Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TENTANG PERSEPSI SOSIAL DAN TEORI ATRIBUSI

DISUSUN OLEH :
SITTI MARYAM ABDULLAH 18.3.6.004
SISILIA LAYA 18.3.6.005

DOSEN PENGAMPUH:
NUR EVIRA ANGGRAINY, S.Psi., M.Si

FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN DAKWAH


PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM
SEMESTER 3
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat kesalahan dalam
makalah ini, kami mohon maaf sebesar-besarnya.

Penyusun,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................

A. Latar Belakang................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................

A. Persepsi...........................................................................................
B. Teori Atribusi..................................................................................

KESIMPULAN...................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan.


Penginderaan adalah suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat
penerima yaitu alat indera. Namun proses tersebut tidak berhenti di situ saja, pada
umumnya stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan
syaraf, dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu proses
persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan
merupakan proses yang mendahului terjadinya persepsi. Proses penginderaan
terjadi setiap saat, yaitu pada waktu individu menerima stimulus yang mencapai
dirinya melalui alat indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu
dengan dunia luarnya. (Branca, 1964; Woodworth dan Marquis, 1957).1

Dengan persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan


ligkungan yang ada disekitarnya, dan juga tentang keadaan diri invidu yang
bersangkutan (Davidoff, 1981). Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa
dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar diri individu, tetapi juga dapat
datang dari dalam diri individu yang bersangkutan. Bila yang dipersepsi dirinya
sendiri sebagai objek persepsi, inilah yang disebut persepsi diri (self-perception).
Karena dalam persepsi itu merupakan aktivitas yang integrated, maka seluruh apa
yang ada di dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan
berpikir, kerangka acuan, dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu akan
ikut berperan dalam persepsi tersebut. Berdasarkan atas hal tersebut, dapat
dikemukakan bahwa dalam persepsi itu sekalipun stimulusnya sama, kerangka
acuan tidak sama, kemampuan berpikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama,
adanya kemungkinan hasil persepsi antara individu satu dengan inividu yang lain
tidak sama. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa persepsi itu memang
bersifat individual ( Davidoff, 1981).2
1
Bimo Walgito, Psikologi Sosial Syatu Pengantar, ( : Andi Offset,1991), hlm. 53
2
Ibid, hlm. 54
Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponan utama berikut:
1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar,
intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2. Interprestasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai
arti bagi seseorang. Interprestasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan
kecerdasan. Interprestasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk
mengadakan pengkatagoriaan informasi yang kompleks menjadi sarjana.
3. Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak dalam
menanggapi rangsangan yang timbul lewat panca indera
Interprestasi dan persepsi kemudian ditrjemahkan dalam bentuk tingkah laku
sebagai rekasi (Depdikbud, 1985), dalam Soelaeman, 1987). Jadi,
proses persepsi adalah melakukan seleksi, interprestasi, dan pembulatan
terhadap informasi yang sampai.’3

B. Faktor-faktor yang berpengaruh pada persepsi


Faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dipengaruhi oleh dua
factor yaitu factor Eksternal dan Faktor Internal.:
1. Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu factor-faktor yang
terdapat dari dalam diri individu yang mencakup beberapa hal antara lain:

 Fisiologis, Banyak informasi yang masuk melalui panca indera,


kemudian informasi yang diperoleh tersebut akan mempengaruhi
dan melengkapi kegiatan Anda untuk memberikan makna terhadap
lingkungan sekitarnya atau feedback. Kapasitas indera untuk
mempersepsikan apa yang ada pada tiap orang berbeda – beda
sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga bisa menghasilkan
suatu yang berbeda. Kaitannya hubungan persepsi dengan tingkah
laku.

