03/EXP/2017
NIM : Q11116513
Inisial Subjek : NK
Umur : 19 tahun
1
2
3.2.1.1 Persepsi
mendefinisikan persepsi sebagai pengalaman yang kita dapatkan setelah otak kita
atau kejadian. Jadi, bisa kita simpulkan bahwa persepsi merupakan proses
memahaminya.
sudut pandang terhadap dunianya (King, 2010). Sebagai contoh, ketika kita
melihat sebuah pesawat terbang, sel-sel reseptor pada indera kita mencatatnya
sebagai benda perak diangkasa, hingga setelah kita memberikan makna terhadap
benda perak tersebut sebagai pesawat. Jadi, sel-sel reseptor tidak melihat adanya
pesawat terbang, tapi hanya mencatat bahwa terdapat benda berwarna perak,
sebagai pesawat terbang. Contoh lain, ketika kita melihat sebuah potret
pemandangan, maka informasi sensoris yang kita dapatkan berupa pantai ataupun
pegunungan, hingga setelah kita memberikan arti kepada pantai tersebut, barulah
A. Proses Persepsi
1. Stimulus
stimulus tersebut kemudian ditangkap oleh organ indra pada manusia, misalnya
2. Transduksi.
Setelah sel reseptor pada indera mencatat adanya energi rangsangan, maka
pengubahan dari energi fisik menjadi energi kimia listrik disebut sebagai
saraf ke otak (Jia, Dallos & He, 2007; Lumpkin & Caterina, 2007; King, 2010).
3. Brain:Primary Area.
Ketika rangsang ini telah sampai ke otak, maka ia akan bergerak ke bagian
yang berhubungan, misalnya impuls yang berasal dari telinga itu akan menuju ke
lobus temporalis, dari kulit itu akan menuju ke lobus parietal, dan impuls dari
mata itu akan menuju ke lobus oksipitalis. Ketika sebuah impuls dari indera mata
sensasi. Proses menerima energi rangsangan dari lingkungan luar berupa cahaya,
suara, atau yang lainnya melalui organ indera kemudian disebut sebagai sensasi
4. Interpretasi
4
Setelah rangsangan tersebut telah sampai ke otak (dalam hal ini telah terjadi
makna/arti terhadap informasi sensoris. Hal tersebut dilakukan oleh otak dengan
Proses inilah yang kemudian kita kenal sebagai persepsi. Proses merasa dan
sebuah lagu, sentuhan kasih sayang, rasa manis, dan juga aroma bunga (King,
2010).
Sebuah artikel ilmiah psikologi menjelaskan bahwa ada dua faktor yang dapat
terdapat dalam individu yang turut mempengaruhi proses persepsi tersebut. Hal
a. Fisiologis
Seperti yang diketahui bahwa sensasi adalah proses yang mendahului
terjadinya persepsi, maka tentu kapasitas indra sangat penting kaitannya dalam
hal ini. Sebab kapasitas indra yang dimiliki seseorang untuk menangkap
b. Perhatian
Lingkungan menawarkan banyak stimulus yang tentunya tidak semua organ
lebih pada satu objek ada dua objek saja. Tentu perbedaan fokus antara satu
Adapun faktor eksternal adalah hal-hal yang berada diluar individu yang tur
keadaan di mana visual stimulus yang didapatkan tidak dapat diprediksi oleh
analisis sederhana. Selain itu Reber dan Reber (2010) juga mengemukakan bahwa
ilusi (illusion) bukanlah persepsi yang keliru. Apa yang kita tangkap merupakan
persepsi yang sebenarnya yang dihasilkan oleh proses-proses retina yang kita
miliki.
6
yang terdistorsi dalam dunia nyata. Ilusi (Illusion) terbentuk akibat adanya
manipulasi dalam perceptual cues sehingga mengakibatkan otak tidak dapat lagi
bahkan depth cues. Ilusi muncul ketika terjadi ketidaksesuaian antara kenyataan
dan perwakilan persepsi mengenai hal yang di persepsi. Ilusi adalah sebuah hal
yang tidak benar, tetapi bukan berarti sesuatu yang abnormal (King,2010).
ganda.
b. Stimulus yang tidak dianalisis lebih lanjut, yang memberikan impresi secara
total.
3. Faktor individu, hal ini dapat disebabkan karena adanya kebiasaan dan juga
Stenberg & Stenberg (2012) mendefinisikan bahwa ilusi terjadi karena apa
yang dirasakan oleh individu (di organ sensoris) berbeda dengan apa yang
dalam menginterpretasi stimulus visual, atau stimulus yang ditangkap oleh indra
mata.
optical illusion yang terkenal dan banyak menarik perhatian selama hampir
ratusan tahun (Spehar & Gillam, 2002). Dalam pandangan Morgan (Spehar &
Gillam 2002), Poggendorf illusion melibatkan proses retinal dan proses cortical.
Selain itu Poggendorf illusion juga terkait dengan processing of relative posisiton,
orientation, dan collinearity of spatially dari garis yang dipisahkan oleh sebuah
objek.
didistorsi oleh dua garis paralel (berbentuk persegi panjang) dan membuatnya
yang bertujuan untuk melihat efek yang ditimbulkan dari garis (pemberian
feedback) pada figur ilusi. Ilusi yang timbul pada figur ilusi Poggendorf
8
Umpan balik adalah informasi mengenai kinerja atau perilaku yang mengarah
(Thatcher & John, 1994 dalam Roland & Flance, 1996). Russel dan Tim (1994,
dalam Roland & Flance, 1996) menjelaskan bahwa yang dimaksud pemberian
umpan balik adalah membiarkan seseorang tahu mengenai apa yang telah mereka
lakukan untuk mencapai suatu standar, sehingga mereka dapat mengetahui bahwa
apa yang telah mereka lakukan itu belum mencapai standar. Jadi, dari dapat
Kata feedback (umpan balik) sebenarnya berasal dari istilah teknologi yang
bermakna sebagian dari hasil (output) yang dikembalikan (di umpan kembali) ke
sistem pendinginan, bila suhu ruangan telah sampai pada temperatur yang
melakukan penyesuaian kerja. Apabila tidak ada umpan balik berupa informasi
mengenai suhu ruangan yang telah dingin, maka pendingin akan terus menerus
membuat ruangan menjadi lebih dingin. istilah ini kemudian diterapkan dalam
(misalnya, guru, teman sebaya, orang tua) mengenai aspek dari kinerja dan
yang kita miliki, teman sebaya memberikan masukan terhadap apa yang kita
lakukan, begitu pula orang tua. Jadi, umpan balik (feedback) ini merupakan
Pemberian umpan balik kepada perilaku, tugas atau apa yang telah kita
lakukan, itu akan membuat hal tersebut menjadi lebih baik. Sebab dari adanya
umpan balik, kita akan mempelajari dan memahami kesalahan yang dibuat,
merenungkannya, dan mengubahnya agar berjalan lebih baik dimasa yang akan
datang (Clement, 2006). Pemberian umpan balik ini juga nantinya dipakai
sebagai pemandu bagaimana sebaiknya proses itu di lakukan. jadi, dari umpan
balik ini, kita bisa mengetahui dimana letak kelemahan kita dalam berkinerja dan
berperilaku.
3.2.2 Hipotesis
3.2.2.1 Individu
3.2.2.2 Individu
Sarana yang digunakan dalam penelitian ini adalah komputer jinjing berisi
program INTPSYCH.
b. Masukkan nama depan anda, tekan ENTER masukkan nama belakang tekan
ENTER, tekan No, jika nama anda sudah benar, dan Yes jika anda ingin
menulis ulang nama anda, setelah itu tampilan layar berubah tekan click to
c. Anda akan masuk dalam menu pilihan. Tekan The Poggendorf Illusion:
Effects of Feedback akan tampil tulisan Are you ready to begin this
Saudara, akan tampil suatu garis yang di potong oleh suatu persegi panjang.
Garis di sisi kanan persegi panjang telah ditentukan posisinya, sehingga tidak
bisa Anda ubah. Tugas Anda adalah meletakkan garis di sisi kiri persegi
panjang agar sejajar (lurus) dengan garis di sisi kanan dengan menggeser garis
tersebut ke atas atau ke bawah. Apakah ada pertanyaan? Bisa kita mulai?.
