Anda di halaman 1dari 2

PEMIMPIN LUAR BIASA, DILAHIRKAN ATAU DICIPTAKAN?

Pemimpin tidak menciptakan pengikut, mereka menciptakan lebih


banyak pemimpin
Pemimpin yang luar biasa. Banyak indikator untuk mengatakan seorang
pemimpin berhasil dalam masa kepemimpinannya. Mulai dari Pencapaian
nyata, kestabilan internal, eksistensi yang terwujud sampai pengakuan dari
eksternal. Namun terlepas dari itu semua, pertanyaan yang cukup mengusik di
benak saya adalah apakah pemimpin tersebut dilahirkan atau di
ciptakan?
Pertanyaan itu mulai muncul di benak saya semenjak saya melihat sebuah
dinamika kepengurusan organisasi di berbagai tempat. Banyak di antara
organisasi tersebut yang memiliki semacam kutukan. Termasuk organisasi
saya. Kutukan tersebut adalah kutukan tahun genap dan tahun ganjil. Tahun
genap akan dipenuhi dengan SDM luar biasa yang orang awam menyebutnya
sebagai bakat dalam memimpin. Sedangkan tahun ganjil akan lebih menurun
dengan jumlah kuantitas pemilik bakat kepemimpinan. Bahkan Kualitas nya
pun kadang berbeda. Atau bisa saja sebaliknya dengan tahun ganjil yang akan
lebih luar biasa dari tahun genap.
Fenomena ini sangat mengganggu benak saya. Terutama ketika saya sedang
memimpin. Sebagai seorang pemimpin ketika anda melihat masalah ini, hal
pertama yang harus anda tanyakan adalah Mengapa?. Mengapa bisa
muncul fenomena ini. Bukankah selama ini sudah ada sebuah sistem
kaderisasi. Harusnya dengan sistem kaderisasi yang baik dan benar, fenomena
ini tidak akan terjadi. Hanya ada 2 kemungkinan etiologi dari masalah ini. Yaitu
sistem kaderisasi yang masih belum optimal atau memang benar ada
nya bahwa Pemimpin yang luar biasa memang dilahirkan, tidak
diciptakan
Sistem Kaderisasi yang masih belum optimal. Suatu organisasi atau
kepengurusan, dikatakan berhasil tidak hanya dari pencapaian yang mereka
capai saat menjabat, melainkan juga apa yang adik adik mereka capai di
kepengurusan selanjutnya. Mengapa tidak? Merupakan sebuah ironi apabila
kejayaan yang didapat sebuah organisasi hanya ada di satu kepengurusan
saja. Sedangkan di kepengurusan selanjutnya organisasi tersebut mengalami
keterpurukan. Apalah gunanya kejayaan yang bersifat sementara. Memang
benar adanya pepatah yang mengatakan bahwa mempertahankan lebih
sulit darapada mendapatkan. Sistem kaderisasi yang belum optimal
memang bisa saja di sebabkan oleh berbagai macam faktor. Seperti tidak jelas
nya target kompetensi yang ada hingga tidak terstandarisasi nya para kader
kader. Walaupun sistem kaderisasi setiap tempat itu tidak bisa di samaratakan
dan juga sejajarkan, namun setidaknya ada beberapa kompetensi dasar
yang harusnya ada di setiap proses kaderisasi semua organisasi. Seperti
kemampuan time management, negosiasi, analisis SWOT, manajemen konflik
dll. Semua orang tau, semua pemimpin tau akan hal itu, namun yang menjadi
kelemahan adalah kadang hal itu semua tidak tertuliskan secara nyata dalam
sebuah kurikulum kaderisasi yang jelas. Hal ini saya sadari di awal
kepengurusan dari organisasi yang saya pimpin, hingga mendorong saya untuk
membuat secara nyata kurikulum kaderisasi organisasi yang saya pimpin saat
itu. Berikut adalah kurikulum yang saya buat. Semoga dapat membantu.
Pemimpin yang luar biasa memang dilahirkan, tidak diciptakan.
Kemungkinan etiologi yang kedua ini adalah yang sangat mengusik pemikiran
saya. Bagaimana tidak, apabila memang teori tersebut benar, maka kualitas

SDM yang ada akan menjadi terkotak kotak dan akan sulit untuk
menyamakan visi antara pemimpin dengan yang dipimpin. Pemimpin yang luar
biasa tak selalu ada di posisi yang paling atas. Dia juga akan ada di belakang
menjadi orang yang mau dipimpin oleh orang lain. Apabila perpaduan SDM ini
antara pemimpin dengan yang dipimpin memiliki sifat kepemimpinan yang
luar biasa, akan menjadi sebuah team yang luar biasa pula. Team yang akan
sama sama mengerti apa yang harus saya lakukan, apa yang harus dia
lakukan.
Lalu bagaimana bisa mewujudkan team yang luar biasa seperti itu apabila
pemimpin yang luar biasa tidak bisa kita ciptakan. Akan menjadi sebuah hal
yang percuma juga upaya kaderisasi yang ada. Pengalaman berorganisasi
yang saya lihat, ada perbedaan kepengurusan di masing masing organisasi
yang berkaitan dengan usia ataupun angkatan. Di berbagai universitas, ada
yang menjabat sebagai seorang pengurus di tahun ketiga, namun ada pula
yang ditahun kedua (termasuk organisasi kampus saya). Menurut saya pribadi,
akan lebih ideal untuk memimpin sebuah organisasi utamanya organisasi
kemahasiswaan, pada saat kita berada pada tingkat ketiga. Mengapa? Karena
pada saat kita menginjak tahun ketiga, saat itu kita akan benar benar cukup
matang untuk menjadi seorang pemimpin. Sifat kepemimpinan kita akan
tercipta dengan refleksi pengalaman yang kita hadapi pada saat tahun kedua
sebagai pelaku. Juga pada saat tingkat pertama yang menurut saya hanya
sebagai observer. Pada saat kia berada pada tingkat pertama, menurut saya
saat itu sifat kepemimpinan kita belum benar benar tercipta secara nyata.
Karena pada saat itu kita masih menjadi observer. Kita masih menjadi seorang
yang baru yang masih meraba raba mana yang cocok mana yang tidak.
Akan sangat berbahaya apabila dengan pengalaman itu saja kita sudah harus
memegang sistem pada tahun kedua.
Bagaimana dengan organisasi saya sendiri yang menganut sistem bahwa
tingkat kedua yang harus sudah memegang sistem? Ini lah yang menjadi
kekhawatiran saya. Apabila sistem ini terus berlanjut, secara tidak langsung
kita akan menganut faham bahwa pemimpin yang luar biasa, dilahirkan
tidak diciptakan. Bukti yang nyata adalah paradigma adanya kutukan
tahun genap dan tahun ganjil. Seperti sebuah perjudian menunggu setiap
tahun akankah ada orang yang dilahirkan sebagai pemimpin luar biasa yang
akan masuk di organisasi saya.
Namun, tahun ini saya optimis kutukan itu akan menghilang pada organisasi
saya, karena dengan bantuan kurikulum kaderisasi sebagai salah satu upaya
nya, saya yakin adik adik saya di organisasi saya akan menjadi lebih luar
biasa dari kepengurusan saya. Akan lebih sukses. Dan akan menghilangkan
kutukan itu. Saya bersama dengan teman teman kepengurusan saya
berusaha se optimal mungkin untuk menciptakan pemimpin pemimpin yang
luar biasa pula di kepengurusan selanjutnya.
Leaders dont create followers, they create more leaders

Anda mungkin juga menyukai