“MEMORI”
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4 :
Siapakah presiden Indonesia yang pertama? Tanggal berapakah hari ini? Seperti
apakah tampang terbaik teman anda, dan seperti apakah suara teman anda terdengar? Apakah
pengalaman yang anda rasakan saat pertama kali menapak bangku kuliah? Bagaimana cara
anda mengikat sepatu anda? Bagaimana anda bisa mengetahui jawaban-jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan diatas, atau terhadap pertanyaan mengenai item-item semacam itu?
Bagaimana anda bisa mengingat salah satu informasi yang anda gunakan setiap jam saat
kesadaran anda terjaga setiap hari ? ini berkaitan dengan memori.
Menurut perspektif psikologi kognitif bahwa memori atau ingatan ialah kekuatan
jiwa untuk menerima, menyimpan dan mereproduksikan kesan-kesan. Jadi ada 3 unsur dalam
perbuatan ingatan yaitu : menerima kesan-kesan, menyimpan dan mereproduksikan.
Dengan adanya kemampuan untuk mengingat pada manusia ini berarti ada suatu indikasi
bahwa manusia mampu untuk menyimpan dan menimbulkan kembali dari sesuatu yang pernah
dialami.
KAJIAN
Dalam kajian ini menggunakan dua jurnal yang berkaitan dengan memori dalam
psikologi kognitif yaitu jurnal yang berjudul Memori Implisit dan Memori Eksplisit pada Penderita
diabetes mellitus dan Non Diabetes Mellitus, serta jurnal yang kedua berjudul The Effect of
Reciting Holy Qur’an Toward Short-term Memory Ability Analysed Trought the Changing Brain
Wave.
1. Jurnal Memori Implisit dan Memori Eksplisit pada Penderita diabetes mellitus dan Non
Diabetes Mellitus
Jurnal ini ditulis oleh Ika Puji Widjayanti dan Diana Setiawati dari Fakultas Psikologi,
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta 55281
Jurnal ini membahas tentang pengaruh penyait diabetes militus terhadap memory
implisit dan eksplisit bagi penderitanya serta perbandingan memory yang nondiabetes
militus.
Penggunaan memori pada saat mengingat informasi maupun kegiatan secara
sadar dikenal dengan memori eksplisit sedang memori yang berkaitan dengan skill
maupun kegiatan yang bersifat rutin dan sadar dikenal dengan memori implisit (santrock
2004). Memori implisit merupakan kondisi dimana berbagai pengalaman masa lalu
berpengaruh terhadap performasi masa sekarang tanpa dikoordinasikan secara sadar
(Solso,2004) atau otomatis (Eysenk dan Keane,2000). Menurut Chua dan Chun (2003),
implisit memori sangat bergantung dengan konteks atau sudut pandang seorang
individu dalam merespon stimulus sedangkan eksplisit memori cenderung lebih
independen dan tidak terpengaruh dengan factor konteks. Eksplisit memori disebut
sebagai proses conscious recollection (Mitchel, 2006). Memori ini yang juga dikenal
sebagai deklaratif memori ini merupakan usaha sadar untuk mengumpulkan informasi
tentang individu, objek, kegiatan (Radovan et al, 2007) dalam proses memory retrieval
(Golomb dan Gabrielli, 1996)
Dalam penelitian menunjukkan adanya penurunan kontrol metabolisme tubuh pada
penderita diabetes mellitus tipe-tipe yang berusia tengah baya. Penurunan tersebut
menyebabkan terganggunya proses belajar,rnemori ,dan problem solving
(Ryan&Gdiabetes mellitus adalahs uatu penyakit dimana kadar glukosa(gul asederhana
) di dalam darah tinggi ,karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin
secara cukup. Insulin berperan penting dalam fungsi otak seperti belajar dan memori.
Resistensi insulin di otak akan menimbulkan disfungsi kognitif pada pasien dengan
diabetes mellitus pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 mengalami gangguan fungsi
memori,kelambanan dalam fungsi psikomotorik dan pada fungsi eksekutif yang berpusat
di frontallobe.
Kodl&Seaquist (2008 ) juga menyebutkan bahwa semakin terkontrolnya penderita
diabetes dan semakin sedikitnya komplikasi yang terjadi menyebabkan semakin
minimnya disfungsi kognitif yang terjadi. Hal tersebut diperkuat dengan penemuan fakta
adanya penurunan fungsi otak disatu area hippocampus pada dentate gyrus yang
merupakan penyebab utama dari penurunan memori. Malfungsi otak yang dialami oleh
penderita diabetes mellitus yang berpengaruh terhadap kualitas kerja otak. DaIam kurun
waktu jangka panjang, turunnya kinerja otak sebagai pengatur perilaku dan berbagai
proses mental yang ada pada manusia tak bisa diingkari dapat menjadi pemicu
turunnyak kualitas kehidupan manusia. Memori sebagai salah satu proses mental
manusia tidak lepas dari kemungkinan untuk mengalami gangguan karena kerusakan
otak yang dialami penderita diabetes mellitus.
Terlihat adanya perbedaan yang signifikan antara meanskor dengan Tes memori
eksplisit penderita diabetes mellitus dengan non-diabetes mellitus(0,0 5>sig=0,014).
Perbedaan tersebut sebesar 3,812 5 lebih tinggi tes memori eksplisit pada kelompok
non-diabetes mellitus dari pada kelompok diabetes mellitus.Pada skor tes memori
implisit penderita diabetes juga cenderung memiIiki skor yang lebih rendah
(terpaut0,59 0point), namun tidak berarti secara statistik(0,54 5=sig >0,05).
2. Jurnal The Effect of Reciting Holy Qur’an Toward Short-term Memory Ability Analysed
Trought the Changing Brain Wave
Jurnal ini ditulis oleh Very Julianto dan Magda Bhinnety Etsem dari Fakultas
Psikologi Universitas Gadjah Mada yang diterbitkan pada 1, JUNI 2011: 17 – 29,
VOLUME 38, jurnal ini membahas tentang pengaruh membaca Al-Qur’an terhadap
short-term memory.
pemrosesan informasi yang terjadi di dalam short-term memory. Rangkaian proses
memori diawali dengan memeri sensori sebelum terjadinya short-term memory dan long-
term memory. Memori sensori akan merekam informasi atau stimulus yang ditangkap
oleh panca indera. Ketika informasi itu terekam maka ada dua kemungkinan yang
terjadi akibat dari perhatian (attention). Apabila informasi tersebut tidak mendapat
perhatian, maka informasi tersebut akan rusak dan hilang (Decay). Namun apabila
informasi tersebut mendapatkan perhatian, maka informasi tersebut akan diproses lebih
lanjut di dalam short-term memory. Apabila di dalam short-term memory kita melakukan
pengulangan (reherseal), maka informasi tersebut akan di simpan di dalam long-term
memory. Dan dalam long-term memory inilah informasi yang telah disimpan dapat
dipakai kembali.
Stres, perhatian, dan emosi mempunyai pengaruh terhadap short-term memory.
Dampak langsung dari stres ter-hadap memori adalah terpecahnya per-hatian terhadap
informasi yang baru. Menurut Ashby, Isen & Tuken (1999) menyatakan bahwa stres
akan memper-lambat waktu pemanggilan memori sehingga berpengaruh pada proses
mengingat. Membaca Al Quran sendiri dapat menurunkan tingkat stres sese-orang
karena Al Quran memberikan ketenangan (Hawari 1997). Stres juga dapat
mempengaruhi kinerja memori. Hal ini dikarenakan karena produksi hormon kortisol
dalam hippocampus menjadi lebih stabil. Fungsi hippo-campus terganggu pada kondisi
stres di mana terjadi peningkatan kadar kortisol yang berimbas pada reseptor gluko-
kortikoid dengan konsentrasi tinggi. Gangguan pada hippocampus dapat menurunkan
kemampuan memori (McEwen, 1998). Perhatian (attention) sangat berperan dalam
proses memori. Hal ini karena dalam memahami masalah pikiran dapat saling
berkompetisi dan menghasilkan perhatian yang terpecah (divided attention). Dalam
kehidupan nyata, kemampuan memori seseorang terganggu karena perhatian yang
terpe-cah. Kebalikan dengan divided attention, perhatian yang terfokus atau selective
attention,tentunya akan meningkatkan kinerja memori. Apabila seseorang te-lah terfokus
pada satu informasi maka informasi tersebut akan sedikit menda-pat gangguan dari
informasi yang lain. Perhatian sendiri dapat dipengaruhi oleh banyak hal (Matlin, 1998).
