Anda di halaman 1dari 9

Tugas Rutin 1

(KELOMPOK 8)

Nama : TOMMY PRAMUDIA


Nim : 6212121002
Kelas : PKO E 2021
Dosen Pengampu : Dr. AMAN SIMARE MARE, M.S

Diskusikan Bersama kelompok, tapi buat laporan secara individu tentang konsep, manfaat, teori
psikologi Pendidikan berikut:

1. Tuliskan definisi psikologi Pendidikan menurut pemahaman anda.


Psikologi Pendidikan Adalah ilmu ilmu psikologi yang ada dalam dunia pendidikan, yang
mempelajari atau membahas tentang berbagai tingkah laku, kejiwaan dan perilaku individu yang
muncul dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan dengan
tujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan keefensien di dalam dunia pendidikan dan
juga untuk mengetahui kemampuan dan potensi peserta didik.

2. Idetintifkasi lah minimal lima manfaat menrapkan psikologi Pendidikan dalam


mengajar.

1. Mengetahui teknik pembelajaran yang efektif


Belajar psikologi pendidikan berarti belajar tentang keterkaitan aspek psikologis seorang siswa
pada proses pembelajaran, sehingga seseorang pengajar maupun calon pengajaran memiliki
bekal dasar dalam menilai teknik pembelajaran yang efektif diterapkan dalam keadaan tertentu
maupun keadaan karakteristik siswa tertentu. Teknik pembelajaran juga menyangkut strategi
dalam pembelajaran yang disampaikan apakah dapat dimengerti oleh siswa dengan baik atau
tidak.

2. Mengetahui perbedaan individu dalam pembelajaran


Pada proses mendidik seorang pengajar (guru) memiliki tantangan dalam menilai perbedaan
karakteristik setiap individu yang menjadi siswanya, sehingga setiap pengajar diharapkan
memiliki penilaian yang baik dalam membedakan karakteristik siswanya. Dalam psikologi
pendidikan Seorang pengajar (guru) maupun calon pengajar akan mengetahui seluk beluk
perbedaan karakter individu dalam belajar dan cara mengatasi setiap perbedaan karakter
tersebut sehingga dengan mempelajari psikologi pendidikan baik seorang pengajar maupun
calon pengajar mengetahui betul perbedaan karakter individu dan tidak bingung dalam
menghadapinya.

3. Membantu membuat rancangan media pembelajaran yang menarik


Dengan mempelajari psikologi pendidikan seorang pengajar yang hendak menggunakan media
pembelajaran pendukung di dalam kelas seperti LCD proyektor, spekaer, poster maupun alat
peraga lainnya, bisa memilih media pembelajaran yang bisa menarik perhatian siswa (sesuai
dengan kondisi siswa) serta menciptakan suasana belajar dalam kelas yang menyenangkan. Hal
ini dimaksudkan agar pengajar yang memilih menggunakan dukungan media pembelajaran tidak
salah pilih serta media yang digunakan bisa mewakili materi yang disampaikan sehingga tujuan
belajar yang menyenangkan serta ilmu yang disampaikan bisa di terima oleh siswa dengan baik.

4. Konseling
Mempelajari psikologi pendidikan juga bermanfaat untuk pengajar (Guru). Salah satunya yang
tak kalah penting yaitu konseling atau bimbingan. Pada psikologi pendidikan akan banyak
dibahas masalah masalah yang berkaitan dengan perkembangan manusia. Sehingga seorang
guru tidak hanya bisa mengajarkan materi dalam kelas tetapi juga bisa memberikan pengarahan
atau bimbingan kepada siswa yang membutuhkan terkait masalah akademik. Selain bisa
memberikan solusi terhadap siswa yang memiliki masalah akademik seorang guru juga dapat
menjalin keterikatan sosial dengan siswa selanjutnya bisa menciptakan suasana positif dalam
kegiatan pembelajaran.

5. Terhindar dari salah penilaian

Seorang pengajar yang mempelajari psikologi pendidikan akan memiliki kemampuan dalam
menilai siswa dengan adil dan sesuai kaidah. Terkadang dalam praktik penilaian (evaluasi)
seorang pengajar bisa saja menjadi subjektif atau hanya terpaku pada siswa yang menonjol saja
akan tetapi hal ini berakibat buruk pada kelanjutan perkembangan peserta didik. maka dari itu
mempejari psikologi pendidikan membuat seorang pengajar mampu mendalami dan mengerti
kemampuan masing-masing siswanya. Sehingga kejadian pilih kasih dalam penilaian tidak akan
terjadi dan penilaian secara adil bisa terwujud.

6. Membantu penyusunan jadwal pelajaran yang efektif

Penyusunan jadwal pelajaran juga tak lepas dari aspek psikologis peserta didik. Sehingga
mempelajari psikologi pendidikan akan membantu pengajar menempatkan mata pelajaran
dalam jadwal secara efektif sehingga siswa tidak merasa terbebani dalam jam pelajaran
tertentu. seperti ketika mata pelajaran fisika berada di jam akhir sekolah akan terasa tidak
efektif karena siswa telah lelah dan umumnya menginginkan cepat pulang. Sehingga keadaan
seperti itu membuat proses pembelajaran tidak efektif.

7. Membantu mengenali bakat

Mempelajari psikologi pendidikan bagi pengajar maupun calon pengajar akan membantu dalam
hal mengenali bakat dari seorang peserta didik dari perilakunya. Sehingga seorang pengajar bisa
berperan sebagai fasilitator untuk membuat bakat yang dimiliki oleh siswa tersalurkan.

8. Membantu pengajar menciptakan suasana interaksi yang menyenangkan

Pengajar dan siswa diharapakan memiliki hubungan yang harmonis dan saling berinteraksi aktif.
Hubungan yang harmonis antara siswa dan pengajar dapat terwujud bila seorang pengajar
memiliki kemampuan dalam mencipatakan pembahasan yang sesuai karakter siswa serta
menaruh perhatian dengan baik.

9. Tujuan pembelajaran tercapai dengan baik

Seorang pengajar yang bisa menerapkan ilmu yang didapat setelah mempelajari psikologi
pendidikan secara tidak langsung bisa membuat tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.
Tujuan pembelajaran secara umum yaitu mengarahkan siswa untuk mengetahui atau
memahami sesuatu yang diajarkan dengan baik dan diterapkan dalam kehidupan, dengan
mempelajari psikologi pendidikan seorang pengajar tersebut juga bisa membuat tujuan yang
disebut diatas tercapai dengan baik. Seperti contoh pembelajaran yang disampaikan oleh
pengajar (guru) sukses ketika seorang siswa menampilkan hasil berupa pemahaman atau
penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Identifikasilah minimal lima hambatan mengajar tanpa menerapkan psikologi


pendidikan

jika psikologi pendidikan tidak diterapkan saat mengajar maka hambatan lain yang akan terjadi
adalah:
1) Tidak tercapainya tujuan pembelajaran

2) Proses belajar mengajar tidak berlangsung baik, efektif dan menyenangkan

3) Terjadi pendiskriminasian terhadap siswa

4) Guru tidak dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat


Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai guru akan dapat lebih tepat dalam
menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.
Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku
individu dan mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu.

5) Guru tidak dapat memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
Karena dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai guru dapat menentukan strategi
atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan
karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan
yang sedang dialami siswanya.

6) Guru tidak dapat memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling


Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat
membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya guru dapat
memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal
yang penuh kehangatan dan keakraban.

7) Guru tidak dapat memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik


Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa,
seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya
memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya
perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru
akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator
belajar siswanya.

8) Tidak dapat menciptakan iklim belajar yang kondusif


Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan
pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim
sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan
menyenangkan.

9) Tidak dapat berinteraksi secara tepat dengan siswanya


Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi
dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di
hadapan siswanya.

10) Tidak dapat menilai hasil pembelajaran yang adil


Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan
penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-
prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian

4. Kapan seorang guru memberikan bantuan kepada anak berkemampuan rendah?

Seorang guru memberikan pengajaran kepada siswa berkemampuan rendah setelah melakukan
diagnosa mengapa dia kesulitan dalam belajar. kondisi di mana siswa tidak dapat belajar
sebagaimana mestinya, baik dalam menerima maupun menyerap pelajaran, inilah yang disebut
sebagai “kesulitan belajar”. Atau dengan lain perkataan, kesulitan belajar merupakan suatu
kejadian/peristiwa yang menunjukkan bahwa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan, ada sejumlah peserta didik yang mengalami ‘kesulitan’ dalam menguasai secara
tuntas bahan atau materi pelajaran yang disampaikan guru.
Ada empat langkah utama dalam mendiagnosa dan memperbaiki kesulitan belajar yang dialami
oleh siswa, yaitu:

 Menentukan siswa mana yang mengalami kesulitan belajar; tekniknya dapat dilakukan dengan
cara mengobservasi proses belajar siswa, meneliti nilai ulangannya, dan kemudian
membandingkannya dengan nilai rata-rata kelasnya, juga memeriksa buku catatan pribadi siswa
yang ada pada guru Bimbingan Konseling (BK).
 Menentukan bentuk khusus dari kesulitan belajar itu.
 Menentukan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar itu, misalnya karena metode
mengajar tidak sesuai, atau materi pelajaran yang bersifat kompleks.
 Menetapkan prosedur remedial yang sesuai.
Banyak alternatif yang dilakukan oleh guru dalam upaya mengatasi kesulitan belajar siswa.
Namun, sebelum alternatif tertentu diambil, guru terlebih dahulu melakukan tindakan berikut:

 Menganalisis hasil diagnosis. Hal ini perlu dilakukan karena data dan informasi yang diperoleh
melalui tes diagnosis kesulitan belajar itu masih merupakan data mentah yang harus dianalisis
sehingga dapat diketahui secara pasti mengenai sebab dan jenis kesulitan belajarnya.
 Mengidentifikasi dan menentukan kecakapan tertentu yang bermasalah dan memerlukan
perbaikan. Hal ini dapat dilakukan dengan berdasarkan atas hasil analisis yang dilakukan
sebelumnya oleh guru tersebut. Bidang kecakapan ini dapat berupa kecakapan bermasalah yang
dapat ditangani oleh guru sendiri, atau oleh guru dengan bantuan orang tua. Dengan demikian,
guru dapat merencanakan langkah selanjutnya.
 Menyusun program perbaikan, khususnya pengajaran remedial (remedial teaching). Sebelum
menyusun program kegiatan perbaikan ini, guru harus menentukan tujuan, materi, metode,
alokasi waktu, dan evaluasi pengajaran remedial yang akan dilaksanakan.
 Melaksanakan program perbaikan. Pada prinsipnya, program pengajaran remedial ini akan lebih
baik apabila dilakukan lebih cepat.
Apa itu pengajaran remedial? Yaitu sistem belajar yang dilakukan berdasarkan diagnose yang
komprehensif (menyeluruh), yang dimaksudkan untuk menemukan kekurangan-kekurangan
yang dialami siswa dalam belajar, sehingga dapat mengoptimalisasikan prestasi belajar.
Pengajaran remedial ini pada hakikatnya merupakan suatu upaya “bantuan” untuk memperbaiki
prestasi belajar siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, baik berupa perlakuan
pengajaran maupun bimbingan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar yang dialami oleh
siswa yang mungkin disebabkan oleh faktor internal atau eksternal tadi. Siswa yang mengalami
kesulitan belajar diupayakan dapat mencapai prestasi belajar yang baik melalui kegiatan
remedial ini. Pengajaran remedial berguna untuk memperbaiki prestasi belajar siswa. Dengan
mengikuti pengajaran remedial, siswa dapat lebih memahami dirinya, terutama mengenai
prestasi belajarnya, sehingga ia dapat mengubah atau memperbaiki cara belajar, atau mengatasi
hambatan-hambatan lainnya yang menjadi penyebab kesulitan belajar (Prof.Dr. Mukhtar, M.Pd.,
2007:8).
Secara umum, tujuan pengajaran perbaikan (remedial teaching) tidak berbeda dengan
pengajaran biasa, yaitu dalam rangka mencapai tujuan belajar yang ditetapkan. Secara khusus,
pengajaran perbaikan ini bertujuan untuk memberikan bantuan yang berupa perlakuan
pengajaran kepada para siswa yang ‘lambat’, mengalami kesulitan, atau pun gagal dalam
belajar, sehingga mereka dapat secara tuntas dalam menguasai bahan atau materi pengajaran
yang diberikan, dan dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan melalui perbaikan.
Dalam kaitan ini, kegiatan remedial atau perbaikan bukanlah sekedar kegiatan memberikan
ulanga-ulangan terhadap bahan-bahan pelajaran pokok yang belum dapat dikuasai oleh siswa
secara tuntas, tetapi lebih jauh dari itu, kegiatan remedial merupakan studi kasus tersendiri
yang digunakan oleh guru untuk menangani para siswa yang mengalami kesulitan belajar, baik
kegiatan berupa perlakuan pengajaran maupun kegiatan bimbingan yang dapat membantu
peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan secara optimal
5. Apakah seorang siswa yang cerdas sebaiknya lompat kelas sehingga dapat memeasuki
perguruan tinggi lebih cepat?
Ada 2 jawaban dari kami yaitu bisa iya dan tidak.
Bisa karena, Syarat utama agar siswa bisa mengikuti percepatan adalah akademik yang sangat
baik. Selain itu, didukung oleh kematangan mental, motivasi, dan IQ minimal 130. Jika tidak
semua terpenuhi, maka jangan memaksakan anak untuk mempersingkat masa belajar.
Kalau memang seorang anak memenuhi semua kriteria, pikirkan lagi saat mereka memasuki
bangku kuliah. Lantaran lulus SMA lebih muda dari umur normal, kelabilan sangat rentan
mempengaruhi kehidupan seperti tentang pergaulan.
Pakar yang mendukung percepatan belajar ini beranggapan bahwa siswa bertalenta akan
merasa cepat bosan, kurang tertantang serta bersemangat, dan terkungkung dalam zona
nyaman, sehingga lebih baik tidak berada di kelas reguler.
Adapun dampak buruk yang timbul seperti perkembangan sosial emosional terhadap lingkungan
sekitar, bahkan sampai ke dunia kerja. Loncat kelas dan akselerasi memang terlihat sebagai
suatu prestasi belajar, karena menandakan segi akademis yang baik. Namun, hal-hal lain perlu
diperhatikan agar langkah ini tidak berisiko terhadap tumbuh kembang anak.

Tidak karena
Menurut saya tidak, karena setiap siswa harus dan wajib menyelesaikan masa pendidikannya
sesuai dengan jenjang yang telah di sesuaikan dengan batasan umur ataupun lamanya
pendidikan yang sesuai dengan standar pada sekolah nasional atau sekolah sekolah yang ada di
indonesia. Dan juga setiap jenjang kelas pada sekolah itu memiliki tahapan-tahapan mata
pelajarannya masing masing, jadi kalau seorang siswa lompat kelas maka dipastikan ia akan
melewati mata pelajaran pada kelas sebelumnya, yang mengakibatkan ketidaklengkapan dalam
memahami mata pelajaran kelas sebelumnya.

Semuanya tergantung posisi anak bersekolah dimana dan tergantung peraturan yang berlaku

6. Deskripsikan Tindakan guru berdasarkan teori-teori psikologi Pendidikan

Teori Psikologi Pendidikan Tokohnya/ Tindakan guru yang


Pandangannya sesuai dengan teori
psikologi
Pendidikan tsb
1. Teori Behavioristik (Behaviorisme) Teori behavioristik Pendidik
belajar sebagai suatu proses (behaviorisme) ini menggunakan
perubahan tingkah laku berpandangan bahwa kerangka
dimana reinforcement dan punishmen belajar terjadi karena behavioristik
t menjadi stimulus untuk merangsang operant conditioning, biasanya untuk
pebelajar dalam berperilaku. yaitu jika seseorang merencanakan
belajar dengan baik kurikulum dengan
maka ia akan menyusun isi
mendapat hadiah dan pengetahuan
hal itu akan menjadi bagian-
meningkatkan bagian kecil yang
kualitas belajarnya. ditandai dengan
suatu keterampilan
tertentu.
2. teori kognitif (bruner) JEAN PIEGET, JEROME guru ketika
BRUNER,/ teori ini menggunakan
mengutamakan bahasa yang mudah
bagaimana cara dipahami oleh
mengembangkan peserta didik serta
fungsi kognitif memberi ruang bagi
individu sehingga mereka untuk
belajar menjadi saling berbicara
maksimal. Fungsi serta diskusi
kognitif penting dengan teman-
karena dapat temannya. Ada juga
mempengaruhi yang
perkembangan menggambarkan
peserta didik dalam bahwa teori belajar
proses pendidikan kognitif itu ibarat
dan sebagai tolak komputer. Proses
ukur mensukseskan awalnya dimulai
proses pembelajaran. dengan input data,
Beberapa prinsip kemudian
belajar kognitif yang mengolahnya
penting (roger), yaitu: hingga
•Manusia memiliki mendapatkan hasil
keinginan alamiah akhir.
dalam belajar,
keingintahuan yang
tinggi
•Belajar akan lebih
bermakna jika yang
dipelajari relevan
terhadap siswa
•Belajar secara
partisipasif lebih jauh
efektif
•Belajar berdasarkan
prakarsa sendiri
•Kebebasan,
kreatifitas, dan
kepercayaan diri
dalam belajar.
3. Teori Perkembangan Intelektual Jean Piaget : Didalam dunia
Ia mengemukakan pembelajaran guru
empat tingkat maupun pihak
perkembangan pendidik telah
intelektual dalam cara membatasi umur-
kerja psikologi umur yang telah
pendidikan, yakni: ditentukan yang
1.Periode dimana setiap anak
Sensorimotor pada memiliki jenjang
umur: 0 sampai 2 pendidikan yang
tahun sesuai dengan umur
2.Periode mereka masing
Praoperasional pada masing. Seperti
umur: 2 sampai 7 contoh anak yang
tahun berumur 0-2 tahun
3.Periode operasi akan mendapatkan
konkret pada umur: 7 pendidikan oleh
sampai 11 tahun orang tuanya, 2-7
4.Periode operasi tahun
formal pada umur: 11 mendapatkan
sampai 15 tahun jenjang pengenalan
pendidikan(Taman
Kanak-kanak/TK), 7-
11 tahun
pendidikan dasar
(SD), 11-15 tahun
pendidikan
menengah pertama
dan
keatas(SMP/SMA)
4. Teori Belajar Jerome Bruner Menurut Bruner : 1. Tahap enaktif :
mengenai konsep dimana sang guru
belajar dalam melakukan
psikologi pendidikan, pengenalan
perkembangan terhadap
mental anal terdiri lingkungan sekital
dari tiga tahapan yang terdapat di
yakni tahap enaktif kelas maupun
dimana anak sekolah.
melakukan kegiatan 2. Tahap ikonik : di
dalam usaha untuk tahap ini sang guru
memahami memberikan
lingkungan, tahap pengetahuan
ikonik dimana anak melalui
memahami dunia penggambaran(gam
lewat gambaran dan bar/foto) yang
juga visualisasi verbal diberikan guru
dan juga tahap sehingga anak
simbolik dimana anak dapat berimajinasi
sudah bisa memiliki lebih luas.
sebuah gagasan 3. Tahap simbolik :
abstrak yang disini guru
dipengaruhi bahasa mengajarkan
dan juga logika. bagaimana cara
untuk
berkomunikasi
dengan baik dan
benar dan
memberikan
kelogikaan kepada
anak murid
sehingga anak
dapat
mengeluarkan
gagasannya masing-
masing.

Anda mungkin juga menyukai