Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PSIKOLOGI EKSPERIMEN

“Populasi dan Sampel Penilitian”

Dosen Pengampu: Jauharatus Sa’diyah, M. Si.

Kelompok 7:

Silvia Khairani 11836019

Azizah Natasya 11836024

Nurul Hasanah 11836031

Yurda Ihza Ramadhani 11836034

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

2020
KATA PENGANTAR

Assalaamu ’alaikum Wr. Wb.


Segala puji hanya milik Allah swt. karena berkat limpahan dan rahmat-
Nya, saya mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Psikologi Eksperimen. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
baginda Rasulullah saw. beserta sahabat, keluarga, dan pengikutnya hingga akhir
zaman.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
“Popupasi dan Sampel Penelitian” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan
dari berbagai sumber informasi dan referensi terutama jurnal dan e-book.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
kami hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi
ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua serta dosen
pengampu mata kuliah, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para
mahasiswa/mahasiswi Institut Agama Islam Negeri Pontianak. Kami sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada
dosen pengampu, kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah
kami di masa yang akan datang.
Wassalaamu ‘alaikum Wr. Wb.
Pontianak, 22 Oktober 2020

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................i

Daftar Isi...........................................................................................ii

Bab I Pendahuluan............................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................1
C. Tujuan...................................................................................2

Bab II Judul Pembahasan.................................................................3

A. Pengertian Populasi..............................................................3
B. Pengertian Sampel Penelitian...............................................5
C. Kerepresentatifan Sampel.....................................................8
D. Teknik Pengambilan Sampel................................................9
E. Generalisasi Sampel...........................................................14

Bab III Penutup...............................................................................16

A. Kesimpulan.........................................................................16
B. Saran...................................................................................16

Daftar Pustaka.................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian adalah suatu hal yang ilmiah yang bermaksud mengungkapkan


rahasia ilmu secara objektif dengan bukti yang lengkap dan kokok. Penelitian
dilakukan guna mengungkap suatu gejala sehingga diperoleh suatu informasi.
Informasi inilah yang menjadi jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan
sebelumnya. Kualitas dari penelitian itu tergantung pada teknik pengumpulan data
yang digunakan oleh peneliti. Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh
bahan penelitiam yang relevan, akurat, dan reliable. Sehingga peneliti
memerlukan metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang bisa diandalkan. Jika
tidak tepat dalam penggunaan instrument penelitian maka akan berpengaruh pada
kualitas hasil penelitiannya.

Dalam penelitian salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah


menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa
data keseluruhan objek yang diteliti sebagai komunitas tertentu. Kemudian
peneliti akan mengidentifikasi sifat suatu komunitas yang menjadi objek
penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari komunitas
tersebut. Kemudian, peneliti akan menemukan metode dan langkah yang tepat
untuk memperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan data terhadap objek.
Dalam penelitian pastinya menggunakan sampel sebagai unit analisis. Disinilah
sampel harus benar-benar bisa mencerminkan keadaan populasi artinya,
kesimpulan hasil penelitian yang diangkat dari sampel harus merupakan
kesimpulan atas populasi. Sehingga masalah yang dihadapi adalah bagaimana
memperoleh sampel yang representative, yaitu yang mewakili elemen lain dalam
populasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu populasi?

1
2. Apa itu sampel penelitian?
3. Bagaimana kerepresentatifan sampel penelitian itu?
4. Apa saja teknik pengambilan sampel penelitian?
5. Apa saja generalisasi sampel penelitian?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui populasi dalam penelitian.
2. Untuk mengetahui sampel penelitin.
3. Untuk mengetahui kerepresentatifan sampel penelitian.
4. Untuk mengetahui teknik pengambilan sampel penelitian.
5. Untuk mengetahui generalisasi sampel penelitian.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Populasi

Sugiyono (2001: 55) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi


yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam
yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek
yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh
objek atau subjek itu.

