DISUSUN OLEH :
SITTI MARYAM ABDULLAH 18.3.6.004
SISILIA LAYA 18.3.6.005
DOSEN PENGAMPUH:
NUR EVIRA ANGGRAINY, S.Psi., M.Si
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat kesalahan dalam
makalah ini, kami mohon maaf sebesar-besarnya.
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................
A. Latar Belakang................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................
A. Persepsi...........................................................................................
B. Teori Atribusi..................................................................................
KESIMPULAN...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Persepsi
3
AK Huda, Kerangka Teori, diakses di https://eprints.uny.ac.id/9686/3/bab%202.pdf pada
tahun 2017
Minat, Selain itu persepsi terhadap suatu obyek sangat bervariasi
tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance
yang dapat digerakkan untuk mempersepsikan suatu objek.
Perceptual vigilance adalah kecenderungan seseorang untuk
memperhatikan tipe tertentu dari rangsangan atau dapat dikatakan
sebagai minat. Minat orang juga berbeda dan tergantung pada
bagaimana ia mampu melakukan dalam kehidupan sehari –
harinya. Simak antara hubungan persepsi dengan konsep diri dalam
Psikologi.
Kebutuhan yang searah, Berikutnya faktor yang mempengaruhi
persepsi adalah kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat ditinjau
dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek – obyek
atau pesan yang dapat memberikan sebuah jawaban sesuai dengan
harapan pada dirinya. Sehingga ia mampu mempersepsikan segala
sesuatu dengan hal yang positif.
Pengalaman dan Ikatan, Pengalaman indvidu juga dapat dikatakan
bagaimana pada ingatannya dapat memberikan arti sejauh mana
seseorang dapat mengingat pada peristiwa di masa lampau. Hal ini
untuk mengetahui bahwa satu rangsang dalam pengertian luas dan
majemuk. Sehingga tercipta persepsi yang memberikan dampak
baik pada dirinya. Contoh hubungan antara persepsi kognisi dan
emosi dalam negosiasi bisnis.
Mood, Faktor yang mempengaruhi persepsi lainnya adalah mood
atau suasana hati. Keadaan emosi dan amarah pada seseorang dapat
dipengaruhi dari perilakunya sendiri. Mood dapat menunjukkan
bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat
mempengaruhi sikap seseorang dalam menerima, bereaksi dan juga
mengingat suatu kejadian. Sehingga mood seseorang bisa baik atau
tidak.4
2. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik
dari lingkungan dan objek-objek yang terlibat di dalamnya. Elemen-
Elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia
sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseorang merasakannya atau
menerimanya. Sementara itu factor-faktor eksternal yang mempengaruhi
persepsi adalah:
Motion atau Gerakan, Individu akan banyak memberikan perhatian
terhadap objek yang memberikan gerakan dalam jangkauan
pandangan dibandingkan obyek yang diam.
Intensitas dan kekuatan stimulus, Stimulus dari luar akan memberi
makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingan dengan
yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan dara
dari suatu objek yang busa mempengaruhi persepsi.
Keunikan dan kekontrasa stimulus/Baharuan Stimulus luar yang
penampilannya dengan latar belakang dan sekelilingnya yang sama
sekali diluar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik
perhatian.5
C. Persepsi Sosial
Persepsi Sosial merupakan suatu proses seseorang untuk mengetahui,
menginterpretasikan dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, tentang sifat-
sifatnya, kualitasnya dan keadaan yang lain yang ada dalam diri orang yang
dipersepsi, sehingga terbentuk gambaran mengenai orang yang diperspsi (Tagiuri
dalam Lindzey dan Aronson, 1975). 6
4
Rini Sabarini, Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Manusia Menurut Psikologi, diakses dii
5
L.Yosri Praniditia, Persepsi, diakes di https://www.academia.edu/16451133/PERSEPSI
6
Bimo Walgito, Psikologi Sosial Syatu Pengantar, ( : Andi Offset,1991), hlm. 56
Namun demikian seperti telah dipaparkan di depan, karena yang dipersepsi
itu manusia seperti halnya dengan yang mmpersepsi, maka objek persepsi dapat
memberikan pengaruh kepada yang mempersepsi. Dengan demikian dapt
dikemukakan dalam mempersepsi manusia atau orang (person) adanya dua pihak
yang masing-masing mempunyai kemampuan-kemampuan, perasaan-perasaan,
harapan-harapan, pengalaman-pengalaman tertentu yang berbeda satu dengan
yang lain, yang akan dapat berpengaruh dalam orang mempersepsi manusi atau
orang tersebut.
Dari uraian tersebut di atas, ada beberapa hal yang dapat ikut berperan dan
dapat berpengaruh dalam mempersepsi manusia, yaitu
1. Keadaan stimulus, dalam hal ini berujud manusia yang akan dipersepsi ;
2. Situasi atau keadaan sosial yang melatarbelakangi stimulus;
3. Keadaan orang yang mempersepsi
Walaupun stimulus personnya sama, tetapi kalau situasi sosial yang
melatarbelakangi stimulus person berbeda, akan berbeda hasil persepsinya.
(Tagiuri dan Petrullo, 1958).7
7
Ibid, hlm. 57
2. Faktor Situasi
Definisi situasi adalah makna yang diberikan individu terhadap suatu
keadaan atau interpretasi individu terhadap factor-faktor sosial yang ditemui
pada ruang dan waktu tersentu.
3. Faktor Objek
Dalam persepsi sosial secara khusus, objek yang diamati itu adalah orang
lain8.
E. Teori Atribusi
Teori ini merupakan teori yang ingin menjelaskan tentang perilaku seseorang.
Apakah perilaku itu disebabkan oleh factor dalam, yang merupakan disposisi
internal, misalkan, sifat-sifat tertentu ataupun aspek-aspek internal yang lain,
ataukah disebabkan oleh keadaan eksternal, missal situasi. Teori ini dikemukakan
oleh Fritz Heider (lih. Baron dan Byrne, 1984), yang menurutnya perilaku
manusia itu dapat disebabkan oleh factor eksternal, dan ini yang disebut atribusi
eksternal. Dalam teori atribusi ini ada dua teori yang menonjol, yang teori di
kemukakan oleh Jons dan teori yang dikemukakan oleh Kelly (lih. Baron dan
Byrne, 1984).9
Menurut teori ini untuk menjawab persoalan yang cukup rumit tersebut, perlu
memusatkan perhatian pada perilaku yang dapat memberikan informasi yaitu :
1. Pada perilaku yang dipilih oleh individu yang bersangkutan dan perilaku
yang lain dikesampingkan.
2. Pada perilaku yang menimbulkan keunikan atau non-comon effects,
merupakan efek yang tidak dihasilkan oleh orang lain.
3. Memusatkan pada perilaku yang social desirability-nya rendah.10
8
Nofrida Atika,, Persepsi Sosial, diakses di https://www.academia.edu/6666230/Makalah_-
_persepsi_sosial pada 6 April 2014
9
Bimo Walgito, Psikologi Sosial Syatu Pengantar, ( : Andi Offset,1991), hlm. 59
10
Ibid, hlm.60
Disamping Jones dan Davis yang mengembangkan teori atribusi ini ialah
Kelly (lih. Baron dan Byrne, 1984). Menurut Kelley perilaku manusia itu dapat
disebabkan oleh factor internal, factor eksternal atau oleh kedua factor tersebut,
yaitu factor internal dan eksternal secara Bersama-sama.11. oleh karena
itu,menurut Kelley ada atribusi internal, atribusi eksternal, dan atribusi eksternal-
internal. Untuk menentukan suatu perilaku apakah atribusi internal, atau atribusi
eksternal, atau atribusi internal-eksternal, Kelley menggunakan 3 determinan
untuk menentukan hal tersebut, yaitu:
11
Ibid, hlm. 60
Dalam atribusi ada beberapa sumber yang menyebabkan kesesatan, sehingga
dengan demikian orang akan mengalami kesalahan dalam memberikan
interpretasi mengenai perilaku seseorang. Sumber kesesatan tersebut, ialah:
Nofrida Atika,, Novrida. (2014). Persepsi Sosial, dikutip 6 April 2014 dari
https://www.academia.edu/6666230/Makalah_-_persepsi_sosial