3
AK Huda, Kerangka Teori, diakses di https://eprints.uny.ac.id/9686/3/bab%202.pdf pada
tahun 2017
 Minat, Selain itu persepsi terhadap suatu obyek sangat bervariasi
tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance
yang dapat digerakkan untuk mempersepsikan suatu objek.
Perceptual vigilance adalah kecenderungan seseorang untuk
memperhatikan tipe tertentu dari rangsangan atau dapat dikatakan
sebagai minat. Minat orang juga berbeda dan tergantung pada
bagaimana ia mampu melakukan dalam kehidupan sehari –
harinya. Simak antara hubungan persepsi dengan konsep diri dalam
Psikologi.
 Kebutuhan yang searah, Berikutnya faktor yang mempengaruhi
persepsi adalah kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat ditinjau
dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek – obyek
atau pesan yang dapat memberikan sebuah jawaban sesuai dengan
harapan pada dirinya. Sehingga ia mampu mempersepsikan segala
sesuatu dengan hal yang positif.
 Pengalaman dan Ikatan, Pengalaman indvidu juga dapat dikatakan
bagaimana pada ingatannya dapat memberikan arti sejauh mana
seseorang dapat mengingat pada peristiwa di masa lampau. Hal ini
untuk mengetahui bahwa satu rangsang dalam pengertian luas dan
majemuk. Sehingga tercipta persepsi yang memberikan dampak
baik pada dirinya. Contoh hubungan antara persepsi kognisi dan
emosi dalam negosiasi bisnis.
 Mood, Faktor yang mempengaruhi persepsi lainnya adalah mood
atau suasana hati. Keadaan emosi dan amarah pada seseorang dapat
dipengaruhi  dari perilakunya sendiri. Mood dapat menunjukkan
bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat
mempengaruhi sikap seseorang dalam menerima, bereaksi dan juga
mengingat suatu kejadian. Sehingga mood seseorang bisa baik atau
tidak.4
2. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik
dari lingkungan dan objek-objek yang terlibat di dalamnya. Elemen-
Elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia
sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseorang merasakannya atau
menerimanya. Sementara itu factor-faktor eksternal yang mempengaruhi
persepsi adalah:
 Motion atau Gerakan, Individu akan banyak memberikan perhatian
terhadap objek yang memberikan gerakan dalam jangkauan
pandangan dibandingkan obyek yang diam.
 Intensitas dan kekuatan stimulus, Stimulus dari luar akan memberi
makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingan dengan
yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan dara
dari suatu objek yang busa mempengaruhi persepsi.
 Keunikan dan kekontrasa stimulus/Baharuan Stimulus luar yang
penampilannya dengan latar belakang dan sekelilingnya yang sama
sekali diluar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik
perhatian.5

C. Persepsi Sosial
Persepsi Sosial merupakan suatu proses seseorang untuk mengetahui,
menginterpretasikan dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, tentang sifat-
sifatnya, kualitasnya dan keadaan yang lain yang ada dalam diri orang yang
dipersepsi, sehingga terbentuk gambaran mengenai orang yang diperspsi (Tagiuri
dalam Lindzey dan Aronson, 1975). 6

4
Rini Sabarini, Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Manusia Menurut Psikologi, diakses dii

https://dosenpsikologi.com/faktor-yang-mempengaruhi-persepsi pada 23 Maret 2019

5
L.Yosri Praniditia, Persepsi, diakes di https://www.academia.edu/16451133/PERSEPSI
6
Bimo Walgito, Psikologi Sosial Syatu Pengantar, ( : Andi Offset,1991), hlm. 56
Namun demikian seperti telah dipaparkan di depan, karena yang dipersepsi
itu manusia seperti halnya dengan yang mmpersepsi, maka objek persepsi dapat
memberikan pengaruh kepada yang mempersepsi. Dengan demikian dapt
dikemukakan dalam mempersepsi manusia atau orang (person) adanya dua pihak
yang masing-masing mempunyai kemampuan-kemampuan, perasaan-perasaan,
harapan-harapan, pengalaman-pengalaman tertentu yang berbeda satu dengan
yang lain, yang akan dapat berpengaruh dalam orang mempersepsi manusi atau
orang tersebut.

Dari uraian tersebut di atas, ada beberapa hal yang dapat ikut berperan dan
dapat berpengaruh dalam mempersepsi manusia, yaitu

1. Keadaan stimulus, dalam hal ini berujud manusia yang akan dipersepsi ;
2. Situasi atau keadaan sosial yang melatarbelakangi stimulus;
3. Keadaan orang yang mempersepsi
Walaupun stimulus personnya sama, tetapi kalau situasi sosial yang
melatarbelakangi stimulus person berbeda, akan berbeda hasil persepsinya.
(Tagiuri dan Petrullo, 1958).7

D. Faktor yang mempengaruhi persepsi sosial


1. Faktor Penerima
Pemahaman sebagai suatu proses kognitif akan sangat dipengaruhi oleh
karakteristik kepribadian seorang pengamat. Diantara karakteristik
kepribadianutama itu adalah konsep diri, nilai dan sikap, pengalaman di masa
lampau, danharapan-harapan yang terdapat dalam dirinya.

7
Ibid, hlm. 57
2. Faktor Situasi
Definisi situasi adalah makna yang diberikan individu terhadap suatu
keadaan atau interpretasi individu terhadap factor-faktor sosial yang ditemui
pada ruang dan waktu tersentu.
3. Faktor Objek
Dalam persepsi sosial secara khusus, objek yang diamati itu adalah orang
lain8.

E. Teori Atribusi
Teori ini merupakan teori yang ingin menjelaskan tentang perilaku seseorang.
Apakah perilaku itu disebabkan oleh factor dalam, yang merupakan disposisi
internal, misalkan, sifat-sifat tertentu ataupun aspek-aspek internal yang lain,
ataukah disebabkan oleh keadaan eksternal, missal situasi. Teori ini dikemukakan
oleh Fritz Heider (lih. Baron dan Byrne, 1984), yang menurutnya perilaku
manusia itu dapat disebabkan oleh factor eksternal, dan ini yang disebut atribusi
eksternal. Dalam teori atribusi ini ada dua teori yang menonjol, yang teori di
kemukakan oleh Jons dan teori yang dikemukakan oleh Kelly (lih. Baron dan
Byrne, 1984).9

Menurut teori ini untuk menjawab persoalan yang cukup rumit tersebut, perlu
memusatkan perhatian pada perilaku yang dapat memberikan informasi yaitu :
1. Pada perilaku yang dipilih oleh individu yang bersangkutan dan perilaku
yang lain dikesampingkan.
2. Pada perilaku yang menimbulkan keunikan atau non-comon effects,
merupakan efek yang tidak dihasilkan oleh orang lain.
3. Memusatkan pada perilaku yang social desirability-nya rendah.10

8
Nofrida Atika,, Persepsi Sosial, diakses di https://www.academia.edu/6666230/Makalah_-
_persepsi_sosial pada 6 April 2014
9
Bimo Walgito, Psikologi Sosial Syatu Pengantar, ( : Andi Offset,1991), hlm. 59
10
Ibid, hlm.60
Disamping Jones dan Davis yang mengembangkan teori atribusi ini ialah
Kelly (lih. Baron dan Byrne, 1984). Menurut Kelley perilaku manusia itu dapat
disebabkan oleh factor internal, factor eksternal atau oleh kedua factor tersebut,
yaitu factor internal dan eksternal secara Bersama-sama.11. oleh karena
itu,menurut Kelley ada atribusi internal, atribusi eksternal, dan atribusi eksternal-
internal. Untuk menentukan suatu perilaku apakah atribusi internal, atau atribusi
eksternal, atau atribusi internal-eksternal, Kelley menggunakan 3 determinan
untuk menentukan hal tersebut, yaitu:

1. Consensus, yaitu bagaimana seseorang bereaksi bila dibandingkan dengan


orang-orang lain, terhadap stimulus tertentu.misal bila seseorang
berperilaku tertentu, sedangksn orang-orang lain tidak berbuat demikian,
maka dapat dikatakan bahwa consensus orang yang bersangkutan rendah.
2. Konsistensi, yaitu bagaimana seseorang berperilakuatau bereaksi terhadap
stimulus yang sama dalam situasi atau keadaan yang berbeda. Bila
seseorang mereaksi dengan cara yang sama terhadap stimulus yang sama
pada kesempatan yang berbeda, maka orang yang bersangkutan
mempunyai konsistensi yang tinggi.
3. Distinctiveness, yaitu bagaimana orang bereaksi terhadap stimulus atau
situasi yang berda-beda. Bila seseorang memberikan reaksi yang sama
terhadap stimulus yang berbeda-beda, maka dapat dikatakan orang yang
bersangkutan mempunyai distinctiveness rendah.