Salah satu hal yang mempengaruhi perhatian adalah faktor emosi seseorang. Membaca
Al Quran sendiri dapat mempenga-ruhi fokus perhatian. Seseorang yang membaca Al
Quran memerlukan proses yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan membaca
buku bacaan biasa. Dalam membaca Al Quran, seseorang harus berkonsentrasi dan
fokus pada apa yang dibaca. Mulai dari melihat huruf, tanda baca dan panjang pendek-
nya, harus diperhatikan dengan seksa-ma. Hal ini dapat membuat seseorang bisa lebih
fokus pada perhatian dan berkonsentrasi. Selain itu,emosi juga memiliki pengaruh
terhadap kemampuan kognitif seseorang. Matlin dalam Hastjarjo 2008 menyatakan hal
yang sama yakni ada dua macam pengaruh emosi terhadap memori yakni mood-
congruent dan mood-state dependent. Mood-congruentmengan- dung artian jika
informasi yang masuk dan suasana hati pada seseorang memi-liki kesamaan, maka
kinerja memori akan menjadi lebih baik. Mood-state dependent mengandung artian
bahwa apabila saat penyimpanan (storage) informasi dan pengingatan kembali (recall)
memiliki kesamaan suasana hati,
Maka kinerja memori akan lebih baik bila berbeda suasana hatinya. Sistem
neuronpada manusia yang berkaitan erat dengan fungsi kognisi dipengaruhi oleh
berbagai hal, salah satunya adalah emosi. Hawari (1997) menyebutkan bahwa ayat-ayat
Al Quran banyak yang mengandung tuntunan bagaimana manusia dalam kehidupan di
dunia ini terbebas dari rasa cemas, tegang, dan depresi. Penelitian yang dilakukan oleh
Chalfant dan Heller dalam Hawari (1997) menunjukkan 40% orang yang mengalami
kegelisahan jiwa di bawa ke ahli agama untuk mendapatkan pengo-batan. Selain itu di
dalam Al Quran juga ditemui ayat tentang ketenangan jiwa (Jalaludin, 2001). Penelitian
dari seorang dokter di Florida yang berna-ma Qadhi (Badri, 1995) menemukan bahwa
apabila membaca ayat Al Quran maka akan merasakan ketenangan.
PEMBAHASAN
Terdapat perbedaan memori eksplisit pada orang yang menderita diabetes mellitus
dan orang tanpa diabetes mellitus. Penurunan performansi memori tersebut
kemungkinan juga merupakan akibat dari "kelelahan otak" yang disebabkan gangguan
pada kinerja insulin. Insulin merupakan salah satu hormon yang memegang peran
penting dalam proses metabolisme, yaitu sebagai penghantar glukosa ke dalam sel
,sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar tubuh.
