Anda di halaman 1dari 16

Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan

Bagi Guru dan Calon Guru


By Budi Wahyono On 8:54 PM
Manfaat mempelajari psikologi pendidikan bagi guru dan calon guru dapat dibagi menjadi dua
aspek, yaitu:

1. Untuk Mempelajari Situasi Dalam Proses Pembelajaran


Psikologi pendidikan memberikan banyak kontribusi kepada guru dan calon guru untuk
meningkatkan efisiensi proses pembelajaran pada kondisi yang berbeda-beda seperti di bawah
ini:

a. Memahami Perbedaan Individu (Peserta Didik)


Seorang guru harus berhadapan dengan sekelompok siswa di dalam kelas dengan hati-hati,
karena karakteristik masing-masing siswa berbeda-beda. Oleh karena itu sangat penting untuk
memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut pada berbagai tingkat pertumbuhan dan
perkembangan guna menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Psikologi
pendidikan dapat membantu guru dan calon guru dalam memahami perbedaan karakteristik
siswa tersebut.

b. Penciptaan Iklim Belajar yang Kondusif di Dalam Kelas


Pemahaman yang baik tentang ruang kelas yang digunakan dalam proses pembelajaran sangat
membantu guru untuk menyampaikan materi kepada siswa secara efektif. Iklim pembelajaran
yang kondusif harus bisa diciptakan oleh guru sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan
efektif. Seorang guru harus mengetahui prinsip-prinsip yang tepat dalam proses belajar
mengajar, pendekatan yang berbeda dalam mengajar untuk hasil proses belajar mengajar yang
lebih baik. Psikologi pendidikan berperan dalam membantu guru agar dapat menciptakan iklim
sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga proses pembelajaran di dalam kelas bisa
berjalan efektif.

c. Pemilihan Strategi dan Metode Pembelajaran


Metode pembelajaran didasarkan pada karakteristik perkembangan siswa. Psikologi pendidikan
dapat membantu guru dalam menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan
sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan
gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami peserta didik.

d. Memberikan Bimbingan Kepada Peserta Didik


Seorang guru harus memainkan peran yang berbeda di sekolah, tidak hanya dalam pelaksanaan
pembelajaran, tetapi juga berperan sebagai pembimbing bagi peserta didik. Bimbingan adalah
jenis bantuan kepada siswa untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Pengetahuan
tentang psikologi pendidikan memungkinkan guru untuk memberikan bimbingan pendidikan dan
kejuruan yang diperlukan untuk siswa pada tingkat usia yang berbeda-beda.

e. Mengevaluasi Hasil Pembelajaran


Guru harus melakukan dua kegiatan penting di dalam kelas seperti mengajar dan mengevaluasi.
Kegiatan evaluasi membantu dalam mengukur hasil belajar siswa. Psikologi pendidikan dapat
membantu guru dan calon guru dalam mengembangkan evaluasi pembelajaran siswa yang lebih
adil, baik dalam teknis evaluasi, pemenuhan prinsip-prinsip evaluasi maupun menentukan hasil-
hasil evaluasi.

2. Untuk Penerapan Prinsip-prinsip Belajar Mengajar


a. Menetapkan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran mengacu pada perubahan perilaku yang dialami siswa setelah
dilaksanakannya proses pembelajaran. Psikologi pendidikan membantu guru dalam menentukan
bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.

b. Penggunaan Media Pembelajaran


Pengetahuan tentang psikologi pendidikan diperlukan guru untuk merencanakan dengan tepat
media pembelajaran yang akan digunakan. Misalnya penggunaan media audio-visual, sehingga
dapat memberikan gambaran nyata kepada peserta didik.

c. Penyusunan Jadwal Pelajaran


Jadwal pelajaran harus disusun berdasarkan kondisi psikologi peserta didik. Misalnya mata
pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa seperti matematika ditempatkan di awal pelajaran, di
mana kondisi siswa masih segar dan semangat dalam menerima materi pelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan psikologi pendidikan
berperan dalam membantu guru untu merencanakan, mengatur dan mengevaluasi kegiatan
belajar mengajar di sekolah.