Menurut Margono (2004: 118), populasi adalah seluruh data yang menjadi
perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi,
populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Kalau setiap manusia
memberikan suatu data maka, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama
dengan banyaknya manusia. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian
(Arikunto, 2002: 108).

Kerlinger (Furchan, 2004: 193) menyatakan bahwa populasi merupakan


semua anggota kelompok orang, kejadian, atau objek yang telah dirumuskan
secara jelas. Nazir (2005: 271) menyatakan bahwa populasi adalah kumpulan dari
individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Kualitas atau ciri
tersebut dinamakan variabel. Sebuah populasi dengan jumlah individu tertentu
dinamakan populasi finit sedangkan, jika jumlah individu dalam kelompok tidak
mempunyai jumlah yang tetap, ataupun jumlahnya tidak terhingga, disebut
populasi infinit. Misalnya, jumlah petani dalam sebuah desa adalah populasi finit.
Sebaliknya, jumlah pelemparan mata dadu yang terus-menerus merupakan
populasi infinit.

3
Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi (Margono, 2004: 118). Ia
menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri
dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes,
atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu
di dalam suatu penelitian. Kaitannya dengan batasan tersebut, populasi dapat
dibedakan berikut ini.

1. Populasi terbatas atau populasi terhingga, yakni populasi yang memiliki


batas kuantitatif secara jelas karena memilki karakteristik yang terbatas.
Misalnya 5.000.000 orang guru SMA pada awal tahun 1985, dengan
karakteristik; masa kerja 2 tahun, lulusan program Strata 1, dan lain-lain.
2. Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni populasi yang
tidak dapat ditemukan batas-batasnya, sehingga tidak dapat dinyatakan
dalam bentuk jumlah secara kuantitatif. Misalnya guru di Indonesia, yang
berarti jumlahnya harus dihitung sejak guru pertama ada sampai sekarang
dan yang akan datang.

Dalam keadaan seperti itu jumlahnya tidak dapat dihitung, hanya dapat
digambarkan suatu jumlah objek secara kualitas dengan karakteristik yang
bersifat umum yaitu orang-orang, dahulu, sekarang dan yang akan menjadi
guru. populasi seperti ini disebut juga parameter.

Selain itu, menurut Margono (2004: 119) populasi dapat dibedakan ke dalam hal
berikut ini:

1. Populasi teoretis (teoritical population), yakni sejumlah populasi yang


batas-batasnya ditetapkan secara kualitatif. Kemudian agar hasil penelitian
berlaku juga bagi populasi yang lebih luas, maka ditetapkan terdiri dari
guru; berumus 25 tahun sampai dengan 40 tahun, program S1, jalur
skripsi, dan lain-lain.
2. Populasi yang tersedia (accessible population), yakni sejumlah populasi
yang secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan tegas. Misalnya, guru

4
sebanyak 250 di kota Bandung terdiri dari guru yang memiliki
karakteristik yang telah ditetapkan dalam populasi teoretis.

Margono (2004: 119-120) pun menyatakan bahwa persoalan populasi penelitian


harus dibedakan ke dalam sifat berikut ini:

1. Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya


memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya
secara kuantitatif. Misalnya, seorang dokter yang akan melihat golongan
darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja. Dokter itu
tidak perlu satu botol, sebab setetes dan sebotol darah, hasilnya akan sama
saja.
2. Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang unsurunsurnya
memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan
batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Penelitian
di bidang sosial yang objeknya manusia atau gejala-gejala dalam
kehidupan manusia menghadapi populasi yang heterogen.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan individu atau


objek yang diteliti yang memiliki beberapa karakteristik yang sama. Karakteristik
yang dimaksud dapat berupa usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, wilayah
tempat tinggal dan seterusnya. Atau dapat juga dikatakan sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyaikualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.

B. Sampel Penelitian

Sampel adalah suatu sub kelompok dari populasi yang dipilih untuk digunakan
dalam penelitian. Ada beberapa alasan mengapa penggunaan pengambilan sampel
adalah kepentingan utama bagi periset:

1. Mungkin hanya satu-satunya jalan, dalam menghadapi berbagai


permasalahan pemasaran populasi yang diinginkan didefinisikan

5
sebagai ukuran yang sangat besar (jika tidak terbatas) atau
didefinisikan sebagai berkesinam-bungan atau tidak berakhir.
Contoh untuk hal ini adalah populasi penduduk India atau populasi
penduduk dunia. Suatu contoh tentang suatu permasalahan tidak
berbatas adalah jumlah orang yang berjalan melintasi suatu
titik/tempat tertentu. Populasi jenis ini tidak ada batasnya (tidak
berbatas). Jumlah orang yang telah melewati suatu tempat tertentu
pada waktu yang lalu adalah informasi historis dan dapat dihitung
tetapi jelaslah bahwa populasi orang yang melewati titik ini akan
terus berkelanjutan tanpa batas sampai masa mendatang. Setiap
pengukuran bukti- bukti tersedia harus mewakili suatu sample dari
suatu populasi tak berbatas.
2. Pengambilan sampel dapat menghemat biaya, jika estimasi yang
dapat diandalkan dari suatu pengukuran populasi dapat diperoleh
dari bagian tertentu dari suatu populasi, hal ini dapat dilakukan
pada suatu biaya yang cukup rendah maka akan menjadi suatu
kasus jika suatu sensus menyeluruh dilaksanakan untuk populasi.
Akan tetapi, tes terakhir, adalah apakah informasi berguna dan
dapat diandalkan dapat diperoleh dari suatu sampel atau tidak. Hal
ini akan dibahas secara rinci kemudian.
3. Pengambilan sampel dapat menghemat waktu yang dibutuhkan,
dengan jumlah sumberdaya tertentu, akan membutuhkan waktu
yang lebih banyak untuk mengukur semua item dalam populasi
daripada pengukuran dalam sample yang lebih sedikit. Dalam
berbagai situasi, bahkan informasi yang paling diandalkan yang
dihasilkan dari survai seluruh populasi akan kurang berguna karena
akan diperoleh hasil atau kesimpulan hanya karena sudah
terlambatnya kesimpulan - kesimpulan ini berguna dalam kerangka
kerja pengambilan keputusan manajemen. Pengambilan sampel
dapat mempercepat pengupulan data dalam rangka membuat data
memenuhi tujuan penelitian.

6
4. Pengambilan sampel dapat meningkatkan ketepatan yang lebih
tinggi, ketepatan yang lebih tinggi untuk seluruh populasi dapat
diperoleh melalui sampel yang terbatas. Jika suatu survai tentang
perilaku konsumen akan dilaksanakan dengan anggaran yang
terbatas (suatu asumsi yang sangat nyata) dua alternatif yang
timbul. Setiap anggota populasi dapat diperlakukan dengan
pertanyaan yang tidak mendalam (superficial) atau suatu bagian
terbatas dari populasi (suatu sampel) dapat didekati lebih
mendalam. Pilihan kedua (lebih rinci dari suatu sampel) adalah
pengukuran yang sering kali lebih berguna dan tepat (akurat).

Proses desain sampling meliputi 5 langkah yaitu:

Execute the
Define the Determine the Select sampling Determine the
sampling
population sampling frame technique sample size
process

a. Mendefinisikan populasi

Populasi target adalah sekumpulan elemen-elemen atau obyek yang memiliki


informasi yang dicari oleh peneliti dan akan digunakan dalam membuat
kesimpulan. Populasi target harus didefinisikan secara tepat. Dalam
mendefinisikan populasi target mencakup terjemahan dari definisi problem ke
dalam pernyataan yang tepat yang akan dan tidak akan dimasukan dalam sampel.

b. Menentukan kerangka sampel

Kerangka sampling adalah elemen-elemen yang representatif dari target populasi


yang terdiri dari daftar elemen yang ditentukan untuk mengidentifikasikan
populasi target.

7
c. Seleksi teknik sampling

Seleksi teknik sampling meliputi beberapa keputusan yang sifatnya sangat luas.
Peneliti harus memutuskan teknik apa yang akan digunakan dalam penelitian

d. Menentukan ukuran sampel

Ukuran sample berkenaan dengan jumlah elemen yang dimasukan dalam


penelitian. Pembentukan ukuran sample adalah kompleks dan meliputi beberapa
pertimbangan kualitatif dan kuantitatif.

e. Pelaksanaan proses sampling

Proses pelaksanaan sampling menggunakan spesifikasi yang rinci tentang


bagaimana keputusan desain sampling berkenaan dengan populasi, unit sampling,
teknik sampling, dan ukuran samplel untuk diimplementasikan.

C. Kerepresentatifan Sampel Penelitian

Pemilihan sampel dengan metode yang tepat dapat menggambarkan kondisi


populasi sesungguhnya yang akurat, dan dapat menghemat biaya penelitian secara
efektif. Idealnya, sampel benar-benar menggambarkan atau mewakili karakteristik
populasi yang sebenarnya. Karena data yang diperoleh dari sampel harus dapat
digunakan untuk menaksir populasi. Sampel yang dapat mewakili populasinya
disebut sampel representatif. Jadi, sampel yang benar-benar mencerminkan
populasinya.

Meskipun ciri representativeness sulit untuk dibuktikan akan tetapi kita dapat
mendekatinya secara metodologis melalui parameter-parameter yang diakui
kebaikannya, baik secara teoritis maupun secara eksperimental. Ada empat
parameter yang bisa dianggap menentukan representativeness sampel (sampel
yang benar-benar mencerminkan populasinya), yaitu:

1. Variabilitas populasi

8
Variabilitas populasi merupakan hal yang sudah “given”, artinya peneiti harus
menerima sebagaimana adanya, dan tidak dapat mengatur atau memanipulasinya.

2. Besar sampel

Makin besar sampel yang diambil akan semakin besar atau tinggi taraf
representativeness sampel tersebut. Jika populasinya homogen secara sempurna,
besarnya sampel tidak mempengaruhi tarag representativeness sampel.

3. Teknik penentuan sampel

Makin tinggi tingkat rambang dalam penentuan sampel, akan makin tinggi
pula tingkat representativeness sampel.

4. Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel.

Makin lengkap ciri-ciri populasinya yang dimasukkan ke dalam sampel, akan


makin tinggi tingktat representativeness sampel.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling adalah suatu cara atau teknik yang dipergunakan untuk
menentukan sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel ini dalam beberapa
buku sering disebut dengan teknik sam pling. Untuk menentukan atau memilih
teknik sampling ini, peneliti harus memperhatikan danmendasarkan diripada
langkah-langkah penentuan sampel pada uraian di atas. Teknik sampling dalam
penelitian secara garis besar dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu teknik dengan
probability sampling dan teknik dengan non probability sampling.

1. Probability Sampling

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan


peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Teknik ini merupakan teknik yang memungkinkan peneliti atau
evaluator untuk membuat generalisasi dari karakteristik sampel menjadi
karakteristik populasi.

9
a. Simple Random Sampling

Penyampelan acak sederhana, dimaksudkan bahwa sebanyak n sampel diambil


dari populasi N dan tiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk
terambil. Terdapat 3 (tiga) cara untuk menentukan sampel dengan mengunakan
teknik ini, yaitu

1) Cara undian;
2) Cara tabel bilangan random;

Contoh:

Diketahui N = 1000, akan dipilih n = 20 dengan menggunakan teknik


simple random sampling.

Solusi:

Misal ke-1000 data tersebut adalah 001,002,003,...,999, 000 dengan 000


adalah data ke-1000. Pertama-tama, tentukan aturan penggunaan tabel random,
misal dimulai dari kolom pertama baris pertama sampai baris ke 20. Jadi
didapatkan104, 213,243, ...,

070.

(Scheaffer, 1986:43).

3) Dengan menggunakan komputer untuk mengacak, misalnya


dengan bantuan SPSS.
b. Stratified Random Sampling

Pada penyampelan jenis ini, anggota populasi dikelompokkan berdasarkan


stratanya, missal tinggi, sedang, dan rendah. Kemudian dipilih sampel yang
mewakili masing-masing strata.

Langkah-langkah dalam menentukan Stratified Random sampling:

1) Menentukan data pendukung tentang populasi yang diambil berikut


strata-strata yang ada di dalamnya;

10
2) Mengklasifikasikan populasi ke dalam grup atau strata yang saling
lepas;
3) Menentukan ukuran sample untuk tiap stratum;
4) Memilih secara acak setiap stratum dengan menggunakan simple
random sampling.

Contoh:

Sebuah evaluasi dialakukan untuk mengetahui pelaksanaan program


pembelajaran kesehatan. Populasi yang diambil adalah seluruh sekolah menengah
atas di 33 provinsi di Indonesia, misalnya 330 sekolah.

Solusi:

Langkah pertama yang dilakukan yakni membagi sekolah di tiap provinsi


berdasarkan hasil UN dengan strata, yaitu strata dengan nilai UN tinggi, nilai
sedang, dan nilai rendah Masing-masing provinsi 10 sekolah.

UN tinggi UN sedang UN rendah


3 sekolah 4 sekolah 3 sekolah
c. Sistematic Sampling

Penyampelan dengan cara ini dilakukan dengan mengurutkan terlebih dahulu


semua anggota, kemudian dipili urutan tertentu untuk dijadikan anggota sampel.

d. Cluster Sampling

Pada penyampelan jenis ini, populasi dibagi menjadi wilayah atau klaster. Jika
terpilih klasternya, seluruh anggota dalam klaster tersebut yang menjadi sampel.

Langkah-langkah dalam pengambilan sample dengan cluster sampling:

1) Menentukan cluster-clusternya;
2) Menentukan banyak cluster yang akan dijadikan sample, misal ;

11
3) Memilih secara acak cluster sebanyak cluster;
4) Semua anggota yang terdapat dalam klaster yang terpilih merupakan
sampel studi atau penelitian atau evaluasi.

Contoh:

Sebuah evaluasi tentang tingkat kesehatan siswa SMA akan melibatkan


seluruh SMA di Indonesia. Ada 33 provinsi, maka Indonesia, sehingga dapat
dibagi menjadi 33 cluster. Misal akan diambil sebanyak 7 klaster, maka dipilih
secara acak 7 propinsi dari 33 propinsi. Semua SMA yang berasal dari 7 provinsi
tersebut merupakan sampel.

2. Non-Probability Sampling

Non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak


memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
yang dipilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel ini diantaranya
sampling incidental, sampling bertujuan, sampling bola salju (snowball sampling),
dan sampling kuota. Non probability sampling ini tidak bisa digunakan untuk
membuat generalisasi.

a. Sampling Insidental (Reliance Available Sampling)

Teknik sampling ini mengandalkan pada keberadaan subjek untuk dijadikan


sampel yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan
dipandang cocok sebagai sumber data maka subjek tersebut dijadikakan sampel.
Sebagai contoh misalnya suatu penelitian dilakukan untuk mengevaluasi
pemanfaatan media computer pada proses pembelajaran. Sampel yang akan
diambil yaitu guru yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dianggap
cocok oleh peneliti untuk dijadikan sumber data. Pengambilan sampling semacam
ini tidak dapat digunakan untuk membuat generalisasi sifat sampel menjadi sifat
populasi.

b. Sampling Purposive ( Purposive or Judgment Sampling )

12
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
pertimbangan peneliti atau evaluator tentang sampel mana yang paling bermanfaat
dan representative (Babbie, 2004: 183). Terkadang sampel yang akan diambil
ditentukan berdasarkan pengetahuan tentang suatu populasi, anggota-anggotanya
dan tujuan dari penelitian. Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk
studi penjajagan (studi awal untuk penelitian atau evaluasi), yang kemudian
diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random).

Contoh:

Suatu evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi pembiasaan pola hidup sehat


yang digunakan di SLB-B (tunarungu). Dalam hal ini, sekolah-sekolah yang
dijadikan sampelyakni SLB-B, yang ditetapkan sesuai tujuan evaluasi.

c. Sampling Bola Salju (Snowball Sampling)

Sampling snowball dapat dilakukan jika keberadaan dari suatu populasi sulit
untuk ditemukan. Dengan kata lain, cara ini banyak dipakai ketika peneliti atau
evaluator tidak banyak tahu tentang populasi penelitian aau evaluasinya. Pada
sampling bola salju, peneliti mengumpulkan data dari beberapa sampel yang dapat
ditemukan oleh peneliti sendiri, selanjutnya peneliti meminta individu yang telah
dijadikan sampel tersebut untuk memberitahukan keberadaan anggota yang
lainnya yang tidak dapat ditemukan oleh peneliti untuk dapat melengkapi data
(Babbie, 2004: 184). Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel
purposive dan snowball. Sebagai contoh misalnya evaluasi dilakukan untuk
mengetahui efekivitas bidan desa yang diprogramkan di suatu daerah. Salah satu
orang yang dapat dijadikan sumber data adalah salah satu tetua adat atau sesepuh
dari masyarakat tersebut, dan ditanyai perlunya bidan desa. Selanjutnya dari tetua
adat atau sesepuh yang dijadikan sampel tersebut diminta untuk memberikan
informasi tentang keberadaan anggota masyarakat yang lain yang dapat dijadikan
sumber data.

13
d. Sampling Quota

Teknik sampling kuota adalah teknik menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Pada
sampling kuota, dimulai dengan membuat tabel atau matriks yang berisi
penjabaran karakteristik dari populasi yang ingin dicapai atau karakteristik
populasi yang sesuai dengan tujuan dari penelitian untuk selanjutnya ditentukan
sampel yang memenuhi ciri-ciri dari populasi tersebut. Prosedur yang dalam
sampling kuota:

1) Pertama, populasi dibagi-bagi menjadi strata yang relevan seperti usia,


jenis kelamin, lokasi, dsb.
2) Proporsi tiap strata diperkirakan atau ditentukan berdasarkan data
eksternal kemudian total sampel dibagi-bagi sesuai proporsi ke tiap strata
(kuota).
3) Untuk memenuhi jumlah sampel untuk tiap strata, peneliti menggunakan
expert judgement-nya.
E. Generalisasi Sampel

Generalisasi adalah proses penalaran yang membentuk kesimpulan secara


umum melalui suatu kejadian, hal, dan sebagainya.

Sampel adalah bagian dari populasi, bagian yang dipilih dari suatu populasi,
kadang-kadang sampel dapat mencakup seluruh populasi. Sehingga sampel yang
representatif adalah sampel yang mencerminkan ciri-ciri populasinya. Untuk
memperoleh sampel representatif tidaklah mudah, untuk ini kita perlu
mempelajari lebih jauh teori dan teknik sampling supaya dapat melakukan
penelitian dengan cara-cara tertentu yang sesuai dan benar, dengan teknik
sampling yang tepat (Sarbiran, 1995; I Made Putra¬wan, 1990; Robert G.D. Steel
& James H. Torrie, 1980). Menurut Siswojo Hardjodipuro (1988), sampel jarang
merupakan perwujudan (representation) dari populasi: senantiasa mengandung
sampling error (kekeliruan sampling) di dalamnya apabila sampel diambil dari

14
suatu populasi. Proses untuk mengevaluasi sampling error ini merupakan salah
satu fungsi utama dari statistik.

Petunjuk petunjuk dalam pengambilan sampel. Yang penting di sini adalah


menentukan terlebih dahulu luas populasinya sebagi daerah generalisasi,
selanjutnya setelah itu barulah sampelnya sebagai daerah penelitiannya.

Masalah populasi-sampel menempati posisi yang sangat penting di dalam


penelitian kuantitatif. Hal ini terutama pada penelitian yang bertujuan membuat
generalisasi temuannya. Sebagai catatan, generalisasi adalah "pengembalian"
temuan di dalam sampel ke populasi. Inilah "validitas eksternal" yang dimaksud
Krathwohl (1982) dan yang lain-lain. Maka, populasi dalam kaitan ini (validitas
eksternal) didefinisikan sebagai keseluruhan objek atau subjek yang menjadi
sasaran akhir generalisasi. Peneliti mengambil sampel dan menelitinya. Tetapi
harus selalu diingat, bukan sampel yang sebenarnya ingin dia teliti, tetapi
populasi. Peneliti mengambil sampel karena satu dan lain alasan sehingga ia tidak
mampu meneliti seluruh populasi. Tetapi ada juga sampel yang sejak semula tidak
diniatkan untuk digeneralisasikan. Maka dalam hal ini, urusan samplingnya
menjadi lebih sederhana. Untuk sampel yang digunakan untuk generalisasi, maka
sampling atau sampelnya disebut sampling probabilitas.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian salah satu bagian dalam langkah-
langkah penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Populasi
adalah keseluruhan individu atau objek yang diteliti yang memiliki beberapa
karakteristik yang sama. Karakteristik yang dimaksud dapat berupa usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, wilayah tempat tinggal dan seterusnya. Atau dapat
juga dikatakan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang
mempunyaikualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Kemudian dalam sebuah penelitian ada istilah sampling yaitu pengambilan


beberapa sampel dalam populasi, Teknik sampling adalah suatu cara atau teknik
yang dipergunakan untuk menentukan sampel penelitian yang mewakili populasi.
Sampel penelitian adalah sub kelompok populasi yang dipilih untuk digunakan
dalam penelitian. Pemilihan sampel juga harus dengan metode yang tepat dan
menggambarkan kondisi populasi sesungguhnya yang akurat sehingga dapat

16
menghemat biaya penelitian secara efektif, sampel ini harus benar-benar mewakili
atau menggambarkan popualasi sebenarnya. Sampel yang mewakili populasi
disebut sampel representatif

B. Saran

Besar harapan kami, pembaca dapat merasakan manfaat dari makalah yang
kami susun ini dan kritik pembaca yang membangun dapat menjadi pelajaran bagi
kami menjadi lebih baik lagi dalam pembuatan makalah kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah. 2015. POPULASI DAN SAMPEL. Malang: Bayumedia


Publishing

Supardi. 1993. LAPORAH PEKELITIAN Populasi Dan Sampel Penelitian.


Unisia. (17)

Oleh, R. S., & Susilana, R. MODUL 6 POPULASI DAN SAMPEL 6


POPULASI DAN SAMPEL 6 POPULASI DAN SAMPEL.

Mahyarni. 2017. Metodologi Penelitian. Bandung: Kreasi Edukasi

Retnawati, Heri. 2017. Teknik Pengambilan Sampel. Yogyakarta: STIKES


Surya Global.

ALFITA, M. (2018). PENGARUH TERAPI DZIKIR TERHADAP


KONTROL DIRI (STUDI KASUS PADA REMAJA DI LPKA KELAS 1 BLITAR).

https://id.wikipedia.org/wiki/Generalisasi (diakses 18 Oktober 2020)

17
http://cyberlearning.unissula.ac.id/course/info.php?id=1104 (diakses 18
Oktober 2020)

http://web-suplemen.ut.ac.id/mapu5103/sub2_4.htm (diakses 18 Oktober


2020)

https://dosenpsikologi.com/contoh-generalisasi-dalam-modifikasi-perilaku
(diakses 19 Oktober 2020)

18

Anda mungkin juga menyukai