6. Percobaan ini di lakukan sepuluh (10) kali (bagian pertama).
7. Pada percobaan ke sebelas (11) anda akan mendapat garis bantuan setelah
anda menggeser letak jawaban dari garis tersebut menjadi sejajar. Percobaan
kali akan muncul tabel hasil percobaan (Data Summary) yang telah anda
3.4 Hasil
3.4.1.1 Individu
3.4.1.2 Kelompok
3.4.2.1 Individu
1 -2 -2
2 -4 -1
3 -4 0
4 -3 0
5 -2 -2
6 -1 -1
7 -5 -3
8 -1 -2
9 -2 -3
10 -6 -1
Rata-rata -3 -1,5
3.4.2.2 Kelompok
Bagian2 Bagian1
Z -1,787b
Asymp. Sig. ( ,074
2-tailed)
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan SPSS dengan uji Wilcoxon,
didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.074 di mana nilai ini lebih besar dari 0,05.
Karena nilai tersebut lebih besar dari 0,05, berarti data tersebut tidak signifikan.
diterima.
3.4.3 Observasi
3. Tiga buah kursi disusun saling berhadapan dan sebuah laptop diletakkan di
5. Ruangan yang digunakan selama praktik bersih dan rapi. Terlihat dari tidak
adanya sampah yang berserakan dalam ruangan dan kursi serta meja yang
2. Testee mendekatkan wajah ke layar laptop setiap kali memasuki soal baru.
4. Saat ingin memastikan apakah garis yang dipasang sudah sejajar atau belum,
layar computer yang terlalu terang. Hal ini disampaikan oleh testee saat sesi
meluruskan garis.
3.5 Pembahasan
3.5.1 Individu
15
Hasil mean yang dihasilkan dari data subjek menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan. Pada sesi pertama (sebelum diberikan feedback), rata-rata yang
dihasilkan adalah sebesar -3. Sedangkan pada sesi kedua (setelah diberikan
feedback), rata-rata yang dihasilkan sebesar -2,4. Nilai error subjek berkurang
setelah diberikannya umpan balik (pada bagian kedua). Hal ini membuktikan
sesi ketiga yaitu angka yang dihasilkan tidak jauh dari 0 (berarti semakin dekat
dengan ketepatan letak, karena 0 merupakan letak yang seharusnya). Dengan kata
perbandingan ini sejalan dengan teori yang telah dibahas, dimana pemberian
umpan balik kepada perilaku, tugas atau apa yang telah kita lakukan, itu akan
membuat hal tersebut menjadi lebih baik dari tugas sebelumnya (Clement, 2006).
3.5.2 Kelompok
Analisis data kelompok dengan menggunakan uji Wilcoxon, dari hasil analisis
didapatkan nilai signifikansi 0,074 yang berarti nilai tersebut tidak signifikan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ditolak dan HO diterima. Hal ini
mengerjakan soal eksperimen. Kondisi psikis, kondisi fisik, hingga pikiran subjek
pada saat itu akan mempengaruhi seberapa jauh dalam dalam memusatkan
3.6 Simpulan
3.6.1 Individu
Perbandingan hasil yang cukup signifikan terjadi pada saat subjek saat belum
diberikan umpan balik (feedback) dan pada saat subjek sudah diberikan umpan
balik (feedback). Nilai error pada sesi setelah diberikan umpan balik (feedback)
lebih rendah apabila dibandingkan dengan sesi sebelum diberikan umpan balik
ditolak.
3.6.2 Kelompok
didapatkan nilai signifikansi 0,074 yang berarti nilai tersebut tidak signifikan.
semangat dan keberanian pada murid atau pada anak, hal ini biasanya
dilakukan oleh para guru dan orang tua (Hattie & Timperley, 2007).
kembali informasi terkait suatu hal setelah mendapatkan informasi baru yang
lebih lengkap. Akibatnya seseorang akan menjadi lebih paham dan lebih tahu
Afga Yudistikhar
Theresia Arief NIM. Q11115019
NIM. Q11114302
18
Daftar Pustaka
Hoeksema, N., Fredrickson, B., & Loftus, G. A. (2009). Atkinson & Hilgards
Intorduction to Psychology. USA: Wadsworth Cengage Learning.
Silverius, S. (1991). Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: Grasindo.
Spehar, B., & Gillam, B. (2002). Modal completion in the Poggendorff Illusion:
Support for The Depth-processing Theory. Psychological Science, 13(4),
306-312.
Prodi Psikologi
Universitas Hasanuddin
Inisial OP : NK
Umur : 19 tahun
Pendidikan Terakhir : SMA
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Penelitian : November 2017
Waktu Penelitian : WITA
20