Headline

14 Jenis Kekerasan Pada Perempuan Dalam Berbagai Bidang

08:23:58 am
Wednesday 08th, May 2019 /
8 November,2017

 Home
 Ilmu Psikologi
 Teori
 Psikologi Anak
 Psikologi Kepribadian
 Psikologi Pendidikan
 Psikologi Sosial

Sponsors Link

Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Pendidikan » 16 Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan


16 Manfaat Mempelajari Psikologi
Pendidikan
Sponsors Link

Semua orang pasti setuju jika dikatakan bahwa pendidikan sangat penting untuk kehidupan
manusia. Bukan tanpa sebab, dasarnya semua orang tidak tahu apa-apa. Kemudian mereka
belajar dengan pendidikan dan akhirnya tahu. Pendidikan tak melulu soal sekolah duduk di
depan guru dan menerima soal 1+1. Namun pendidikan mencakup ilmu pengetahuan secara luas
baik yang diajarkan secara formal ataupun non formal. Atau juga yang didapat dari orang laim
atau pengalaman sendiri.

ads

Salah satunya adalah psikologi pendidikan. Dalam ilmu ini, pendidikan dikaji secara psikologi.
Apa dampaknya, bagaimana pengaplikasiannya, seberapa porsinya untuk manusia dan anak-anak
dan lainnya. Sudah jelas bahwa pendidikan sangat penting hingga bisa dikaji oleh ilmu lain kan.
Nah, berikut ini 20 manfaat dari mempelajari psikologi pendidikan. Diantaranya adalah :

1) Konseling Anak

Ketika anda mempelajari psikologi khususnya psikologi pendidikan. Anda bisa memanfaatkan
psikologi untuk mengajar siswa, terutama anda yang bekerja sebagai pengajar atau Guru.
Sebagai guru ada hal yang paling penting yang bisa dilakukan, yakni konseling atau bimbingan.

Dalam ilmu psikologi pendidikan anda akan banyak menemukan materin yang isinya membahas
masalah masalah yang berkaitan dengan perkembangan manusia khususnya anak sekolah.
Sehingga seorang guru bisa memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa yang
membutuhkan terkait masalah akademik.

2) Teknik Pembelajaran yang Tepat

Selanjutnya adalah psikologi pendidikan bisa membantu anda sebagai pengajar untuk melakukan
pembelajaran yang sesuai dan tepat.

Sehingga sebagai seorang pengajar maupun calon pengajar harus memiliki bekal dasar dalam
menilai teknik pembelajaran yang efektif, yang sekiranya bisa digunakan dan diterapkan dalam
keadaan tertentu. Terutama jika keadaan karakteristik siswa berbeda-beda, karena ada Macam-
macam Kecerdasan Manusia.

3) Menghindari Penilaian Subjektif

Seorang pengajar yang mempelajari sudah psikologi pendidikan maka akan tahu bagaimana
menilai bahwa siswa memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Terkadang ketika
melakukan praktik penilaian (evaluasi) seorang pengajar bisa saja menjadi subjektif dan hanya
menilai dari sikap yanh ditonjolkan.

Ataupun hanya dari nilai pelajaran saja, tanpa memandang faktor yang lainnya. Maka, dengan
mempejari psikologi pendidikan membuat seorang pengajar mampu mendalami dan mengerti
masing-masing kemampuan siswanya. Tidak ada lagi kejadian pilih kasih atau pengajar merasa
anak ini pintar dan anak ini bodoh dalam penilaian. Ketidakadilan tidak akan terjadi dan
penilaian secara adil bisa terwujud.

4) Evaluasi Hasil Belajar

Tugas utama guru atau pendidik yaitu mengajar di dalam kelas dan memberikan ilmu
pengetahuan sebanyak-banyaknya sesuai dengan subjek atau pelajaran yang diampu. Kemudian,
melakukan evaluasi dari hasil pengajaran yang sudah dilakukan setiap harinya. Dengan
mempelajari psikologi pendidikan diharapkan agar pendidik mampu memberikan penilaian dan
evaluasi untuk kemampuan siswa. Sudah sampai mana siswa mengerti dan memahami pelajaran
yang anda berikan bisa lewat psikologi pendidikan.

5) Antisipasi Kesulitan

Ketika seorang pendidik mengalami kesulitan dalam mengantisipasi kemungkinankemungkinan


terjadi atau timbulnya kesulitan belajar peserta tertentu. Maka dengan psikologi pendidikan anda
sudah tahu faktor yang memungkinkan terjadi atau adanya kesulitan tersebut. Selain itu lebih
memudahkan anda sebagai pengajar untuk bisa mencari solusi yang tepat, terutama jika masalah
sosial disekolah.
Baca juga :

 Fobia Sosial
 Teori Psikososial Freud

6) Mempertimbangkan Waktu Belajar

Jika anda tidak mempelajari psikologi pendidikan. Mungkin anda akan mendorong banyak anak
murid untuk terus belajar tanpa memperhatikan apakah ia merasa lelah, muak dan sebagainya.
Padahal anak juga bisa stress dan kelelahan karena jadwal pelajaran yang padat. Belum lagi
pekerjaan rumah yang sering diberikan oleh gurunya. Maka lebih baik anda untuk mempelajari
psikologi pendidikan. sehingga anda tahu porsi belajar siswa seharusnya berapa lama.

7) Menetapkan Tujuan Pengajaran

Ketika ada psikologi pendidikan maka pelajaran lebih terarah target dan tujuannya. Cara
Mendidik Anak Agar Cerdas tidaklah mudah. Tetapi sebagai guru anda harus percaya dan
menemukan tujuan yang tepat disesuaikan dengan kecerdasan mereka. Jika ada anak memiliki
nilai olahraga bagus dan tinggi maka arahkan menjadi atlet dan jangan paksa anak mendapatkan
nilai 100 pada matematika.

8) Metode Belajar yang Benar

Adanya psikologi pendidikan dan anda mencoba untuk memahami psikologi pendidikan yang
memadai. Diharapkan bahwa guru dapat menentukan strategi ataupun metode pembelajaran yang
tepat dan sesuai dengan pelajaran dan keadaan anak/siswa yang diajarkan.

Selain itu, siswa mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan masing-masing
individu. Termasuk jenis belajar dan juga gaya belajar siswa itu sendiri.

9) Memberikan Motivasi

Memotivasi dapat diartikan sebagai upaya seorang guru untuk mendorong siswanya untuk
melakukan perbuatan tertentu. Khususnya tentu pada saat siswa sedang belajar khususnya
perbuatan belajar. Jika tidak ada pemahaman psikologi pendidikan yang cukup memadai, maka
guru akan mengalami kesulitan.

Tak jarang seorang anak mengalami trauma sehingga bermasalah ketika disekolah seperti
mengalami Gangguan Kepribadian Menghindar atau seperti halnya Gangguan Disosiatif.
Sehingga menjadi pekerjaan tersendiri untuk guru untuk bisa memberikan motivasi.

10) Belajar Menyenangkan

Menciptakan kelas yang efektif tidaklah mudah. Mengingat sebuah pembelajaran membutuhkan
adanya iklim belajar yang kondusif namun nyaman. Guru dengan pemahaman psikologi
pendidikan yang memadai bisa menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam
kelas. Sehingga anak-anak tetap belajar tanpa ada keributan namun mereka juga bukan dalam
keadaan tegang atau takut.

11) Menfasilitasi Murid

Selanjutnya adalah untuk memfasilitasi murid/anak-anak. Bukan tanpa sebab, ada hal dimana
seorang anak merasa tidak nyaman bercerita mengenai masalahnya sendiri terutama anak-anak
remaja dan menjelang dewasa layaknya SMP dan SMA. Nah, memfasilitasi disini berarti
mendengar sesuai dengan porsinya guru sebagai sosok yang ditiru dan digugu. Jika anda
mempelajari psikologi pendidikan maka anda akan mengerti.

12) Ketepatan Memberikan Hukuman

ketepatan memberikan hukuman menjadi poin selanjutnya bagaimana psikologi pendidikan


berguna/bermanfaat. Hukuman diberikan kepada siswa namun bukan semata-mata untuk
membuat anak menjadi ketakutan. ketika mereka berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar.
Hukuman diberikan dengan harapan, agar siswa mau merubah diri dan berusaha memacu
motivasi belajarnya. Namun gunakan hukuman yang tepat sesuai kesalahan anaknya.
13) Mengadakan Kompetisi

Kompetisi ataupun Persaingan merupakan poin selanjutnya jika anda mempelajari psikologi
pendidikan. Guru berusaha mengadakan persaingan ataupun kompetisi sehat di antara siswanya.
Bukan tanpa sebab hal ini untuk memicu sikap sportifitas, kejujuran, ambisi dan juga team work
mereka agar bisa menang.

Kompetisi juga bisa digunakan untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki
hasil prestasi yang sudah ada.

Baca juga : Cara Meningkatkan Prestasi Belajar

14) Menghargai usaha siswa dengan hadiah

Memberikan hadiah untuk siswa yang berprestasi memang terkadang menimbulkan pro dan
kontra. Namun jika dilakukan dengan benar hal ini bisa jadi motivasi. Terkadang menghargai
tanpa hadiah dianggap sebagai guru yang tidak bisa memberikan hal terbaik pada siswanya.
Namun kadang guru yang menghargai dengan memberikan hadiah juga dianggap salah. Maka
anda harus bisa membaca situasinya.

Anda yang mengetahui psikologi pendidikan pasti paham bahwa hadiah yang diperbolehkan
yang bisa memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa
yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.

15) Pembentukan Karakter

selanjutnya tentu terkait pembentukan kepribadian. Seringkali orang salah paham dan bilang
psikologi pendidikan hanya berfokus pada sisi kognitif saja? faktanya, ruang lingkup dari
psikologi pendidikan juga berfungsi untuk membentuk kepribadian seseorang. Apakah ia
menjadi lebih baik atau lebih buruk. Misalnya mengenai teori belajar. Teori belajar, layaknya
modeling merupakan ruang lingkup dari psikologi dalam bidang pendidikan. Tetapi berpotensi
untuk membentuk kepribadian seseorang.

Sebagai contoh, Seorang anak yang mengikuti (memodelkan) sosok kakanya yang kasar, maka ia
juga bisa menjadi sosok dengan kepribadian yang galak dan kasar juga pada dirinya sendiri.

16) Membantu Menyelesaikan Masalah

Terakhir yakni problem solving atau penyelesaian masalah. Psikologi bidang pendidikan bukan
fokus pada belajar saja namun juga fokus pada pemecahan masalah baik dari guru ataupun
siswanya. Dengan adanya bidang ilmu psikologi pendidikan, maka individu diajarkan untuk bisa
berpikir secara efektif dan juga bisa mencari solusi terbaik dalam menghadapi suatu masalah.
Khususnya karena pendidikan biasa ada si sekolah maka penyelesaian masalah di sekolah. Peran
psikologi pendidikan yakni melatih individu untuk menjadi lebih peka terhadap masalah, dan
mampu untuk kreatif dalam memecahkan masalah.
Psikologi pendidikan bukan membicarakan pelajaran saja. Namun bagaimana guru bisa
menjawab masalah dan juga bisa mengarahkan siswa yang bermacam-macam tidak membuat
anda sebagai seorang yang tepat membuat keputusan. Psikologi pendidikan juga bisa membuka
wawasan anda sebagai guru untuk meluaskan pikiran atau pemikiran anda ke arah yang lebih
positif tentunya.

Lanjut ke konten

Newgate Education

JuangTara F.

Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan


Bagi Guru & Calon Guru
BAB I

PENDAHULUAN

 Latar Belakang Masalah


Tujuan pendidikan Nasional sebagaimana telah diamanatkan oleh UUD 1945 adalah sebagai
upaya mencerdaskan generasi-generasi bangsa yang nantinya akan menjadi penerus perjuangan
generasi terdahulu dalam mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia menuju bangsa yang berbudi
luhur dan berkesejahteraan sosial.

Namun demikian untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945
diatas, bukanlah merupakan suatu hal yang mudah. Realitas globalisasi dan modernisasi
dilengkapi dengan perkembangan teknologi yang begitu pesatnya, diakui atau tidak telah
memberi dampak negatif yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan dampak positif yang
ditimbulkan terhadap perkembangan para generasi bangsa ini, dan selanjutnya hal ini akan dapat
menghambat pencapaian tujuan pendidikan sebagaimana diamatkan oleh UUD 1945.

Dampak negatif dari globalisasi, modernisasi dan perkembangan teknologi yang begitu pesatnya
terhadap perkembangan generasi-generasi bangsa ini tentunya bukan merupakan rahasia lagi.
Hampir tiap hari kita disuguhi dengan informasi-informasi mengenai pelajar yang membolos
sekolah dan keluyuran dijalanan, pelajar yang terlibat perkelahian, pelajar yang terlibat perilaku
seks bebas, pelajar yang terlibat penyalah gunaan narkoba dan masih banyak lagi.

Realitas perilaku para pelajar sebagaimana telah digambarkan diatas, jelas sangat menuntut
keterampilan para tenaga pendidik dalam memahami perkembangan kognitif, afektif, dan
psikomotorik para pelajar jika menginginkan para pelajar tersebut tidak gagal di bangku sekolah
dan tidak kehilangan masa depan mereka.

Ilmu psikologi pendidikan adalah ilmu yang sangat penting dikuasai oleh seorang guru sebagai
pendidik dan pengajar.Guru dalam menjalankan perannya sebagai pendidik bagi peserta
didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku
orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala
aspeknya, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya
dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.

Peranan psikologi dalam dunia pendidikan sangatlah penting dalam rangka mewujudkan
tindakan psikologis yang tepat dalam interaksi antara setiap faktor pendidikan. Pengetahuan
psikologis tentang peserta didik menjadi hal yang sangat penting dalam pendidikan. Karena itu,
pengetahuan tentang psikologi pendidikan seharusnya menjadi kebutuhan bagi para guru, bahkan
bagi tiap orang yang menyadari dirinya sebagai pendidik.

Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Sumbangsih psikologi terhadap
pendidikan sangatlah besar. Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan formal, seperti
pengembangan kurikulum, Proses Belajar Mengajar, sistem evaluasi, dan layanan Bimbingan
dan Konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam pendidikan yang di dalamnya tidak
bisa dilepaskan dari psikologi. Disinilah pentingnya penguasaan psikologi pendidikan bagi para
tenaga pendidik dan disinilah pentingnya peran seorang Psikolog dalam dunia pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas, tim penulis tertarik untuk membuat makalah mengenai “Manfaat
Psikologi Pendidikan Bagi Guru”

 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa rumusan masalah, antara lain:

1. Apa yang dimaksud dengan psikologi pendidikan?


2. Apa yang dimaksud dengan guru?
3. Bagaimana syarat, sikap dan kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru?
4. Apa saja manfaat psikologi pendidikan bagi guru?

 Tujuan Penulisan

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penuisan
makalah ini, antara lain:

1. Untuk mengetahui pengertian psikologi pendidikan.


2. Untuk mengetahui pengertian guru.
3. Untuk mengetahui syarat, sikap, dan kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru.
4. Untuk mengetahui manfaat mempelajari psikologi pendidikan bagi guru.

 Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini diharapkan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai pendalaman terhadap masalah-masalah


yang berhubungan dengan psikologi pendidikan.
2. Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan menjadi referensi bagi
pembaca.

BAB II

PEMBAHASAN

 Psikologi Pendidikan
o Pengertian Psikologi

Psikologi berasal dari bahasa Yunani “psyche” yang artinya jiwa dan “logos” yang artinya ilmu.
Jadi secara etimologi psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik macam-macam
gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya. Abu (2003:3) menyebutkan psikologi dapat
diartikan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia atau gejala-gejala jiwa manusia. Lebih
lanjut Dalyono (2009:2) menjelaskan macam-macam definisi psikologi, seperti:

1. Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental (the science of mental life)
2. Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran (the science of mind)
3. Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of behaviour).

 Pengertian Pendidikan

Adapun mengenai pendidikan, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan ialah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya bpengajaran dan pelatihan. (KBBI, 1991:232 dalam Dalyono). Dalam
bahasa inggris, pendidikan berarti education yang berasal dari kata educate yang artinya
memberikan peningkatan (to elicit, to give rise to), dan mengembangkan (to evolve, to develop).
Dalam arti sempit berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan. (Mc.
Leoc, 1989 dalam Dalyono).

Sementara itu menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spriritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdesan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

 Pengertian Psikologi Pendidikan

Salah seorang ahli yang menganggap psikologi pendidikan sebagai subdisiplin psikologi terapan
adalah Arthur S. Reber, seorang guru besar psikologi pada Brooklyn College, University of New
York City, University of British Colombia Canada dan juga pada University of Insbruck Austria.
Dalam pandangannya, psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang
berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut:

1. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas


2. Pengembangan dan pembaruan kurikulum
3. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
4. Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan
ranah kognitif
5. Penyelenggaraan pendidikan keguruan. (Arthur S. Reber, 1998 dalam Dalyono)

Abu (2003:7) menyebutkan psikologi pendidikan yaitu psikologi yang khusus menguraikan
kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi
pendidikan, misalnya bagaimana cara menarik perhatian agar pelajaran dapat dengan mudah
diterima oleh peserta didik, bagaimana cara belajar dan mengajar yang baik dan sebagainya.

Pendidikan memerlukan psikologi karena dalam menyampaikan suatu materi pelajaran, seorang
guru harus memperhatikan kondisi kejiwaan peserta didiknya. Semakin siap kondisi jiwa peserta
didik dalam menerima materi pelajaran, akan semakin baik hasil yang diperoleh. (Wiji, 2009:7)

 Guru
o Pengertian Guru

Menurut Drs. H.A. Ametembum, guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung
jawab terhadap pendidikan murid/siswa baik secara individual ataupun klasikal, baik disekolah
maupun di luar sekolah. (Akmal: 2013:9). Dalam UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen dijelaskan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Sementara dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 tahun 2008 tentang guru, sebutan guru
mencakup:

1. Guru itu sendiri, baik guru kelas, guru bidang studi, maupun guru bimbingan dan
konseling atau guru bimbingan karier
2. Guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah, dan
3. Guru dalam jabatan pengawas. (Ali, 2013:120).

 Persyaratan Guru

Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat, menjadi guru harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:
Takwa kepada Allah SWT, berilmu, sehat jasmani dan rohani (roeping), dan berkelakuan baik.
(Akmal, 2013:11). Pendapat lain menaparkan, syarat untuk menjadi guru/pendidik yaitu:

1. Dia harus mengerti ilmu mendidik sebaik-baiknya, sehingga segala tindakannya dalam
mendidik disesuaikan dengan jiwa anak didiknya.
2. Dia harus memiliki bahasa yang baik dan menggunakannya sebaik mungkin, sehingga
dengan bahasa itu anak tertarik kepada pelajarannya. Dan dengan bahasanya itu dapat
menimbulkan perasaan yang halus pada anak.
3. Dia harus mencintai anak didiknya sebab cinta senantiasa mengandung arti
menghilangkan kepentingan diri sendiri untuk keperluan orang lain. (Hamdani dan Fuad,
2007:102)
o Kepribadian dan Sifat Guru

Faktor terpenting dari seorang guru adalah kepribadiannya. Karena dengan kepribadian itulah
seorang guru bisa menjadi seorang pendidik dn pembina bagi anak didiknya atau bahkan malah
sebaliknya akan menjadi perusak dan penghancur bagi masa depan anak didiknya. Guru adalah
seseorang yang bukan hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan saja. Tetapi guru juga
adalah seorang yang patut dicontoh. Oleh karena itu, guru harus mempunyai kepribadian,
tingkah laku, moral, emosi dan sikap yang baik yang dapat mempengaruhi anak didiknya.

Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat, ada dua macam kepribadian guru, yaitu:

1. Guru yang menempatkan dirinya sebagai pemimpin yang memerintah dan menyuruh. Hal
seperti ini kurang menyenangkan dalam pendidikan.
2. Guru yang menempatkan dirinya sebagai mitra bagi anak didiknya. Biasanya guru seperti
ini menarik dan menyenangkan, ia akan dihormatidan disayangi oleh anak didiknya.
(Akmal, 2013:56).

Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki seorang guru seperti pendapat Prof.Dr. Moh. Athiyah Al-
Abrasyi adalah: zuhud (tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari keridhaan
Allah SWT semata, jauh dari dosa besar dan sifat riya, ikhlas, pemaaf terhadap muridnya,
mencintai muridnya, memahami peserta didik, menguasai materi pelajaran yang akan
diajarkannya. (Hamdani dan Fuad, 2007:104-105).

 Manfaat Psikologi Pendidikan Bagi Guru

Muhammad dan Novan (2013) memaparkan ada beberapa manfaat bagi guru dalam mempelajari
psikologi pendidikan, antara lain:agar guru memahami perbedaan siswa (Diversity of Student),
untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif di dalam kelas, untuk memilih strategi dan
metode pembelajaran yang tepat, memberikan bimbingan dan pengarahan kepada siswa
(konseling), mengevaluasi hasil pembelajaran, berinteraksi secara tepat dengan siswanya,
menilai hasil pembelajaran dengan adil, menetapkan tujuan pembelajaran, penggunaan media
pembelajaran, penyusunan jadwal pelajaran, dan memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta
didik. Berikut akan dipaparkan satu-persatu penjelasannya:

1. Memahami Perbedaan Siswa (Diversity of Student)

Setiap individu dilahirkan dengan membawa potensi yang berbeda-beda, tidak ada yang sama
antara siwa satu dengan siswa yang lainnya. Oleh karena itu, seorang guru harus memahami
keberagaman antara siswa satu dengan siswa yang lainnya, mulai dari perbedaan tingkat
pertumbuhannya, tugas perkembangannya sampai pada masing-masing potensi yang dimiliki
oleh anak. Dengan pemahaman guru yang baik terhadap siswanya, maka bisa menciptakan hasil
pembelajaran yang efektif dan efisien serta mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif.

1. Untuk menciptakan Iklim Belajar yang Kondusif di dalam Kelas

Kemampuan guru dalam menciptakan iklim dan kondisi pembelajaran yang kondusif mampu
membantu proses pembelajaran berjalan secara efektif. Seorang pendidik harus mengetahui
prinsip-prinsip yang tepat dalam proses belajar mengajar, pendekatan yang berbeda
menyesuaikan karakteristik siswa dalam mengajar untuk menghasilkan proses belajar mengajar
yang lebih baik. Disinilah peran psikologi pendidikan yang mampu mengajarkan bagaimana
seorang pendidik mampu memahami kondisi psikologis dan menciptakan suasana pembelajaran
yang kondusif, sehingga proses pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan secara efektif.

1. Untuk Memilih Strategi dan Metode Pembelajaran

Sebagai sorang pendidik dalam memilih strategi dan metode pembelajaran harus menyesuaikan
dengan tugas perkembangan dan karakteristik masing-masing peserta didiknya. Hal ini bisa
didapatkan oleh seorang guru dengan mempelajari psikologi terutama tugas-tugas perkembangan
manusia. Jika metode dan model pendidikan sudah bisa disesuaikan dengan kondisi peserta
didik, maka proses pembelajaran bisa berjalan dengan maksimal.

1. Memberikan Bimbingan dan Pengarahan kepada Siswa (Konseling)

Selain berperan sebagai pengajar di dalam kelas, seorang guru juga diharapkan bisa menjadi
seorang pembimbing yang mempu memberikan bimbingan kepada peserta didiknya, terutama
ketika peserta didik mendapatkan permasalahan akademik. Dengan berperan sebagai seorang
pembimbing seorang pendidik juga lebih bisa melakukan pendekatan secara emosional terhadap
peserta didiknya. Jika sudah tercipta hubungan emosional yang positif antara pendidik dan
peserta didiknya, maka proses pembelajaran juga akan tercipta secara menyenangkan.

1. Mengevaluasi Hasil Pembelajaran

Tugas utama guru/pendidik adalah mengajar di dalam kelas dan melakukan evaluasi dari hasil
pengajaran yang sudah dilakukan. Dengan mempelajari psikologi pendidikan diharapkan seorang
pendidik mampu memberikan penilaian dan evaluasi secara adil menyesuikan dengan
kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik tanpa membedakan antara satu
dengan yang lainnya.

1. Berinteraksi secara tepat dengan siswanya

Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi


dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di
hadapan siswanya.

1. Menilai hasil pembelajaran yang adil

Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan
penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-
prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.

1. Menetapkan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran mengacu pada perubahan perilaku yang dialami siswa setelah
dilaksanakannya proses pembelajaran. Psikologi pendidikan membantu guru dalam menentukan
bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.

1. Penggunaan Media Pembelajaran

Pengetahuan tentang psikologi pendidikan diperlukan guru untuk merencanakan dengan tepat
media pembelajaran yang akan digunakan. Misalnya penggunaan media audio-visual, sehingga
dapat memberikan gambaran nyata kepada peserta didik.

1. Penyusunan Jadwal Pelajaran


Jadwal pelajaran harus disusun berdasarkan kondisi psikologi peserta didik. Misalnya mata
pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa seperti matematika ditempatkan di awal pelajaran, di
mana kondisi siswa masih segar dan semangat dalam menerima materi pelajaran.

1. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.

Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa,
seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya
memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan
belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan
mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar
siswanya.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan psikologi pendidikan
berperan dalam membantu guru untuk merencanakan, mengatur dan mengevaluasi kegiatan
belajar mengajar di sekolah.

 Contoh Kasus-Kasus Guru yang tidak Menerapkan Psikologi Pendidikan

Dalam tahun 2015 ini, terdapat beberapa kasus yang tidak semestinya dilakukan oleh guru
terhadap murid/siswanya. Kasus-kasus itu terjadi diindikasikan akibat guru yang tidak
menerapkan, memahami dan mempelajari psikologi pendidikan dengan baik dan menyeluruh.
Beberapa kasus tersebut antara lain seperti dirangkum dariwww.sindonews.com:

 Kasus guru wanita SDN 7 Matangkuli Aceh Utara, yang berinisial AN (53) yang
melakukan tindak kekerasan terhadap FN (12) murid kelas 5 SD dengan memukul bagian
kepala siswa tersebut dengan martil/palu. (Agustus, 2015).
 Seorang guru MTs di Bantul berinisial EN (63) melakukan aksi pencabulan terhadap
belasan anak di bawah umur yang tinggal di seputaran rumahnya. (Juli, 2015)
 Seorang guru SDN Pematang Reba, Kabupaten Indragiri Hulu, Pekanbaru, Riau
berinisial Z melakukan pemaksaan untuk melakukan oral seks kepada 6 muridnya yang
berusia antara 8-9 tahun di perpustakaan sekolah setempat. (Mei, 2015)
 Seorang guru Bahasa Jerman di SMAN 2 Kota Kefamenanu Timor Tengah Utara, NTT,
memberikan hukuman kepada seorang murid bernama Melson Aluet (17) karena tidak
mengerjakan PR dengan cara menyuruh membenturkan kepalanya sendiri di meja
sebanyak 80 kali. Akibatnya Melson mengalami gegar otar hingga muntah darah.

Kasus-kasus seperti diatas diharapkan semakin minim terjadi dalam dunia pendidikan. Guru
diharapkan dapat mempelajari, memahami dan mendalami psikologi pendidikan dalam dirinya
sebagai bagian penting dalam menjalankan profesinya sebagai pendidik generasi bangsa. Sebab
di dalam dunia pendidikan, untuk mencapai pendidikan yang maksimal dan efektif bukan hanya
terkait pembahasan kurikulum belaka, namun juga permasalahan psikologis peserta didik dan
model pengajaran pendidiknya juga harus tetap diperhatikan. Oleh karena itu, psikologi
pendidikan menjadi penting untuk dipelajari oleh setiap pendidik ataupun calon pendidik.

KESIMPULAN
1. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik macam-macam gejalanya,
prosesnya maupun latar belakangnya atau dengan kata lain psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia atau gejala-gejala jiwa manusia.
2. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spriritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdesan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara.
3. Psikologi pendidikan yaitu psikologi yang khusus menguraikan kegiatan-kegiatan atau
aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya
bagaimana cara menarik perhatian agar pelajaran dapat dengan mudah diterima oleh
peserta didik, bagaimana cara belajar dan mengajar yang baik dan sebagainya.
4. Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
5. Guru harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu: Takwa kepada Allah SWT, berilmu,
sehat jasmani dan rohani (roeping), dan berkelakuan baik.
6. Guru harus mempunyai kepribadian, tingkah laku, moral, emosi dan sikap yang baik
yang dapat mempengaruhi anak didiknya. Ada dua macam kepribadian guru, yaitu: guru
yang menempatkan dirinya sebagai pemimpin yang memerintah dan menyuruh dan guru
yang menempatkan dirinya sebagai mitra bagi anak didiknya.
7. Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang guru seperti: zuhud (tidak mengutamakan materi
dan mengajar karena mencari keridhaan Allah SWT semata, jauh dari dosa besar dan sifat
riya, ikhlas, pemaaf terhadap muridnya, mencintai muridnya, memahami peserta didik,
menguasai materi pelajaran yang akan diajarkannya.
8. Manfaat bagi guru dalam mempelajari psikologi pendidikan, antara lain: agar guru
memahami perbedaan siswa (Diversity of Student), untuk menciptakan iklim belajar yang
kondusif di dalam kelas, untuk memilih strategi dan metode pembelajaran yang tepat,
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada siswa (konseling), mengevaluasi hasil
pembelajaran, berinteraksi secara tepat dengan siswanya, menilai hasil pembelajaran
dengan adil, menetapkan tujuan pembelajaran, penggunaan media pembelajaran,
penyusunan jadwal pelajaran, dan memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai