktif memilih stimuli dan menggabungkan sensasi
dengan memori teori lainnya, persepsi langsung (direct perception), menyatakan bahwa
persepsi terbentuk dari perolehan informasi secara langsung dari lingkungan.
a. Persepsi Konstruktif
Teori persepsi konstruktif disusun berdasarkan anggapan bahwa selama persepsi, kita
membentuk dan menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan persepsi berdasarkan
apa yang kita indera dan apa yang kita ketahui. Dengan demikian, persepsi adalah sebuah
efek kombinasi dari informasi yang diterima sistem sensorik dan pengalaman dan
pengetahuan yang kita pelajari tentang dunia, yang kita dapatkan dari pengalaman.
b. Persepsi Langsung
Teori persepsi langsung menyatakan bahwa informasi dalam stimuli adalah elemen
penting dalam persepsi dan bahwa pembelajaran dan kognisi tidaklah penting dalam persepsi
karena lingkungan telah mengandung cukup informasi yang dapat digunakan untuk
interpretasi (Solso et. al., 2007: 122). James Gibson dan James Cutting menyatakan bahwa
persepsi langsung mengasumsikan bahwa keanekaragaman lapisan-lapisan optik sama
kayanya dengan keanekaragaman dalam dunia ini.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Faktor yang mempengaruhi presepsi pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu faktor
internal dan faktor eksternal :
1. Faktor internal yang mempengaruhi presepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam
diri sendiri atau individu, yang mencakup beberapa hal yaitu:
Fisiologis : informasi yang masuk melaui indera, kapasitas indera untuk memperesepsi
pada tiap orang berbeda-beda sehingga intrpretasi terhadap lingkungan juga dapat
berbeda.
Perhatian : individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memfokuskan
pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang aada paada seuatu objek.
Minat
Pengalaman dan ingatan : pengalaman bergantung pada ingatan seseoarang dalam artian
sejauh mana seseorang mampu mengingat kejadian-kejadian masa lampau
Suasana hati : keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini akan
menunjukan bagaimana perasaan seseorang.
5. Proses Persepsi
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, bahwa proses persepsi
melalui tiga tahap, yaitu:
1. Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial melalui alat
indera manusia, yang dalam proses ini mencakup pula pengenalan dan pengumpulan
informasi tentang stimulus yang ada.
2. Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta pengorganisasian
informasi.
3. Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi lingkungan melalui
proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, serta pengetahuan individu.
6. Gangguan Persepsi
Gangguan persepsi (dispersepsi) adalah kesalahan atau gangguan persepsi.
Menurut Maramis (1999), terdapat 7 macam gangguan persepsi, yaitu:
a. Halusinasi atau mava
Halusinasi adalah pencerapan (persepsi) tanpa adanya rangsang apapun pada pancaindera
seseorang, yang terjadi pada keadaan sadar/bangun dasarnya mungkin organik, fungsional
psikotik ataupun histerik. Secara singkat halusinasi adalah persepsi atau pengamatan
palsu.
b. Ilusi
Ilusi adalah interpretasi yang salah atau menyimpang tentang penyerapan (persepsi) yang
sebenarnya sunguh terjadi karena adanya rangsang pada pancaindera. Secara singkat ilusi
adalah persepsi atau pengamatan yang menyimpang.
c. Depersonalisasi
Depersonalisasi adalah perasaan yang aneh tentang dirinya sudah tidak seperti biasa lagi,
tidak menurut kenyataan atau kondisi patologis yang seseorang.
d. Derealasi
Derealisasi adalah perasaan aneh tentang lingkungan di sekitar dan tidak menurut
kenyataan sebenarnya.
e. Gangguan somasensorik pada reaksi konversi
Somatosensorik adalah suatu keadaan menyangkut tubuh yang secara simbolik
menggambarkan adanya suatu konflik emosional.
f. Gangguan psikofisiologik
Gangguan psikofisiologik adalah gangguan pada tubuh yang disyarafi oleh susunan syaraf
yang berhubungan dengan kehidupan dan disebabkan oleh gangguan emosi.
C. PENJELASAN MOTIVASI
1. Pengertian Motivasi
- Persepsi secara terminologi kata motivasi diartikan sebagai suatu persiapan untuk
menunjang terwujudnya perbuatan sadar untuk mencapai tujuan tertentu.
- Persepsi menurut ahli/terminologi, yaitu:
a. Ahmad Janan Asifudin mengartikan bahwa motivasi adalah sesuatu yang mendorong
timbulnya perbuatan atau perilaku bertujuan’ manusia, baik yang berasal dari dalam
atau dari luar diri orang tersebut, termasuk keyakinan, rangsangan lingkungan,
situasi, dan keadaan atau kejadian yang di timbulkan oleh orang lain yang kemudian
mendorong dilakukannya suatu perbuatan atau tingkah laku.
b. Menurut Mustaqim motivasi adalah keadaan jiwa individu yang mendorong untuk
melakukan suatu perbuatan guna mencapai suatu tujuan.
2. Jenis-Jenis Motivasi
- Menurut WoodWorth dan Marquis menggolongkan motivasi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Kebutuhan-kebutuhan organis, yaitu motivasi yang berkaitan dengan
kebutuhan dengan dalam, seperti: makan, minum, kebutuhan bergerak dan
istirahat/tidur, dan sebagainya.
2. Motivasi darurat yang mencakup dorongan untuk menyelamatkan diri,
dorongan untuk membalas, dan sebagainya. Motivasi ini timbul jika situasi
menuntut timbulnya kegiatan yang cepat dan kuat dari diri manusia. Dalam
hal ini motivasi timbul atas keinginan seseorang, tetapi karena perangsang
dari luar.
3. Motivasi objektif, yaitu motivasi yang diarahkan kepada objek atau tujuan
tertentu di sekitar kita, motif ini mencakup; kebutuhan untuk eksplorasi,
manipulasi, manurat minat. Motivasi ini timbul karena didorongan untuk
menghadapi dunia secara efektif.
- Ada juga jenis motivasi yang lain yaitu motivasi intrinsik dan morivasi eksintrik
1. Motivasi Intrinsik, yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri
setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh
seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya,
ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi
tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud
dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam
perbuatan belajar itu sendiri.
2. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar
3. Teori-Teori Motivasi
Menurut Porter dan Miles, ada 3 faktor utama yang berpengaruh pada motivasi antara
lain:
c. Lingkungan kerja.
5. Proses Motivasi
a. Tahap pertama, keadaan yang mendorong, yang biasa disebut drive. Istilah drive
sering digunakan saat keadaan motif memiliki dasar biologis atau fisiologis. Drive
dipandang sebagai pendorong seseorang untuk bertindak. Drive dapat muncul bila
organisme kekurangan sesuatu atau memiliki kebutuhan. Drive juga bisa muncul bila ada
stimulus dari lingkungan.
b. Tahap kedua, tingkah laku, yang ditimbulkan oleh karena adanya Drive. Sebagai
contoh rasa lapar mendorong manusia untuk mencari makanan. Cepat atau lambat, bila
tingkah laku itu berhasil, maka kebutuhan maupun drive akan berkurang. Dengan
perkataan lain, tingkah laku pencarian makanan oleh manusia, merupakan alat untuk
mendapatkan makanan dan mengurangi dorongan lapar.
c. Tahap ketiga, tingkah laku manusia diarahkan pada tahap ketiga dari siklus
motifasional, yaitu mencapai tujuan. Contoh siklus motivasi ini adalah pada rasa haus.
Kekurangan air pada tubuh menimbulkan kebutuhan dan dorongan (tahap I),
memunculkan tingkah laku mencari air minum (tahap II), yang merupakan tujuan (tahap
III). Minum meredakan kebutuhan air dalam tubuh sehingga rasa haus terpuaskan, dan
siklus motifasional berhenti. Tetapi dengan segera kebutuhan akan air timbul kembali,
maka manusia akan memulai kembali siklus motifasionalnya.
6. Gangguan Motivasi
b. Distractibility child merupakan salah satu gangguan sosial emosi anak yang cenderung
bosan. Ia sering kali mengalihkan perhatiannya ke berbagai objek dan dunianya sendiri. Anak
ini mudah dipengaruhi namun tidak dapat fokus pada sebuah objek.
c. Poor self concept adalah persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri, di mana persepsi
dibentuk melalui pengalaman dan interprestasi seseorang terhadap dirinya yang
memerngaruhi aktivitasnya.
d. Impulsive adalah perilaku manusia yang tiba-tiba berubah, tiba-tiba di luar rencana,
atau sebuah sikapyang tidak didukung alasan yang kuat. Pada umumnya sikapnya tergolong
irrasional.
e. Distractive behavior merupakan pola perilaku yang melanggar aturan maupun tata
tertib yang diberlakukan di sekolah. Salah satu upaya untuk menangani disractive behavior
pada siswa sekolah dasar dengan memberikan layanan konseling kelompok.
k. Social interception adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku
individu dalam hubungannya dengan situasi perangsang sosial.
DAFTAR PUSTAKA
digilib.uinsby.ac.id/6247/4/Bab 1.pdf
https://tedjho.wordpress.com/2012/04/15/motivasi-dan-persepsi
a-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf
https://riskialfi4.blogspot.com/2016/02/makalah-persepsi-dan-motivasi.html
journal2.um.ac.id/index.php/jktpk/article/view/9254
https://www.slideshare.net/AzizahDwi2/distractibility-child-91606065
eprints.walisongo.ac.id/7000/3/BAB II.pdf
https://www.e-jurnal.com/2013/09/hubungan-antara-motivasi-berprestasi.html
eprints.walisongo.ac.id/7439/3/BAB II.pdf