Secara etimologis sobur (2013) menyatakan bahwa persepsi atau dalam bahasa Inggris
perception berasal dari bahasa latin perceptio dari percipere, yang artinya menerima atau
mengambil.
Gerungan (2009) menyatakan bahwa yang dimaksud persepsi adalah kecakapan untuk
cepat melihat dan memahami perasaan- perasaan, sikap-sikap dan kebutuhan-kebutuhan anggota
kelompok.
Nitisusastro (2013) menjelaskan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang timbul
akibat adanya sensasi dimana sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi
yang menggembirakan. Sensasi juga dapat didefinisikan sebagai tanggapan yang cepat dari Indra
penerima kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya,warna,dan suara. Dengan adanya semua itu
pasti akan timbul.
Sedangkan menurut pareek dalam ( sobur 2013) dikatakan persepsi dapat didefinisikan
sebagai proses menerima,menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan,menguji dan
memberikan reaksi kepada rangsangan panca indra atau data.
Menurut Suryani ( 2008) pemahaman terhadap persepsi dan proses yang terkait dalam
perspektif sangat penting bagi pemasar dalam upaya membentuk persepsi yang tepat.
Terbentuknya persepsi yang tepat pada konsumen menyebabkan mereka mempunyai kesan dan
memberikan penilaian yang tepat. Atas dasar inilah akhirnya konsumen tertarik dan membeli.
Schiffman dan kanuk (2004) mendefinisikan persepsi sebagai proses dimana dalam
proses tersebut individu memilih mengorganisasikan dan menginterpretasikan sebuah objek
menjadi sesuatu yang bermakna.
Nitisusastro (2013) mendefinisikan bahwa Persepsi manusia dibentuk oleh beberapa hal
dan alur proses perseptual diantaranya:
pembentukan persepsi terjadi dari pengalaman, diri sendiri, dan lingkungan seseorang. Menurut
Bimo Walgito, proses terbentuknya persepsi melalui beberapa tahapan, yaitu:
Menurut sobur (2013) yang dikutip dari ( Depdikbud 1985, dalam Soelaeman 1987) dari
segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia
memandang. Oleh karena itu, kedua jangan untuk mengubah tingkah laku seseorang. Harus
dimulai dari mengubah persepsi nya. Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama yaitu
sebagai berikut :
1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh Indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan
jenisnya
2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi
seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem
nilai yang dianut, motivasi, kepribadian dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada
kemampuan seseorang yang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya,
yaitu proses mengedukasi informasi yang kompleks menjadi sederhana.
3. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi.
Jadi proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi
yang sampai.
Pada dasarnya terdapat banyak sekali beberapa pendapat para ahli yang menyebutkan faktor-
faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang.
Sobur (2013) berpendapat bahwa terdapat dua faktor yang menentukan seleksi
rangsangan terhadap persepsi, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Dalam menyeleksi berbagai gejala Untuk persepsi, faktor-faktor intern berkaitan dengan
diri sendiri. Faktor-faktor tersebut yakni sebagai berikut:
a. Kebutuhan psikologis
Kebutuhan psikologis seseorang mempengaruhi persepsinya. kadang-kadang ada hal yang "
Kelihatan " ( yang sebenarnya tidak ada), karena kebutuhan psikologis.
b. Latar belakang
Latar belakang mempengaruhi hal-hal yang dipilih dalam persepsi, orang-orang dengan latar
belakang tertentu mencari orang-orang dengan latar belakang yang sama dan mengikuti dimensi
tertentu yang serupa dengan mereka.
c. Pengalaman
d. Kepribadian
Kepribadian juga mempengaruhi persepsi. Seseorang yang introvert mungkin akan tertarik
kepada orang-orang yang serupa atau sama sekali berbeda, berbagai faktor dalam kepribadian
mempengaruhi seleksi dalam persepsi.
f. Penerimaan diri
Penerimaan diri merupakan sifat penting yang mempengaruhi persepsi. Seseorang yang lebih
ikhlas menerima kenyataan diri lebih menyerap sesuatu daripada mereka yang kurang ikhlas
menerima realitas dirinya.
Menurut pareek dalam sobur (2013) beberapa faktor yang dianggap penting pengaruhnya
terhadap seleksi rangsangan ialah :
a. Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus, semakin besarnya hubngan suatu obyek,
maka semakin mudah untuk dipahami, sehingga individu mudah dalam memperhatikan dan
membentuk persepsi.
b. Warna dari obyek-obyek, obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih
mudah dipahami.
. Keunikan dan kekontrasan stimulus, stimulus luar yang penampilan, latarbelakang yang
berbeda akan lebih menarik perhatian.
d. Intensitas dan kekuatan dari stimulus, stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila sering
diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali melihat.
e. Motion atau gerakan, individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang
memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.
Contoh Persepsi
Agar lebih memahami apa itu persepsi, berikut ini adalah beberapa contoh persepsi yang sering
dimiliki oleh manusia:
1. Rendah Diri; Seorang individu dapat merasa rendah diri ketika melihat atau
mendengar suatu pesan atau objek tertentu yang membuatnya tidak berdaya. Hal
tersebut akan menjadi sebuah persepsi dalam pikirannya sehingga membuatnya
merasa tidak nyaman.
2. Perasaan Bangga; Dalam ilmu psikologi komunikasi disebutkan bahwa rasa
bangga yang dialami seseorang merupakan contoh persepsi. Seseorang bisa
mendapatkan persepsi dalam bentuk rasa bangga ketika mendengar pernyataan
orang lain yang mengakui karya atau prestasinya.
DAFTAR PUSTAKA
- Onan Marakali Siregar, dkk. 2020. Persepsi Masyarakat Terhadap Bank Syariah.
Medan : Penerbit Puspantara.
- Dudih Sustriman. 2019. Pendidikan Politik, Persepsi, Kepemimpinan Dan Mahasiswa.
Bogor : Penerbit Guepedia Publishing