DISUSUN OLEH :
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah tugas dan tujuan ilmu perbandingan agama merupakan masalah
utama yang di hadapi dunia, terutama negara-negara yang sedang berkembang . ilmu
perbandingan agama merupakan salah satu alat yang tepat untuk memecahkan
masalah yang terjadi dalam zaman berkemajuan teknik tinggi dunia sekarang terasa
terlalu kecil karena hubungan manusia semakin dekat dan sempit. Tugas
Hubungan antar kelompok dan antar manusia sering terjadi Tukar-menukar
informasi tentang ide, pikiran dan agama, tidak begitu aneh.akibat nya berbagai soal
selalu timbul. Soal pertemuan suatu ide, pikiran dan agama yang beraneka ragam
memerlukan pemecahan dan harus di hadapi dengan secara wajar, ilmu ini dapat
memegang peranan.
Ilmu ini juga berusaha mencari hubungan antar agama dan mencoba
mengungkap kan terminologi dan istilah agama dalam bahasa yang sederhana
sehinga tidak membingungkan bagi mereka yang ungin memperdalam ilmu ini
melalui agam yang di perluka.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perbandingan agama ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan ilmu perbandingan agama ?
3. Bagaimana ruang lingkup perbandingan agama ?
4. Apa tujuan dan manfaat mempelajari perbandingan agama ?
1. Pengertian PerbandinganAgama
Ilmu Perbandingan Agama adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang
berusaha untuk memahami gejala-gejala keagamaan dari suatu kepercayaan (agama)
dalam hubungannya dengan agama lain. Pemahaman ini mencakup persamaa (kesejajaran)
dan perbedaannya. Selanjutnya dengan pembahasan tersebut, struktur yang asasi dari
pengalaman keagamaan manusia dan pentingnya bagi hidup dan kehidupan manusia dapat
dipelajari dan dinilai.
Gambaran antropomorfis dan politeistis dapat dilihat dari beberapa pendapat para
pemikir agama pada waktu itu. Herodotus (484-425 SM) misalnya, pemikirannya
banyak dipengaruhi situasi kultural keagamaan waktu itu. Ia menyatakan bahwa apa
yang disembah oleh masyarakat Yunani, sekalipun banyak dewa, pada dasarnya, yakni
dewa sebagai manifestasi dari manusia. Begitu juga Euhemerus (330-260 SM) yang
berpendapat bahwa dewa-dewa yang disembah masyarakat Yunani Kuno berasal dari
manusia. Adapun karakteristik antropomorfis dapat diketahui dari objek yang
disembahnya mauoun inti pemikiran keagamaannya. Pada umumnya, objek yang
disembah adalah para raja dan para pahlawan yang sudah meninggal dan masih
diabadikan jasa-jasanya melalui penyakralan roh-rohnya. Dewa Zeus diketahui pada
masa hidupnya adalah seorang raja, sedangkan Dewa Yupiter, Mars, dan Quirinus
adalah gambaran antropomorfis masyarakat Romawi dalam memersonifikasikan alam
sekitarnya. Ypiter adalah dewa langit yang digambarkan secara antropomorfis sebagai
dewa terang yang tinggal di puncak gunung. Mars adalah dewa perang yang
digambarkan memiliki otoritas dalam melindungi neggara dari musuh, memelihara
ladang dan pertanian dari kerusakan. Adapun Quirinus digambarkan sebagai dewa
perdamaian, yang ditujukan terutama untuk melindungi rakyat biasa.
b. Masa Barat
Yang dimaksud Barat disini adalah barat dalam pengertian kultur dan agama. Pada
masa ini, pengertian kultur selalu dihubungkan dengan misi penjajahan, sedangkan
pengertian agama identik dengan pengetahuan, yakni agam kristen. Oleh karena itu,
dalam kajian-kajian agama yang dilakukan orang barat, misi penjajahan dan kristen
tampak bergandengan. Sekalipun demikian, tentu saja ciri kajian agama yang
dilakukan orang barat tidak selamanya demikian. Pada perkembangan studi agama
berikutnya, terutama menjelang lahirnya Science of Religion atau
Religionswissenschaft, ilmu pengetahuan secara metedologis menjadi semangat atau
faktor utamanya.
Masa barat sebelum lahirnya ilmu perbandingan agama (abad 9) dapat
dikarakteristikkan berikut ini.
1. Sinkritisme, bahwa latar belakang masyarakat barat dalam kaji agama didasarkan
pada fakta keagamaan yang ditemukan. Secara formal, kristen menjadi agama
orang barat, tetapi pada kenyataannya, adapula yang masih mempraktekkan tradisi
keagamaan non kristen. Atas dasar ini, orang-orang barat menelusuri asal usul
tradisi keagamaan tadi dengan maksud untuk memisahkan tradisi keagamaan
kristen dan non kristen. Dari hasil kajian ini terdapat beberapa teori, baik yang
menyangkut metode maupun pendekatan tentang asal usul agama.
2. Penemuan area baru, hal ini berkaitan dengan misi penjajahan, atau karena
menemukan lokasi baru. Dilokasi baru ini, mereka melakukan penelitian
keagamaan tentang isme-isme dan tradisi keagamaan yang berkembang. Dari hasil
penelitian ini ditemukan agama-agama dan kepercayaan baru yang sebelumnya
belum diketahui.
3. Kepentingan Missioneri, hal ini berkaitan dengan kepentingan agama kristen untuk
melakukan perluasan dan penyebaran agamanya.
Latar belakang kajian barat tentang agama ini melahirkan beberapa teori dalam
studi agama. Roger Bacon (1214-1294) misalnya, orang inggris yang lingkungan eropa
merupakan orang pertama yang ahli di bidang perbandingan sejarah agama.
Begitu pula Lord Herbert (1583-1648) seorang ahli dibidang studi perbandingan,
yang berkesimpulan bahwa yang menjadi pembeda antara manusia dengan makhluk
lainnya adalah agama. Oleh karena itu, tidak ada yang disebut ateis. Ateis hanyalah
orang yang berkeberatan untuk mempercayai tuhan. dia mencirikan beberapa aspek
yang disebut agama, yakni :
Demikian ruang lingkup ilmu perbandingan agama menurut A. Mukti Ali. Ruang
lingkup tersebut mesti ditaati oleh para pengkaji ilmu perbandingan agama.
Adapun cara yang ditempuh dalam ilmu perbandingan agama ialah mengumpulkan
dan mencatat segala kenyataan yang terdapat pada berbagai macam agama yang
diselidiki, meliputi studi kitab-kitab suci, tempat-tempat upacara keagamaan seperti
Masjid, Gereja, Kuil, Vihara, Klenteng dan sebagainya. Selain itu dipelajari juga bentuk
upacara keagamaan (ritus) yang dilakukan oleh para pemeluk agama. Sedangkan yang
dijadikan obyek studi ilmu perbandingan agama tidak hanya terbatas pada agama-agama
besar atau agama samawi saja, akan tetapi meliputi semua agama (samawi dan ardhi) yang
pernah hidup dan dianut oleh manusia meskipun hanya bersifat lokal (agama etnis).
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ilmu perbandingan agama adalah cabang ilmu pengetahuan yang memahami gejala-
gejala keagamaan dari suatu kepercayaan dalam hubungannya dengan agama lain. Awal
mula munculnya perbandingan agama bersala dari perkembangan pemikiran dan kajian-
kajian agama sebelumnya, karena biasanya kajian-kajian agama selalu dihubungkan
dengan perkembangan pemikiran keagamaan sejak zaman Yunani Kuno, Romawi Kuno,
dan sampai masa barat sebelum dan sesudah abad 19.
Ruang lingkup perbandingan agama secara garis besar memang membicarakan
tentang perbandingan dari semua agama, namun tidak terpaku dengan benar salahnya
saja tetapi melihat secara objektif, dan juga membicarakan hal-hal seperti kitab suci,
lembaga agama, syariat, dan lain lain.
Tujuan dan manfaat adanya ilmu perbandingan agama yaitu untuk menambah
keyakinan seseorang dengan agamanya sendiri dan supaya setiap orang bisa berpikir
kritis dan tidak memandang agama-agama tertentu dengan sebelah mata saja.
2. Daftar pustaka
Adib Fuadi, Muhammad. “Ilmu Perbadingan Agama”. Spirit for Education and
Development, Yogyakarta: 2012.
Arifin."Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar", Jakarta : PT Golden Terayon
Press,2001.
Djam’annuri. “Studi Agama-Agama”. Pustaka Rihlah, Yogyakarta: 2003.
Hasbullah Bakri. "Suatu Perbandingan Mengenai Penyiaran Kristen dan Islam"' Jakarta
: Bulan Bintang, 2004.
M. Darojat Ariyanto. 2006. Isi, Perkembangan, Dan Manfaat Bagi Seorang Muslim.
Jurnal Ilmu Perbandingan Agama.
Muchtar Ghazali, Adeng. “Ilmu Perbandingan Agama”. Bandung:CV Pustaka Setia,
2000
Romdhon. ”Metodologi Ilmu Perbandingan Agama”. PT raja grafindo persada, jakarta,
1996.