Memori implisit merupakan ingatan individu berupa kecakapan/keahlian merupakan
fungsi dari cerrebellum.Walaupun begitu,proses priming yang menjadi aspek dalam
memori implisit tetap berkaitan dengan pada bagian cerebral cortex seperti pada
temporal lobes dan hippocampus(Santrock,2004).Jadi apabila hippocampus dan frontal
lobe mengalami gangguan maka hanya fungsi priming pada implisit memori yang tidak
berfungsi optimaI. Disisi lain,memori implisi tak akan bermasalah apabila malfungsi otak
terjadi dibagian cerrebelum. Memory eksplisit dan emplisit merupakan jenis tes
pengukuran memori,yang akan dijelaskan sebagai berikut:
A. Pengukuran Ingatan
1. Tes ingatan langsung ( eksplisit)
Tes ingatan ini langsung mengacu pada peristiwa- peristiwa sasaran dalam sejarah
pribadi subjek,yang menaruh pada konteks ruang dan waktu. Misal : tanggal,hari, jam/ tempat
dan lingkungan peristiwa.
2. Tes ingatan tidak langsung ( implisit )
merupakan tugas –tugas yang mengharuskan subjek melakukan aktifitas-aktifitas kognitif
atau motorik. Misal: tes pengetahuan prosedural (mengukur perubahan perfonmasi yang di
akibatkan oleh latihan – latihan ,misal ;menelusuri jejak satu lampu yang bergerak pada satu trek
bundar dan menggambar melalui kaca. Tes yang menyangkut perkembangan ketrampilan
kognisi, misal; membaca teks yang hurufnya di tulis terbalik.
Tes ingatan langsung dapat berbentuk (a) tes rekognisi (recognition) dan (b) tes recall,
baik yang free-recall maupun cued-recall.
a. Tes rekognisi
Dalam tes rekognisi, subjek diminta untuk membedakan antara stimulus-stimlus yang ada
pada saat terjadinya peristiwa sasaran dengan stimulus-stimulus yang tak ada pada saat peristiwa
sasaran berlangsung.Dengan kata lain, subjek diminta mengenali kembali apakah stimulus yang
ada pada tahap belajar.
b. Tes recall
Dalam tes recall, subjek diminta untuk memproduksi stimulus-stimulusyang terdapat
dalam peristiwa sasaran.Atau dengan kata lain,pada tahap pengetesan ingatan maka subjek
diminta menghasilkan kembali stimulus-stimulus yang telah disajikan dalam tahap belajar. Tes
recall dapat dilakukakan tanpa bantuan tanda – tanda maupun dengan bantuan tanda- tanda
(cued-recall ).
D. Tes Ingatan Tidak Langsung( Implisit )
Tes ingatan tidak langsung dirumuskan sebagai tugas-tugas yang mengharuskan subjek
melakukan kegiatan-kegiatan kognitif atau motorik, sementara perintah-perintah tes tersebut
hanya mengacu pada tugas yang sedang dihadapi dan tidak mengacu pada peristiwa sebelumnya.
Dalam tes ingtan tidak langsung tugas-tugas yang harus di selesaikan tidak mengarah subjek
untuk mengacu pada peristiwa yang sebelumnya dialami oleh subjek.dengan kata lain, pada
tahap pengetesan ingatan subjek tidak di instruksikan untuk menggunakan tahapan belajar
sebagai acuan.
c. Respon evaluatif
Penelitian seseorang terhadap satu objek dapat di pengaruhi oleh penampilan objek
tersebut sebelumnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa eksposisi terhadap satu stimulus akan
meningkatkan preferensi afektif terhadap stimulus tersebut (mere exposure effect).pertimbangan
dan keputusan kognitif juga di pengaruhi oleh eksposisi stimulus.
Jenis-Jenis Memori
Menurut Atkinson dan Shiffin, memori dapat dinedakan menjadi tiga macam, yaitu memori
sensoris, memori jangka pendek (short term memory) dan memori jangka panjang (long term
memory).
1. Memori Sensorik
Memori sensorik adalah proses penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh
pancaindera kita. Setiap panca indra memiliki satu memori sensorik, jadi dalam diri manusia
memiliki lebih dari satu macam memori sensorik, antara lain memori sensorik audio, memori
sensorik visual, dan lain sebagainya.memori sensorik juga dikatakan sebagai proses
penyimpanan memori melalui jalur syaraf-syaraf sensoris yang berlangsung dalam jangka waktu
yang sangat pendek.