Teori atribusi menjelaskan tentang pemahaman akan reaksi seseorang


terhadap peristiwa di sekitar mereka, dengan mengetahui alasan-alasan mereka
atas kejadian yang dialami. Teori atribusi dijelaskan bahwa terdapat perilaku yang
berhubungan dengan sikap dan karakteristik individu, maka dapat dikatakan
bahwa hanya melihat perilakunya akan dapat diketahui sikap atau karakteristik
orang tersebut serta dapat juga memprediksi perilaku seseorang dalam
menghadapi situasi tertentu.

11
Ibid, hlm. 60
Dalam atribusi ada beberapa sumber yang menyebabkan kesesatan, sehingga
dengan demikian orang akan mengalami kesalahan dalam memberikan
interpretasi mengenai perilaku seseorang. Sumber kesesatan tersebut, ialah:

a. The fundamendal attribution error


Ini merupakan sumber kesesatan yang disebabkan orang sangat
menenkankan pada factor intenal dalam melihat perilaku seseorang.
Perilaku yang tampak disebabkan karena factor internal dari yang
bersangkutan, sedangkan factor eksternal dihiraukan.
b. The actor-observer effect
Ini merupakan sumber kesesatan dimana orang melihat perilaku orang
lain disebabkan karena factor dalam, sedangkan perilaku dirinya sendiri
disebakan karena factor luar.
c. The self-serving bias
Ini merupakan sumber kesesatan dimana orang memandang atau
berasumsi bahwa dirinya itu tidak dapat berbuat salah. Bila orang
mengalami keberuntungan, orang menyatakan bahwa itu disebabkan
karena factor dalam, namun sebaliknya kalau seseorang mengalami
kegagalan hal tersebut disebabkan karena factor luar. Mengapa orang
mengambil sikap yang demikian itu, hal tersebut ada beberapa pendapat,
yaitu:
1. Orang mengambil sikap demikian untuk mempertahankan harga
dirinya, yaitu bahwa seakan-akan sesuatu yang tidak baik itu
disebabkan oleh factor-faktor yang ada diluar dirinya. Dengan
demikian harga dirinya tidak jatuh.
2. Yaitu bahwa dengan mengambil sikap yang demikian itu orang lain
akan tetap respek kepadanya, karena hal-hal yang tidak baik itu
disebabkan oleh factor-faktor yang berada diluar dirinya, sehingga
dengan demikian masyarakat akan tetap menghargainya dan ini yang
disebut self-presentation.
KESIMPULAN

Persepsi Sosial merupakan suatu proses seseorang untuk mengetahui,


menginterpretasikan dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, tentang sifat-
sifatnya, kualitasnya dan keadaan yang lain yang ada dalam diri orang yang
dipersepsi, sehingga terbentuk gambaran mengenai orang yang diperspsi.
Sedangkan Teori atribusi menjelaskan tentang pemahaman akan reaksi seseorang
terhadap peristiwa di sekitar mereka, dengan mengetahui alasan-alasan mereka
atas kejadian yang dialami. Teori atribusi dijelaskan bahwa terdapat perilaku yang
berhubungan dengan sikap dan karakteristik individu, maka dapat dikatakan
bahwa hanya melihat perilakunya akan dapat diketahui sikap atau karakteristik
orang tersebut serta dapat juga memprediksi perilaku seseorang dalam
menghadapi situasi tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Huda, AK. (2017). Kerangka Teori. Dikutip 2017 dari


https://eprints.uny.ac.id/9686/3/bab%202.pdf

Nofrida Atika,, Novrida. (2014). Persepsi Sosial, dikutip 6 April 2014 dari
https://www.academia.edu/6666230/Makalah_-_persepsi_sosial

Praniditia, L. Yosri. Persepsi, diakes di


https://www.academia.edu/16451133/PERSEPSI

Sabarini, Rini. (2019). Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Manusia


Menurut Psikologi. Dikutip 23 Maret 2019 di https://dosenpsikologi.com/faktor-
yang-mempengaruhi-persepsi

Walgito, Bimo. 1991. Psikologi Sosial Syatu Pengantar. : Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai