Anda di halaman 1dari 16

PSIKOLOGI KEPENDIDIKAN

(REKAYASA IDE)

MENGATASI MASALAH YANG TIMBUL PADA


PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA SISWA/SISWI SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA

DOSEN PENGAMPU : Dr. AMAN SIMAREMARE, M.S.


KELAS : PKO E
KELOMPOK 8 :
1. THERESIA MARPAUNG (6212121004)
2. TOMMY PRAMUDIA (6212121002)
3. TUA WILSON HUTABALIAN (6211121030)
4. TUAHTA MARIO EKA PUTRA PURBA (6211121042)
5. URSULLA DUTI OKRIA SIMAMORA (6211121014)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN


OLAHRAGAFAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2021
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Rekaya Ide pada mata
kuliah PSIKOLOGI KEPENDIDIKAN yang berjudul “Mengatasi masalah yang timbul pada
Perkembangan Sosial padaRemaja” ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Bapak Dr.
AMAN SIMAREMARE, M.S. yang dimaksudkan agar mahasiswa dapat memahami dan
mengetahui bagaimana mengatasu perkembangan emosi remaja yang tidak terkontrol.

Penyusun menyadari keterbatasan diri baik pengetahuan maupun pengalaman dalam


menyusun makalah ini. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada teman-
teman yang telah membantu dalam memberikan saran, dorongan, serta do’a sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini .

Tentunya makalah ini jauh dari sempuna. Maka dari itu penyusun sangat membutuhkan
kritik serta saran yang membangun sehingga dapat membuat rekayasa ide yang lebih baik
kedepannya. Akhir kata semoga rekayasa ide ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi pembaca.

Medan, 24 Mei 2022

Kelompok Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................................1


A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................................1

BAB II LANDASAN TEORI ...............................................................................................................2


1. Pengertian Perkembangan Sosial ...........................................................................................2
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial ...................................................2
3. Upaya Mengembangkan Sikap Sosial Peserta didik .............................................................3

BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................................................5


A. Uraian Masalah ...................................................................................................................5
B. Upaya Penyelesaian Masalah ................................................................................................5
1. Siswa tidak toleran dan bersikap superior .................................................................5
2. Kaku dalam bergaul ..................................................................................................6
3. Peniruan buta terhadap teman sebaya .......................................................................8
4. Kurangnya peran dari orang tua ................................................................................8
5. Perasaan yang tidak jelas terhadap dirinya sendiri atau orang lain ...........................8
6. Kurang dapat mengendalikan diri dari rasa amarah dan sikap permusuhan .............9

BAB IV PENUTUP .............................................................................................................................11


A. Kesimpulan .........................................................................................................................11
B. Saran ...................................................................................................................................11

REFERENSI ........................................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat
juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma
kelompok, moral, dan tradisi, meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling
berkomunikasi dan bekerja sama. Menurut Irwanto (1994), perkembangan sosial pada remaja
yaitu masa transisi dalam periode anak – anak keperiode dewasa, periode ini dianggap
sebagai masa – masa yangsangat penting dalam kehidupan seseorangyang khususnya dalam
pembentukan kepribadian individu.

Di dalam tugas mini riset kami sebelumnya, kami menemukan beberapa masalah yang
kami temukan pada siswa/i SMP/MTs melalui angket pada mini riset kami. Beberapa
masalah yang kami temukan di dalam mini riset tersebut, disini kami akan memunculkan ide
– ide untuk mencoba memecahkan masalah yang kami temukan pada siswa/i SMP/MTs.

B. Rumusan Masalah

a. Siswa tidak toleran dan bersikap superior.


b. Kaku dalam bergaul.
c. Peniruan buta terhadap teman sebaya.
d. Kurangnya kontrol orang tua.
e. Perasaan yang tidak jelas terhadap dirinya sendiri atau orang lain.
f. Kurang dapat mengendalikan diri dari rasa amarah dan sikap permusuhan.

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
a. Memenuhi tugas rekayasa ide yang diberikan oleh bapak SEPTIAN PRAWIJAYA S.Pd.,
M.Pd pada mata kuliah Perkembangan peserta didik.
b. Memecahkan masalah yang ada pada mini riset.
c. Mengetahui bagaimana upaya untuk mengendalikan perkembangan sosial remaja

1
BAB II

LANDASAN TEORI

1. Pengertian Perkembangan Sosial


Perkembangan sosial merupakan kematangan yang dicapai dalam hubungan sosial.
Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri
terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi serta meleburkandiri menjadi satu
kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.
Kemampuan sosial anak diperolehdari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul
dengan orangorang di lingkungannya
Beberapa pengertian perkembangan sosial remaja menurut para ahli :
a. Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan sosial adalah kemampuan seseorang dalam bersikap
atau tata cara perilakunya dalam berinteraksi dengan unsur sosialisasi dimasyarakat.
b. Singgih D. Gunarsah, Perkembangan sosial adalah kegiatan manusia sejak lahir, dewasa
sampai akhir hidupnya akan terus melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan
sosialnya yang menyangkut norma-norma dan sosial budaya dimasyarakatnya.
c. Abu Ahmadi, perkembangan sosial telah dimulai sejak manusia itu lahir . Jadi
perkembangan sosial adalah menekankan perhatiannya kepada pertumbuhan tang bersifat
progesif. Seorang individu yang lebih besar tidak bersifat statis dalam pergaulannya
karena diransang oleh lingkungan sosial, adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan kelompok
dimana ia sebagai salah satu anggota kelompoknya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial


Perkembangan sosial anak dipengaruhi beberapa faktor yaitu :
a. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikanpengaruh terhadap
berbagai aspek perkembangan, termasuk perkembangan sosial. Kondisi dan tata cara
kehidupan keluarga merupakanlingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses
pendidikanyang bertujuan mengembangkan kepribadian lebih banyak ditentukanoleh
keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lainbanyak ditentukan oleh
keluarga.
b. Sekolah

2
Sekolah merupakan lembaga pendidikan resmi yang bertanggung jawab untuk
memeberikan pendidikan kepada siapapun yang berhak. Oleh karena itu remaja
menghabiskan waktunya disekolah semenjak berumur 4 tahun. Dengan demikian sekolah
mempengaruhi tingkah laku remaja khusunya tingkah laku sosial remaja. Disekolah
seharusnya banyak dilakukan kegiatan berkelompok untuk mengembangkan tingkah laku
sosial seperti kerjasama , saling membantu dan menghargai.
c. Teman Sebaya
Kelompok teman sebaya memungkinkan remaja belajar keterampilan sosial,
mengembangkan minat yang sama dan saling membantu dalam mengatasi masalah atau
kesulitan dalam rangka mencapai kemandirian. Teman sebaya dijadikan tempat
memperoleh sokongan dan penguatan guna melepaskan diri dari sifat ketergantungan
terhadap orang tua. Apabila terjadi penolakan dengan teman sebayanya maka dapat
menghambat kemajuan dalam hubungan sosialnya.
d. Kematangan
Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan kematanganfisik dan psikis sehingga
mampu mempertimbangkan proses sosial,memberi dan menerima nasehat orang lain,
memerlukan kematanganintelektual dan emosional, di samping itu kematangan dalam
berbahasajuga sangat menentukan.
e. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomikeluarga dalam
masyarakat. Perilaku anak akan banyak memperhatikankondisi normatif yang telah
ditanamkan oleh keluarganya.
f. Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak hal,seperti kemampuan
belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa.Perkembangan emosi perpengaruh sekali
terhadap perkembangansosial anak. Anak yang berkemampuan intelek tinggi akan
berkemampuan berbahasa dengan baik. Oleh karena itu jika perkembanganketiganya
seimbang maka akan sangat menentukan keberhasilanperkembangan sosial anak.

3. Upaya Mengembangkan Sikap Sosial Peserta Didik


Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan pendidik untukmengembang-kan sikap
sosial peserta didik antara lain:

3
a. Melaksanakan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatifakan mengembangkan
sikap kerjasama dan saling menghargaipada diri peserta didik. Pembelajaran kooperatif
akan mendorongpeserta didik untuk menghargai kemampuan orang lain dan
bersabardengan sikap orang lain.
b. Melaksanakan pembelajaran koloboratif. Pembelajaran kolaboratifakan mengembangkan
sikap membantu dan berbagi dalam pembelajaran. Siswa yang lebih pintar bersedia
membantu temannyayang belum memahami materi pelajaran yang sedang
dibahas.Pembelajaran kolaboratif akan menumbuhkan sikap saling menyayangidi antara
peserta didik.

Kebiasaan belajar kooperatif dan kolaboratif akan membuat pesertadidik merasa


bersaudara dan tidak saling mengolok-olok.

Hasan menyatakan sekolah atau guru dapat berusaha untuk membina hubungan sosial
yang lebih stabil dalam jangka waktu yang lebih panjang. Peran utama pendidik adalah
membantu peserta didik dapat menyelesaikan masalah sosial yang sesungguhnya yang
akan dihadapinya di tempat kerja, keluarga, dan lingkungan masyarakat.

Sekolah dapat membekali peserta didik dengan keterampilan sosial dan kemampuan
menyelesaikan masalah sosial. Peserta didik mungkin akan menghadapi masalah
hubungan sosial dengan orang tua, tetangga, teman sebaya. Peran guru membantu peserta
didik dapat mengatasi masalah hubungan sosial ini dengan baik.

4
BAB III
PEMBAHASAN

A. Uraian Masalah

1. Siswa tidak toleran dan bersikap superior.

2. Kaku dalam bergaul.


3. Peniruan buta terhadap teman sebaya.

4. Kurangnya peran dari orang tua.


5. Perasaan yang tidak jelas terhadap dirinya sendiri atau orang lain.
6. Kurang dapat mengendalikan diri dari rasa amarah dan sikap permusuhan.

B. Upaya Penyelesaian Masalah.

Berikut upaya yang dilakukan untuk mengendalikan perkembangan sosial remaja :

1. Siswa tidak toleran dan bersikap superior

Superioritas kompleks adalah gangguan mental yang muncul ketika seseorang


merasa minder namun berusaha menutupinya dengan sikap menonjolkan diri yang
berlebihan. Ketika seseorang merasa dirinya superior, sikapnya cenderung ingin selalu
menang dan merasa paling benar. Yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Suka pamer,
 tidak mau disalahkan,
 cenderung meremehkan orang lain,
 mudah marah dan kecewa ketika keinginannya tidak terpenuhi,
 membesar-besarkan diri sendiri tanpa bukti nyata,
 selalu mencari perhatian,
 tidak mau mendengar orang lain,
 mengalami perubahan mood yang mendadak dan seringkali berbeda dengan
yang lain,misalnya orang lain senang, ia malah merasa sedih,
 selalu merasa dirinya lebih penting, lebih cerdas, lebih berguna dibandingkan orang
lain.

5
Yang mempengaruhi siswa tidak toleran dan bersikap superior :

 Pola asuh yang salah serta pengaruh lingkungan,


 anak terlalu sering menerima pujian, sehingga haus pujian dan selalu berusaha menarik
perhatian orang-orang di sekitarnya,
 sosok orangtua yang perfeksionis, selalu mengharuskan nilai bagus, mahir olah raga
tertentu, mengikuti kursus bahasa asing,dan sebagainya.
 anak terlalu dituntut berprestasi dan menjadi idola sejak kecil. Sehingga ia merasa
lebih bisadari teman-teman sebayanya,
 mendandani anak secara berlebihan,
 memotivasi anak dengan menceritakan keburukan orang lain juga berdampak buruk

Upaya yang dilakukan agar siswa bersikap toleran dan tidak bersikap toleran :

 Mengimbanginya dengan pendidikan moral,


 menegur jika ia kelewat sombong atau pamer,
 melatih kemampuan bersosialisasinya dengan mengikutkan kegiatan seni,
kunjungan kepanti asuhan, atau pengabdian sosial lainnya,
 membenahi pola asuh di rumah. Jangan hanya berfokus pada prestasi
akademik, namunmulai memikirkan kecerdasan sosialnya,
 memupuk sikap bertanggung jawab, mulailah dari memberikan ia tugas kecil
di rumah.Wajib membereskan kamar, mencuci piring setelah makan, atau
menyiram tanaman,
 mengurangi bantuan saat si Anak mengerjakan tugas, kecuali keadaannya mendesak.

2. Kaku dalam bergaul

Penyebab siswa/i menjadi kaku dalam bergaul,adalah sebagai berikut:

 Temperamen Bawaan
Mudah atau sulitnya seorang anak berbaur dengan orang lain bisa disebabkan oleh
temperamen bawaan. “Ada anak yang mudah bergaul, ada pula yang memang secara
bawaannya susah untuk bergaul. Ia lebih mudah cemas jika berpisah dari orang tua
atau cemas ketika bertemu dengan orang baru atau berada di situasi yang tidak
familiar baginya,”

 Rasa Malu
Seorang anak dengan rasa malu yang besar seringkali hanya menjadi pengamat
interaksi orang lain. Ia ingin menjadi bagian dari interaksi tersebut, namun enggan
melakukannya.

 Orang tua yang Protektif


Orang tua yang protektif dapat menjadi tekanan tersendiri bagi anak dalam
berinteraksi. Bertemu orang akan menyebabkan mereka minim kesempatan untuk
membangun keterampilan sosial. Inilah sebab mereka mengalami kesulitan bergaul.

6
 Pernah Mengalami Penolakan
Orang tua harus peka apakah si kecil memiliki kesulitan untuk bergaul karena
pernah mengalami penolakan dari temannya atau bahkan pernah mengalami
perundungan. Child Mind Institute menyebut bahwa penolakan mulai dari halus
sampai yang sangat keras, berpotensi membuat anak menarik diri mundur dari
pergaulan dan lebih memilih untuk mencari keselamatan, keamanan serta ketenangan
diri di rumah dan keluarganya.

 Terlalu Banyak Main Gadget


Saat menggunakan gadget, anak akan sangat fokus pada layar gadget saja. Hal ini
membuat mereka menjadi kurang peka terhadap situasi di sekitarnya. Penggunaan
gadget berlebih apalagi sampai kecanduan akan membuat anak selalu mencari gadget
dan menurut Orissa dapat menyebabkan anak-anak abai pada kebutuhannya akan
interaksi bersama teman- temannya.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi siswa/i yang kaku dalam bergaul adalah sebagai
berikut :

 Untuk anak dengan temperamen bawaannya susah bergaul, sebaiknya orang tua selalu
memberi penjelasan pada anak sebelum pergi ke tempat baru atau bertemu orang baru.
Orang tua bisa ceritakan padanya apa yang akan ia temui dan lakukan di sana, jika
perlu tunjukkan fotonya. Dengan demikian anak dapat antisipasi.
 Bangun kepercayaan diri anak. Dengan percaya diri, mereka akan lebih terbuka
terhadap hal- hal baru termasuk dalam bergaul.
 Cobalah untuk refleksi apakah Anda termasuk orang tua yang over protektif dan suka
melarang anak bergaul dengan orang lain? Coba pertimbangkan lagi alasan Anda
melarang mereka dan berikan mereka kesempatan untuk melatih kemampuan
sosialnya.
 Buatlah playdate. Anda bisa mengundang salah satu teman si kecil untuk bermain di
rumah dan biarkan ia mencoba untuk berinteraksi. Anda juga bisa mengajaknya
bertemu dengan teman yang juga memiliki anak sebaya atau acara keluarga untuk
melatih kemampuan sosialnya.
 Dorong ia mengikui kegiatan yang ia suka. Anda bisa mengikutkannya di kelas-kelas
bakat dan minat. Kesamaan minat akan membuat seseorang lebih mudah dan awet
berteman.
 Jika anak Anda tidak tertarik bergaul karena masalah terlalu banyak penggunaan
gadet, maka segera atur penggunaan gadget-nya. Beri aturan yang tegas pada anak
kapan ia bisa main gadget dan berapa lama.
 Jangan terlalu mendorong anak untuk bisa segera mudah berbaur. Hal ini bisa
membuatnya frustasi dan malah cenderung menolak bergaul.
 Berikan apresiasi padanya apabila ia mulai bisa berkomunikasi dan berinteraksi
dengantemannya. Hal ini bisa mendorongnya untuk terus terpacu mencoba.

7
3. Peniruan buta terhadap teman sebaya.
Perilaku meniru sebenarnya adalah bagian normal dari perkembangan anak, dimana dia belajar
tentang perilaku yang diterima atau tidak diterima dalam masyarakat serta budaya tempat
tinggalnya.Yang jadi masalah adalah ketika siswa/i mulai meniru perilaku negatif anak lain,
seperti membolos, berkata kasar, atau mengejek teman, padahal orang tua tak pernah
mengajarkannya untuk berlaku seperti itu.
Upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

 Perbanyak main dirumah


 Sering ajak siswa/i berdiskusi
 Fokuskan siswa/i berperilaku positif

4. Kurangnya peran dari orang tua.

Faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya peran orangtua dalam memberi pendidikan bagi
siswa/i:
 Orangtua terlalu sibuk pada pekerjaannya. salah satu faktor kelalaian tersebut
adalahkesibukan orang tua dan kurang harmonisnya keadaan keluarga. ...
 Broken home.
 Kondisi ekonomi kurang.
 Kurang kesadaran orang tua terhadap pendidikan.

Upaya yang harus dilakukan oleh orang tua kepada siswa/i :


 Tidak mencap siswa/i sebagai anak nakal
 Berikan contoh yang baik
 Hindari membentak siswa/i di depan umum
 Buat ancaman dan beri sanksi yang tegas

5. Perasaan yang tidak jelas terhadap dirinya sendiri atau orang lain.

Faktor penyebab siswa/i memiliki perasaan yang tidak jelas terhadap dirinya sendiri atau
oranglain :

 Memiliki kepribadian obsesif


 Kebiasaan mengkritik diri sendiri
 Trauma masa lalu
 Depresi

Upaya yang harus dilakukan kepada siswa/i

 Berusaha untuk tetap berpikir positif

8
 Berhenti menyalahkan diri sendiri
 Jangan membandingkan diri dengan orang lain

6. Kurang dapat mengendalikan diri dari rasa amarah dan sikap permusuhan.

Faktor penyebab siswa/i kurang dapat mengendalikan diri dari rasa amarah dan sikap
permusuhan :

 Pubertas
Pubertas menjadi penyebab umum mengapa anak remaja cenderung mudah marah.
Hal ini karena perubahan hormon dan perkembangan fisik yang dapat membuatnya
labil secara emosi.Perubahan ini sering kali tidak dimengerti anak dan membuatnya
tidak nyaman dengan apa yang terjadi.
 Kebingunan sosial.
Dari usia dini hingga memasuki remaja, anak tentu akan segera memasuki
lingkungan sosial baru ketika memasuki tahun ajaran baru di sekolah.Pada tahap ini,
ia mulai menyesuaikan diri dan akan merasakan perbedaan latar belakang serta cara
bersosialisasi yang terbilang cukup sulit untuk ia lalui. Itulah mengapa anak sering
merasa bingung dan emosinya menjadi terganggu.
 Merasa ditintas
Merasa tak nyaman karena ditindas oleh orang lain juga bisa menjadi penyebab
emosi anak meningkat. Sebenarnya tidak semua otoritas yang ia terima adalah suatu
penindasan, ini menjadi pembelajaran baru dimana anak berusaha mandiri dan
memandang otoritas sebagaipenindasan baginya.

 Pola asuh yang tidak sesuai

Menerapkan pola asuh yang tepat terhadap mental anak tentu menjadi salah satu
cara meminimalisir emosi anak saat remaja kelak. Sebab jika anak mendapat pola
asuh yang taksesuai, ini akan berujung pada rasa marah dan beban mentalnya.

 Tidak bebas atau terlalu dikekang


Masih terkait pola asuh yang tidak sesuai pada anak. Kebanyakan orangtua
mendidikan anak dengan tingkat kedisiplinan berlebih, ini berakhir pada rasa tidak
bebas karena terlalu dikekang. Anak akan merasa apa yang menurutnya bahagia,
selalu dilarang dan dikekang oleh orangtuanya.

Upaya yang harus dilakukan agar siswa/i dapat mengendalikan amarah dan dirinya sendiri :

9
 Ajari Anak Tentang Perasaan

Anak-anak lebih mungkin menjadi pemarah atau suka marah-marah ketika


mereka tidak memahami perasaannya atau tidak dapat mengungkapkannya.
Cara mengatasi anak yang suka marah-marah bisa dengan mengajari dirinya
mengenai perasaan.

 Disiplinkan dengan cara khusus

Cara mengatasi anak yang suka marah-marah juga bisa dengan mendisiplinkan
dirinya dengan cara khusus. Tetapi, mendisiplinkan anak sensitif seperti
sifat pemarah dengankeras, justru malah membuatnya makin tertekan.

 Buat Rencana untuk Membantu Anak Tenang

Ajari anak agar apa yang harus dilakukan ketika mereka mulai merasa marah.
Alih-alih melempar mainan atau barang lain ketika mereka frustrasi atau kesal,
ajari mereka strategi yang lebih sehat yang untuk membantu meredakan
kemarahan.

 Bersikap santai.
Jangan langsung mengatakan tidak ketika anak mengamuk karena
menginginkan sesuatu. Lebih baik ajak anak untuk mendiskusikan terlebih
dahulu apa yang mereka inginkan. Dengan begitu, kita memiliki waktu untuk
berpikir apakah keinginan sang anak benar-benarperlu dituruti atau tidak.

10
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa permasalahan –


permasalahan yang di alami olehh siswa/i SMP/MTs merupakan masalah yang di sebabkan
oleh beberapa faktor yaitu faktor keluarga, lingkungan, sekolah dan gadget. Jadi, faktor
keluarga, lingkungan, sekolah dan gadget merupakan faktor penting yang perlu di perhatikan
oleh orang tua atau pun guru agar para siswa/i tidak terjerumus kedalam kegiatan kegitan
negatif atau hal hal yang tidak diinginkan.

Perkembangan sosial pada siswa/i seharusnya selalu dipantau dari sejak dini karena
pada dasarnya masa masa menuju remaja merupakan masa yanng bergejolak, dimana siswa/i
akan mengikuti apa keinginannya tanpa memikirkan dampak negatif yang akan ditimbulkan
dari apa yang diperbuat/dilakukannya.

Dari sisi lain orang tua merupakan peran yang paling penting dalam memantau
kehidupan siswa/i(anak). Disni orang tua memiliki hak dan kewajiban agar membimbing
siswa/i(anak) kedalam hal hal yang bermanfaat dan bersifat positif. Akan tetapi, orang tua
jangan terlalu mengekang ataupun memaksa siswa/i(anak) agar memiliki sikap yang kita
inginkan, karena selaku orang tua juga harus memperhatikan perasaan siswa/i(anak) agar
mereka tidak depresi akibat memaksa dirinya menjadi seperti apa yang orang tua inginkan.

B. Saran

Sebaiknya orang tua ataupun guru memperhatikan bagaimana perkembangan sosial siswa/i
agar terjauhi dari pergaulan negatif yang dapat merusak siswa/i tersebut.

11
REFERENSI :
 https://www.parenting.co.id/balita/5-penyebab-anak-susah-bergaul-
 https://www.scribd.com/document/447419414/MAKALAH-UPAYA-PENDIDIK-
MEMBANTU-PERKEMBANGAN-SOSIAL
 https://bocahkampus.com/contoh-penutup-makalah
 https://www.popmama.com/big-kid/10-12-years-old/ninda/penyebab-anak-remaja-
mudah-marah/10
 https://www.halodoc.com/artikel/5-cara-menghadapi-anak-naka

12
13

Anda mungkin juga menyukai