Anda di halaman 1dari 7

Makalah

Persepsi
Mata kuliah psikologi pendidikan

Dosen pengampu:
Khairunnisa,M.Pd

Di susun oleh:
Ahmad Syahdan (2023862088535)
Andi Hasim (2023862088471)
Aulia Nazira (2023862088492)
Dina Amelia (2023862088457)

Lokal/Semester: B2(reguler)/2 (dua)

STAI KUALA KAPUAS


2023/2024
A.Pendahuluan

Manusia sebagai makhluk sosial sekaligus sebagai makhluk individual memiliki


perbedaan fisik, latar belakang, pola pikir, dan karakter dari setiap individunya. Perbedaan
tersebut menunjukkan bahwa sudut pandang individu dalam memahami suatu hal melalui
inderanya akan berbeda-beda, karena itu setiap perbedaan juga ditentukan oleh sebuah
persepsi dari masing-masing individu. Aktivitas sosial di seluruh tempat disertai oleh
interaksi antarindividu dengan memberikan tanggapan, ide, penilaian, dan persepsi dari setiap
individu. Mempelajari persepsi merupakan hal yang penting untuk komunikasi antar individu
bahwa Anda akan memberikan tanggapan terhadap lingkungan sekitar. Pada bab pertama,
saya akan memaparkan penjelasan persepsi menurut para ahli psikologi, syarat-syarat
persepsi, jenis-jenis persepsi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi.

Kehidupan individu sejak dilahirkan tidak lepas dari interaksi dengan lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial. Dalam interaksi ini, individu menerima rangsang atau stimulus
dari luar dirinya.

Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses
pengindraan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian individu ada
perhatian, lalu diteruskan ke otak, dan baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu
yang dinama- kan persepsi. Dengan persepsi individu menyadari dapat mengerti tentang
keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya maupun tentang hal yang ada dalam diri individu
yang bersangkutan.
B. Pembahasan
A.Pengertian Persepsi

Persepsi adalah suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap individu dalam
pemilihan, pengorganisasian, penginterprestasian dan penafsiran masukan-masukan informasi
dan sensasi yang diterima melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, sentuhan, perasaan
dan penghayatan sehingga menghasilkan suatu gambaran yang bermakna tentang dunia.

Persepsi merupakan kesan yang diperoleh oleh individu melalui panca indera
kemudian dianalisis (diorganisir), diintepretasi dan kemudian dievaluasi, sehingga individu
tersebut memperoleh makna. Persepsi sesungguhnya memerlukan proses belajar dan
pengalaman. Persepsi dipelajari melalui interaksi dengan lingkungan sekitar. Persepsi
seseorang timbul sejak kecil melalui interaksi dengan manusia lain.

Menurut (Maramis, 1999) Persepsi ialah daya mengenal barang, kualitas atau hubungan, dan
perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati, mengetahui, atau mengartikan setelah
pancaindranya mendapat rangsang .

Menurut (Bimo Walgito, 2001) Persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasian


terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu
yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu .

Menurut Kotler (2009), persepsi adalah proses seorang individu memilih, mengorganisasikan
dan menafsirkan masukan-masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang
bermakna tentang dunia.

Menurut Fadila dan Lestari (2013), persepsi adalah segala proses pemilihan,
pengorganisasian dan penginterprestasian masukan informasi, sensasi yang diterima melalui
penglihatan, perasaan, pendengaran, penciuman dan sentuhan untuk menghasilkan makna.
B.Proses Terbentuknya Persepsi

Banyak kemampuan persepsi dasar bersifat bawaan atau diperoleh pada saat kita
dilahirkan. Dengan menggunakan visual cliff, sebagai contoh, para psikolog telah
mempelajari bahwa bayi-bayi memiliki persepsi kedalaman pada usia 6 bulan dan bahkan
mungkin lebih awal. Namun demikian, tanpa pengalaman tertentu selama masa penting di
awal kehidupan, sel-sel di sistem saraf mengalami kemunduran, berubah, atau gagal
membentuk jalur saraf yang semestinya, dan pada akhirnya persepsi juga akan mengalami
kerusakan. Ini sebabnya usaha untuk memperbaiki kebutaan atau ketulian bawaan lebih
berhasil ketika dilakukan sedini mungkin.

Menurut Walgito (1989), terbentuknya persepsi melalui suatu alur proses, yaitu
sebagai berikut: berawal dari objek yang menimbulkan rangsangan dan rangsangan tersebut
mengenai alat indra atau reseptor. Proses ini dinamakan proses kealaman (fisik). Kemudian
rangsangan yang diterima oleh alat indra dilanjutkan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini
dinamakan proses fisiologis. Selanjutnya terjadilah suatu proses di otak, sehingga individu
dapat menyadari apa yang ia terima dengan reseptor itu, sebagai suatu rangsangan yang
diterimanya. Proses yang terjadi dalam otak/pusat kesadaran itulah dinamakan dengan proses
psikologis. Pada taraf terakhir dari proses persepsi ialah individu menyadari tentang apa yang
diterima melalui alat indra (reseptor).
Terdapat beberapa proses dalam persepsi yang dapat digunakan sebagai bukti bahwa sifat
persepsi itu merupakan hal yang komplek dan interaktif. Adapun proses-proses terjadinya
persepsi adalah sebagai berikut:

1. Stimulus atau situasi yang hadir. Awal terjadinya persepsi diawali ketika seseorang
dihadapkan dengan suatu situasi atau stimulasi. Situasi yang dihadapi itu mungkin
bisa berupa stimulasi penginderaan dekat dan langsung atau berupa bentuk
lingkungan sosio kultural dan fisik yang menyeluruh.
2. Registrasi. Proses selanjutnya adalah registrasi. Dalam masa ini suatu gejala yang
nampak ialah mekanismen fisik yang berupa penginderaan dan syaraf seseorang
mempengaruhi persepsi.
3. Interprestasi. Proses ini merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang amat
penting. Proses interpretasi ini tergantung pada cara pendalaman (learning), motivasi,
dan kepribadian seseorang. Pendalaman, motivasi dan kepribadian seseorang akan
berbeda dengan orang lain. Oleh karena itu, interpretasi terhadap suatu informasi yang
sama, akan berbeda antara satu orang dengan orang lain.
4. Umpan balik (feedback). Proses ini dapat mempengaruhi persepsi seseorang. Sebagai
contoh, seseorang karyawan yang melaporkan hasil kerjanya kepada atasannya,
kemudian mendapat umpan balik dengan melihat raut muka atasannya.

C.Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja. Tentu ada faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor itulah yang menyebabkan mengapa dua orang yang
melihat suatu, mungkin memberi interpretasi yang berbeda tentang yang dilihatnya
itu.faktor yang sangat mempengaruhi persepsi adalah perhatian. Perhatian adalah proses
mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat
stimuli lainnya melemah
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi individu, ada dua yaitu sebagai berikut:
1) Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri.
Keadaan individu yang dapat mempengaruhi hasil persepsi datang dari dua sumber, yaitu
yang berhubungan dengan segi kejasmanian, dan yang berhubungan dengan segi
psikologis.Bila sistem fisiologisnya terganggu, hal tersebut akan berpengaruh dalam persepsi
seseorang, sedangkan segi psikologis,antara lain mengenaiperasaan, pengalaman,
kemampuan berpikir, kerangka acuan, motivasi dan aspek-aspek lain yang ada dalam
individu juga akan berpengaruh pada seseorang dalam mengadakan persepsi.

2) Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu, yaitu faktor stimulus
dan faktor lingkungan dimana persepsi itu berlangsung. Lingkungan atau situasi khususnya
yang melatarbelakangi stimulus juga akan berpengaruh dalam persepsi, lebih-lebih bila
objek persepsi adalah manusia. Stimulus dan lingkungan yang melatarbelakangi objek
merupakan kebulatan atau kesatuan yang sulit dipisahkan. Individu sebagai faktor internal
dan stimulus serta lingkungan sebagai faktor.
C.Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses penting dalam psikologi yang
memungkinkan individu untuk memberi makna kepada stimulus yang diterima melalui panca
indera. Proses terbentuknya persepsi melibatkan pemilihan, organisasi, dan interpretasi
stimulus, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pengalaman sebelumnya, motivasi,
emosi, karakteristik individu, dan konteks situasional. Pemahaman tentang persepsi memiliki
implikasi penting dalam memahami perilaku individu, pengambilan keputusan, dan interaksi
sosial.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana persepsi terbentuk dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya, kita dapat meningkatkan kesadaran diri, memperbaiki
hubungan interpersonal, dan mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam berbagai
konteks kehidupan. Meskipun masih ada banyak penelitian yang perlu dilakukan untuk lebih
memahami kompleksitas persepsi manusia, makalah ini memberikan dasar yang kuat untuk
memahami konsep tersebut dalam konteks psikologi.

Dengan demikian, pemahaman tentang persepsi merupakan aspek penting dalam


pengembangan teori-teori psikologis dan aplikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Diharapkan penelitian masa depan akan terus menjelajahi lebih jauh tentang bagaimana
persepsi membentuk pemahaman kita tentang dunia dan cara kita berinteraksi dengan
lingkungan sekitar.
Daftar Pustaka

Walgito,Bimo. 2001.Psikologi untuk Keperawatan.Jakarta:EGC.2004,Hal 93

Maramis. 1999 .Psikologi untuk Keperawatan.Jakarta:EGC.2004,Hal 94

Fadila, Dewi dan Lestari, Sari. 2013. Perilaku Konsumen. Palembang: Citra Books
Indonesia.

Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks.

Walgito, Bimo. 1989. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.

Riadi, Muchlisin. (2020). Persepsi (Pengertian, Proses, Jenis dan Faktor yang
Mempengaruhi).

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996), cet.


ke-10, hlm. 52

Bimo Walgito, Psikologi Sosial, (Yogyakarta: Andi, 1994), hlm. 46- 47

Anda mungkin juga menyukai